cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 20853475     EISSN : 25409972     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 372 Documents
ANALISIS PROSES PEMBERDAYAAN PADA PEROKOK DI KAMPUNG BULAKSARI RT 7 Delfi Novella Sadono
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 1 (2018): Jurnal Promkes
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I1.2018.35-45

Abstract

Proporsi penduduk umur 10 tahun keatas yang menjadi perokok aktif sebanyak 23.9% perokok setiap hari dan 5% perokok yang kadang-kadang. Di Surabaya sendiri, sebanyak 13% remajanya adalah perokok aktif. Beberapa contoh yang telah menerapkan tidak merokok di dalam rumah dan lingkungan mereka yaitu salah satunya adalah Kampung Bulaksari RT 7 RW 6, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Surabaya. Kampung Bulaksari RT 7 memiliki jumlah perokok yang lebih tinggi dibandingkan kampung lain yaitu pada awalnya sekitar 67 kepala keluarga yang merokok. Selain itu, Kampung Bulaksari merupakan daerah yang lingkungannya padat dan rumah-rumah yang sangat berdekatan serta daerah yang rawan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan analisis proses pemberdayaan pada perokok terutama pada perokok yang telah berhenti  di Kampung Tanpa Asap Rokok di Kampung Bulaksari RT 7. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe studi kasus. Data studi kasus diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, namun juga diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Proses pemberdayaan yang telah dilakukan oleh masyarakat melalui tiga tahap yaitu tahap penyadaran, tahap ini masyarakat mengadakan sosialisasi dengan mengundang narasumber dari puskesmas tentang bahaya merokok dan manfaat berhenti merokok. Selanjutnya, tahap pengkapasitasan yaitu upaya berhenti merokok dan upaya tidak merokok dikawasan tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok. Selanjutnya tahap pendayaan yaitu terwujudnya Kampung Tanpa Asap Rokok dilingkungan Kampung Bulaksari RT 7 itu sendiri.  Kata kunci: pemberdayaan, rokok, kampung tanpa asap rokok, masyarakat kampung
TAMAN POSYANDU AS INTEGRATED PUBLIC HEALTH PROGRAM Elisa Febrianti
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 1 (2018): Jurnal Promkes
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I1.2018.105-115

Abstract

Taman Posyandu is a form of Community-Based Health Effort (UKBM) that develops an integration model such as  Integrated Service Post (Posyandu, Early Childhood Education (PAUD) and family building of children under five years old (BKB). These three components of ministers coordinate and work together. This study aims to find out the description of TamanPosyandu Cahaya Bangsa Kelurahan Medokan Semampir, Sukolilo Surabaya. The method in this research is qualitative descriptive.  The result of this research is Taman Posyandu Cahaya Bangsa has been in accordance with the guidance of the implementation of Taman Posyandu. PAUD and Posyandu activities have been running very well. However, BKB activities are still not maximized in service aspect. Health promotion strategies undertaken by Taman Posyandu Cahaya Bangsa are the empowerment, development of atmosphere and partnership. The empowerment of the Taman Posyandu Cahaya Bangsa has reached phase 3 because the target of empowerment has been able to innovate and be creative. Taman Posyandu Cahaya Bangsa has done the activity of developing atmosphere individually and group. Taman Posyandu Cahaya Bangsa partnered with Dinas Kesehatan Surabaya, Puskesmas Keputih, Midwife Village, Health Promotion, PERSAGI, HIMPAUDI and PKK.. Keyword: Taman Posyandu, Posyandu, BKB, PAUD, Surabaya
PENGARUH PETUNJUK UNTUK BERTINDAK PADA IBU TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR ANAK Lintang Pratiwi Utviaputri
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 1 (2018): Jurnal Promkes
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I1.2018.46-58

Abstract

The moment children are born into the world, they are in a vulnerable condition. A complete basic child immunization as a preventive measure to protect them from a threat such as transmission of deadly disease is required. A mother, as the closest figure close to the children in everyday life, is considered as an important subject that will actively to complete the basic immunization to their children. To determine the act of giving immunization, a mother will be affected by several factors, an external influence for example. To understand the external influence that could affect the mother’s action, Health Belief Model (HBM) theory can be used, where the external influence is called cues to action. This study was conducted to determine the influence of cues to action on the mother to complete basic child immunization to their children. The research was executed by a cross sectional study with quantitative approach. The subject are consisted from 40 mothers as the research respondents with the following condition; having children between age 1 to 2 years old. The subject has been selected from a number of population that has been determined by simple random sampling method. The instrument used in this study is a questionnaire and conducted via interview. Based on the results from the interview, it can be found that both complete and incomplete condition in terms of completeness of immunization are 50%-50%. The test is followed by comparing the conditions of completeness of immunization with cues to action variable. The results is cues to action variable has a significant relationship to the completeness of child immunization with a significance value of 0.002 (p <0.05). It can be concluded that cues to action have an effect on mothers so that they are more willing to complete immunization on their child. Keyword: complete basic child immunization, mother, cues to action, health belief model
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NIAT KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA Putri Mindianata
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal PROMKES
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I2.2018.213-226

Abstract

Kesehatan merupakan suatu keadaan yang seimbang dan dinamis antara tubuh seseorang dengan fungsi dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sehingga kesehatan menjadi suatu indikator tinggi atau rendahnya kualitas hidup seseorang. Lanjut usia sehat berkualitas mengacu pada konsep active ageing WHO yaitu proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota masyarakat. Sebagai upaya Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut, salah satunya ialah dengan membentuk Posyandu Lansia. Tujuan diadakannya Posyandu Lansia yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku positif, serta meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lansia. Puskesmas Bulak Banteng merupakan Puskesmas yang membawahi 3 Posyandu Lansia dengan angka kepesertaan Posyandu Lansia terendah di Surabaya yaitu berjumlah 215 peserta. Berdasarkan hasil perhitungan target cakupan pelaksanaan Posyandu Lansia di Puskesmas Bulak Banteng dihasilkan sebuah angka yaitu sebesar 3,79% yang artinya angka tersebut masih jauh dari target yang diharapkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh Attitudes toward Behavior, Subjective Norm, dan Perceived Behavioral Control terhadap Niat aktif mengikuti Posyandu Lansia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan waktu pengambilan data, penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap niat responden untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia dengan nilai (sig. 0,008) dan (Exp(B) 11,25). Norma subyektif tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap niat responden untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia. Sedangkan Kontrol Perilaku yang dirasakan berpengaruh terhadap niat responden untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia dengan nilai (sig. 0,002) dan (Exp(B) 0,236). Maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan sikap lansia untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia melalui peningkatan pengetahuan lansia tentang kesehatan dan Posyandu Lansia dan pengoptimalan penyuluhan kesehatan di Posyandu serta upaya untuk memudahkan akses waktu untuk menjangkau kegiatan Posyandu Lansia.Kata Kunci: keaktifan, lanjut usia, posyandu lansia
PERAN DAN MOTIVASI KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA AKTIF WONOKROMO SURABAYA ROLE AND MOTIVATION OF CADRES IN ACTIVE ALERT VILLAGE (KELURAHAN) WONOKROMO SHOFI DIENI MASRUROH
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal PROMKES
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I2.2018.129-141

Abstract

Active alert village (kelurahan) is a phenomenon of community that is aware, willing and able to prevent and overcome various threats to public health such as malnutrition, infectious diseases and diseases occurring incidents of extraordinary occurrences diseases, the presence of disasters, accidents and others. The role of the community in mobilizing local potency, got to help and  support  each other, Active alert village (kelurahan) development covers efforts to bring the basic health service to the village (kelurahan) community closer, make the society ready to encounter any health problem, increasing society independence in developing behavior clean and healthy life. Active alert village (kelurahan) is very needed to mobilize community,observe health problems in village (kelurahan), conduct environmental health program, improving maternal, infant and toddlers health,  and prepare the community to encounter  disasters. The purpose of this study is to know the description of the role and motivation of cadres in the implementation of Active Alert Village Wonokromo. This research is a descriptive qualitative research with phenomenology approach. The research was conducted in Wonokromo Village(kelurahan), Wonokromo Sub-District, Surabaya City. Subjects were taken purposively as many as 5 people. The inclusion criteria of the subject are the cadres of the active alert village(kelurahan) Wonokromo and community who participated in the activities of UKBM in Wonokromo Village(kelurahan). Cadres have a role as companion, accelerator of change (enabler), mediator, educator, planner, advocate, technical implementer and motivator for society. The role of this cadre can be done well because of the motivation of the cadres. This motivation be affected by  intrinsic factor due to  the sense of responsibility, desire to achieve and the sense of want to be appreciated as cadre. For extrinsic factor,  there are social support from family, friends, stakeholders, public helath service (puskesmas) and private sector.Keyword: The Role of Caders, Motivation, Active alert Village (Kelurahan), Wonokromo, Surabaya Abstrak: Desa/Kelurahan Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), adanya bencana, kecelakaan dan lainnya. Adanya peran masyarakat dalam memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong, Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa, mensiapsiagakan masyarakat menghadapi berbagai masalah kesehatan, meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Peran kader dalam pengembangan Desa/Kelurahan Siaga sangat dibutuhkan terutama dalam menggerakkan masyarakat, pengamatan terhadap berbagai masalah kesehatan didesa, peningkatan upaya kesehatan lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, dan mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran peran dan motivasi kader dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo.  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya. Subjek diambil secara purposive sebanyak 5 orang. Kriteria inklusi subjek adalah ibu kader Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo dan masyarakat yang mengikuti kegiatan UKBM di Kelurahan Wonokromo. Kader memiliki beberapa peran dalam program Kelurahan Siaga Aktif antara lain sebagai pedamping dan penggerak, Pemercepat perubahan (enabler), perantara (mediator), pendidik, Perencana, melakukan advokasi, pelaksana teknis dan motivator bagi masyarakat. Peran kader ini dapat dilakukan dengan baik karena adanya motivasi dari para kader. Motivasi ini dipengaruhi oleh faktor intrinsik yaitu adanya rasa tanggung jawab, ingin meraih pretasi dan adanya rasa dihargai terlibat menjadi kader. Pada faktor ekstrinsik yaitu adanya dukungan sosial dari keluarga, teman, stakeholder, puskesmas dan pihak swasta. Kata Kunci: Peran Kader, Motivasi, Kelurahan Siaga Aktif, Wonokromo, Surabaya 
HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI Riska Wahyuningtias Utami
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal PROMKES
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I2.2018.227-241

Abstract

Abstrak: Angka kejadian penyakit demam berdarah di Indonesia masih belum dapat ditiadakan. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kasus penyakit demam berdarah, salah satunya adalah program bumantik yang dilakukan di Kota Surabaya. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan keberhasilan program tersebut diantaranya adalah perilaku individu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku individu adalah faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor predisposisi dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Terdapat dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan independen. Variabel independen yang digunakan adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, pengetahuan tentang DBD, sikap terhadap penggunaan bubuk abate, sikap terhadap tindakan pengurasan bak mandi dan sikap terhadap tindakan 3M sedangkan variabel indepen yang digunakan adalah keberadan jentik nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan rancang bangun cross sectional kemudian akan dianalisis menggunakan uji chi-square. Penelitian ini dilakukan di RW VI, Kelurahan Rangkahm Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 211 orang dimana didapatkan melalui metode Simple Random Sampling. Data diperoleh berdasarkan hasil observasi, kuesioner dan wawancara mendalam. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p-value variabel < 0.05 sehingga menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan hasil penelitian tersebut variabel yang terdapat hubungan adalah umur, pendapatan, pengetahuan tentang DBD, sikap terhadap penggunaan bubuk abate dan sikap terhadap pengurasan bak mandi.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PRAKTIK MENSTRUAL HYGIENE PADA SISWI SDN 4 PACARKEMBANG SURABAYA Teresina Ika Pertiwi
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal PROMKES
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I2.2018.142-154

Abstract

Abstract: Adolescence is an important period to develop their first decade of life. At this age, an adolescent girl begins to get their first menstrual period (menarche). After getting menstruation, adolescent girls need to know how to maintain their reproductive health. One effort that can be done to take care of the reproductive health has adopted the behavior of menstrual hygiene. This study aims to determine the level of knowledge of elementary school girls about reproductive health and menstrual hygiene behavior in the period of menarche. The population of this study was all students grades 5 and 6 at SDN 4 Pacarkembang Surabaya and already through menarche. This study has 30 samples and the method of data collection conducted by survey method using a questionnaire with closed questions. The variables are categorized into three categories: good knowledge level if the score range between 76-100%, the level of knowledge sufficient if the range between 56-75% and the level of knowledge is deficient when the score <56%. Variable action using the same category as the level of knowledge. The average age of menarche here is 11-12 years old. All of the respondents had got information about health reproduction and menstruation. Most respondents had heard that information from their mother. But the majority of respondents have “less” knowledge (53.33%) about health reproduction. For the practice of menstrual hygiene, respondents had the moderate level. Keyword: health reproduction, menstrual hygiene, adolescence, menarche  AbstrakMasa remaja menjadi waktu yang sangat penting untuk membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Pada usia ini, remaja putri mulai mendapatkan menstruasi pertamanya (menarche). Setelah mendapatkan haid, remaja putri perlu mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi adalah dengan menerapkan praktik menstrual hygiene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri sekolah dasar mengenai kesehatan reproduksi dan praktik menstrual hygiene pada periode menarche. Populasi penelitian adalah seluruh siswi kelas 5 dan 6 yang sudah melalui masa menarche di SDN 4 Pacarkembang Surabaya. Jumlah sampel yang digunakan adalah sejumlah 30 sampel. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan menggunakan total populasi sebagai responden. Cara pengumpulan data dilakukan dengan metode survei menggunakan instrumen kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Variabel dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu tingkat pengetahuan baik apabila skor 76-100%, tingkat pengetahuan cukup apabila skor 56-75%, dan tingkat pengetahuan kurang apabila skor <56%. Variabel tindakan menggunakan kategori serupa dengan tingkat pengetahuan. Hasil rata-rata usia menarche responden adalah usia 11 sampai dengan 12 tahun. Hampir seluruh responden sudah mendapatkan informasi terkait menstrual hygiene sebelum responden mengalami menarche dari orang tua perempuan responden. Namun sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang (53.33%) dan perilaku menstrual hygiene responden sudah cukup baik (60.0%).Keyword: kesehatan reproduksi, menstrual hygiene, remaja, menarche
FAKTOR PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PT. X Chyntiya Permata Dahyar
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal PROMKES
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I2.2018.178-187

Abstract

Indonesia merupakan Negara berkembang yang memiliki banyak kekayaan alam sehingga kekayaan alam tersebut dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan sektor-sektor yang ada di Indonesia salah satunya adalah sektor industri. Perkembangan sektor industri membuat adanya peralihan alat-alat yang bersifat manual menjadi mesin/peralatan yang lebih canggih yang dapat menimbulkan hal negatif seperti kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi disebabkan oleh unsafe conditions dan unsafe acts. Peningkatan sektor industri berbanding dengan peningkatan tenaga kerja sehingga harus berbanding lurus dengan perlindungan yang diberikan kepada tenaga kerja berupa Kesehatan dan Keselamatan Kerja pekerja. Perlindungan tersebut dapat dengan pengendalian kecelakaan kerja yang mana pengendalian kecelakaan kerja diperlukan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan 5 hierarkhi pengendalian kecelakaan kerja yaitu eliminasi, substitusi, perancangan, administratif, dan alat pelindung diri. Perusahaan relatif menggunakan alat pelindung diri sebagai upaya terakhir dalam pengendalian kecelakaan kerja jika pengendalian lain sudah dilakukan namun masih terdapat potensi-potensi bahaya. Kecelakaan kerja juga disebabkan oleh unsafe behavior sehingga diperlukan perilaku pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri. PT. X merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri galangan kapal, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi kapal dan perbaikan serta pemeliharaan kapal. PT.X memiliki program berbasis safety behavior seperti safety talk, induction, meeting, patrol, hingga sidak yang mengkaji terkait isu-isu kesehatan dan keselamatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD). Metode dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan alat pelindung diri adalah sikap. Sikap terbentuk dari persepsi manfaat, dan persepi kemudahan yang saling berhubungan signifikan terhadap sikap.  Kata Kunci: perilaku, persepsi, manfaat, kemudahan, alat pelindung diri (APD), kecelakaan kerja.
HEALTH PROMOTION ANIMATION ABOUT BUYING SNACKS CARELESSLY PROTECTION FOR STUDENT OF SDN BANJARWATI LAMONGAN nashrur razzaq
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal PROMKES
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I2.2018.167-177

Abstract

Malicious snack behavior has been still often done by children. Lack of information about healthy snacks to be one of the causes of it. For that need the promotion of health with the aim of increasing the knowledge of children. The media used to determine the success of delivering information on students SDN Banjarwati Lamongan. This research was conducted with a research and development (R & D) design that aims to develop film media for health promotion. This study uses questionnaires given to 50 students. And interviews that aim to explore the characteristics of the target. In addition, expert reviews are also conducted to get suggestions on prototype and animation media that have been developed. Students of SDN Banjarwati require the addition of information about the content of dye and hygiene presentation of healthy snacks. Animation made tailored to the characteristics of students who love animation with the genre of adventure and use the Indonesian language. Movie media duration of 3 minutes with meticulous messages before consumption, using a rational approach with the aim of target groups who watch animation will gain new knowledge
HUBUNGAN JENIS KELAMIN, GOSOK GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DENGAN KEJADIAN KARIES DI MI AL - MUTMAINNAH Faihatul Mukhbitin
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal PROMKES
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V6.I2.2018.155-166

Abstract

AbstrakKaries gigi merupakan kebusukan yang terjadi pada gigi yang disebabkan oleh kuman dan bakteri. Penyebabnya adalah: kurang menjaga kebersihan mulut dan gigi, cara menggosok gigi dan penggunaan pasta gigi yang belum tepat, serta waktu menggosok gigi yang tidak tepat. Karies dapat dialami oleh anak ataupun orang dewasa tapi lebih sering dialami oleh anak, terutama saat anak berada di usia sekolah (6-12 tahun), karena pada usia tersebut gigi susu mulai tanggal dan gigi permanen pertama mulai tumbuh, sehingga dalam mulut terdapat gigi campuran. Gigi yang baru tumbuh tersebut belum matang sehingga rentan terhadap kerusakan padahal hanya tumbuh sekali seumur hidup, sehingga perlu perhatian dan perawatan khusus untuk mencegah karies.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, kebiasaan gosok gigi malam sebelum tidur dengan kejadian karies pada anak kelas 3 MI. Al-Mutmainnah yang terletak di Kelurahan Kedung Cowek Kecamatan Bulak Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini berjumlah 28 murid, sampel tersebut dihitung dengan menggunakan metode Slovin. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin dan kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur malam, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian karies gigi. Data yang didapatkan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis Chi-square dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya  hubungan antar variabel. Dalam penelitian didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara jenis kelamin, kebiasaan gosok gigi sebelum tidur malam dengan kejadian karies, hal ini di buktikan dengan nilai ρ  0,019  dan  0,003. Kata kunci: Jenis Kelamin, Gosok Gigi Sebelum Tidur Dan Karies

Page 7 of 38 | Total Record : 372


Filter by Year

2015 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. SI2 (2025): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educat Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio Vol. 13 No. SI1 (2025): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educat Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio Vol. 12 No. SI2 (2024): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educat Vol. 12 No. SI1 (2024): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educat Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio Vol. 11 No. 1SI (2023): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educat Vol. 10 No. 2 (2022): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio Vol. 10 No. 1 (2022): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Educatio Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 7 No. 2 (2019): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 7 No. 1 (2019): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal PROMKES Vol. 6 No. 1 (2018): Jurnal Promkes Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL PROMKES Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL PROMKES Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL PROMKES Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL PROMKES Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Promkes Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku More Issue