cover
Contact Name
Yayan Hendrayana
Contact Email
yayan.hendrayana@uniku.ac.id
Phone
+6281324088139
Journal Mail Official
admin_wanaraksa@uniku.ac.id
Editorial Address
Jl.Cut Nyak Dhien No.36 A, Cijoho, Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan.
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Wana Raksa
Published by Universitas Kuningan
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Wanaraksa (Jurnal Kehutanan dan Lingkungan) merupakan publikasi ilmiah hasil penelitian yang diterbitkan oleh Program Studi Kehutanan di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan. Lingkup cakupan jurnal Wanaraksa yaitu berbagai topik dalam bidang diantaranya: 1. Kehutanan Manajemen Hutan Budidaya Hutan Eknologi Hasil Hutan, Konservasi Sumberdaya Hutan, Silvikultur, Aspek Sosial Ekonomi Kehutanan. 2. Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 01 (2022)" : 5 Documents clear
ANALISIS KARAKTERISTIK ECO-ENZYME DARI BUAH TROPIS Nurdin Nurdin; Ai Nurlaila; Nina Herlina; Haydar Rahardian
Wanaraksa Vol 16, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i01.5230

Abstract

The increase in population is in line with the increase in the volume of waste every day. Garbage in the form of skins or seeds is classified as organic waste originating from pineapple (Ananas comosus), oranges (Citrus reticulata), bananas (Musa paradisiaca L. var sapientum) and watermelon (Citrullus lanatus) which are often found in the environment around settlements without any processing. One alternative for processing organic waste is to process it into a multipurpose solution called eco-enzyme. Eco-enzymes utilize fruit or vegetable waste as organic raw materials. Organic matter is mixed with sugar and water in a ratio of 10 parts water, 3 parts organic matter and 1 part brown sugar and then fermented for 90 days. The result is a concentrated acid eco-enzyme solution with a pH value of 3.2 and a TDS value of 2393.8. The percentage reduction of eco-enzyme products during the fermentation process ranges from 2-33% depending on the maturity level of the raw materialsPeningkatan populasi jumlah penduduk seiring dengan naiknya volume sampah setiap hari. Sampah berupa kulit atau biji tergolong sampah organik yang berasal dari buah nanas (Ananas comosus), jeruk (Citrus reticulata), pisang (Musa paradisiaca L. var sapientum) dan semangka (Citrullus lanatus) banyak ditemukan di lingkungan sekitar pemukiman tanpa adanya pengolahan. Salah satu alternatif pengolahan sampah organik yaitu dengan diproses menjadi larutan multiguna yang disebut eco-enzyme. Eco-enzyme memanfaatkan sampah buah-buahan atau sayuran sebagai bahan baku organik. Bahan organik dicampur dengan gula dan air dengan perbandingan10 bagian air, 3 bagian bahan organik dan 1 bagian gula merah lalu difermentasi selama 90 hari. Hasilnya berupa larutan eco-enzyme asam pekat dengan nilai pH 3,2 dan nilai TDS 2393,8. Prosentase pengurangan produk eco-enzyme pada saat proses fermentasi berkisar antara 2-33% tergantung pada tingkat kematangan bahan baku
ESTIMASI POPULASI MACAN DAHAN SUNDA (Neofelis diardi) DI TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN Dedi Suryadi; Toto Supartono; Iing Nasihin
Wanaraksa Vol 16, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i01.9013

Abstract

Sumatra’s deforestation in the last few decades give a serious threat to wildlife, especially species that rely heavily on large landscapes of primary forest. Bukit Barisan Selatan National Park (BBSNP) is one of the last bastions of wildlife that must be protected. To date, BBSNP has 3 important species as mainly focused, the Sumatran tiger, Sumatran elephants and Sumatran rhinos. But on the other side, several species also need attention, that is the vulnerable medium-size cat Sunda Clouded Leopard. Here we present the first density estimates for the Sunda clouded leopard in BBSNP using data from tiger camera trap surveys. This research was conducted in three survey periods, Intensive Protection Zone (IPZ) BBSNP 2015 (63 camera stations), North BBSNP 2018 (61 camera stations) and IPZ BBSNP 2019 (65 camera stations). Because the clouded leopard has a distinctive skin pattern on each individual, the estimation method used was SECR (Spatially Explicit Capture-Recapture) which is commonly applied for tigers. Because of its semi-arboreal nature, in this study, the measurement of the canopy opening at each camera station was also carried out to determine whether it affects the probability of detection. The result showed that Sunda clouded leopard density in IPZ BBSNP 2015 was 1.2 (95% CI = 0.56-2.55) ind/100 km2, in North BBSNP 2018 was 0.86 (95% CI = 0.42-1.76) ind/100 km2 and in IPZ BBSNP 2019 was 1.06 (95% CI = 0.49 -2.26) ind/100 km2. The measurement results of the canopy opening showed that almost all locations were in a very tight cover so that analysis could not be carried out to determine the effect on the probability of detectionDeforestasi di Sumatera dalam beberapa dekade terakhir memberikan ancaman serius terhadap satwa liar, terutama spesies yang sangat bergantung pada bentang alam hutan primer yang luas. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan salah satu benteng terakhir satwa liar yang wajib dilindungi. Hingga saat ini, TNBBS mempunyai 3 spesies penting yang menjadi fokus utama, yaitu harimau sumatera, gajah sumatera, dan badak sumatera. Namun di sisi lain, beberapa spesies juga perlu mendapat perhatian, salah satunya adalah kucing berukuran sedang yang rentan, Macan Dahan Sunda. Di sini kami menyajikan perkiraan kepadatan pertama macan dahan Sunda di TNBBS dengan menggunakan data dari survei kamera jebakan harimau. Penelitian ini dilakukan pada tiga periode survei, yaitu Zona Perlindungan Intensif (IPZ) TNBBS 2015 (63 stasiun kamera), TNBBS Utara 2018 (61 stasiun kamera) dan IPZ TNBBS 2019 (65 stasiun kamera). Karena macan dahan mempunyai pola kulit yang khas pada setiap individunya, maka metode estimasi yang digunakan adalah SECR (Spatially Explicit Capture-Recapture) yang umum diterapkan pada harimau. Karena sifatnya yang semi arboreal, maka dalam penelitian ini juga dilakukan pengukuran bukaan kanopi pada setiap stasiun kamera untuk mengetahui apakah berpengaruh terhadap kemungkinan deteksi. Hasil penelitian menunjukkan kepadatan macan dahan Sunda di IPZ TNBBS tahun 2015 sebesar 1,2 (95% CI = 0,56-2,55) ind/100 km2, di TNBBS Utara tahun 2018 sebesar 0,86 (95% CI = 0,42-1,76) ind/100 km2 dan di IPZ TNBBS tahun 2019 sebesar 1,06 (95% CI = 0,49 -2,26) ind/100 km2. Hasil pengukuran bukaan kanopi menunjukkan hampir seluruh lokasi berada pada tutupan yang sangat rapat sehingga tidak dapat dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap probabilitas deteksi
JENIS TUMBUHAN BAWAH OBAT DI BUKIT MAYANA KABUPATEN KUNINGAN Ade Anwarudin; Ilham Adhya; Nina Herlina
Wanaraksa Vol 16, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i01.9010

Abstract

The understorey was a component of the basic vegetation under forest stands apart from tree regeneration, which consists of grass, herbs and shrubs. Lower plants function to maintain the hydrological cycle, provider of organic matter and maintain soil moisture. Apart from having an ecological function, understorey plants also have benefits for medical purposes that could be developed, one of them was as an ingredient for medicine, both modern and traditional. Knowledge related to medicinal plants was a national asset and national asset that must be utilized and developed also saved because it was very potential to be developed by involving local communities who have knowledge related to these medicinal plants. This research was conducted in Mayana Hill Kuningan Regency, West Java, where this study aimed to determine what types of understorey have the potential as medicine. Retrieval of data in the field used the transects/grid line method, The plot size was 1x1 as well as for an interval between plots of 10 m, with data collection being stopped when there was no more species addition to the sample plots. In the field observations, 41 species of understorey were found, including 28 families and 1041 individuals. Meanwhile, the identification results found that there were 26 species of understorey that have the potential to be medicinal, including 19 families and the number of individuals found as many as 584 individualsTumbuhan bawah merupakan komponen vegetasi dasar di bawah tegakan hutan selain permudaan pohon yang terdiri dari rumput, herba, dan semak. Tumbuhan tingkat rendah berfungsi menjaga siklus hidrologi, penyedia bahan organik dan menjaga kelembaban tanah. Selain mempunyai fungsi ekologis, tumbuhan bawah juga mempunyai manfaat untuk keperluan pengobatan yang dapat dikembangkan, salah satunya sebagai bahan obat baik modern maupun tradisional. Pengetahuan terkait tanaman obat merupakan aset nasional dan aset nasional yang harus dimanfaatkan dan dikembangkan juga dilestarikan karena sangat potensial untuk dikembangkan dengan melibatkan masyarakat lokal yang memiliki pengetahuan terkait tanaman obat tersebut. Penelitian ini dilakukan di Bukit Mayana Kabupaten Kuningan Jawa Barat, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan bawah apa saja yang berpotensi sebagai obat. Pengambilan data di lapangan menggunakan metode transek/grid line, ukuran plot 1x1 serta jarak antar plot 10 m, pengambilan data dihentikan bila tidak ada lagi penambahan jenis pada plot sampel. Pada pengamatan di lapangan ditemukan 41 jenis tumbuhan bawah yang terdiri dari 28 famili dan 1041 individu. Sementara hasil identifikasi, terdapat 26 jenis tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai obat, termasuk 19 famili dan jumlah individu yang ditemukan sebanyak 584 individu.
PENGGUNAAN KONEKTIVITAS BUATAN OLEH KUKANG JAWA (Nycticebus javanicus) PADA AREAL TALUN KABUPATEN GARUT Hilman Fauzi; Agus Yadi Ismail; Toto Supartono
Wanaraksa Vol 16, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i01.9014

Abstract

 Javan Slow loris (Nycticebus javanicus) is a critically endangered species caused by several factors, one of them is forest loss and sustainable habitat degradation that cause reduced the habitat of Javan slow loris. In the Agroforestry area Cipaganti Garut West Java, artificial connectivity was made by the Little Fireface Project as a solution to reduce the death threat of Javan slow loris and they can reach their home range without using terrestrial activity. This research aimed to determine the preferences of Javan slow loris to the use of 5 artificial connectivity. The data in this research were collected using camera trap which installed in each artificial connectivity and analyzed using encounter rate (ER) and Neu method to determine the encounter rate of the Javan slow loris in each artificial connectivity and vegetation analysis to determine availability of forage plant in each artificial connectivity. The Javan Slow Loris dominantly found in waterline artificial connectivity with encounter rate (ER: 3,77 pictures/day) and analyzed with Neu methods. The result is Javan slow loris prefers using the artificial connectivity (waterline) type (w1). Availability of forage plant with highest amount found on bridge 4 (waterline) with total 113 individuals from 4 speciesKukang (Nycticebus javanicus) merupakan spesies yang terancam punah yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah hilangnya hutan dan degradasi habitat berkelanjutan yang menyebabkan berkurangnya habitat kukang. Di kawasan Agroforestri Cipaganti Garut Jawa Barat, konektivitas buatan dibuat oleh Little Fireface Project sebagai solusi untuk mengurangi ancaman kematian kukang dan mereka dapat mencapai wilayah jelajahnya tanpa menggunakan aktivitas terestrial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi kukang terhadap penggunaan 5 konektivitas buatan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kamera trap yang dipasang pada setiap konektivitas buatan dan dianalisis menggunakan metode Face Rate (ER) dan Neu untuk mengetahui tingkat perjumpaan kukang pada setiap konektivitas buatan dan analisis vegetasi untuk mengetahui ketersediaan tanaman hijau. di setiap konektivitas buatan. Kukang dominan ditemukan di perairan buatan dengan tingkat perjumpaan (ER: 3,77 gambar/hari) dan dianalisis dengan metode Neu. Hasilnya kukang lebih memilih menggunakan tipe konektivitas buatan (garis udara) (w1). Ketersediaan tanaman hijauan dengan jumlah tertinggi terdapat pada jembatan 4 (garis air) dengan jumlah 113 individu dari 4 spesies
PERBANDINGAN STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBIBITAN TANAMAN SECARA KONVENSIONAL DAN KULTUR JARINGAN Riana Puspitasari; Ika Karyaningsih; Deni Deni
Wanaraksa Vol 16, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v16i01.9022

Abstract

Seedlings are one of the main factors of production, plant nurseries can be produced from seeds, shoots, etc. So the seed propagation process has various methods, one of which is conventional or hereditary or traditional and there is tissue culture or biotechnology methods. The aim of this research is to compare the feasibility of a plant nursery using two different methods. Apart from that, to find out the feasibility of a nursery business carried out using conventional techniques and tissue culture. This study conducted a survey at two conventional nursery companies that carried out conventional breeding at the Cimanggis Permanent Nursery and tissue culture at Esha Flora Bogor. From these two places of business, you can see the picture of the nursery business in two different ways. This research uses quantitative analysis and qualitative analysis methods. Data analysis in this research uses analysis of non-financial aspects and financial aspects. Conventional plant nursery businesses and tissue culture nursery businesses have differences in terms of technical production, so the costs incurred will be different. From a non-financial aspect, these two businesses are worth running because they have no impact on society and the environment. From a financial aspect, conventional plant breeding and tissue culture are feasible. Judging from the financial aspect criteria that have been determined, both businesses can meet these criteria.Bibit merupakan salah satu faktor utama produksi, persemaian tanaman dapat dihasilkan dari biji, pucuk, dan lain-lain. Sehingga proses perbanyakan benih memiliki berbagai macam cara, salah satunya secara konvensional atau turun temurun atau tradisional dan ada kultur jaringan atau metode bioteknologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kelayakan suatu pembibitan tanaman dengan dua cara yang berbeda. Selain itu untuk mengetahui seperti apa kelayakan usaha pembibitan yang dilakukan dengan menggunakan teknik konvensional dan kultur jaringan. Studi ini melakukan survei di dua perusahaan pembibitan konvensional yang melakukan pembibitan konvensional di Pembibitan Permanaen Cimanggis dan kultur jaringan di Esha Flora Bogor. Dari kedua tempat usaha tersebut, Anda dapat melihat gambaran usaha pembibitan dengan dua cara yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis aspek non keuangan dan aspek keuangan. Usaha pembibitan tanaman konvensional dan usaha pembibitan kultur jaringan memiliki perbedaan dari segi teknis produksinya, sehingga biaya yang dikeluarkan akan berbeda. Dari aspek non finansial, kedua usaha ini layak dijalankan karena tidak berpengaruh terhadap masyarakat dan lingkungan. Dari aspek finansial, pembibitan tanaman konvensional dan kultur jaringan layak untuk dijalankan. Terlihat dari kriteria aspek keuangan yang telah ditentukan, kedua bisnis tersebut dapat memenuhi kriteria tersebut.

Page 1 of 1 | Total Record : 5