Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Pengaruh berbagai jenis surfaktan pada herbisida glufosinat terhadap pengendalian gulma dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) di jatinangor Kurniadie, Denny; Sumekar, Yayan; Buana, Intan
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.62 KB)

Abstract

Penambahan surfaktan diduga dapat mengoptimalkan pengendalian gulma menggunakan herbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi surfaktan pada pengendalian kimia menggunakan herbisida Glufosinat terhadap gulma di pertanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje Unpad. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan yaitu : Glufosinate + surfaktan nonionik 15% ; Glufosinate + surfaktan anionik 15% ; Glufosinate + surfaktan kationik 15% ; Glufosinate ; Glufosinate + surfaktan nonionik 20% ; Glufosinate + surfaktan anionik 20% ; Glufosinate + surfaktan kationik 20% ; Penyiangan Mekanis ; Kontrol (tanpa perlakuan) ; diulang 3 kali untuk setiap perlakuan. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F, sedangkan menguji perbedaan nilai rata-rata perlakuan digunakan uji Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Glufosinat tanpa surfaktan dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga menunjukkan hasil tanaman terbaik dengan bobot rata-rata sebesar 12,41 ton/ha pipilan kering. Kata Kunci : jagung, glufosinat, surfaktan
Sifat campuran herbisida berbahan atrazin 500g/L+ mesutrion 50 g/L terhadap beberapa jenis gulma Widayat, Dedi; Umiyati, Uum; Sumekar, Yayan; Riswandi, Dani
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.575 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v17i2.17646

Abstract

AbstrakGulma bila tidak dikendalikan dapat menurunkah hasil tanaman 20% sd 80%, untuk itu pengendalian gulma mutlak diperlukan. Pengandalian gulma dengan menggunakan herbisida tunggal bila dilakukan terus menerus akan menimbulkan gulma resisten, untuk mengnangulanginya perlu dilakukan pencampuran herbisida. Campuran herbisida dengan dua atau lebih jenis bahan aktif dapat bersifat sinergis, aditif, atau antagonis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sifat campuran herbisida Atrazin 500g/L + Mesutrion 50 g/L terhadap beberapa jenis gulma. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2017, di Laboratorium Kultur Terkendali Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Perlakuan terdiri dari tiga jenis herbisida dengan empat tingkat dosis, yaitu herbisida tunggal Atrazine (1080, 540, 270, 135, 0  g /ha), Mesutrion (196, 98, 49, 24,5, 0 g/ha) dan campuran herbisida dari Atrazin 500g/L+ Mesutrion 50 g/L (880,440, 220,110,0 g/ha) dengan empat ulangan. Gulma target adalah Cyperus rotundus, Axonopus compressus, Digitaria sanguinalis, Ageratum conyzoides, Alternanthera piloxeroide,, Cleome rutidosperma.  Data dianalisis dengan analisis regresi linier dan metode MSM untuk menentukan perlakuan LD50 dan harapan LD50. Hasil penelitian menunjukkan Herbisida Campuran Atrazin 500g/L + Mesutrion 50 g/L memiliki nilai LD50 Harapan sebesar 0.097 g ai/ha dan nilai LD50 perlakuan sebesar 0.0283 g ai/ha dengan kotoksisitas sebesar 3.416 ( > 1) menandakan sifat campuran yang sinergis pada keenam gulma yang diuji yaitu A. conyzoides, A. piloxeroide,, C. rutidosperma, C. rotundus, A. compressus, D. sanguinalis.Keywords: Atrazine, Mesutrion , Herbisida campuran, gulma.AbstractWeed can decrease the yield of plants 20% to 80% if they cannot be controlled, so weed control is absolutely necessary. Weed control by using a single herbicide continuously will cause weeds resistant, so it is necessary to mix herbicides. Combinations of herbicide with two or more types of active ingredient can be synergistic, additive, or antagonistic. The purpose of the study was to determine the characteristic of the herbicide mixture of Atrazine 500 g / l + Mesutrion 50 g / l for several types of weeds. The study was conducted in March – June 2017, at the Controlled Culture Laboratory, Padjadjaran University, Jatinangor. The treatment consisted of three types of herbicides with four levels of dosage, namely Atrazine herbicide (1080, 540, 270, 135, 0 g/ha), Mesutrion herbicide (196, 98, 49, 24.5, 0 g/ha) and herbicides mixtures Atrazine 500 g/L + Mesutrion 50 g/L (880,440, 220,110.0 g/ha) with four replications. Target weeds were Cyperus rotundus, Axonopus compressus, Digitaria sanguinalis, Ageratum conyzoides, Alternanthera piloxeroide, Cleome rutidosperma. Data were analyzed by linear regression analysis and MSM method to determine LD50 treatment and LD50 expectations. The results showed that Atrazine 500 g/L + Mesutrion 50 g/L Herbicides Mixed had a value of Hopeful LD50 of 0.097 g ai/ha and LD50 treatment value of 0.0283 g ai/ha with a co-toxicity of 3.416 (> 1) that indicating a synergistic mixture in the sixth weeds tested are A. conyzoides, A. piloxeroide, C. rutidosperma, C. rotundus, A. compressus, D. sanguinalis.Keywords: Atrazine, Mesutrion , herbicide mixtures, weeds
Pengaruh berbagai jenis surfaktan pada herbisida glufosinat terhadap pengendalian gulma dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) di jatinangor Denny Kurniadie; Yayan Sumekar; Intan Buana
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.62 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.12211

Abstract

Penambahan surfaktan diduga dapat mengoptimalkan pengendalian gulma menggunakan herbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi surfaktan pada pengendalian kimia menggunakan herbisida Glufosinat terhadap gulma di pertanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje Unpad. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan yaitu : Glufosinate + surfaktan nonionik 15% ; Glufosinate + surfaktan anionik 15% ; Glufosinate + surfaktan kationik 15% ; Glufosinate ; Glufosinate + surfaktan nonionik 20% ; Glufosinate + surfaktan anionik 20% ; Glufosinate + surfaktan kationik 20% ; Penyiangan Mekanis ; Kontrol (tanpa perlakuan) ; diulang 3 kali untuk setiap perlakuan. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F, sedangkan menguji perbedaan nilai rata-rata perlakuan digunakan uji Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Glufosinat tanpa surfaktan dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga menunjukkan hasil tanaman terbaik dengan bobot rata-rata sebesar 12,41 ton/ha pipilan kering. Kata Kunci : jagung, glufosinat, surfaktan
Herbisida natrium bispiribak dosis rendah terbukti efektif mengendalikan gulma pada sistem tanam benih langsung padi Denny Kurniadie; Yayan Sumekar; Muhammad Iqbal Tajudin
Kultivasi Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i2.25708

Abstract

AbstrakPengendalian gulma pada budidaya padi sawah sistem tanam benih langsung perlu dilakukan karena menyebabkan penurunan hasil. Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah herbisida Natrium Bispiribak dosis rendah dapat mengendalikan gulma pada sistem tanam benih langsung padi sawah. Percobaan dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus 2019, di Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka. Rancangan percobaan disusun dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok dengan tujuh perlakuan dan empat kali ulangan. Perlakuan yang diuji yaitu dosis herbisida Natrium bispiribak 12, 18, 24, 30, dan 36 g/ha serta kontrol adalah penyiangan mekanis dan tanpa pengendalian gulma. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan herbisida Natrium Bispiribak 12 g/ha efektif mengendalikan gulma, tidak menimbulkan keracunan pada tanaman padi, serta memberikan bobot gabah kering giling padi yang sama seperti pengendalian mekanis. Dosis Natrium Bispiribak yang rendah memberikan efisiensi biaya produksi dan tidak mencemari lingkungan.Kata Kunci:   herbisida, hasil gabah, dosis rendah, lingkungan AbstractWeed control in rice cultivation must be implemented because of weeds can decrease rice yield through its competition of nutrient, water, and sunlight. The aim of this research was to find out whether the low-dose of Bispyribac Sodium herbicide could control weeds in the direct seeding system of lowland rice cultivation.  Experiment was conducted in Leuwimunding District, Majalengka Regency, from April to August 2019. It used Randomized Block Design (RBD) that consisted of 7 treatments and 4 replications. Bispyribac Sodium dosages as the treatments were 12, 18, 24, 30, and 36 g/ha; rotary weeding and without weed control as treatment controls. The experimental results showed that Bispyribac Sodium 12 g/ha was effective in controlling weeds, did not cause toxicity in rice plants, and gave the same yield as mechanical control. Low dose of Bispyribac Sodium provided efficient production costs and did not pollute the environment..Keyword: herbicide, environment, low dosage, yield
Campuran herbisida IPA glifosat, imazetafir, dan karfentrazon-etil dalam mengendalikan gulma daun lebar, gulma daun sempit, dan teki Dedi Widayat; Uum Umiyati; Yayan Sumekar
Kultivasi Vol 20, No 1 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i1.29236

Abstract

Abstrak. Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida tunggal tidak dapat mengendalikan berbagai jenis gulma, oleh karena itu perlu dilakukan pencampuran herbisida. Campuran herbisida dengan dua atau lebih jenis bahan aktif dapat bersifat sinergis, aditif, atau antagonis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sifat campuran herbisida IPA glifosat,  imazetafir, dan karfentrazon-etil terhadap gulma daun lebar, gulma daun sempit, dan teki. Penelitian dilakukan pada Oktober 2018 sampai Januari 2019 di Laboratorium Kultur Terkendali Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Perlakuan terdiri dari empat jenis herbisida dengan enam dosis, yaitu herbisida campuran IPA glifosat 380 g/L  + imazetafir 40 g/L +  karfentrazon-etil 8 g/L (dosis  2,000 L/ha; 1,000 L/ha; 0,500 L/ha; 0,250 L/ha; 0,125 L/ha, dan tanpa herbisida),  herbisida tunggal IPA glifosat 380 g/L (dosis 3,000 L/ha; 1,500 L/ha; 0,750 L/ha; 0,375 L/ha; 0,188 L/ha, dan tanpa herbisida), herbisida tunggal imazetafir 40 g/L (dosis 3,000 L/ha; 1,500 L/ha; 0,750 L/ha; 0,375 L/ha; 0,1875 L/ha dan tanpa herbisida), herbisida tunggal karfentrazon-etil 8 g/L (dosis 3,000 L/ha; 1,500 L/ha; 0,750 L/ha; 0,375 L/ha; 0,188 L/ha dan tanpa herbisida) yang diulang empat kali. Gulma target terdiri  dari Ageratum conyzoides, Borreria alata, Ischaemum timorense, Ottochloa nodosa, dan Cyperus rotundus.  Data dianalisis dengan analisis regresi linier dan metode Multiplicative Survival Model untuk menentukan LD50 perlakuan dan LD50 harapan. Hasil penelitian  menunjukan bahwa persentase kerusakan yang disebabkan oleh herbisida campuran IPA glifosat, imazetafir, dan karfentrazon-etil lebih tinggi daripada masing-masing herbisida secara tunggal. Sifat campuran herbisida IPA glifosat dengan imazetafir atau imazetafir dengan karfentrazon-etil memiliki nilai ko-toksisitas lebih dari satu (>1) yang menunjukkan bahwa herbisida campuran bersifat sinergis pada gulma Ageratum conyzoides, Borreria alata, Ischaemum timorense, Ottochloa nodosa, dan Cyperus rotundus.Kata kunci : Herbisida campuran, Imazetafir, IPA Glifosat, Karfentrazon-etil. Abstract. Weed control using a single herbicide cannot control various types of weeds, therefore it is necessary to mix herbicides. Herbicide mixtures with two or more types can be synergistic, additive, or antagonistic. The research objective was to determine the properties of the herbicide mixture IPA glyphosate, imazetafir, and karfentrazone-ethyl against broad leaves weeds, grasses, and sedges. The research was conducted from October 2018 to January 2019 at the Laboratory of Controlled Culture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. The treatments consisted of four types of herbicides with six doses. There were herbicide mixture of IPA glyphosate 380 g/L + imazetaphyr 40 g/L + carfentrazone-ethyl 8 g/L (dose 2.000 L/ha, 1.000 L/ha, 0.500 L/ha, 0.250 L/ha, 0.125 L/ha, and without herbicide), single herbicide IPA glyphosate 380 g/L (dose 3.000 L/ha, 1.500 L/ha, 0.750 L/ha, 0.375 L/ha, 0.188 L/ha, and without herbicide), single herbicide imazetaphyr 40 g/L (dose 3.000 L/ha, 1.500 L/ha, 0.750 L/ha, 0.375 L/ha, 0.1875 L/ha, and without herbicide), single herbicide carfentrazone-ethyl 8 g / L (dose 3.000 L/ha, 1.500 L/ha, 0.750 L/ha, 0.375 L/ha, 0.188 L/ha, and without herbicide) which was repeated four times. The target weeds consisted of Ageratum conyzoides, Borreria alata, Ischaemum timorense, Ottochloa nodosa, and Cyperus rotundus. Data were analyzed by linear regression and Multiplicative Survival Model to determine the LD50 treatment and LD50 expectations. The results showed that the percentage of damage caused by the herbicide mixture of IPA glyphosate, imazetaphyr, and carfentrazone-ethyl was higher than each herbicide. Mixture of IPA glyphosate with imazetaphyr or imazetaphyr with carfentrazone-ethyl had more than one (> 1) co-toxicity value which indicates that the mixed herbicide was synergistic in controlling of Ageratum conyzoides, Borreria alata, Ischaemum timorense, Ottochloa nodosa, and Cyperus rotundus.Keyword : Carfentrazone-ethyl, Herbicide mixture, Imazetaphyr, IPA Glyphosate.
Sifat campuran herbisida berbahan atrazin 500g/L+ mesutrion 50 g/L terhadap beberapa jenis gulma Dedi Widayat; Uum Umiyati; Yayan Sumekar; Dani Riswandi
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.575 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.17646

Abstract

AbstrakGulma bila tidak dikendalikan dapat menurunkah hasil tanaman 20% sd 80%, untuk itu pengendalian gulma mutlak diperlukan. Pengandalian gulma dengan menggunakan herbisida tunggal bila dilakukan terus menerus akan menimbulkan gulma resisten, untuk mengnangulanginya perlu dilakukan pencampuran herbisida. Campuran herbisida dengan dua atau lebih jenis bahan aktif dapat bersifat sinergis, aditif, atau antagonis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sifat campuran herbisida Atrazin 500g/L + Mesutrion 50 g/L terhadap beberapa jenis gulma. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2017, di Laboratorium Kultur Terkendali Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Perlakuan terdiri dari tiga jenis herbisida dengan empat tingkat dosis, yaitu herbisida tunggal Atrazine (1080, 540, 270, 135, 0  g /ha), Mesutrion (196, 98, 49, 24,5, 0 g/ha) dan campuran herbisida dari Atrazin 500g/L+ Mesutrion 50 g/L (880,440, 220,110,0 g/ha) dengan empat ulangan. Gulma target adalah Cyperus rotundus, Axonopus compressus, Digitaria sanguinalis, Ageratum conyzoides, Alternanthera piloxeroide,, Cleome rutidosperma.  Data dianalisis dengan analisis regresi linier dan metode MSM untuk menentukan perlakuan LD50 dan harapan LD50. Hasil penelitian menunjukkan Herbisida Campuran Atrazin 500g/L + Mesutrion 50 g/L memiliki nilai LD50 Harapan sebesar 0.097 g ai/ha dan nilai LD50 perlakuan sebesar 0.0283 g ai/ha dengan kotoksisitas sebesar 3.416 ( > 1) menandakan sifat campuran yang sinergis pada keenam gulma yang diuji yaitu A. conyzoides, A. piloxeroide,, C. rutidosperma, C. rotundus, A. compressus, D. sanguinalis.Keywords: Atrazine, Mesutrion , Herbisida campuran, gulma.AbstractWeed can decrease the yield of plants 20% to 80% if they cannot be controlled, so weed control is absolutely necessary. Weed control by using a single herbicide continuously will cause weeds resistant, so it is necessary to mix herbicides. Combinations of herbicide with two or more types of active ingredient can be synergistic, additive, or antagonistic. The purpose of the study was to determine the characteristic of the herbicide mixture of Atrazine 500 g / l + Mesutrion 50 g / l for several types of weeds. The study was conducted in March – June 2017, at the Controlled Culture Laboratory, Padjadjaran University, Jatinangor. The treatment consisted of three types of herbicides with four levels of dosage, namely Atrazine herbicide (1080, 540, 270, 135, 0 g/ha), Mesutrion herbicide (196, 98, 49, 24.5, 0 g/ha) and herbicides mixtures Atrazine 500 g/L + Mesutrion 50 g/L (880,440, 220,110.0 g/ha) with four replications. Target weeds were Cyperus rotundus, Axonopus compressus, Digitaria sanguinalis, Ageratum conyzoides, Alternanthera piloxeroide, Cleome rutidosperma. Data were analyzed by linear regression analysis and MSM method to determine LD50 treatment and LD50 expectations. The results showed that Atrazine 500 g/L + Mesutrion 50 g/L Herbicides Mixed had a value of Hopeful LD50 of 0.097 g ai/ha and LD50 treatment value of 0.0283 g ai/ha with a co-toxicity of 3.416 (> 1) that indicating a synergistic mixture in the sixth weeds tested are A. conyzoides, A. piloxeroide, C. rutidosperma, C. rotundus, A. compressus, D. sanguinalis.Keywords: Atrazine, Mesutrion , herbicide mixtures, weeds
Efektivitas herbisida bentazone sodium (370 g/L) dan MCPA DMA (62 g/L) dalam mengendalikan gulma pada budidaya padi sawah Uum Umiyati; Denny Kurniadie; Dedi Widayat; Yayan Sumekar; A. Iim
Kultivasi Vol 17, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.532 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i3.18731

Abstract

Sari. Pengendalian gulma pada budidaya padi sawah perlu dilakukan, karena gulma dapat menyebabkan penurunan hasil padi sawah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keefektifan campuran  herbisida Bentazone sodium dan MCPA DMA dalam mengendalikan gulma pada budidaya padi sawah. Percobaan dilaksanakan pada bulan November sampai bulan Desember 2017 di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. Rancangan percobaan yang dilakukan yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan tujuh perlakuan dan empat kali ulangan, percobaan yang diuji yaitu: campuran herbisida Bentazone sodium + MCPA DMA dosis 0,75 L/ha; 1 L/ha; 1,25 L/ha; 1,5 L/ha; 1,75 L/ha; penyiangan manual, dan tanpa perlakuan (kontrol). Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan campuran herbisida Bentazone Sodium + MCPA DMA 0,75 L/ha efektif mengendalikan gulma Fimbristylis miliaceae, Ludwigia adscendes, Cyperus difformis, dan Leptochloa chinensis dan tidak menimbulkan keracunan pada tanaman padi. Campuran herbisida Bentazone Sodium + MCPA DMA 0,75 L/ha – 1,75 L/ha dapat meningkatkan bobot biji kering padi.Kata Kunci: Bentazone sodium, MCPA DMA, Herbisida Campuran, PadiAbstract. Weed control in rice cultivation must be improved, because weeds can decrease rice yield. The purpose of this experiment was to quantify the effectiveness of herbicide mixture of Bentazone sodium and MCPA DMA in controlling weeds on rice field.  The experiment was conducted in Ciparay district, Bandung Regency, from September to Desember 2017. The experiment used experimental method. It used Randomized Block Design (RBD) that consisted of 7 treatments and 4 replications. The treatment was  dosage 0,75 L/ha; 1 L/ha; 1,25 L/ha; 1,5 L/ha; and 1,75 L/ha of herbicide mixture Bentazone sodium + MCPA DMA, Manual weeding, and Without treatment (control). Dosage 0,75 L/ha of herbicide mixture of Bentazone sodium + MCPA DMA effectively control weeds Fimbristylis miliaceae, Ludwigia adscendens, Cyperus difformis, and Leptochloa chinensis. Herbicide mixture of Bentazone sodium + MCPA DMA at all tested doses showed that there was no symptoms of herbicide toxication in rice crops. Herbicide mixture of Bentazone sodium + MCPA DMA at dose 0,75 L/ha – 1,75 L/ha improved dry grain weight.Keyword ; Bentazone sodium, MCPA DMA, mixture herbicide, rice
Pengaruh perbedaan waktu turun hujan terhadap aplikasi herbisida kalium glifosat dalam mengendalikan gulma dominan kelapa sawit Denny Kurniadie; Yayan Sumekar; Subhan Nulkarim
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.221 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.20988

Abstract

Sari. Rendahnya produktivitas kelapa sawit salah satunya disebabkan oleh adanya kompetisi tanaman dengan gulma. Pengendalian gulma dengan herbisida kalium glifosat 660 g/L sudah banyak dilakukan dan dinilai efektif. Hambatan yang terjadi yaitu terkadang turun hujan setelah aplikasi herbisida yang menyebabkan efikasi kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan herbisida kalium glifosat 660 g/L akibat pencucian air hujan dalam mengendalikan gulma dominan pada tanaman kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor pada bulan Februari sampai bulan April 2018. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah waktu turun hujan setelah aplikasi herbisida kalium glifosat 660 g/L, yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, dan 4 jam setelah aplikasi, tanpa hujan, serta tanpa aplikasi herbisida. Perlakuan diterapkan pada 6 jenis gulma, yaitu Asystasia intrusa, Imperata cylindrica, Borreria alata, Ageratum conyzoides, Paspalum conjugatum dan Setaria plicata. Hasil percobaan menunjukkan bahwa herbisida kalium glifosat 660 g/L mampu mengendalikan 5 jenis gulma yaitu I. cylindrica, A. conyzoides,  S. plicata (persentase kerusakan masing-masing 100%); B. alata (persentase kerusakan 90 – 100%); dan P. conjugatum (persentase kerusakan 51,5 – 100%); secara efektif walaupun tercuci air hujan  antara 2 – 4 jam setelah aplikasi. Herbisida kalium glifosat 660 g/L mampu mengendalikan gulma I. cylindrica (persentase kerusakan 79,6%); B. alata, dan A. conyzoides (persentase kerusakan masing-masing 100%); dengan rentang waktu kurang dari 2 jam setelah aplikasi sebelum tercuci air hujan. Kata kunci: Kelapa Sawit, gulma dominan, Kalium glifosat 660 g/L, turun hujanAbstract. The low productivity of oil palm is caused by competition between crop with weeds. Weed control with potassium glyphosate 660 g.L-1 herbicide has been done and is considered effective. Rainfall after herbicide application can be a problem because efficacy can be less effective. This study aims to determine the effect of rainfall on effectivity of potassium glyphosate 660 g.L-1 herbicide in controlling the dominant weeds of oil palm. The study was carried out at the Ciparanje Experimental Greenhouse, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, from February to April 2018. The experimental design used Randomized Block Design, that consisted of 7 treatments and 4 replications. The treatments were the time of rainfall after application of potassium glyphosate 660 g.L-1 herbicide. It consisted of 0, 1, 2, 3, and 4 hours after herbicide application, without rainfall, and without herbicide application. The treatment was applied to 6 types of weeds. There were Asystasia intrusa, Imperata cylindrica, Borreria alata, Ageratum conyzoides, Paspalum conjugatum, and Setaria plicata. The experimental results showed that potassium glyphosate 660 g.L-1  was able to control 5 types of weeds. There were I. cylindrica,  A. conyzoides, S. plicata (each percentage of damage was 100%); B. alata (90-100% damage percentage); P. conjugatum (51.5 – 100% damage percentage); was controlled in rainfall at 2 – 4 hours after herbicide application. Potassium glyphosate 660 g.L-1 herbicide controlled I. cylindrica (79.6% damage percentage); B. Alata and A. conyzoides (each percentage of damage was 100%); in rainfall at less than 2 hours after herbicide application.Keyword: Palm oil, Dominant Weed, Potasium Glyphosate, Rainfall
Sinergisme Campuran Herbisida Berbahan Aktif IPA Glifosat 240 g/L dan 2,4 D AminA 120 g/L dalam Mengendalikan Beberapa Jenis Gulma Denny Kurniadie; Dita Agustin Purbayanti; Yayan Sumekar
Agrikultura Vol 30, No 3 (2019): Desember, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.534 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i3.24831

Abstract

ABSTRACT Synergism of herbicide mixture of Glyphosate IPA 240 g/L and 2,4 D Amines 120 g/L in controlling various types of weeds Mixture of herbicides with two or more types of active ingredients will show an interaction of the ingredients. These interactions could be synergistic, additive, or antagonistic. The purpose of this research was to investigate the herbicide mixture of Glyphosate IPA 240 g/L and 2,4 D Amines 120 g/L to control various types of broadleaf weeds and grass weeds. The research was conducted from March until May 2019, at the green house of the Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran at Jatinangor Sumedang. The treatment consisted of three types of herbicides with different dosages, namely mixture of glyphosate IPA 240 g/L and 2.4 D Amine 120 g/L (2,880, 1,440, 720, 360, 180, and 0 g/ha), glyphosate IPA 240 g/L (1,920, 960, 480, 240, 120, and 0 g/ha), and 2,4 D Amine 120 g/L (960, 480, 240, 120, 60, and 0 g/ha) with five replications. The target weeds were Ageratum conyzoides, Synedrella nodiflora, Borreria alata, Ischaemun timorense, and Otochloa nodosa.  Data were analyzed using analysis of linear regression and MSM method to determine LD95 treatment and LD95 expectation. The result showed that mixture of herbicides glyphosate IPA and 2.4 D Amine had LD95 treatment value (3992,91 g/ha) and smaller than LD95 expectation value (4180,81 g/ha), so the herbicide mixture was synergistic. Keywords: Mixed herbicide, IPA Glyphosate, 2,4 D Amine, LD95, MSM method ABSTRAK Herbisida campuran dengan dua atau lebih jenis bahan aktif akan menunjukkan interaksi satu bahan dengan bahan yang lain. Interaksi tersebut dapat bersifat sinergis, aditif dan antagonis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui interaksi herbisida campuran berbahan aktif IPA Glifosat 240 g/L dan 2,4 Amina 120 g/L terhadap pengendalian gulma berdaun lebar dan gulma rumput. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2019, di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Ciparanje, Jatinangor. Perlakuan terdiri dari tiga jenis herbisida dengan dosis yang berbeda yaitu herbisida campuran IPA Glifosat 240 g/L dan 2,4 D Amina 120 g/L (2.880, 1.440, 720, 360, 180, 0 g/ha), herbisida tunggal IPA Glifosat 240 g/L (1.920, 960, 480, 240, 120, 0 g/ha), dan herbisida tunggal 2,4 D Amina 120 g/L (960, 480, 240, 120, 60, 0 g/ha) dengan lima ulangan. Gulma sasaran pada penelitian ini di antaranya yaitu Ageratum conyzoides, Synedrella nodiflora, Borreria alata, Ischaemun timorense, dan Otochloa nodosa. Analisis data menggunakan analisis regresi linear dan metode MSM untuk menentukan LD95 perlakuan dan LD95 harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencampuran herbisida berbahan aktif IPA Glifosat dan 2,4 D Amina memiliki nilai LD95 perlakuan (3992,91 g/ha) lebih kecil dari nilai LD95 harapan (4180,81 g/ha) sehingga campuran herbisida tersebut bersifat sinergis. Kata Kunci: Herbisida campuran, IPA Glifosat, 2,4 D Amina, LD95, Metode MSM
PENGARUH HERBISIDA ATRAZINE + NICOSULFURON TERHADAP PENGENDALIAN GULMA DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Yayan Sumekar; Dani Riswandi; Dedi Hidayat
AGRIVET JOURNAL Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran herbisida Atrazin  + Nicosulfuron  terhadap  gulma di pertanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon mulai bulan April  sampai dengan Juni 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan yang diulang 4 kali, yaitu  : Atrazine + Nicosulfuron dengan level dosis 1.5 l/ha, 2.0 l/ha, 2.5 l/ha, 3.0 l/ha, penyiangan manual dan tanpa pengendalian. Campuran herbisida Atrazin  + Nicosulfuron dosis 1.5 – 3.0 l/ha efektif mengendalikan gulma daun lebar seperti Richardia brasiliensis dan Synedrella nodiflora, gulma rumput seperti Brachiaria mutica serta gulma teki seperti Cyperus rotundus. Campuran herbisida Atrazin  + Nicosulfuron dosis 1.5 – 3.0 l/ha tidak memperlihatkan gejala keracunan pada tanaman jagung. Campuran herbisida Atrazin  + Nicosulfuron dengan dosis 2.0 l/ha mampu memberikan hasil tanaman jagung tertinggi. Kata Kunci : Herbisida Atrazin  + Nicosulfuron, gulma, fitotoksisitas, Jagung