cover
Contact Name
Aaz Azamudin Tifani
Contact Email
atifani@gmail.com
Phone
+6285315002217
Journal Mail Official
atifani@gmail.com
Editorial Address
Gedung Fakultas Pertanian Jl. KH. Abdul Halim No. 103 Majalengka 45418
Location
Kab. majalengka,
Jawa barat
INDONESIA
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner)
Published by Universitas Majalengka
ISSN : 23546190     EISSN : 25416154     DOI : -
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner), with registered number p-ISSN: 2354-6190, e-ISSN: 2541-615X, is a scientific journal published by Faculty of Agricultural, Universitas Majalengka. The purpose of this journal publication is to disseminate new theories and research results that have been achieved in the field of Agricultural and Animal Sciences : Agribusiness, Agrotechnology, Animal Production, Ecosocio Livestock, and Livestock Product. Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) published by twice a year, July and December.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2017)" : 12 Documents clear
ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR (Studi Kasus Pada Peternakan Ayam petelur Cihaur, Maja, Majalengka, Jawa Barat) ARIF MUHAMAD NAWAWI; SRI AYU ANDAYANI; DINAR DINAR
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah tentang analisis usaha peternakan ayam petelur di Desa Cihaur Kecamatan Maja Majalengka. Pengambilan sample dilakukan dengan tiga metode yaitu (1). Metode sensus untuk peternak dengan jumlah responden 15 orang, (2). Metode survey untuk pengecer dengan jumlah responden 15 orang  dan (3). Pengepul dengan metode sampling aksidental dengan jumlah responden 5 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  metode deskriftif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara dengan mengunakan kuisioner, alat analisis yang digunakan adalah  R/C ratio, BEP (Break even point), Margin of safety (MOS), Rentabilitas dan Margin pemasaran. Hasil penelitian menyatakan bahwa peternakan ayam petelur di ketahui (1). Rata-rata corak usahataninya masih menerapkan pola penanganan ternak yang bersifat tradisional. Hasil analisis usaha peternakan ayam petelur menyatakan dilihat dari: (2). Rata-rata pendapatan peternak ayam petelur adalah Rp. 42.362.748,- (3).  Rata-rata R/C ratio 1,02. (4). BEP harga telur utuh Rp. 14.440,- dan BEP hasil telur utuh Rp. 7.527 kg, (5). Margin of Safeti 9,76 % dan (6). Rentabilitas ekonomi 25,71% per tahun median 15,06 pertahun serta rentabilitas usaha 30,00% median 13,14 pertahun dengan keuntungan pemasaran Rp. 1.560 dan tingkat keuntung penjualan telur ke konsumen Rp. 2.560. maka dapat di ketahui bahwa usaha peternakan ayam petelur di Desa Cihaur layak untuk di kembangkan karena sejauh ini peternak masih dalam pengembangan.
PERTUMBUHAN DAN HASIL SEMBILAN KULTIVAR UNGGUL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) PADA GENANGAN AIR BERBAGAI FASE VEGETATIF DAN FASE GENERATIF JEJEN JAENAL ARIFIN; MIMI ASMINAH; UMAR DANI
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2016, di P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya) Tambaksari Majalengka Wetan, Kabupaten  Majalengka, Jawa Barat. Metode penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) yang diulang dua kali. Petak Utama Genangan Air (G): g1 (Genangan Air Fase Vegetatif V3-R1), g2 (Genangan Air Fase Generatif R1-R8) dan g3 (Genangan Air Fase Vegetatif dan Fase Generatif V3-R8) Anak Petak kultivar kedelai (K): k1 (Rajabasa), k2 (Mutiara I), k3 (Argomulyo), k4 (Grobogan), k5 (Anjasmoro), k6 (Wilis), k7 (Burangrang), k8 (Cikuray) dan k9 (Malika). Pengujian perbedaan rata-rata perlakuan dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%. Hasil Percobaan menunjukkan tidak terjadi interaksi antara Sembilan kultivar unggul kedelai yang mendapat Genangan Air terhadap pertumbuhan dan hasil. Kultivar Anjasmoro menunjukkan Respon paling baik pada variabel Tinggi Tanaman, Kultivar Malika menunjukan Respon paling baik terhadap variabel Shoot Root Ratio, Kultivar Argomulyo menunjukan Respon paling baik pada variabel Bobot Biji per tanaman dan Kultivar Mutiara 1 menunjukkan Respon paling baik terhadap Bobot 100 Butir
ANALISIS SALURAN TATANIAGA PENANGKARAN BIBIT MANGGA GEDONG GINCU (Mangifera indica, L.) DI KABUPATEN MAJALENGKA DINAR DINAR
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pola Saluran tataniaga bibit mangga gedong gincu. (2) Berapa besar marjin tataniaga. (3) efiensi tataniaga dilihat secara teknis maupun ekonomis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode suatu kasus, penarikan sampel dengan cara  sampling jenuh atau sensus dengan unit analisis petani penangkar bibit mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka dengan jumlah responden sebanyak 8 orang. Hasil penelitian ini memberikan indikasi sebagai berikut : Pola saluran tataniaga bibit mangga gedong gincu yang bersertifikat dan berlabel ada tiga saluran, Saluran I : Petani penangkar – Pengumpul Luar Kota. Saluran II : Petani penangkar – Pengumpul kabupaten (Dinas Pertanian). Saluran III : Petani penangkar – Pengumpul luar kota/ Dinas luar Kabupaten Majalengka.Marjin tataniaga pada saluran I,II dan III adalah :(1)Saluran  tataniaga I memperoleh marjin sebesar Rp. 16,67 per pohon (2) Saluran tataniaga II memperoleh marjin sebesar Rp 44.193,50 per pohon (3) Saluran tataniaga III memperoleh marjin sebesar Rp. 23.057,43 per pohon. Besaran efisiensi teknis dan ekonomis pada saluran tataniaga bibit mangga gedong gincu adalah sebagai berikut :(1) Saluran  tataniaga I efisiensi teknis sebesar 4,76 dan efisiensi ekonomis sebesar 3,07 (2) Saluran  tataniaga II efisiensi teknis sebesar 29,71 dan efisiensi ekonomis sebesar 15,87 (3) Saluran  tataniaga III efisiensi teknis sebesar 7,82 dan efisiensi ekonomis sebesar 12,58. Berdasarkan nilai efisiensi teknis maka saluran tataniaga I Lebih efisien dibanding saluran II dan saluran III dan berdasarkan nilai efisiensi ekonomis saluran tataniaga II Lebih efisien dibanding saluran tataniaga I dan saluran tataniaga III.
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SORGUM DI LAHAN MARGINAL DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG DOMBA Umar Dani
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian telah dilaksanakan sejak Tanggal 25 Januari sampai 30 April 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dosis penggunaan pupuk kandang domba terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum yang ditanam di lahan marjinal Eks Industri Tambang Bata Merah. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok pada lahan seluas 115,2 m2 dengan empat perlakuan dan lima kali ulangan. R1, R2, R3 dan R4 adalah perlakuan penggunaan pupuk kandang domba dengan dosis pemupukan masing-masing sebanyak 2,5 Kg/m2, 5 Kg/m2, 7,5 Kg/m2, dan 10 Kg/m2. Variabel yang diukur adalah komponen pertumbuhan, komponen hasil dan hasil dari tanaman tanaman sorgum pada 6 mst (minggu setelah tanam). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian berbagai dosis pupuk kandang domba tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum. Dosis penggunaan pupuk kandang domba 7,5 kg/m2, walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lain, tapi dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum yang lebih tinggi.
KERAGAMAN GULMA DOMINAN PADA PERTANAMAN WORTEL (Daucus carota L.) DI KABUPATEN GARUT YAYAN SUMEKAR; UUM UMIYATI; KUSUMIYATI KUSUMIYATI
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat pemetaan gulma-gulma pada pertanaman wortel di Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, melalui metode survey. Setiap komoditas pertanaman diteliti pada 4 areal yang menyebar di berbagai kondisi lingkungan yang berbeda dengan umur tanaman berkisar 25 sampai 40 hari. Setelah didapatkan jumlah petak-contoh yang diperlukan maka dilakukan analisis vegetasi. Setiap analisis vegetasi ditentukan: spesies gulma, kerapatan gulma, frekuensi gulma, dominasi gulma, SDR, koefisien komunitas, bobot kering gulma. Kuesioner diberikan kepada petani untuk mengetahui sejarah daerah penelitian, seperti varietas tanam yang digunakan, pola tanam yang digunakan, jenis pupuk yang digunakan, teknik pengendalian gulma, dan usia tanaman. Hasil penelitian menunjukkan gulma dominan yang ditemukan diareal pertanaman wortel di Kabupaten Garut ada 14 spesies gulma. Tercatat 10 spesies gulma daun lebar, yaitu: Alteranthera sessilis, Amaranthus spinonsus, Drymaria villosa, Erechtites valerianifolia, Erigeron sumatrensis, Galinsoga parviflora, Oxalis corniculata, Portulaca oleraceae, Oxalis latifolia, dan Richardia brasiliensis. Tercatat 3 spesies gulma rumput, yaitu: Digitaria cilaris, Eulesine indica, dan Cynodone dactilone. Terdapat 1 spesies gulma teki, yaitu: Cyperus rotundus. 
ANALISIS KOMPARATIF AGROINDUSTRI KERIPIK SINGKONG DAN PISANG (Suatu Kasus Pada Home Industri Desa Rawa Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka) SISKA NURLAELA SARI; SRI AYU ANDAYANI; DELIS HADIANA
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan di Desa Rawa Kecamatan Cingambul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaan, besar pendapatan dan tingkat keuntungan serta menganalisis perbedaan pendapatan antara keripik singkong dan keripik pisang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 39 orang. Analisis data menggunakan statistik model uji T tidak berpasangan. Berdasarkan hasil penelitian: (1) Keragaan Agroindustri Keripik singkong dan pisang di Desa Rawa memiliki tahapan proses produksi yang sama. Perbedaannya terletak pada ketersediaan dan harga bahan baku, untuk keripik singkong bahan baku tersedia lebih banyak dan harga lebih murah dibanding dengan bahan baku keripik pisang, sedangkan penggunaan alat pengiris pembuatan keripik singkong semi modern dan untuk alat pembuatan keripik pisang masih menggunakan alat manual. (2) Rata-rata pendapatan produksi keripik singkong dalam satu kali proses produksi sebesar Rp. 488.620,- dengan biaya produksi sebesar Rp. 6.653.688,- dan penerimaan Rp. 7.142.308,-. Tingkat rata-rata pendapatan satu kali proses produksi keripik pisang sebesar Rp. 2.444.544,- dengan rata-rata biaya produksi Rp. 8.487.763,- dan rata-rata penerimaan Rp. 10.932.308,-. (3) Ada perbedaan pendapatan per satu kali proses produksi antara pembuatan keripik singkong dan pisang. Pendapatan persatu kali proses produksi usaha keripik pisang lebih besar dari pada pendapatan usaha keripik singkong.
PERILAKU PEMUDA DESA DALAM KEGIATAN PERTANIAN (Beberapa Kasus Pemuda Desa di Agroekosistem Dataran Tinggi, Dataran Medium dan Dataran Rendah) YAYAT SUKAYAT; DIKA SUPYANDI
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekhawatiran regenerasi petani sering muncul ke permukaan, sehubungan dengan jarangnya pemuda yang terlibat aktif dalam kegiatan pertanian. Namun di beberapa daerah penyedia tenaga kerja ke perkotaan seperi Tasikmalaya, Ciamis dan Indramayu Propinsi Jawa Barat sudah mulai bermunculan pemuda yang bekerja di sektor pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku pemuda dalam kegiatan pertanian, termasuk mengungkap aptitude, role perception, dan motivasi pemuda dalam kegiatan pertanian. Melalui observasi partisipasi, dalam kerangka desain penelitian kualitatif,  studi kasus di Kelompok Tani Mekar Sari  Taraju Tasikmalaya, Gapoktan Kisingasari, di Kawali Ciamis, dan GapoktanTani Mulus Mundak Jaya Indaramayu, penelitian dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan pemuda desa, tertarik dan melakukan aktivitas dalam sektor pertanian pada saat komersialisasi pertanian diberlakukan, adanya dukungan pengetahuan yang relatif tinggi, munculnya motivasi ekonomi, dan pandangannya terhadap pertanian yang cukup baik, yang pada akhirnya mengkontruksi kinerja pemuda dalam pertanian menjadi positif.
UJI TINGKAT KESUKAAN TELUR AYAM RAS HASIL PERENDAMAN MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN MELINJO CICI LUPITASARI; RACHMAT SOMANJAYA; OKI IMANUDIN
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap telur yang direndam menggunakan ekstrak daun melinjo. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebanyak 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri atas P0= 0%, P1= 5%, P2=10%, P3=15% dan P4=20%. Parameter tingkat kesukaan menggunakan metode hedonik meliputi tekstur, warna, rasa dan aroma telur. Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan bila terdapat perbedaan. Hasil pengujian tingkat kesukaan tekstur menunjukan bahwa perlakuan P0, P1 dan P2 tidak berbeda nyata,dan berbeda nyata dengan P3 dan P4. P3 tidak berbeda nyata dengan P4, dengan nilai rata-rata  2,84 – 3,80. Hasil pengujian tingkat kesukaan warna menunjukan bahwa perlakuan P0, dan P1 tidak berbeda nyata,dan berbeda nyata dengan P2, P4 dan P3. P2 tidak berbeda nyata dengan P4 dan P3 dengan nilai 2,56 – 3,72. Hasil pengujian tingkat kesukaan rasa menunjukan bahwa perlakuan P0 dan P1 tidak berbeda nyata,dan berbeda nyata dengan P2, P3 dan P4. P2 tidak berbeda nyata dengan P3 dan P4. dengan nilai rata-rata 2,20 – 3,48. Hasil pengujian tingkat kesukaan aroma menunjukan bahwa perlakuan P0 dan P1 tidak berbeda nyata,dan berbeda nyata dengan P2, P3 dan P4. P2 tidak berbeda nyata dengan P3 dan P4 berkisar antara 2,52 – 3,32 dengan kriteria tidak suka sampai agak suka. Berdasarkan  penelitian ini disimpulkan bahwa telur tanpa menggunakan perendaman ekstrak daun melinjo lebih disukai dibandingkan dengan telur yang  direndam menggunakan ekstrak daun melinjo. 
ANALISIS KEBIJAKAN KONSERVASI TUMBUHAN AGUS YADI ISMAIL
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terbitnya Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, merupakan tonggak sejarah pelestarian alam di Indonesia karena mengatur upaya Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya secara utuh dan menyeluruh, namun tidak mampu menahan laju kerusakan hutan yang mengakibatkan telah terjadinya kehilangan, kematian dan kepunahan jenis tumbuhan dan satwa liar. Penyebab utama dari kondisi tersebut dikarenakan kebijakan yang di banguan dalam rangka pelestarian dnaa konservasi Sumberdaya Alam kurang memenuhi kriteria efficiency dan cost-effectiveness, fairness, Incentives, enforceability yang dilandasi pengembangan moral
PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN PUYUH PEJANTAN BERDASARKAN BOBOT BADAN KETURUNANNYA PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica) DINI WIDIANINGRUM
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian telah dilaksanakan di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Majalengka dari tanggal 1 Desember 2016 sampai dengan 30 April 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai pemuliaan (NP) pejantan berdasarkan catatan bobot badan keturunannya pada puyuh  (Coturnix coturnix japonica). Puyuh sebanyak 487 ekor digunakan dalam penelitin ini yang terdiri atas pejantan 60 ekor yang dikawinkan dengan 120 ekor betina umur 9 minggu dengan sex ratio 1:2, yang menghasilkan 307 ekor puyuh betina. Metode penelitian menggunakan experimental paternal halfsib correlations dengan rancangan  pola tersarang (three way nested unequal subclass number). Pendugaan nilai heritabilitas (h2) pada bobot badan umur empat minggu lebih besar peranannya dibandingkan dengan pendugaan nilai heritabilitas (h2) pada bobot pertama kali bertelur yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. hasil penelitian menunjukan bahwa nilai heritabilitas bobot badan umur empat minggu 0,60 + 0,27, menunjukan faktor genetik lebih berperan dan akan diturunkan kepada keturunannya sebesar 60%, sedangkan nilai heritabilitas bobot pertama kali bertelur 31% dari nilai heritabilitas 0,31 + 0,24. Hal demikian menunjukan bahwa pendugaan nilai pemuliaan (NP) pejantan berdasarkan bobot badan anak betina keturunannya, lebih produktif bila dilakukan pada bobot badan umur empat minggu.

Page 1 of 2 | Total Record : 12