cover
Contact Name
Arif Widiyanto
Contact Email
-
Phone
+628132716766
Journal Mail Official
buletinkeslingmas@poltekkes-smg.ac.id
Editorial Address
Jl Raya Baturaden Km. 12 Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia.
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Buletin Keslingmas
ISSN : 0215742X     EISSN : 26558033     DOI : http://dx.doi.org/10.31983/keslingmas
Core Subject : Health, Social,
Buletin Keslingmas mencakup bidang penelitian bidang sanitasi /penyehatan air, penyehatan udara, penyehatan makanan, penyehatan tanah/ pengelolaan sampah, pengendalian vektor, penyehatan sarana fasilitas, Kesehatan dan Keselamat Kerja, Epidemiologi Kesehatan Lingkungan.
Articles 21 Documents
Search results for , issue "Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017" : 21 Documents clear
DINAMIKA PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUNGKID KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Farida Kusuma Wardani; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.757 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3116

Abstract

Peningkatan kasus dan sebaran yang semakin meluas di wilayah kerja Puskesmas Mungkid dapatdigambarkan dengan dinamika penularan. Penelitian ini bertujuan mengetahui dinamika penularanpenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Mungkid Kabupaten Magelang yangmeliputi model penularan dan determinan pada tahun 2015. Jenis penelitian ini termasuk penelitianobservasional dan didasarkan pada dokumentasi catatan Puskesmas Mungkid Tahun 2015. HasilPenelitian karakteristik penderita DBD tertinggi yaitu pada kelompok pendidikan dasar (51,85%), sertapuncak waktu serangan pada Bulan Februari. Jenis kasus indigenus sebanyak 34 kasus dan 20 kasus importdengan model penularan terbanyak berupa separated yaitu 16 separated sedangkan cluster sebanyak 9cluster. Serta kondisi lingkungan yang nyaman bagi nyamuk dengan cahaya, suhu, dan kelembaban masingmasingdengan rata-rata 4,09 lux; 80,22%; dan 29,15°C. Curah hujan tertinggi pada Bulan Februari yaitu27,52 mm/hari dengan jumlah hari hujan sebanyak 19 hari dalam sebulan. Kesimpulan ditemukan 9model penularan cluster, keterlambatan penyelidikan epidemiologi menambah jumlah kasus empat kali lebihbesar dibandingkan awal kasus. Saran sebaiknya PSN dilaksanakan satu bulan berturut-turut mengikutisurveillance puncak DBD.
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN KONTAK PENDERITA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Devi Ratna Yuliani; Muhammad Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.199 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3130

Abstract

Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacteriumtuberculosis), kuman itu hidup di dalam rumah dan dapat mempengaruhi udara dalam lingkungan fisik rumah.Puskesmas Jatilawang merupakan puskesmas yang memiliki jumlah penderita Tb Paru BTA (+) yang mengalamikenaikan kasus dalam 3 tahun terakhir 21 kasus (2012), 22 kasus (2013) dan 46 kasus (2014). Penelitian ini bersifatobservasional dengan menggunakan metode case control. Sampel sebanyak 64 orang, terdiri dari 32 kasus dan 32kontrol. Variabel yang diteliti meliputi Intensitas pencahayaan rumah,kelembaban,luas ventilasi, jenis lantai, jenisdinding, kepadatan hunian dan kontak penderita. Analisis univariat dan bivariate menggunakan SPSS dengan UjiChi Square dan OR dengan CI 95% dan α : 0,05. Analisis Multivariat menggunakan Uji Regresi Logistik danmetode backward ; LR CI 95% dan α : 0,25. Hasil penelitian ini adalah Intensitas pencahayaan rumah (intensitaspencahayaan ruang keluarga (p=0,132;OR 0,407) dan intensitas pencahayaan ruang kamar (p=0,024;OR 0,209)),kelembaban (p=1,00; OR 0,802), luas ventilasi (luas ventilasi ruang keluarga (p=1,00;OR 1,00) dan luas ventilasiruang kamar (p=1,00;OR 1,152)), jenis lantai (p=1,00;OR 2,067), jenis dinding (p=1,00; OR 1,296), kepadatanhunian (p=0,606;OR 3,207) dan kontak penderita (p=1,00;OR 1,140). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adahubungan antara intensitas pencahayaan ruang kamar dengan Kejadian Tb Paru. Disarankan untuk penderita TbParu membuka jendela kamar dan menambah lubang ventilasi agar cahaya dapat masuk dalam ruang kamar.
ANALISIS HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH PUSKESMAS II AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Syahbani Syahbani; Lagiono Lagiono
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.835 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3121

Abstract

Jumlah suspek TB paru di Kabupaten Banyumas Tahun 2014 sebanyak 1.454 kasus dan terdiagnosisBTA + sebanyak 1.991 kasus yang lebih banyak dibandingkan jumlah suspek. Tujuan umumpenelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah (jenis lantai, luas ventilasi,pencahayaan alami, kepadatan hunain) terhadap kejadian penyakit TB Paru di wilayah Puskesmas IIAjibarang Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik denganpendekatan case control study di wilayah Puskesmas II Ajibarang Kabupaten Banyumas PropinsiJawa Tengah. Populasi penelitian mencakup semua penderita TB Paru yang ada di wilayahPuskesmas II Ajibarang, berjumlah 48 penderita pada tahun 2014 - 2015. Sampel dalam penelitianini berjumlah 96 orang, terdiri dari kelompok kasus berjumlah 48 orang dan kelompok kontrolberjumlah 48 orang yang dihitung dengan teknik purposive sampling, Hasil penelitian menyatakanbahwa jenis lantai rumah sebagian besar kedap air yaitu 63 rumah (65,6%), luas ventilasi memenuhisyarat yaitu 55 rumah (57,3%), pencahayaan alami memenuhi syarat yaitu 75 rumah (78,1%) dankepadatan huniannya memenuhi syarat yaitu 76 rumah (79,2%). Ada hubungan antara jenis lantai (pvalue = 0,018; OR = 2,846), luas ventilasi (p value = 0,023; OR = 2,600), pencahayaan alami (pvalue = 0,026; OR = 3,182) dan kepadatan hunian (p value = 0,003; OR = 5,500) dengan kejadianTB Paru di Wilayah Puskesmas II Ajibarang Tahun 2015. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adahubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian TB Paru. Penelitian ini perlu dikembangkanlebih lanjut dengan meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian TB paru dari aspekperilaku keluarga penderita TB paru.
HUBUNGAN PRAKTIK PENCEGAHAN DAN KONDISI FISIK RUMAH PENDERITA TB PARU DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Umi Mukarromah; Lagiono Lagiono
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.006 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3112

Abstract

Tuberkulosis (TB) Paru sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, terutama di negara-negaraberkembang termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan praktik pencegahandan kondisi fisik rumah dengan kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas II Sumpiuh KabupatenBanyumas Tahun 2016. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas II Sumpiuh KabupatenBanyumas pada bulan Maret – April tahun 2016 menggunakan rancangan penelitian case control denganpendekatan retrospektif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 23 orang diambil dengan teknik totalsampling dan sampel kontrol 46 orang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis datamenggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa praktek pencegahan TB paru sebagianbesar baik = 51 orang (73,9%), jenis lantai rumah memenuhi syarat = 43 rumah (62,3%), kondisi dindingrumah memenuhi syarat = 55 rumah (79,7%), ventilasi rumah memenuhi syarat = 46 rumah (66,7%),kondisi dapur rumah memenuhi syarat = 55 rumah (79,7%) dan kepadatan hunian memenuhi syarat = 61rumah (88,4%). Ada hubungan antara praktik pencegahan TB paru (p value = 0,020; OR = 3,654), jenislantai (p value = 0,022; OR = 3,300), dinding rumah (p value = 0,001; OR = 6,395), ventilasi rumah (pvalue = 0,019; OR = 3,471), kondisi fisik dapur (p value = 0,006; OR = 5,271) dan kepadatan hunian rumah(p value = 0,001; OR = 19,688). dengan kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas II SumpiuhKabupaten Banyumas. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan hubungan praktik pencegahan dankondisi fisik rumah dengan kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas II Sumpiuh Kabupaten BanyumasTahun 2016. Hasil penelitian ini perlu dipublikasikan sebagai bahan referensi ilmiah dan kepustakaansekaligus sebagai bahan pengembangan ilmu kesehatan khususnya
FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Belliya Yulis Rahmadani; Muhammad Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.463 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3126

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkandari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Puskesmas Purwokerto Selatan merupakan daerahdengan jumlah kasus DBD tertinggi di wilayah Kabupaten Banyumas, pada tahun 2015 berjumlah 92 kasus..Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko lingkungan dan perilaku dengan kejadian penyakitDBD di Kabupaten Banyumas. Metode penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain studiCase Control, jumlah sampel kasus sejumlah 34 kasus dan 34 kontrol. Variabel yang diteliti meliputi keberadaanjentik, jenis TPA, warna TPA, keberadaan tanaman sekitar rumah, ventilasi, mobilitas, kebiasaan menggantungpakaian, kebiasaan tidur siang, dan kebiasaan menggunakan repellent. Analisis yang digunakan yaitu Data yangdiperoleh dianalisis ke dalam analisis univariat, bivariat dengan uji Chi-square (X2) dan multivariat denganmenggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadianDBD yaitu variabel kebiasaan menggantung pakaian (p = 0,033 ; OR = 4,942). Hasil analisis multivariat diketahuivariabel yang berpengaruh besar/ dominan berhubungan dengan kejadian penyakit DBD adalah variabelkebiasaan menggantung pakaian (p = 0,011). Simpulan penelitian ini adalah variabel yang berhubungan dengankejadian penyakit DBD yaitu variabel kebiasaan menggantung pakaian. Variabel yang berpengaruh dominanadalah variabel kebiasaan menggantung pakaian. Disarankan bagi pihak puskesmas Purwokerto Selatan dan kaderkesehatan untuk Meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang cara mencegah DBD
EFISIENSI ALAT PENGOLAH LIMBAH LAUNDRY UNTUK MENURUNKAN KADAR DETERJEN DI DESA DUKUHWALUH KECAMATAN KEMBARAN TAHUN 2016 Maili Wijhah Tsabity; Hari Rudijanto IW
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.931 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3117

Abstract

Kebutuhan air bersih merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.Banyaknya Laundry kiloan langsung membuang limbahnya ke badan air sehingga dapat menurunkankualitas air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi salah satu dari berbagai pencemaran airdengan alat pengolah limbah laundry dalam menurunkan kadar deterjen. Eksperimen menggunakanalat pengolah limbah laundry bentuk prototype. Pengolahan gabungan secara fisik menggunakan zeolitdengan karbon aktif dan secara kimia menggunakan tawas (Alumunium sulfat) dengan soda abu.Pengoperasian alat menggunakan debit 50 ml/menit dan 100 ml/menit. Sampel dalam penelitian yaituair limbah laundry. Analisis menggunakan uji pre-post test dan t test independent. Hasil penelitian rataratakadar deterjen pada debit 50 ml/menit dan 100 ml/menit yaitu 0,00167 mg/lt dan 0,047 mg/lt. Ujipre-post test menunjukan Ho ditolak. Hasil analisis efisiensi rata –rata kadar deterjen antara debit 50ml/menit dan 100 ml/menit berturut-turut yaitu 99,724 % dan 92,188 %. Uji t test independentmenunjukan ada perbedaan kadar deterjen antar debit. Hasil penelitian disimpulkan bahwa adaperbedaan kadar deterjen sesudah pengolahan dengan alat pengolah limbah laundry. Ada perbedaankadar deterjen yang tidak bermakna sesudah pengolahan antar debit menurut statistik. Disarankanuntuk pemilik usaha laundry kiloan menggunakan deterjen yang ramah lingkungan danmengaplikasikan alat p engolah limbah laundry.
HUBUNGAN JENIS SUMBER AIR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DERMATITIS DI DESA KEDUNGRANDU KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Presilia Jesika; Nur Hilal
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.958 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3131

Abstract

Dermatitis merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor-faktor lingkunganseperti polutan dan alergen-alergen. Data Dinas Kesehatan Banyumas Tahun 2015 kasus Dermatitistertinggi Kecamatan Patikraja 1.358 pasien. Bulan Nopember tahun 2015, pasien Dermatitis tertinggi138 orang di Desa Kedungrandu. Wilayah Desa Kedungrandu merupakan lokasi TempatPembuangan Akhir Gunung Tugel dimana tempat pembuangan akhir gunung tugel merupakan yangterbesar di Banyumas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan jenis sumber air danpersonal hygiene dengan kejadian Dermatitis Metode penelitian yang digunakan adalah observasidan case control dengan 27 responden kasus dan 27 responden kontrol. Variabel penelitian inisarana sumber air dan personal hygiene yang terdiri dari perilaku mandi, perilaku berpakaian danperilaku tidur. Analisis menggunakan analisis SPSS versi 1.7 dengan uji chi-square dengan α 0,05.Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitisadalah jenis sumber air dengan nilai p value= 0,001, personal hygiene merupakan variabel yangtidak mimiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis di Desa Kedungrandu dengan hasilnilai p value= 1,000. Kesimpulan penelitian yaitu jenis sumber air dapat menjadi salah satu faktorpenyebab Dermatitis di Desa Kedungarandu. Peneliti menyarankan dari pihak puskesmasmeningkatkan kerja sama dengan pemerintah desa untuk melakukan penyuluhan dan meningkatkanprogram kesehatan lingkungan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERISIKO DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Taraegi Evani Kanigia; Tri Cahyono
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.259 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3122

Abstract

Demam berdarah dengue Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan olehvirus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Jumlah kasus DBD di KecamatanPurwokerto Timur periode Januari-Maret tahun 2016 sebanyak 60 kasus. Tujuan dari penelitian ini adalahMengetahui faktor risiko lingkungan, perilaku, dan kepadatan hunian dengan kejadian Demam BerdarahDengue (DBD) di Purwokerto Timur Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan analitik observasionaldengan desain Studi Case Control, jumlah sampel 40 kasus dan 40 kontrol. Variabel yang diteiti meliputikebiasaan menggunakan reppelent, adanya ruang gelap, kebiasaan menggantung pakaian, adanya tempatpenampungan alami, dan kepadatan hunian. Data dianalisis ke dalam univariat, bivariat dengan analisis Chisquaredan multivariat dengan uji regresi logistik.Hasil analisis bivariat kebiasaan menggunakan repplent(p=0,128 OR=2,510), adanya ruang gelap (p=1,000 OR=1,129), kebiasaan menggantung pakaian (p=0,277OR=2,122), adanya tempat penampungan alami (p=0,213 OR=2,125), kepadatan hunian (p=0,605 OR=1,495).Hasil bivariat menunjukan seluruh variabel yang diteliti tidak ada hubungan dengan kejadian DBD karena nilaip lebih besar dari nilai = 0,05. Hasil multivariat faktor yang paling signifikan kebiasaan menggunakanreppelent (p=0,079 OR=2,510).Simpulan penelitian ini adalah tidak ada variabel yang berhubungan dengankejadian DBD. Disarankan untuk masyarakat untuk mewaspadai faktor-faktor DBD lainnya
DINAMIKA PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015 Nur'aini Nur'aini; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.696 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3113

Abstract

Kasus DBD selalu menetap di Kecamatan Purwokerto Selatan selama lima tahun terakhir, pada tahun 2015terdapat 72 kasus. Peningkatan kasus dan sebaran yang semakin meluas dapat digambarkan dengan dinamikapenularan. Dinamika penularan digunakan untuk mengetahui riwayat sebaran penyakit, model sebaran dandeterminan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika penularan penyakit Demam Berdarah Dengue(DBD) di wilayah Kecamatan Puskesmas Purwokerto Selatan Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitianobservasional dengan pendekatan survey kualitatif berdasarkan catatan pasien tahun 2015. Pengumpulan datadengan wawancara dan pengukuran lingkungan fisik dan potensi penularan. Data kasus diolah dengan SystemInformasi Geografis (SIG). Analisa berdasarkan mapping wilayah, penggabungan fakta dengan determinannyadengan teknik overflow antara kejadian DBD dengan curah hujan. Deskripsi waktu kejadian tertinggi terjadi padabulan April sebanyak 12 kasus (17%), deskripsi tempat kejadian tertinggi di Kelurahan Teluk sebanyak 18 kasus(25%) dan deskripsi orang kejadian tertinggi pada kelompok umur 6-55 tahun sebanyak 58 kasus (80%) dangolongan jenis kelamin perempuan sebanyak 49 kasus (68%). Model cluster sejumlah 12 cluster dengan 39 kasus,dan model sparated sejumlah 33 kasus. Dugaan determinan nilai CI (2%), HI (4%), BI (6%) dan ABJ (96%), sertahasil pengukuran suhu rata-rata 290C, Kelembaban 82%, dan pencahayaan 66 lux serta data curah hujansepanjang tahun 2015 sebesar 2231 mm/tahun dengan hari hujan 113 hari/tahun. Upaya pengendalian dengankimiawi, PSN-DBD, manajemen lingkungan dan pengendalian terpadu Potensi penularan meliputi CI, HI, BIrendah dan ABJ 96% sedangkan kasus tinggi, ada dugaan salah penulisan laporan, terjadi transovari, Saran upayapengendalian DBD dengan melaksanakan PE semestinya 24 jam sesudah penegakan diagnosa kasus dan PSN rutin.
PENGARUH Sansevieria spp. TERHADAP PENURUNAN TINGKAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK DI LABORATORIUM JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO TAHUN 2016 Retno Printis Mulyani; Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.077 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3127

Abstract

Radiasi elektromagnetik yang dipaparkan oleh alat elektronik dapat membahayakan kesehatan.Radiasi elektromagnetik diduga dapat diserap oleh Sansevieria sp. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh Sansevieria spp. terhadap penurunan tingkat radiasi elektromagnetik. Jenispenelitian yang digunakan adalah pre experiment dengan rancangan one group pre test and post testdesign. Radiasi elektromagnetik diukur sebelum dan sesudah disandingkan dengan sansevieria denganberbagai variasi jenis, posisi, dan jarak peletakkan dari sumber radiasi. Hasil diuji menggunakanPaired t test dan Latin Square Anova. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat radiasielektromagnetik alat elektronik sebelum disandingkan dengan Sansevieria sp. adalah3cm=1101,48μW/cm2, 5cm=914,53μW/cm2, 7,5cm=744,97μW/cm2, dan 10cm=586,33μW/cm2 dansesudah disandingkan dengan Sansevieria sp. adalah 3cm=987,29μW/cm2, 5cm=823,45μW/cm2,7,5cm=695,55 μW/cm2, dan 10cm=493,40μW/cm2. Uji Paired t menunjukkan ada perbedaan tingkatradiasi elektromagnetik alat elektronik sebelum dan sesudah disandingkan dengan Sansevieria sp.(p=0,000). Uji Latin Square Anova menunjukkan ada perbedaan penurunan antar jenis sansevieria(p=0,001), posisi peletakkan Sansevieria sp. (p=0,000), dan jarak peletakkan Sansevieria sp.(p=0,003) yang memberikan pengaruh secara bersamaan sebesar 4,1%. Simpulan penelitian iniadalah ada pengaruh Sansevieria sp. terhadap penurunan tingkat radiasi elektromagnetik denganefektivitas sebesar 11,46%. Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jenisdan jumlah daun atau rumpun, jarak, dan posisi peletakkan sansevieria yang berbeda.

Page 2 of 3 | Total Record : 21


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 44, No 3 (2025): BULETIN KESLINGMAS VOL. 44 NO. 3 TAHUN 2025 Vol. 44 No. 3 (2025): BULETIN KESLINGMAS: VOL. 44 NO. 3 TAHUN 2025 Vol. 44 No. 2 (2025): BULETIN KESLINGMAS: VOL. 44 NO. 2 TAHUN 2025 Vol 44, No 2 (2025): BULETIN KESLINGMAS VOL. 44 NO. 2 TAHUN 2025 Vol 44, No 1 (2025): BULETIN KESLINGMAS VOL. 44 NO. 1 TAHUN 2025 Vol. 44 No. 1 (2025): BULETIN KESLINGMAS: VOL. 44 NO. 1 TAHUN 2025 Vol 43, No 4 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO.4 TAHUN 2024 Vol. 43 No. 4 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO.4 TAHUN 2024 Vol. 43 No. 3 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO.3 TAHUN 2024 Vol 43, No 3 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO.3 TAHUN 2024 Vol 43, No 2 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 2 TAHUN 2024 Vol. 43 No. 2 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 2 TAHUN 2024 Vol 43, No 1 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 1 TAHUN 2024 Vol. 43 No. 1 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 1 TAHUN 2024 Vol. 42 No. 4 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.4 TAHUN 2023 Vol 42, No 4 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.4 TAHUN 2023 Vol 42, No 3 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.3 TAHUN 2023 Vol 42, No 2 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.2 TAHUN 2023 Vol 42, No 1 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.1 TAHUN 2023 Vol 41, No 4 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.4 TAHUN 2022 Vol 41, No 3 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.3 TAHUN 2022 Vol 41, No 2 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.2 TAHUN 2022 Vol 41, No 1 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.1 TAHUN 2022 Vol 40, No 4 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.4 TAHUN 2021 Vol 40, No 3 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.3 TAHUN 2021 Vol 40, No 2 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.2 TAHUN 2021 Vol 40, No 1 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.1 TAHUN 2021 Vol. 40 No. 1 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.1 TAHUN 2021 Vol 39, No 3 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.3 TAHUN 2020 Vol 39, No 2 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.2 TAHUN 2020 Vol 39, No 1 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.1 TAHUN 2020 Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme Vol. 38 No. 4 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 4 TAHUN 2019 Vol 38, No 4 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 4 TAHUN 2019 Vol 38, No 3 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 3 TAHUN 2019 Vol 38, No 2 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 2 TAHUN 2019 Vol 38, No 1 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 1 TAHUN 2019 Vol 37, No 4 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 4 TAHUN 2018 Vol 37, No 3 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 3 TAHUN 2018 Vol 37, No 2 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 2 TAHUN 2018 Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018 Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018 Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017 Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017 Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017 Vol 36, No 2 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 2 Tahun 2017 Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017 Vol 35, No 4 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 4 Tahun 2016 Vol 35, No 2 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 2 Tahun 2016 Vol 35, No 1 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 1 Tahun 2016 Vol 34, No 4 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 4 Tahun 2015 Vol 34, No 4 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 4 Tahun 2015 Vol 34, No 3 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 3 Tahun 2015 Vol 34, No 2 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 2 Tahun 2015 Vol 34, No 1 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 1 Tahun 2015 Vol 33, No 124 (2014): Bulletin Keslingmas Vol 33 No 124 Tahun 2014 Vol 33, No 123 (2014): Bulletin Keslingmas Vol 33 No 123 Tahun 2014 Vol 33, No 122 (2014): Bulletin Keslingmas Vol 33 No 122 Tahun 2014 Vol 33, No 121 (2014): Bulletin Keslingmas Vol 33 No 121 Tahun 2014 More Issue