cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 203 Documents
Pengaruh Pemberian Inokulum Spora Scleroderma Verrucosum Terhadap Pertumbuhan Bibit Shorea Spp. di Rumah Kaca Massofian Noor; Abdurachman Abdurachman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2014.8.2.89-96

Abstract

Pengaruh spora Scleroderma verrucosum terhadap pertumbuhan bibit Shorea spp telah diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Samboja Kalimantan Timur pada bulan April - Desember 2011. Rancangan yang dipergunakan adalah Rancangan Pola Faktorial 5x2x3 dalam acak lengkap dengan 10 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi ketiga faktor tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit Shorea spp, sedangkan media dan jenis Shorea spp masing-masing berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit. Sebaliknya semua perlakuan tidak berpengaruh secara nyata terhadap persen kematian bibit. S. johorensis memiliki pertumbuhan tinggi dan diameter yang paling besar, bila dibandingkan dengan keempat jenis lainnya. Persentase hidup S. johorensis dan S. leprosula mengalami tingkat kematian paling sedikit, kemudian disusul oleh S. pauciflora, S. parvifolia dan S. seminis. Jenis S. seminis memiliki pertumbuhan tinggi rata-rata paling kecil. Pemberian mikoriza berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit Shorea spp dan aplikasi mikoriza 3 ml/bibit menghasilkan pertumbuhan tinggi tercepat 30,06 cm yang berbeda nyata dengan kontrol tanpa mikoriza.
FAKTOR EKSPLOITASI JENIS DIPTEROCARPACEAE (Shorea spp.) DI KALIMANTAN TIMUR Sukanda Sukanda
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2008.2.1.1-10

Abstract

Faktor eksploitasi merupakan perbandingan volume kayu yang dimanfaatkan terhadap volume aktual batang yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Dengan  diketahuinya faktor eksploitasi perusahaan akan dapat merencanakan dan mengawasi produksi kayu yang akan dihasilkan. Tulisan ini menyajikan bagian batang yang seharusnya dapat dimanfaatkan dari pangkal batang hingga batas cabang pertama. Volume batang yang seharusnya dimanfaatkan adalah volume  batang yang dapat diangkut hinga log pond atau tempat pemasaran. Informasi yang akurat dari faktor eksploitasi sangat diperlukan dalam perencanaan seperti halnya dalam mengontrol proses dari jalur produksi log. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor eksploitasi jenis kayu kapur (Dryobalanops sp.) adalah 0.83, markabang (Shorea sp.) sebesar 0.78, majau (Shorea palembanica) sebesar 0.84, meranti kuning (Shorea gibbosa) sebesar 0.78, meranti merah (Shorea acuminata) sebesar 0.75, meranti putih (Shorea javanica) sebesar 0.83 dan mersawa (Anisoptera costata) sebesar 0.80. Dalam kaitannya dengan kelas diameter faktor eksploitasi untuk kelas diameter 60-69 cm sebesar  0.79, kelas diameter  70-79 cm sebesar 0.82, kelas diameter  80-89 cm sebesar 0.79 dan kelas diameter  > 90 cm sebesar 0.81. Rata-rata faktor eksploitasi dari  Dipterocarpaceae sebesar 0.80.
PERTUMBUHAN KEBUN PANGKASAN JENIS Shorea leprosula Miq. Deddy Dwi Nurcahyono; Rayan Rayan; Rini Handayani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2013.7.1.43-52

Abstract

Kebun pangkasan merupakan tahapan dalam membangun kebun pangkas. Pembangunan kebun pangkasan bertujuan menyediakan materi stek pucuk, dalam kegiatan ini juga mendukung pemuliaan. Pengamatan pertumbuhan tingkat semai Shorea leprosula dilakukan untuk mengukur beberapa parameter pertumbuhan yaitu tinggi dan diameter di kebun pangkasan dari enam provenans, meliputi ITCIKU, Gunung Lumut, Carita, Gunung Bunga, Sungai Runtin dan SBK. Rancangan Acak Berblok (RAB) digunakan dengan provenans dan pohon induk sebagai perlakuan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perbedaan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit antar provenans dan pohon induk sangat signifikan. Provenan Sungai Runtin menunjukkan pertumbuhan tinggi yang paling tinggi (60,092 cm) sedangkan pertumbuhan terbesar untuk diameter (4,515 mm) adalah provenan Gunung Bunga.
STRUKTUR DAN POTENSI DIPTEROCARPACEAE PADA VARIASI UMUR TEGAKAN HUTAN BEKAS TEBANGAN Farida Herry Susanty
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2008.2.1.59-72

Abstract

Dipterocarpaceae merupakan kelompok terpenting jenis pohon niagawi dari hutan hujan tropis, khususnya di Kalimantan.  Saat ini, sebagian besar hutan hujan telah menjadi hutan bekas tebangan.  Satu pertanyaan relevan adalah apakah hutan bekas tebangan berisi cukup dipterokarpa hingga rotasi tebang berikutnya.  Penelitian ini menjawab pertanyaan tersebut dengan menguji potensi Dipterokarpa pada hutan bekas tebangan dari berbagai umur pada 4 IUPHHK di Kalimantan Timur.  Penelitian ini dilaksanakan pada periode 2003 – 2006.  Data dikumpulkan dari plot temporer  berukuran 100m x 100m (satu hektar) pada setiap hutan bekas tebangan  dan seluruh pohon berdiameter >20cm diukur.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum hutan bekas tebangan masih memiliki struktur yang bagus menyerupai struktur hutan alam.  Kerapatan pohon Dipterokarpa mencapai 40%, tetapi mencapai lebih dari 50% bila berdasarkan nilai luas bidang dasar.
PENGARUH PEMBERIAN PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Shorea spp. DI PERSEMAIAN Massofian Noor
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2009.3.1.21-32

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Samboja. Secara administrasi pemerintahan wilayah ini termasuk Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini terdiri atas 2 faktor. Faktor A adalah jenis, terdiri atas Shorea balangeran, S. laevis dan S. pauciflora. Faktor B adalah konsentrasi zat penghambat tumbuh paklobutrazol terdiri atas bO = 0 ppm, b1 = 60 ppm, b2 = 90 ppm dan b3 = 140 ppm. Satu unit terdiri atas 30 anakan dan ulangan dilakukan sebanyak 2 kali. Rancangan yang dipergunakan adalah pola faktorial 3x4x2, dalam rancangan acak lengkap. Hasil yang diperoleh, pengaruh pemberian paklobrutrazol terhadap pertumbuhan tinggi dan jenis anakan Shorea spp. berbeda nyata, dimana tinggi rataan anakan untuk keempat perlakuan dan ketiga jenis adalah berbeda, hal ini dapat dilihat dari nilai F-hitungnya yang lebih besar dibandingkan dengan F-tabel, yakni 13,358> 3,81 untuk perlakuan, dan 27,251 > 4,636 untuk jenis. Hasil uji lanjut Duncan, berdasarkan perlakuan, menunjukkan perlakuan b3= 140 ppm, paklobrutrazol menghasilkan nilai rataan tinggi yang lebih rendah, yakni sebesar 41,77 cm. Sedangkan perlakuan bO = 0 ppm (kontrol), menghasilkan nilai rataan pertumbuhan tinggi yang paling tertinggi, yakni sebesar 49,90 em. Hasil uji lanjut Duncan, berdasarkan jenis anakan Shorea spp. menunjukkan bahwa S. laevis merupakanjenis anakan yang mempunyai nilai rataan tinggi yang paling kecil, yakni sebesar 41,43 cm, kemudian S. pauciflora mempunyai nilai rataan tinggi sebesar 46,39 cm, sedangkan anakan S. balangeran mempunyai nilai rataan tinggi yang paling besar yakni 49, 57 cm. Pengaruh pemberian paklobutrazol terhadap pertambahan diameter anakan Shorea spp. berbeda nyata terhadap perlakuan danjenis anakan, dimana nilai F-hitung 9,375 > 3,81 nilai F- tabel untuk perlakuan dan nilai F-hitung 11,881 > 4,636 nilai F- tabel untukjenis. Uji lanjut Duncan berdasarkan perlakuan yang diberikan, nampak bahwa bO= 0 ppm, menghasilkan nilai rataan diameter yang paling tinggi, yakni sebesar 0,48 cm. Sedangkan perlakuan b3= 140 ppm, paklobutrazol menghasilkan nilai rataan diameter yang paling kecil, yakni sebesar 0,43 cm. Uji lanjut berdasarkan jenis anakan Shorea spp., jenis S. pauciflora menghasilkan nilai rataan diameter yang paling kecil, yakni sebesar 0,42 cm. Kemudian S. balangeran menghasilkan nilai rataan diameter sebesar 0,44 cm dan jenis S. laevis menghasilkan nilai rataan diameter yang terbesar, yakni 0,46 cm. Pengaruh pemberian paklobutrazol terhadap persen hidup, dari hasil analisis varian memberikan hasil yang sama atau tidak berbeda nyata, baik dari faktor jenis anakan Shorea spp. perlakuan atau ulangan. Pengaruh perlakuan paklobutrazol terhadap anakan Shorea spp. dapat mempengaruhi biomas tanaman tersebut.
SIFAT FISIK DAN MEKANIK KAYU SHOREA MACROPTERA ssp. SANDAKANENSIS ( Sym. ) ASHTON SEBAGAI BAHAN BAKU MEBEL Andrian Fernandes; Amiril Saridan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2013.7.1.1-6

Abstract

Adanya perkembangan industri mebel membuka peluang digunakannya jenis-jenis kayu yang kurang dikenal. Salah satunya adalah Shorea macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton yang tergolong jenis meranti merah yang belum diketahui sifat dasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat dasar dan peluang penggunaan kayu S. macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton sebagai bahan baku mebel. S. macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton diambil dari RKT 2012 IUPHHK PT Hutansanggam Labanan Lestari. Sifat dasar yang diuji meliputi berat jenis kayu dan perubahan dimensi kayu mengikuti standar DIN-2135 1975, pengujian mekanik kayu menggunakan standar uji BS 373-1957, dan pengujian pengetaman kayu mengikuti standar uji ASTM D-1666-64 1981 yang dimodifikasi oleh Abdurachman dan Karnasudirdja (1982). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu S. macroptera ssp. Sandakanensis (Sym.) Ashton tergolong ke dalam berat jenis kelas III, memiliki kekuatan lengkung statis kelas II, kekuatan tekan sejajar serat kelas III dan mudah dikerjakan. Berdasarkan sifat tersebut kayu S. macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton dapat digunakan untuk bahan baku mebel.
PENGARUH KANDUNGAN AIR TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TRANSPIRASI SEMAI Shorea leprosula MIQ. Marjenah Marjenah
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2010.4.1.11-24

Abstract

Untuk dapat memulihkan kembali hutan Dipterocarpaceae, perlu adanya peningkatan usaha pembudidayaan dari jenis-jenis tersebut. Selain itu, dalam rangka mencapai keberhasilan permudaan buatan secara buatan dan rehabilitasi lahan kritis, perlu adanya usaha pengadaan bahan tanaman. Usaha pengadaan bahan tanaman tidak hanya memperhatikan kuantitas, tapi juga yang tak kalah pentingnya adalah kualitas bahan tanaman agar kegiatan penanaman di lapangan terhindar dari kegagalan. Pada umumnya, penelitian tentang pertumbuhan tanaman hanya berfokus pada pertumbuhan tinggi. diameter, jumlah daun, jumlah cabang, atau biomassa. Di sisi lain, penjelasan tentang pertumbuhan tanaman ditinjau dengan pendekatan ekofisiologis juga diperlukan, khususnya pada tingkat semai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kandungan air tanah yang berbeda terhadap pertumbuban semai Shorea leprosula Miq. Pertumbuhan tinggi dan diameter,jumlah daun, luas daun, dan laju transpirasi dikumpulkan sebagai parameter utama. Perlakuan penyiraman berpengaruh sangat signifikan terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah daun, dan laju transpirasi; berpengaruh signifikan terbadap pertumbuhan diameter dan luas daun. Perlakuan penyiraman 100% memberikan pengaruh terbaik terhadap semua parameter yang diamati.
SEBARAN DAN POTENSI POHON TENGKAWANG DI HUTAN PENELITIAN LABANAN,KALIMANTAN TIMUR Amiril Saridan; Andrian Fernandes; Massofian Noor
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2013.7.2.101-108

Abstract

Tengkawang merupakan jenis pohon yang dilindungi, tumbuh di hutan tropis yang dikenal sebagai penghasil buah dan lemak tengkawang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi dan sebaran jenis pohon penghasil tengkawang. Penelitian dilaksanakan di hutan penelitian Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dalam penelitian ini digunakan plot berukuran 100 m x 100 m (1 ha) yang diletakkan secara purposive sampling pada tegakan yang berbeda yang dibuat sebanyak 3 plot penelitian dengan total areal 3 ha. Hasil penelitian terdapat 5 jenis pohon penghasil tengkawang meliputi Shorea beccariana Burck, S. macrophylla Ashton, S. mecistopteryx Ridl., S. pinanga Scheff dan S. Seminis (de Vriese) Sloot. dengan Kerapatan pohon bervariasi dari satu plot ke plot lainnya dengan rataan 11 pohon/ha dan volume tegakan sebesar 38,32 m3/ha. Umumnya jenis tengkawang yang tumbuh pada kelerengan > 40 % yaitu S. beccariana Burck, S. pinanga Scheff, S. mecistopteryx Ridl dan S. seminis Sloot. Sedangkan yang tumbuh pada kelerengan < 40 % adalah S. macrophylla Ashton.
RIAP DIAMETER DAN TINGGI PERMUDAAN ALAM DAN TANAMAN MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula MIQ.) PADA SISTEM TPTII Kiswanto Kiswanto
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2010.4.1.1-10

Abstract

Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) merupakan sistem silvikultur terbaru yang diterapkan di Indonesia, yang menekankan paad penanaman jenis-jenis unggul hasil pemuliaan dengan sistem jalur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa informasi dan data pendukung yang berhubungan dengan permudaan alami dan tanaman dari meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) di areal TPTII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permudaan alami dengan perlakuan perapihan memiliki pertumbuhan awal (diameter dan tinggi) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan permudaan alami tanpa perlakuan dan pertumbuhan tanaman. Hal tersebut disebabkan perlakuan perapihan memberikan ruang tumbuh dan cahaya yang lebih banyak untuk pertumbuhan permudaan. Permudaan alami dengan perlakuan perapihan juga menunjukkan pertumbuhan lebih baik dibanding tanaman. Hasil ini diduga desebabkan permudaan alami telah cocok dengan kondisi tapak dan lingkungan, sementara tanaman harus beradaptasi dulu dengan kondisi tersebut.
PERTUMBUHAN SEMAI Shorea leprosula Miq. DARI BERBAGAI POHON INDUK ASAL KALIMANTAN BARAT DI PERSEMAIAN Deddy Dwi Nurcahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.23-30

Abstract

Pembangunan hutan tanaman menjadi alternatif untuk mencukupi penyediaan bahan baku industri perkayuan khususnya jenis yang bernilai ekonomi tinggi seperti Shorea leprosula Miq. Penggunaan benih bermutu perlu dilakukan untuk pembangunan hutan tanaman yang berproduktifitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan semai S. leprosula Miq. dari berbagai pohon induk asal Gunung Bunga Kalimantan Barat di persemaian Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pohon induk sebagai perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya kecambah benih, pertumbuhan tinggi dan diameter bibit yang tertinggi adalah dari pohon induk nomor 7. Sebaliknya, daya kecambah benih terendah, pertumbuhan tinggi dan diamaterterkecil berturut-turut berasal dari pohon induk nomor 1, 4 dan 5. Setelah dianalisis secara statistik parameter daya kecambah, pertumbuhan tinggi dan diameterdari berbagai pohon induk menunjukkan hasil berbeda nyata. 

Page 5 of 21 | Total Record : 203


Filter by Year

2007 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue