cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 203 Documents
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT DAN PEMANFAATANNYA DI KAWASAN TANE' OLEN DESA SETULANG MALINAU, KALIMANTAN TIMUR Karmilasanti Karmilasanti; Supartini Supartini
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.1.23-38

Abstract

Tane' Olen adalah kawasan hutan lindung di Desa Setulang, Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau. Hutan ini didominasi oleh jenis-jenis dipterokarpa dan memiliki keanekaragaman flora yang tinggi, termasuk tumbuhan berkhasiat sebagai obat yang digunakan oleh masyarakat sekitarnya. Tulisan ini memaparkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional di kawasan Tane' Olen yang secara tradisional digunakan oleh masyarakat Desa Setulang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksploratif. Materi tumbuhan dikumpulkan secara purposive sampling selama eksplorasi menggunakan pengenal jenis penduduk setempat di kawasan Tane'Olen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang digunakan oleh masyarakat setempat sebagai obat tradisional ada 32 jenis, yang tergolong dalam 31 marga dan 26 suku tumbuhan. Araceae merupakan suku tumbuhan yang paling banyak dijumpai. Habitus tumbuhan obat sebagian besar berupa pohon, sedangkan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun. Cara penggunaan tumbuhan obat sebagian besar dalam bentuk bahan tunggal, dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaannya sebagian besar untuk pengobatan luar, namun ada juga yang digunakan untuk pengobatan dalam. 
Sifat Kimia dan Warna Kayu Keruing, Mersawa dan Kapur Ganis Lukmandaru; Siti Fatimah; Andrian Fernandes
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2015.1.2.69-80

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat kimia dan warna  kayu keruing (Dipterocarpus humeratus), mersawa (Anisoptera laevis) dan kapur (Dryobalanops keithii) yang sampai saat ini relatif belum banyak diketahui. Sampel pohon diperoleh dari  hutan Muara Wahau, Kalimantan Timur. Bagian gubal dan teras diperoleh dari bagian pangkal pohon. Pengujian komponen kimia mengacu pada standar ASTM. Pengukuran warna dilakukan melalui sistem koordinat CIELAB. Hasil pengukuran kadar ekstraktif di 3 spesies pada nilai kadar ekstraktif etanol-toluena (KEET) menunjukkan kisaran pada kayu bagian gubal (KG) 2,37-4,60 % dan teras (KT) 2,58-4,81 %, kelarutan dalam air panas (KAP) sebesar 2,14-6,49 % (KG) dan 1,14-5,77 % (KT), kadar kelarutan dalam air dingin (KAD) adalah 1,61-6,39 % (KG) dan 1,063,26 % (KT). Kecenderungan dari gubal ke teras menunjukkan adanya kenaikan nilai KEET, dan penurunan nilai KAP dan KAD. Pengukuran komponen dinding sel pada kadar lignin berkisar 27,39 – 33,29 % (KG) dan 25,77- 34,19 % (KT), kadar holoselulosa berkisar 70,50-73,73 % (KG) dan 65,94-74,84% (KT), sedangkan kadar a-selulosa berkisar 45,83-49,62 % (KG) dan 44,23-52,32 % (KT). Dari gubal ke teras, perbedaan nilai kadar lignin dan selulosa relatif kecil. Kelarutan dalam NaOH 1 % berkisar 12,06-17,07 (KG) dan 11,85-20,79 % (KT), kadar abu sekitar 0,72-3,64 % (KG) dan 0,74-4,73 % (KT), sedangkan nilai pH berkisar 5,56-8,02 (KG) dan 7,09-7,96 (KT). Untuk sifat warna, kisaran nilai indeks kecerahan (L*), kemerahan (a*), dan kekuningan (b*) pada bagian gubal adalah 48-53, 6-11, dan 9-20, secara berturutan,, sedangkan pada bagian teras masing-masing  40-49, 9-16, dan 14-18.
Perubahan Fisiologis dan Biokimia Benih Tengkawang Selama Penyimpanan Asep Rohandi; Nurin Widyani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.1.9-20

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek fisiologi dan biokimia perubahan fisik dan fisiologis benih tengkawang (Shorea stenoptera) selama proses penyimpanan. Percobaan penyimpanan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial 2 x 5 dengan 3 kali ulangan. Faktor-faktor tersebut meliputi suhu ruang simpan dan lama penyimpanan. Suhu ruang simpan terdiri dari ruang kamar (28-290C) dan  ruang AC (18-20 0C), sedangkan lama penyimpanan terdiri dari 0, 1, 2, 3 dan 4 minggu. Parameter fisiologis yang diamati meliputi daya berkecambah, kecepatan berkecambah dan nilai perkecambahan, sedangkan parameter biokimia meliputi kandungan pati, lemak, protein dan daya hantar listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap perubahan fisiologis (daya berkecambah, kecepatan berkecambah dan nilai perkecambahan) benih S. Stenoptera, yang dapat menyebabkan viabilitas benih terus menurun dengan semakin lamanya periode penyimpanan. Perbedaan suhu ruang simpan pada penyimpanan benih tengkawang (KA awal 46,06%) tidak  menunjukkan perbedaan nyata. Sampai minggu ke 4 daya berkecambah benih di ruang kamar mampu dipertahankan sebesar 44% dan di ruang AC sebesar 49,33%. Kandungan lemak dan nilai daya hantar listrik cenderung mengalami peningkatan, sedangkan kandungan pati dan protein pada benih tengkawang cenderung mengalami penurunan selama penyimpanan. 
KAJIAN EKONOMI POLITIK DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR Eddy Mangopo Angi; Catur Budi Wiati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2017.3.2.63-80

Abstract

Pemerintah Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan kebijakan dan program Kaltim Green, Low Carbon Growth Strategy (LCGS), Strategi Rencana Aksi Provinsi Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation Plus (SRAP REDD+), dan  Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD GRK). Kebijakan ini untuk memperbaiki tata kelola hutan dan lahan (TKHL) untuk mendukung pemerintah menurunkan emisi GRK dunia melalui rencana aksi (mitigasi) sebesar 26% dan 41% hingga tahun 2020. Tujuan studi ini untuk menyampaikan hasil kajian sosial, ekonomi, budaya dan politik yang berkontribusi terhadap deforestasi, degradasi hutan dan lahan. Termasuk relasi aktor formal dan non formal dalam proses pengambilan kebijakan daerah serta isu-isu strategis TKHL terkait perencanaan tata ruang, proses kebijakan tata ruang, perijinan, dan penganggaran. Pengumpulan data dilaksanakan di Kabupaten Paser, Kaltim pada  periode tahun 2012-2013 dan dilanjutkan studi meja (desk study) tahun 2014. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (dept interview), Kelompok Diskusi Terfokus (Focus Group Discussion/FGD) dan studi literatur. Metode analisis data menggunakan analisis masalah (analisis konteks dan kebijakan) dan analisis stakeholders (analisis aktor). Hasil studi menyebutkan bahwa deforestasi terbesar disebabkan karena izin-izin di bidang kehutanan dan perkebunan, sedangkan degradasi hutan dan lahan disumbangkan dari kegiatan pertambangan. Hal tersebut didukung dari struktur politik, legislatif memberikan kontribusi dukungan yang besar atas penguasaan dan pemanfaatan sumber daya alam bagi eksekutif. Kata Kunci: deforestasi, degradasi hutan dan lahan, Tata Kelola Hutan dan Lahan (TKHL), Kabupaten Paser 
Pengaruh Komposisi Media dan Perbedaan Populasi Pada Pertumbuhan Cabutan Pasak Bumi Deddy Dwi Nur Cahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.67-72

Abstract

Pasak bumi merupakan salah satu jenis tumbuhan berkhasiat obat dari ekosistem hutan dipterocarpaceae. Pemanfaatan jenis tersebut selama ini dieksploitasi dari hutan alam dengan menggunakan bagian akarnya, sehingga seluruh bagian tanaman akan tercabut dan menyebabkan semakin menurun keberadaannya. Disisi lain, permintaan akar pasak bumi semakin meningkat di pasar domestik maupun manca negara dengan harga yang cukup tinggi.  Diperlukan budidaya untuk memenuhi permintaan yang  semakin meningkat dan menjaga kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media dan perbedaan populasi pada pertumbuhan cabutan pasak bumi. Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu media semai [M] dan populasi [P]. Faktor media terdiri dari 4 aras yaitu top soil [M1]; top soil : pasir (1:1) [M2]; top soil : pasir : pupuk kompos (3:3:1) [M3] dan top soil : pupuk kompos (6:1) [M4]. Faktor populasi terdiri dari 2 populasi, yaitu populasi Samboja [P1] dan Taman Nasional Kutai (TNK) [P2]. Masing-masing komposisi media sebanyak 20 tanaman diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jadi bibit antara 91,67-100%. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa faktor media dan populasi memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi dan diameter bibit pasak bumi. Penggunaan kompos dengan komposisi media [M3 dan M4] memberikan pertumbuhan terbaik untuk tinggi dan diameter bibit. Populasi Samboja lebih unggul dalam pertumbuhan tinggi bibit dibanding populasi TNK, namun sebaliknya untuk pertumbuhan diameter bibit.
KANDUNGAN LOGAM BERAT BESI (Fe), TIMBAL (Pb) dan MANGAN (Mn) PADA AIR SUNGAI SANTAN Kiamah Kamarati; Marlon Aipassa; Muhammad Sumaryono
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.1.49-56

Abstract

Meningkatnya pembangunan dan perkembangan daerah industri disekitar sungai maka akan berpengaruh terhadap kualitas air sungai dan pencemaran lingkungan sekitar. Banyaknya aktifitas masyarakat seperti pertanian, pertambangan dan kegiatan industri lainnya akan berpengaruh terhadap kandungan logam berat pada air Sungai Santan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam berat Fe, Mn dan Pb  dan untuk mengetahui baku mutu air berdasarkan kelas pada Sungai Santan. Pengambilan sampel air dilakukan pada daerah hulu, tengah dan hilir sungai dan pada saat sebelum hujan dan sesudah hujan. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan logam berat pada Sungai Santan masuk kedalam kelas I dan II yaitu dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluan konsumsi lainnya dan dapat digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan mengairi  tanaman.Kata kunci: Logam Berat, Sungai, Pencemaran
KAJIAN DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN TERHADAP SUPLAI BAHAN BAKU INDUSTRI KAYU DI KALIMANTAN TIMUR Catur Budi Wiati; Karmilasanti karmilasanti
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.1.73-90

Abstract

Pelaksanaan Permenhut No.P.55/Menhut-II/2006 dimaksudkan untuk memperpendek jalur birokrasi untuk menghemat waktu dan biaya yang dapat berdampak pada biaya pengurusan yang tinggi (high cost economy). Tetapi ketidaksiapan sumberdaya manusia sebagai penerbit dan kebingungan penerapan di lapangan akibat kondisi alam yang tidak ideal menjadi alasan sebagian besar perusahaan di Kalimantan Timur mengalam kesulitan untuk melaksanakan Permenhut No.P.55/Menhut-II/2006 di lapangan. Disisi lain kayu bulat asal hutan alam dari Kalimantan Timur, khususnya jenis dipterokarpa, memegang peranan cukup penting bagi industri pengolahan kayu di Indonesia. Karena sekitar 50% dari total produksi kayu bulat Indonesia yang dipergunakan untuk bahan baku industri berasal dari Kalimantan Timur.  Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan hasil penelitian tentang pelaksanaan Permenhut No.P.55/Menhut-II/2006 di Kalimantan Timur, permasalahan yang dihadapi dan dampaknya bagi potensi kayu dari hutan alam, khususnya jenis dipterokarpa, di Kalimantan Timur. Penelitian yang dilakukan sekitar bulan Mei – Desember 2007 ini mendapatkan hasil bahwa pelaksanaan permenhut No.P.55/Menhut-II/2006 yang efektif dan efesien berdampak terhadap peningkatan produksi kayu bulat Kalimantan Timur yang tentunya juga akan meningkatkan produksi kayu bulat nasional.
PERTUMBUHAN TANAMAN Shorea roxburghii G. Don PADA AREAL ILALANG Ernayati Ernayati; Giono Giono; Deny Prasetyawan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2007.1.1.37-46

Abstract

Pengamatan tentang pertumbuhan Shorea roxburghii G. Don  pada areal ilalang dilaksanakan di Semoi II. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan riap tanaman sampai umur lima tahun setelah ditanam. Perlakuan yang telah diberikan adalah pemupukan dengan NPK, TSP dan guano dengan dosis 10 gram, 50 gram, 100 gram untuk NPK dan TSP, serta 50 gram, 100 gram dan 200 gram untuk guano per tanaman. Pemupukan hanya diberikan sekali pada saat penanaman. Parameter yang diukur adalah tinggi, diameter dan persentase hidup tanaman. Setelah berumur lima tahun pertumbuhan tinggi tanaman S. roxburghii G. Don  mencapai 340,87 cm dengan riap tinggi 68,17 cm per tahun, pertumbuhan diameter 5,10 cm dengan riap diameter 1,02 cm dan persentase hidup 97,17%.  
Produktivitas Tegakan Tanaman Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.) dari Cabutan Alam dan Stek Pucuk Asef Kurniyawan Hardjana; Lydia Suastati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.1.47-58

Abstract

Produktivitas tanaman merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan keberhasilan suatu penanaman. Salah satu jenis penting dalam famili Dipterocarpaceae yang informasi mengenai produktivitas tanamannya yang ditanam dalam kawasan hutan tanaman belum banyak diketahui adalah meranti tembaga (S. leprosula Miq.). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas pertumbuhan tanaman meranti tembaga (S. leprosula Miq.) yang berasal dari cabutan dan stek dari umur 9 - 15 tahun yang diukur secara periodik (2 tahun sekali) pada areal hutan tanaman. Percobaan penanaman dilakukan pada lahan belukar muda bekas kebakaran dengan perlakuan jarak tanam 5 m x 4 m. Ukuran plot pengamatan dibuat persegi dengan luas 0,25 ha, jumlah plot keseluruhan adalah 12 plot yang terdiri dari 9 plot untuk tanaman asal cabutan alam dan 3 plot untuk tanaman asal stek pucuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman meranti tembaga yang berasal dari bibit cabutan dan stek memiliki pertumbuhan yang pesat, hingga umur 15 tahun riap diameter rata-rata tahunan (MAI) untuk tanaman yang berasal dari cabutan sebesar 1,55 cm/tahun dan 1,78 cm/tahun untuk tanaman yang berasal dari stek.
POTENSI REGENERASI DAN PENYEBARAN Shorea balangeran (Korth.) Burck DI SUMBER BENIH SAKA KAJANG, KALIMANTAN TENGAH Tri Atmoko
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.2.21-36

Abstract

Penelitian potensi regenerasi dan penyebaran Shorea balangeran (Korth.) Burckdilakukan di Tegakan Benih Teridentifikasi (TBI) Saka Kajang, Kalimantan Tengah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi regenerasi dan penyebaran S. balangeran. Penelitian dilakukan dengan analisis vegetasi metode jalur berpetak. Petak yang dibuat sebanyak 12 yang ditempatkansecara purposive sampling. Sedangkan data penyebaran pohon diperoleh dengan memetakan seluruh pohon S. balangeran dbh >10 cm dan mencatat kondisi fenotifnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi vegetasi di TBI Saka Kajang terdiri dari 57 jenis, termasuk dalam 33 marga dan 23 suku. Vegetasi tingkat pohon, tiang dan semai didominasi oleh S. balangeran, sedangkan tingkat pancang didominasi jenis Macaranga bancana (Miq.) Muell. Arg. Pohon S. balangeran dijumpai sebanyak 273 pohon, sebagian besar berdiameter batang >35 cm dan tumbuh saling berdekatan. Pohon berdiameter menengah (30-39,9 cm, 40-49,9 cm dan 50-59.9 cm) mempunyai kerapatan yang tinggi (3,86 pohon/ha, 4,57 pohon/ha dan 3,29 pohon/ha) dan rata-rata tajuknya menempati lapisan (stratum) C.

Page 4 of 21 | Total Record : 203


Filter by Year

2007 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue