cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)
Published by Universitas Riau
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 53 Documents
KAJIAN EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIK PENGARUH DIMENSI FONDASI DANGKAL Nugroho, Soewignjo Agus; Fatnanta, Ferry; Subrata, Lingga Panji
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Distribusi penyebaran beban pada fondasi dangkal terjadi sepanjang lebar fondasi. Beberapabentuk fondasi dangkal yaitu bujur sangkar, dan persegi panjang dibuat untuk menganalisapengaruh bentuk fondasi pada luasan yang sama terhadap kapasitas dukung fondasi akibatbeban aksial di atas tanah pasir. Kajian eksperimental laboratorium dilakukan dengan membuatmodel fondasi dengan luas 100 cm2, 150 cm2 dan 200 cm2. Hasil eksperimen menunjukan,pada luasan yang sama, bentuk bujur sangkar dapat mendukung beban yang lebih besar daripada bentuk persegi panjang. Penambahan luasan 50-100% akan membuat kapasitas dukungbertambah 102,016-157,661% untuk bujur sangkar, 135,751-228,497% untuk persegi panjang.Ada perbedaan hasil pengamatan dan rumus empirik, dimana peningkatan kapasitas lebihsignifikan dari hasil pengamatan. Peningkatan kapasitas berbanding lurus dengan penambahanluasan dengan peningkatan paling besar terjadi pada penurunan kecil dan peningkatankapasitas makin kecil pada penurunan yang semakin besar.Kata kunci: beban, kapasitas dukung, pasir, penurunan, fondasi dangkal.
KAJIAN KADAR ASPAL HASIL EKSTRAKSI PENGHAMPARAN CAMPURAN AC-WC GRADASI KASAR DENGAN JOB MIX FORMULA Anggraini, Muthia; Wiyono, Sugeng; Wanim, Arhan
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan dikeluarkan spesifikasi umum 2010 (revisi 2) Direktoral Jendral Bina Marga, dimana sistempembayaran aspal dilakukan secara terpisah antara pembayaran aspal dengan pembayaran agregat.Kehilangan hasil ekstraksi kadar aspal menjadi permasalahan dilapangan bagi pihak pelaksanapekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah: membandingkan kadar aspal hasil ekstraksi di AMP, saatpenghamparan (di belakang asphalt finisher) dan setelah pemadatan lapangan dengan kadar aspalJMF, dan pengaruh filler terhadap kadar aspal hasil ekstraksi, membandingkan pengaruh penggunaanpertamax plus sebagai pelarut dalam ekstraksi kadar aspal, dibanding dengan menggunakan bensinpada agregat quarry yang sama. Metode yang digunakan dengan cara ekstraksi menggunakan alatcentrifuge extractor dan pertamax plus sebagai pelarutnya. Berdasarkan hasil penelitian terjadipenurunan hasil ekstraksi dengan nilai di AMP 5,54%, di belakang finisher 5,47%, dari core 5,36%dengan kadar aspal JMF 5,56%, dengan deviasi di AMP -0,02%, di belakang finisher -0,09%, dancore -0,2%, tetapi masih memenuhi syarat spesifikasi 2010 revisi 2 yaitu ± 0,3%. Dan nilai fillersetelah ekstraksi mengalami peningkatan dari nilai filler JMF dengan nilai rata-rata deviasi 1,35%.Dengan menggunakan pelarut pertamax plus lebih menghasilkan kadar aspal yang lebih banyak daribensin, dimana kadar aspal rata-rata dengan pelarut bensin dari AMP 5,51%, di belakang finisher5,46%, dari core 5,34%. Dengan deviasinya -0,03% pada AMP, -0,01% di belakang finisher, dan -0,02% dari core. Dari pengujian perbandingan hasil ekstraksi dapat disimpulkan kadar aspal dariAMP lebih besar dari finisher, dan lebih besar dari core, dan kadar filler menjadi bertambah setelahekstraksi. Ini membuktikan bahwa aspal masih meresap kedalam pori agegat. Dengan pelarutpertamax plus lebih banyak melarutkan aspal dibandingkan dengan bensin. Sehingga disarankan untukmenggunakan pelarut yang mengandung oktan yang lebih tinggi dari pertamax plus sebagai bahanekstraksi.Kata kunci: Ekstraksi Kadar Aspal, Filler, Pelarut Pertamax Plus
ANALISIS TINGKAT KERUNTUHAN ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN STATIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ELEMEN HINGGA Toni, Nopember; Suryanita, Reni; ', Ismeddiyanto
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Column failure is one of failure conditions in building where column cannot receive any moreload from beam or another element. Therefore in designing column required more accuratecalculation which need more time with manual calculation. The solution in designing columnwith accurate calculation and faster is using finite element software. Finite element softwarecan calculate column strain with high precision result. In this paper, column failure determinedwith the result of column strain. Column used in this paper using variation in: column sectiondimension, concrete ultimate capacity, longitudinal reinforcement, and steel ultimate capacity.With all variation, total data used in this research is 10962 data. In this paper, column damagelevel noted as 0 if DL less than 1 and that mean column do not reach failure level, whilecolumn damage level noted as 1 if DL more equal than 1 and that mean column reach failurelevel. Result from finite element software analysis shows that column strain increase with theincrease of column parameter such as column section dimension. And column strain resultsfrom finite element software have similar result with analysis using flexure method. Thisresults shows finite element software can be used in column failure analysis.Kata kunci: Damage level, finite element, reinforced concrete column.
RESPONS STRUKTUR BANGUNAN BERDASARKAN SPEKTRA GEMPA INDONESIA UNTUK IBUKOTA PROVINSI DI PULAU SUMATERA Jingga, Hendra; Suryanita, Reni; Yuniarto, Enno
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumatera Island is a very active seismic area in Indonesia, which is crossed by the infamousPacific Ring of Fire. The western side of Sumatera Island suffers more from the groundshaking due to its closer distance to the epicenter. Combined with huge coverage of soft soil,building structures built on this island may experience excessive deformation and eventuallycollapse in a brittle way. For high-rise reinforced concrete (RC) building, the impact is evenmore devastating and may endanger its occupants. Due to these facts, this study aims toanalyze the deformation characteristic (story-drift) of high-rise RC building under earthquakeloading in Sumatera Island. Modal response spectrum analysis is performed to compute themaximum story-drift of three RC building models (10 story, 15 story, and 20 story) used in thisstudy. The seismic acceleration response spectrum function is derived from the lastestIndonesia’s Seismic Hazard Map (2010) and SNI 1726-2012. Eight capital cities in SumateraIsland and three soil conditions (soft, medium, and hard soil) are selected to generate 24seismic acceleration response spectrum functions. Combined with three RC building modelvariations, 72 story-drift data are obtained for each X and Y horizontal direction. Based on theanalysis result, taller buildings in soft soil condition are at greater risk to experience excessivedeformation due to seismic loading. Seismic locations in the western side of Sumatera Island isalso observed to exhibit higher seismic hazard compared to central and eastern side ofSumatera Island.Keywords: artificial neural network (ANN), earthquake, modal response spectrum analysis,structural response, Sumatera Island
KAJIAN KADAR ASPAL HASIL EKSTRAKSI PENGHAMPARAN DAN MIX DESIGN PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (ACWC) GRADASI HALUS Putri, Lusi Dwi; Wiyono, Sugeng; Puri, Anas
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spesifikasi Umum 2010 revisi 2 (dua) Direktorat Jenderal Bina Marga pada poin dasarpembayaran menyebutkan bahwa sistem pembayaran pekerjaan aspal terpisah antarapembayaran aspal dan pembayaran agregat. Pembayaran aspal diberikan setelah dilakukan ujiekstraksi kadar aspal. Hasil ekstraksi kadar aspal yang telah dihampar biasanya kurang darispesifikasi yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu diketahui pengaruh pelaksanaan di asphaltmixing plant (AMP), asphalt finisher dan setelah dipadatkan di lapangan serta pengaruh kadarpori agregat dan filler terhadap kadar aspal hasil ekstraksi. Penelitian dilakukan padalaboratorium AMP PT. Lutvindo Wijaya Perkasa dan di lapangan. Uji ekstraksi kadar aspalmenggunakan alat centrifuge extractor dengan pelarut bensin. Sample pengujian ekstraksiadalah campuran ACWC dari AMP, dari belakang asphalt finisher dan setelah dipadatkan dilapangan. Sample pengujian kadar pori berasal dari agregat quarry Ujung Batu, Bangkinangdan Solok. Berdasarkan hasil penelitian, kadar aspal rata-rata hasil ekstraksi di AMP sebesar5,85%, 5,80% di belakang asphalt finisher dan 5,72% dari hasil core. Kadar aspal ekstraksiuntuk campuran di belakang asphalt finisher memiliki deviasi -0,05% terhadap kadar aspalcampuran di AMP. Kadar aspal hasil ekstraksi dari core memiliki deviasi -0,08% terhadapkadar aspal campuran di belakang asphalt finisher. Kadar pori agregat quarry Ujung Batu0,995%, quarry Bangkinang 1,306% dan quarry Solok 0,863%. Hasil ekstraksi kadar aspaldipengaruhi oleh lokasi pengerjaan ACWC. Kadar aspal hasil ekstraksi semakin berkurangantara pengujian di AMP, di belakang asphalt finisher dan setelah dipadatkan di lapangan.Kadar aspal hasil ekstraksi juga dipengaruhi oleh kadar pori agregat dan filler yang dihasilkan.Dari pengujian kadar pori diperoleh semakin tinggi kadar pori agregat maka semakinberkurang kadar aspal hasil ekstraksi. Berdasarkan gradasi ekstraksi diperoleh semakin banyakfiller maka semakin tinggi kadar aspal hasil ekstraksi.Kata Kunci: Ekstraksi, Filler, Kadar Aspal, Kadar Pori
PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT PASIR ALAM TERHADAP KINERJA LAPISAN PERMUKAAN ASPHALT TREATED BASE Malik, Alfian
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asphalt treated base (ATB) adalah beton aspal campuran panas (hot mix) yang berfungsisebagai lapis pondasi. ATB tersusun dari fraksi-fraksi material berbutir (agregat) dan aspalsebagai bahan pengikat sesuai dengan spesifikasi campuran yang telah ditentukan. Sebagaikomponen utama dalam campuran, kandungan agregat mencapai 90-95% terhadap satuan beratatau 70-85% terhadap satuan volume campuran. Untuk pekerjaan lapisan permukaan jalandengan spesifikasi tertentu, seringkali harus menggunakan agregat olahan yang didatangkandari luar daerah sehingga akan menambah waktu dan biaya konstruksi. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh penggunaan pasir alam terhadap kinerja campuran beton aspal(asphalt concrete) jenis ATB. Penggunaan pasir alam dimaksudkan sebagai salah satualternatif untuk mengatasi kelangkaan material agregat olahan serta mereduksi biaya konstruksilapis pemukaan, khususnya lapis pondasi aspal. Jumlah pasir alam yang digunakan dalamcampuran adalah 15% dari volume total agregat sesuai dengan batas yang ditentukan dalamSpesifikasi Umum Bina Marga 2010. Kinerja campuran beraspal dengan menggunakan pasiralam ditentukan melalui pengujian material, penentuan kadar aspal optimum, pembuatanjobmix design ATB, dan pengujian campuran beraspal dengan alat Marshall. Berdasarkan hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pasir alam sebagai fraksi IV dalam campuranATB menghasilkan nilai stabilitas sebesar 2154,85 kg, nilai flow sebesar 4,31 mm, nilaiMarshall Quotient sebesar 370,86 kg/mm, dan kadar aspal optimum 5,58%. Nilai karakteristikMarshall menunjukkan bahwa penggunaan pasir alam asal Sungai Kampar sampai batasmaksimum dapat digunakan dalam campuran beton aspal jenis ATB, dan menghasilkancampuran beraspal yang stabil, lentur, tahan dan kuat terhadap ruting (alur) dan retak.Kata kunci: agregat, asphalt treated base, fraksi, Marshall, pasir alam.
TAHANAN CABUT TULANGAN BAJAPADA TANAH BERPASIR Fatnanta, Ferry; ', Muhardi; Putra, Hadiyan
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertama kali metode perkuatan tanah tersebut menggunakan potongan logam sebagai perkuatantanah pada struktur perkuatan tanah. Jenis teknik perkuatan tanah tersebut sangat cocokdigunakan pada struktur dinding penahan tanah, struktur jalan, fondasi jembatan dan perbaikanlereng. Penggunaan tulangan baja sebagai perkuatan tanah menunjukkan bahwa selain strukturlebih stabil dan pemasangan lebih mudah, namun juga mampu mengurangi deformasi dalamarah vertikal dan lateral. Pasir bergradasi baik (SW) digunakan pada studi ini. Alasanpenggunaan pasir gradasi baik sebagai media uji karena pasir gradasi baik merupakan materialyang seharusnya digunakan sebagai material timbunan pada dinding penahan tanah, selainalasan tersebut di atas, pasir bukan merupakan tanah kohesif, jadi kekuatan geser tanah tersebuttidak dipengaruhi oleh kadar air. Sifat studi ini merupakan pengujian skala laboratorium. Padapengujian tahanan cabut ini menggunakan tulangan baja diameter 10mm. Pengujian tariktulangan baja dilakukan pada arah longitudinal, arah transversal, dalam bentuk persegi dan segitiga serta kombinasi bentuk persegi dan segi tiga. Pada setiap pengujian tarik tersebutdilakukan pada kondisi OMC (optimum water content) dan tegangan normal terhadap bajatulangan tersebut adalah overburden tanah. Dari berbagai variasi bentuk baja tulangan, hasilpengujian menunjukkan bahwa bentuk persegi mempunyai tahanan cabut yang paling besardibandingkan tahanan cabut bentuk lainnya, sedangkan bentuk longitudinal memberikantahanan cabut yang paling rendah.Kata kunci: baja tulangan, OMC, tahanan, pasir.
KAJIAN PERBANDINGAN KADAR ASPAL HASIL EKSTRAKSI CAMPURAN AC-WC GRADASI KASAR DENGAN CAIRAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN BENSIN Soehardi, Fitridawati; Wiyono, Sugeng; Wanim, Arhan
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah perbandingan kadar aspal hasil ektraksi dan perbandingankadar pori dan filler sebelum dan sesudah ektraksi, pada campuran Asphalt concrete-wearingcoarse (AC-WC) bergradasi kasar sesuai dengan speksifikasi 2010 revisi 2. Metode yangdigunakan pada penelitian ini dengan cara ektraksi menggunakan alat centrifuge extractor padatiga benda uji yaitu benda uji yang berasal dari AMP, campuran aspal yg berasal dari belakangmesin Asphalt Finisher dan hasil pemadatan yang diambil menggunakan Coredrill denganmenggunakan pelarut bensin. Penelitian ini meliputi pengujian kadar aspal, analisa berat jenisdan penyerapan Air sebelum dan sesudah Ektraksi.Berdasarkan hasil penelitian Persentasehasil ekstraksi kadar aspal dari ke 6 benda uji dari masing-masing sampel didapat nilai rataratayaitu dari AMP, finisher,dan coredrill adalah 5,51%, 5,46%, 5,34%. Dengan deviasi rataratasebesar 0,12 % dari kadar aspal JMF 5,56%. Kadar pori setelah ektraksi mengalamipenurunan dari nilai kadar pori JMF benda uji AMP, finisher,dan coredrill adalah 1,062%,0,823%, 0,878%, dengan nilai rata – rata devisiasi sebesar 0,273 %. Dengan nilai rata-ratakadar pori untuk benda uji AMP, finisher,dan coredrill adalah 0.673%, 0,667%, 0,602%dengan nilai rata – rata devisiasi sebesar 0,273 %. Dan nilai filler setelah ektraksi mengalamipeningkatan dari nilai filler pada JMF dengan nilai rata-rata deviasi sebesar 1,07 %.Berdasarkan hasil penelitian bahwa perbandingan kadar aspal hasil ekstraksi denganmenggunakan pelarut bensin, dapat disimpulkan bahwa kadar aspal (KA): KA JMF < KAAMP < KA Saat penghamparan < KA Hasil Core, Nilai kadar Pori (KP) hasil ekstraksisebagai berikut: KP JMF < KP AMP < KP Saat penghamparan < KP Hasil Core, dan Kadarfiller menjadi bertambah setelah di ekstraksi . Ini membuktikan bahwa aspal masih meresapkedalam pori, dan tidak semuanya terekstraksi secara sempurna. Berdasarkan kesimpulandiatas penulis menyarankan untuk menggunakan pelarut yang mempunyai oktan lebih tinggi.Kata kunci: Ektraksi, Kadar aspal, Kadar Pori.
PERANCANGAN LABORATORIUM PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL PEN 60/70 DAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI FILLER Saleh, Alfian; Suparma, Latif Budi
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memiliki kekayaan sumber alam yang tinggi, termasuk sumber mineral yang menjadibahan baku perkerasan jalan. Pemanfaatan sumber alam berupa bahan baku perkerasan jalanmasih belum banyak dikembangkan, terlebih kaitannya untuk mengatasi permasalahankerusakan dini pada perkerasan jalan. Aspal Pen. 60/70 dan zeolit alam merupakan salah satukekayaan alam yang bisa digunakan, namun penelitian terkait kedua bahan tersebut masihbelum banyak dilakukan.Penggabungan kedua bahan dalam pengujian dilakukan denganperancangan benda uji menggunakan 5 variasi kadar filler, yaitu variasi 1 (100% debu batu :0% zeolit alam), variasi 2 (75% debu batu : 25% zeolit alam), variasi 3 (50% debu batu : 50%zeolit alam), variasi 4 (25% debu batu : 75% zeolit alam) dan variasi 5 (0% debu batu : 100%zeolit alam). Setelah diperoleh kadar aspal optimum setiap variasi kemudian dilakukanpengujian Marshall dengan lama perendaman 0,5 jam dan 24 jam,kemudian pengujian IndirectTensile Strength.Hasil penelitian diperoleh kadar aspal optimum untuk variasi 1 sebesar 5,8%,variasi 2 sebesar 6,0%, variasi 3 sebesar 6,1%, variasi 4 sebesar 6,4% dan variasi 5 sebesar6,5%. Nilai VMA, VITM, VFWA, stabilitas, flow, MQ, indeks stabilitas Marshall sisa danrasio kuat tarik secara berurutan untuk variasi 1 sebesar 16,04%; 4,53%; 69,56,82%; 1229,05kg; 3,80%; 323,43 kg/mm; 94,46%; 74,87%, variasi 2 sebesar 14,69%; 4,74%; 68,02%;1348,40 kg; 4,27%; 316,03 kg/mm; 92,06%; 79,92%, variasi 3 sebesar 16,14%; 4,41%;69,69%; 1364,69 kg; 3,93%; 346,95 kg/mm; 89,64%; 72,75%, variasi 4 sebesar 16,89%;4,82%; 69,31%; 1304,30 kg; 4,03%; 326,07 kg/mm; 88,04%; 68,82% dan variasi 5 sebesar16,42%; 5,18%; 64,55%;1248,64 kg; 4,5%; 277,48 kg/mm; 86,78%; 66,22%. Dari hasiltersebut menunjukkan bahwa campuran AC-BC yang menggunakan zeolit alam pada variasi 2(75% debu batu + 25% zeolit alam) dan variasi 3 (50% debu batu + 50% zeolit alam)merupakan komposisi yang optimum dalam menggunakan zeolit alam sebagi filler.Kata kunci: Aspal Pen.60/70, ITS, Marshall, RMS, Zeolit Alam.
KINERJA STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA DENGAN METODE RESPON SPEKTRUM DAN TIME HISTORY Rendra, Rezky; Kurniawandy, Alex; Djauhari, Zulfikar
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa bumi merupakan bencana alam yang sangat sulit diprediksi kapan dan dimana lokasikejadiannya, proses terjadinya relatif singkat tetapi akibat yang ditimbulkan bisa sangatberbahaya. Desain bangunan tahan gempa menjadi suatu hal yang wajib untuk diterapkandalam perancangan suatu bangunan. Untuk mengetahui perilaku struktur akibat beban gempaperlu dilakukan analisis dinamik. Dalam penelitian ini terdapat dua metode dinamik yangdigunakan yaitu metode respon spektrum dan time history. Struktur yang dianalisis dalampenelitian ini adalah Gedung Hotel SKA Pekanbaru. Penelitian ini mengkaji kinerja strukturgedung yaitu story shear, displacement dan simpangan lantai ketika menerima beban gempa.Respon spektrum yag digunakan adalah respon spektrum kota pekanbaru berdasarkan SNI1726-2012 sedangkan riwayat gempa yang digunakan dalam penelitian ini adalah riwayatGempa El Centro, Gempa Mentawai, Gempa Aceh dan Gempa Padang. Analisis denganmetode respon spektrum menghasilkan level kinerja Damage Control (DC) pada arah Xmaupun arah Y. Analisis dengan meggunakan metode time history menghasilkan level kinerjayang berbeda-beda untuk masing-masing gempa. Level kinerja tertinggi yaitu StructuralStability (SS) terjadi pada gempa El Centro dan Gempa Padang. Level kinerja DamageControl (DC) terjadi pada gempa Aceh. Level kinerja paling rendah yaitu ImmediateOccupancy (IO) terjadi pada gempa Mentawai. Level kinerja pada arah X dan Y sama untuksetiap data time history gempa.Kata kunci: Analisa Dinamik, Level Kinerja, Respon Spektrum, Time History.