cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
ISSN : 08520720     EISSN : 25023616     DOI : 10.30821
MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman is a peer reviewed academic journal, established in 1976 as part of the State Islamic University of North Sumatra Medan (see: video), dedicated to the publication of scholarly articles in various branches of Islamic Studies, by which exchanges of ideas as research findings and contemporary issues are facilitated. MIQOT is accredited as an academic journal by the Ministry of Education and Culture, Republic of Indonesia (SK Dirjen Dikti No. 040/P/2014) valid through February 2019. Miqot welcomes contributions of articles in such fields as Quranic Studies, Prophetic Traditions, Theology, Philosophy, Law and Economics, History, Education, Communication, Literature, Anthropology, Sociology, and Psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 362 Documents
ARAH LEGISLASI HUKUM ISLAM DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF INTERAKSI AGAMA DAN NEGARA M Zaki
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 39, No 1 (2015)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v39i1.39

Abstract

Abstrak: Dalam mereformasi hukum di Indonesia, Islamisasi hukum nasional masih menjadi pilihan utama dibanding melakukan nasionalisasi, formalisasi, dan lokalisasi hukum Islam. Tulisan ini bertujuan mengungkap bagaimana hubungan agama dan negara berpengaruh pada arah legislasi hukum Islam di Indonesia. Melalui pendekatan kajian literatur, disimpulkan bahwa pengaruh tersebut umumnya merefleksikan tampilan formalitas semata. Hampir semua negara dengan sistem hukum berbasis agama atau berlatar belakang keagamaan pun bersentuhan dengan sekularisasi hukum. Demikian halnya negara-negara sekular, adopsi unsur agama menjadi pilihan dan semakin memperlihatkan signifikansinya sebagai kebutuhan dunia global. Di Indonesia, paradigma relasi simbiosis agama-negara masih akan mengawal politik hukum nasional yang memberi tempat peran syariah substantif mewarnai potret legislasi hukum Islam.Abstract: Direction of Islamic Law Legislation in Indonesia in the Perspectives of Religion and State Interaction. In the process of legal reform in Indonesia, the Islamization of national law has still become primary option instead of nationalization, formalization and localization of Islamic law. This paper aims to unveil the extent to which the influence of interaction between religion and state on legislation of Islamic law in Indonesia. By means of literature review approach, it is concluded that such influence generally reflects a mere formality. Almost all countries with religious based legal systems or religious background was involved in the secularization of law. Similarly in most secular countries, the adoption of the religious element has become as an alternative and demonstrated its growing significance as a global exigencies. In Indonesia, the symbiotic paradigm of religion- state relations still give an avenue for the role of sharia substantive legislation within diversity portrait of Islamic law.Kata Kunci: hukum Islam, interaksi agama dan negara, legislasi, Indonesia
HISAB IMKAN RUKYAT AN EFFORT UNIFICATION IN DETERMINING OF THE BEGINNING OF MONTHS OF QAMARIAH Watni Marpaung
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 39, No 2 (2015)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v39i2.70

Abstract

Abstrak: Hisab imkan rukyat: Suatu Upaya dalam Penyatuan Penentuan Awal Bulan Qamariyah. Studi ini mencoba untuk menjelaskan mengenai eksistensi hisab imkan rukyat dalam upaya penyatuan penentuan awal bulan qamariyah di Indoensia. Kondisi perbedaan penentuan awal bulan qamariyah khsususnya bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah menjadi motivasi dan ketertarikan dalam penulisan ini. Metode hisab imkan rukyat merupakan metode yang mencoba untuk menjembatani dua metode penentuana awal bulan qamariyah yang telah ada sebelumnya yaitu hisab dan rukyat. Metode hisab dan rukyat telah menjadi sebuah rumusan yang diperpegangi organisasi Islam Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Persoalan yang serius adalah terjadinya perbedaan dalam penentuan awal bulan qamariyah yang berkelanjutan. Melalui metode hisab imkan rukyat diharapkan menjadi sebuah solusi untuk menemukan titik temu dalam penentuan awal bulan qamariyah. Dalam hal ini penulis mencoba untuk menunjukkan bahwa eksistensi hisab imkan rukyat menjadi penting dalam upaya penyatuan penentuan awal bulan qamariyah dengan mengikuti ketentuan yang disepakati.Abstract: This study attempts to explain the existence of hisab imkan rukyat as effort the unification of determination of qamariyah in Indonesia. The condition of difference in determining qamariyah especially Ramadan, Shawwal, and Dzulhijjah is motivation and interest in this writing. Hisab imkan rukyat’s method is a method that tries to bridge the two methods the determining of beginning of qamariyah that had existed before the hisab and rukyat. The method of hisab and rukyat has become a formula be holder Islamic organization Nahdlatul Ulama (NU) and Muhammadiyah. A serious problem is the difference in determining the beginning of the month qamariyah sustainable. Through the method of hisab imkan rukyat expected to be a solution to find common ground in determining the beginning of the month qamariyah. In this case the author tries to show that the existence of hisab imkan rukyat is important in unification of determining of the beginning of qamariyah following the agreed conditions.Keywords: hisab, ru'yat, hisab imkan rukyat
MUSLIM-CHRISTIAN DEBATES IN THEEARLY ‘ABBASID PERIOD: The Cases of Timothy I and Theodore Abu Qurra Hans Abdiel Harmakaputra
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 38, No 2 (2014)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v38i2.102

Abstract

Abstrak: Perdebatan Muslim-Kristen Pada Awal Era Abbasiyah: Studi Kasus Era Timothy I dan Theodore Abu Qurra. Kekhalifahan Abbasiyah awal meninggalkan warisan penting dalam sejarah dunia, melalui gerakan penerjemahan pemikiran dan literatur Yunani ke dalam bahasa Arab. Era tersebut menjadi saksi berkembangnya diskursus antar-agama maupun debat keagamaan Islam dan Kristen. Artikel ini berupaya mendeskripsikan bagaimana kedua poin sejarah di atas berkorelasi dengan faktor lain seperti politik dan identitas keagamaan. Debat paling awal berlangsung antara khalifah al-Mahdi (755-785 M) dengan Timothy I (728-823 M). Perdebatan keduanya merupakan contoh pertama diskursus keagamaan era ini. Contoh berikutnya perdebatan khalifah al-Ma’mun (813-833 M) dengan Theodore Abu Qurra (755-830M). Dengan mengetahui motif kedua khalifah dalam menyelenggarakan debat keagamaan, jaringan konteks periode tersebut akan dapat dipahami dengan lebih baik.Abstract: The era of the early ‘Abbasid caliphate made an important mark on the history of the world by the event of the Greek translation movement, i.e. the translation of Greek thoughts into the Arabic language. In addition to this development, the era also saw the flourishing of interreligious discourse, in both polemical literatures and religious debates, especially between Christians and Muslims. This article tries to describe how those two historical remarks are correlated under the light of other factors such as politics and religious identity. The earliest debate was happened between caliph al-Mahdi (r. 755-785 CE) and a Nestorian Catholicos, Timothy I (728- 823 CE), as the first sample of religious discourses. The second one is the debate between the caliph al-Ma’mun (r. 813-833CE), who arranged many religious debates in his court, with Theodore Abu Qurra (755 – 830 CE), Bishop of Harran. By knowing the motives of the two caliphs who sponsored those events, readers would catch a better picture of the historical contexts of that time.Keywords: Islamic history, Abbasid period, Muslims-Christian relation
PENINGKATAN PERANAN PERBANKAN SYARIAH UNTUK PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN Mhd. Asaad
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 35, No 1 (2011)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v35i1.134

Abstract

Abstract: Improving the Role of Syariah Banking for Financing the Agricultural Enterprises. This essay attempts to discuss about the strategy for improving the role played by syariah banking in order to reach financial contribution in agricultural business. In this respect, the author argues that the roles of syariah bank could be maintained so that it can contribute more in to finance agricultural sector in the following strategies: to develop the number of syariah bank offices in agricultural environment, to deliver higher syariah financial contribution to agriculturalenterprises, to actively involve in product marketing of syariah banking finance for agricultural enterprises, to exclusively provide finance for syariah bank pertainingto agricultural enterprises, the purpose of which is minimize the potential harvesting failure.Kata Kunci: Perbankan syariah, pembiayaan, usaha pertanian
KECERDASAN GURU DALAM PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM Irwandy Irwandy
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 39, No 2 (2015)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v39i2.30

Abstract

Abstrak: Untuk mencapai pembelajaran yang optimal, peran guru masih sangat penting sehingga seorang guru dituntut untuk memiliki berbagai kecerdasan untuk menopang profesionalismenya. Dalam konteks kekinian, kajian-kajian tentang kecerdasan masih tetap didominasi oleh penemuan-penemuan Barat, padahal dalam Islam tidaklah menutup kemungkinan persoalan ini terekam dalam sumber ajaran Islam secara rapi. Untuk mengetahui itu, dalam tulisan ini akan diulas dengan metode library research untuk mengungkap bagaimana kecerdasan guru perspektif Barat dan Islam. Kecerdasan merupakan daya dalam diri manusia yang mempengaruhi kemampuan seseorang di berbagai bidang. Dalam perspektif Barat, teori tentang kecerdasan banyak sekali bentuknya, namun tetap dalam lingkup pengembangan kualitas diri manusia. Dalam perspektif Islam, kecerdasan (al-dzaka) memiliki beberapa aspek, dan setiap aspek yang ada tetap sejalan dalam mewujudkan orientasi kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik.Abstract: Teachers’ Intelligence in the Perspectives of the West and Islam. To achieveoptimal learning, the teacher’s roleis still very important that a teacheris required to have a variety of intelligence to sustain professionalism. In thepresent context, studies on intelligenceis still dominated by the discoveries of the West, but Islam does not rule out the possibility of this issueis recorded in the source of Islamic teachings neatly. To know that, in this paper we review the methods of library research to reveal how intelligence perspective teachers the West and Islam. Intelligence is a power in man which affectone’s ability invarious fields. In the perspective of the West, theories about intelligence in numerable forms, but still with in the scope of the development of quality human beings. In the perspective of Islam, intellect (al-dzaka) has several aspects, and each aspect that is still consistent in realizing the orientation of the life of the world and the here after better.Kata Kunci: kecerdasan majemuk, pendidikan, guru, Islam
ANDALUSIA: Sejarah Interaksi Religius dan Linguistik L. Hidayat Siregar
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 37, No 2 (2013)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v37i2.93

Abstract

Abstrak: Andalusia merupakan satu bab yang sangat menarik dalam sejarah Islam, karena hentakan awalnya, tetapi juga karena ketragisan akhirnya. Tulisan ini memusatkan perhatian pada pembahasan mengenai interaksi yang terjadi antara orang Islam sebagai bangsa penakluk di satu sisi dan bangsa lokal Andalusia sebagai bangsa tertakluk di sisi lain. Kenyataan ini terkadang menimbulkan penafsiran yang hitam putih dan serba revolusioner terhadap pola hubungan dan saling pengaruh antara Muslim dan penduduk asli Andalusia dalam hal agama dan bahasa. Artikel ini mengargumentasikan bahwa, sebagaimana di tempat lain, pengaruh religius dan linguistik merupakan aspek kehidupan yang lebih substantif dan mendasar bagi sebuah masyarakat bila dibandingkan dengan aspek politik dan militer dan hal ini memerlukan proses interaksi yang intens untuk terjadi di Andalusia. Artikel ini menelusuri tahapan-tahapan interaksi tersebut dan menggarisbawahi faktor- faktor terpenting yang terlibat di dalamnya.Abstract: Al-Andalus (Islamic Spain): A History of Religious and Linguistic Interaction. Islamic Spain is a chapter of Islamic history that has alway been very interesting, not only because of its shocking beginning but also because of its tragic end. The main thrust of this essay is focused on discussing the interaction between the Muslim peoples as conqueror on one side and the lokcal Andalusians as the conquered on the other. This fact often results in a black-and-white revolutionary interpretation of the relations between the conquering Arab Muslims and the conquerred Latin Christians. This article argues that, as in anywhere else in the Muslim world, religious and linguistic influence is the most substantive and fundamental aspects of social life compared to political and military aspects and such to occur in the Arab Muslims upon the locals of al-Andalus requires a long intensive interaction. The most relevant factors of the process are explained in this article.Kata Kunci: Andalusia, Islamisasi, Arabisasi, Reconquista
ANALISIS SWOT DAKWAH DI INDONESIA: Upaya Merumuskan Peta Dakwah Abdullah Abdullah
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 36, No 2 (2012)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v36i2.125

Abstract

Abstrak: Islam merupakan agama dakwah yang menganjurkan pemeluknya untuk mengajak manusia supaya beriman dan berkarya serta menata kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pada tataran praktis, dakwah sebagai tugas mulia belum dikelola dengan profesional dan terukur. Pada sisi lain, dai belum mampu menjadi agen perubahan sebagaimana cita-cita Islam yaitu rahmat li al-‘Âlamîn. Akibatnya posisi dakwah kurang diminati karena belum mampu memberikan pengaruh yang signifikan bagi kemajuan umat. Sebab itu, diperlukan pengkajian dan pemetaan secara komprehensif tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dakwah. Penulis berargumen bahwa pemetaan yang komprehensif terhadap hal tersebut dan kemudian diiringi dengan perencanaan dan pelaksanaan dakwah secara professional merupakan keniscayaan, sehingga pada gilirannya dakwah mampu menjadi solusi terhadap problem kehidupan umat di era globalisasi ini.Abstract: A SWOT Analysis of Indonesia’s Proselytization (da‘wah), An Effort to Map Islamic Propagation in Indonesia. Islam is a religion of proselytization (da‘wah), advocating its adherents to invite humankind to have faith and to put it in action and direct their lives in line with Islamic values. At the practical level, proselytization as a noble service has not been managed professionally and unmeasurable. Proselytizers (dai) have not managed to become agents of change as demanded by Islamic social mission. As a result, the position of a proselytizer is not in high demand because it has not managed to guide the Islamic community forward. Thus, a comprehensive research to map current effort of proselytization to find out its strengths, weaknesses, opportunities, and challenges is needed. This paper offer the argument that with a comprehensive map, along with professional planning and implementation, Islamic proselytization will provide solutions towards the variety of Islamic community problems in today’s age of globalization.Kata Kunci: dakwah, analisis SWOT, strategi pengembangan
PERSEPSI PEREMPUAN TENTANG PERCERAIAN DI KOTA PADANG Rozalinda Rozalinda; Nurhasanah Nurhasanah
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 38, No 2 (2014)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v38i2.69

Abstract

Abstrak: Islam mensyariatkan perkawinan dengan tujuan mendapatkan keluarga bahagia. Namun, kenyataannya, sering terjadi perselisihan dalam keluarga yang tidak dapat didamaikan, yang berujung pada perceraian. Penelitian ini bertujuan meng- ungkapkan faktor penyebab meningkatnya perkara gugatan cerai di Pengadilan Agama Padang dan menggali persepsi perempuan di Kota Padang tentang perceraian. Dengan menggunakan metode kualitatif,  data dihimpun dari dokumen Pengadilan Agama Kelas I A Padang dan wawancara dengan perempuan yang mengajukan gugatan cerai, hakim, panitera, pengacara, dan tokoh perempuan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab meningkatnya gugatan cerai adalah membaiknya tingkat pendidikan, kesadaran hukum, peluang berkarier dan perubahan stigma masyarakat terhadap perempuan yangbercerai. Selain itu, perempuan di Kota Padangberpendapat bahwa cerai bukanlahhal yang tabu dan menakutkan, karena juga dilindungi undang- undang sehingga dianggap sebagai solusi ampuh dalam menyelesaikan konflik keluarga.Abstract: Woman Perception on Divorce in Padang Central City. Islam set down marriage rule as a means of acquiring happiness. In reality, however, it marriage conflict may occur, and often cannot be resolved and that it leads to divorce. This study is a qualitative study seeking to reveal the causes of increasing divorce rate in the Religious Court of Padang, and to unveil women’s perceptions concerning divorce in Padang. By using qualitative method, the data is collected from the documents of the Grade I A Religious Court of Padang, and interviews with those women who file legal divorce suit, judges, clerks, lawyers, and women scholars. The findings reveal that the undelying factors of divorce rate increase are due to women’s education improvement, increasinglegal awareness, the availability of career opportunities, changing social stigma against divorced women and weakening understanding of religious values among women. Women in Padang perceive that divorce is no longer a taboo and embarrassing, since grants womens’ rights to file divorce in the court, and thus seen as an alternative solution to.Kata Kunci: perceraian, gugatan cerai,khuluk, perempuan, pengadilan agama
MEMADUKAN KEMBALI EKSOTERISME DAN ESOTERISME DALAM ISLAM Syamsuri Syamsuri
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 37, No 2 (2013)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v37i2.84

Abstract

Abstrak: Di kalangan sebagian Muslim terjadi kesenjangan pemahaman terhadap dimensi eksoterisme (dimensi lahir, syariat) dan esoterisme (dimensi batin, tasawuf) Islam. Bagi yang mengutamakan dimensi eksoterisme, dimensi esoterisme dianggap tidak penting dan bahkan kadang-kadang keluar dari ajaran Islam. Sementara yang mengutamakan dimensi esoteris memandang bahwa eksoterisme tidak diperlukan lagi, karena manusia sudah mampu menyingkap rahasia Tuhan. Sejatinya, antara dimensi eksoterisme dan esoterisme ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Keduanya merupakan bagian ajaran Islam yang integral. Tulisan ini hendak mengungkapkan tarik-menarik pemahaman antara dimensi eksoterisme dan esoterisme Islam. Pada akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa dimensi esoterisme (tasawuf) diperlukan manusia agar terjadi perimbangan dalam menghadapi hidup dan lebih memberi ruh dari pemahaman syariat yang dianggap kaku dan kering.Abstract: Reintegrating Exoterisme and Esoterisme in Islam. There have been a misnderstanding amonngst some Muslims between the exoteric of rituals or syariah and the esoteric dimension of tasawuf or mystisism in Islam. Those who give more weight for exoteric dimension regarded the esoteric of no great concern and even sometimes have departed from the Islamic teachings. For those who support the esoteric dimension, however, considered the exoteric to be unusefull, since man had been able to uncover the mystery of God. Ideally, the exoteric and esoteric dimensions are separate whole, both of which are an integrated part of Islamic tenets. This essay, is going to shed some lights on esoteric and exoteric dimension of Islam. The author concludes that the esoteric dimension of tasawuf is need by human being so that equilibrium can be maintained in facing their lives and will give more spiritual impetus in understanding the deemed rigid and wither syariah.Kata Kunci: tasawuf, fikih, esoterisme, eksoterisme, pemikiran Islam
STRATEGI PEMBANGUNAN ISLAM DI ACEH PASCA TSUNAMI MENUJU TERWUJUDNYA MASYARAKAT RELIGIUS Sukiman Sukiman
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 36, No 1 (2012)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v36i1.116

Abstract

Abstrak: Sejak Indonesia merdeka hingga masa Reformasi, Aceh senantiasa mengalami pasang surut. Sepanjang sejarah tersebut, konflik, baik secara vertikal masyarakat dengan Pemerintah RI, maupun secara horizontal sesama masyarakatnya, selalu saja terjadi. Terjadinya bencana tsunami 2004 menambah penderitaan rakyat Aceh, namun sekaligus memberi hikmah tentang pentingnya membangun Aceh kembali dalam bingkai wawasan keislaman dan keindonesiaan. Pasca tsunami, pembangunan kembali Aceh menjadi topik yang banyak dibicarakan. Dalam konteks itu, penulis memaparkan strategi rekonstruksi Aceh yang bertumpu pada pertama, membuat buku panduan pengamalan Syariat Islam untuk mayarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, membuat perencanaan pembangunan dengan menggunakan prinsip-prinsip pembangunan Islam. Ketiga, mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.Abstract: Islamic Development Strategy in Post-Tsunami Aceh towards Establishing Religious Society. Since Indonesian independence to the reformation era the development in Aceh has undergone changable rise and fall. In such history long-lasting conflict, be it vertically between the people and the government of the Republic of Indonesia or horizontally amongst the society had repeatedly happened. The tsunami of 2004 put the burden of Acehnese people even heavier, but at the same time it throw light into the importance of reconstructing Aceh in the framework of Islamic and Indonesian ways of life. In the post tsunami, the reconstruction of Aceh has become the most discussed topic. In this context, this essay extensively discusses the strategy of reconstruction in Aceh which mainly focus on: First, writing the blueprint of the Islamic teaching experience that should become as a guideline for peoples’ daily lives. Second, planning development program based on the Islamic development principles. Third, establishing an accountable and good governance.Kata Kunci: pembangunan Islam, Aceh, masyarakat religius

Page 8 of 37 | Total Record : 362