cover
Contact Name
Moh. Nur Ichwan, M.A., Ph.D.
Contact Email
-
Phone
+62274515856
Journal Mail Official
jurnal.dakwah@uin-suka.ac.id
Editorial Address
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah
ISSN : 14115905     EISSN : 26141418     DOI : https://doi.org/10.14421/jd
Jurnal Dakwah memuat berbagai artikel yang mendiskusikan tentang dakwah, baik secara normatif maupun historis. Diterbitkan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, dua nomor setiap tahun. Redaksi menerima tulisan tentang berbagai persoalan yang terkait dengan dakwah dalam berbagai aspeknya. Isi tulisan yang dimuat tidak harus sejalan atau pun mencerminkan pandangan redaksi.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 21 No. 1 (2020)" : 7 Documents clear
DAKWAH DIGITAL UNTUK GENERASI MILENIAL Lestari, Puput Puji
Jurnal Dakwah Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/JD.2112020.1

Abstract

Technology influences people's lives today, particularly to the rise of global culture and instantaneous lifestyles. Technological developments also influence the da'wah model by which morality among the millennial generation grows along with their process of selves identity seeking. Through the development of technology, it is undeniable that the contents of radicalism, extremism can spread and is able to enter all aspects of life. This study aims to answer the query of how religion is understood and practiced by the millennial generation and how da'wah can be carried out in the millennial era. This research uses a descriptive qualitative approach, through in-depth interviews with several informants who have been determined based on purposive sampling. The study found that religion can be interpreted as a way of life so able to prevent its adherent from mistakes. Keywords: Religion, Da'wah Method, Millennial Generation, Millennial Da'wah.Perkembangan teknologi melahirkan fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat saat ini yaitu maraknya budaya global dan gaya hidup serba instan. Perkembangan teknologi mengakibatkan model dakwah semakin berkembang pesat dan dinamis dan dapat berpengaruh pada akhlak, moral generasi milenial yang dimana mereka pada fase proses mencari jati diri. Dengan perkembangan teknologi tidak dapat dipungkiri bahwa konten-konten berbau radikalisme, ekstrimisme dapat dengan cepat menyebar dan mampu memasuki semua lini. Maka, perlu tempat yang dapat membawa angin segar agar generasi milenial tidak mudah mempercayai konten yang tersebar dengan liberal. Studi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara agama dipahami dan dipraktikkan oleh generasi milenial dan bagaimana caranya dakwah dapat dilakukan di era milenial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, melalui wawancara mendalam ( in depth interview ) dari beberapa informan yang telah ditentukan berdasarkan purposive sampling hasil studi menunjukkan bahwa agama dapat dimaknai sebagai pedoman hidup  agar tidak melakukan kekacauan. Penyampaian agama dalam dakwah melalui pengajian, media sosial, dan pendekatan psikologi untuk menangkal ujaran kebencian. Itulah alasan munculnya dakwah digital oleh “ustad gaul” yang melek akan teknologi.Kata Kunci : Agama, Metode Dakwah, Generasi Milenial.
STRATEGI PEMASARAN KEGIATAN SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA MASJID Najib, Try Marifan
Jurnal Dakwah Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/JD.2112020.2

Abstract

The village fostering is one of the JMMI ITS Surabaya socio-religious activity programs. Every mosque is required to make programs and activities that are diverse and attractive to the community. Therefore, these programs need to be presented properly and attractively through a marketing strategy. The purpose of this study is to describe how the segmenting, targeting and positioning (STP) of the JMMI social activity market. This research uses descriptive qualitative method, while the data were collected by interview, observation, and documentation. This study found that the grouping of JMMI target villages is divided into four areas that can be reached or close to the ITS campus, namely: Kejawan, Keputih, Gebang, and Medokan. Communication and cooperation between JMMI and the community really help the community's economy.Keywords: Strategy, Marketing, Social ActivitiesDesa binaan adalah salah satu program kegiatan sosial keagamaan JMMI ITS Surabaya. Setiap masjid dituntut untuk membuat program maupun kegiatan yang beraneka ragam sekaligus menarik bagi masyarakat. Oleh karena itu, program-program tersebut perlu dikemas dan dipasarkan dengan baik dan menarik melalui strategi pemasaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana segmenting, targetting dan positioimg pasar kegiatan sosial JMMI. Fokus masalah yang diteliti adalah analisis proses kegiatan sosial keagamaan JMMI ITS Surabaya menggunakan teori Segmenting,Targetting, Positioning (STP). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, jenis penelitian ini adalah menganalisis data yang telah dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi pemasaran dengan menggunakan teori STP yang telah dilakukan JMMI ITS Surabaya dan  menjabarkan proses STP yang diterapkan pada kegiatan sosial keagamaan JMMI ITS Surabaya. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut. Pertama pengelompokan desa binaan JMMI dibagi menjadi empat wilayah yang bisa dijangkau atau dekat dari kampus ITS yaitu: Kejawan, Keputih, Gebang, dan Medokan. Kedua komunikasi dan kerjasama antara JMMI dan lingkungan Masyarakat membantu perekonomian masyarakat.Kata Kunci: Strategi, Pemasaran, Kegiatan Sosial 
PERAN BANGSA HADRAMAUT DALAM ISLAMISASI DI PANTAI BARAT KALIMANTAN Bakar, Abu
Jurnal Dakwah Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.2112020.3

Abstract

This research seeks to find the Hadramaut Nation’s roles in the process of Islamic development in the area. The history of their arrival and trace in this context needs to be found to support the argumentation of the research results. Academically this research reinforces the theory of Hadrami's Islamization building in Indonesia. The discipline of history through interpretive methodologies and stages of research methods is used to uncover the above problems. Historical literature and field studies are combined to obtain complete data to complete the results of the research. The process gave the result that Hadrami began in the beginning of the XVIII century involved in the Islamization starting from Matan, continuing to Mempawah, Kubu, and Pontianak. They carry out this role by building the country, government and propaganda in the community. The Ahlu Sunnah wal Jamaah Islam and the Shafi'iyah school were found as Islamic buildings introduced on the West Coast of Kalimantan. Their footprint is also evidenced by the findings of their graves in a number of areas whose existence also lives in the oral traditions of the local community.Peranan Bangsa Hadramaut sebagai suatu kesatuan etnis dalam islamisasi di Pantai Barat Kalimantan dinilai belum peroleh perhatian memadai dari kalangan akademisi. Penelitian ini berusaha menemukan peranan mereka dalam proses persebaran Islam yang dilakukan melalui kekuasaan di daerah tersebut. Secara akademis penelitian ini menguatkan bangunan teori islamisasi Hadrami di Indonesia. Disiplin ilmu sejarah melalui metodologi interpretatif dan tahapan metode penelitian digunakan untuk mengungkap masalah di atas. Literature sejarah dan studi lapangan dipadukan untuk memperoleh data yang lengkap guna menuntaskan hasil penelitian. Proses tersebut memberikan hasil bahwa Hadrami mulai awal abad ke XVIII terlibat dalam islamisasi mulai dari Matan, berlanjut ke Mempawah, Kubu, dan Pontianak. Mereka melakukan peran tersebut dengan membangun negeri dan pemerintahan yang di dalamnya diserukan dakwah. Islam Ahlu Sunnah wal Jamaah dan mazhab Syafi`iyah ditemukan sebagai bangunan Islam yang diperkenalkan di Pantai Barat Kalimantan. Jejak mereka turut dibuktikan dengan temuan makam mereka di sejumlah daerah yang keberadaannya juga hidup dalam tradisi lisan.   
ONLINE RELIGION AND RETHINKING THE DA’WAH AUTHORITY TOWARD AN INCLUSIVE DA’WAH: A CONCEPTUAL STUDY Adeni, Adeni -
Jurnal Dakwah Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/JD.2112020.4

Abstract

This paper aims to examine the concept of da’wah authority in the context of the relationship between religion and new media. The presence of new media has an impact on the development of Islamic da'wah especially regarding the issue of da'wah authority. By using a qualitative method based on library research, this paper concludes that first, the da’wah authority has shifted from the sender authority to the recipient authority, who is free and active in interpreting da'wah messages. Second, in the realm of new media, there is no clear boundary between the sender and da’wah messages recipient so that someone can be both the sender and the recipient of da'wah at the same time. Third, new media allows the opening of space for dialogue between religions. Fourth, feedback from da'wah recipients requires that the message conveyed must be valid, argumentative, and convincing. Fifth, da'wah in new media can no longer be forced to be accepted by the recipient except based on certain considerations from the recipient.Makalah ini bertujuan mengkaji konsep otoritas dakwah dalam konteks hubungan antara agama dan media baru (new media). kehadiran media baru berdampak pada perkembangan dakwah Islam khususnya terkait dengan otoritas dakwah. Dengan menggunakan metode kualitatif berdasarkan studi pustaka (library research), makalah ini menyimpulkan bahwa pertama, otoritas dakwah telah bergeser dari otoritas pengirim menjadi otoritas penerima yang bebas dan aktif dalam menafsirkan pesan dakwah. Kedua, dalam ranah new media tidak ada batasan yang jelas antara pengirim dan penerima pesan dakwah sehingga seseorang dapat menjadi pengirim sekaligus penerima dakwah. Ketiga, media baru memungkinkan terbukanya ruang dialog antar agama. Keempat, umpan balik dari penerima dakwah mengharuskan pesan yang disampaikan harus valid, argumentatif, dan meyakinkan. Kelima, dakwah di media baru tidak bisa lagi dipaksa untuk diterima oleh penerima kecuali berdasarkan pertimbangan tertentu dari penerima. 
AL-QUR’AN DAN ETIKA DAKWAH VIRTUAL Kumala, Nur
Jurnal Dakwah Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/JD.2112020.5

Abstract

The current era of disruption makes it easier for humans to convey and receive new information, especially about religion. However, in fact there are still some people who shut themselves off to convey the goodness that they know. Seeing this condition and the massive radicalization that has occurred in the internet media, a solution is needed to answer it. This article, which is a qualitative type of research with literature study through a content analysis approach to the verses of the Koran, has resulted in a new understanding of the importance of virtual da'wah for the process of spreading the Rahmatan lil 'Alamin Islam to all people in the world, so that da'wah on the internet is not it only explains in terms of its superiority, but also the purpose of da'wah which must be developed with several ethics that must be considered according to the Qur'an, including media skills, scientific and moral credibility, as well as polite da'wah material, namely upholding compassion (not advocating let alone giving hate speech).Era disrupsi saat ini menjadikan manusia lebih mudah untuk menyampaikan dan menerima informasi baru, terutama tentang agama. Namun, kenyatannya masih terdapat beberapa orang yang menutup diri untuk menyampaikan kebaikan yang ia ketahui. Melihat kondisi demikian serta masifnya radikalisasi yang terjadi di media internet, maka dibutuhkan solusi untuk menjawabnya. Artikel ini yang merupakan penelitian jenis kualitatif dengan studi kepustakaan melalui pendekatan analisis isi terhadap ayat Al-Qur’an yang menghasilkan pemahaman baru terkait pentingnya dakwah virtual bagi proses penyebaran agama Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin bagi seluruh umat di dunia, sehingga dakwah di internet tidak hanya menjelaskan dari sisi keunggulannya saja, tapi juga tujuan dakwah yang harus dikembangkan dengan beberapa etika yang harus diperhatikan menurut Al-Qur’an, diantaranya kecakapan bermedia, kredibiltas keilmuwan dan akhlak, serta materi dakwah yang santun, yaitu menjunjung tinggi rasa kasih sayang (tidak memprofokasi apalagi memberikan ujaran kebencian). 
PERAN PEREMPUAN DALAM PENCEGAHAN RADIKALISME Musyafak, Najahan
Jurnal Dakwah Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/JD.2112020.6

Abstract

This paper focuses on the women’s role in either domestic or public domain in preventing radicalism. A series of accidents with radical extremism background had happened in many places of Indonesia, such as suicide bombings, shootings and destruction of public facilities, which disrupted public security and government activities. This phenomenon is overshadowed by fear and insecurity threatening people's lives including women. Therefore, it need an appropriate response from related parties including women to anticipate the problems. Women is one of the potential parties who has a strategic role in order to prevent spreading of violence extremism. There is limited study that concern to the involvement of women in preventing violent extremism. This study tries to delineates women’s role of Solo areas to overcome of their problems in coping with fear, uncertainty, and social anxiety,  and negative impact of media coverage after many cases hit their territories.This study employs qualitative approach by interviewing women from various social, educational and religious backgrounds. They are prominent women’s organizations leaders namely Muslimat, PKK, Aisyiah, Religious extensionist, Islamic Party, Lecturers, Priest and Senior High School teachers  Data was collected through focus group discussions involving 11 informants from 4 districts namely Solo, Sukoharjo, Sragen and Karanganyar regencies. Informants were selected based on purposive sampling technique. The result of the study uncovers that the women have had a preparedness in preventing radicalism. It could be understood from their cognitive, affective and skill aspects. They had a good understanding of radical movement characteristics, sufficient assessment, and readynes to act in countering radical behavior
MENYONGSONG DEMOKRASI DUNIA ARAB PASCA MUSIM SEMI Rahman, Musyfiqur
Jurnal Dakwah Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/JD.2112020.7

Abstract

Peristiwa The Arab Spring atau Musim Semi Arab merupakan potret yang menggambarkan bagaimana kesadaran kelektif bangsa Arab mampu menggumpal dalam suatu narasi besar untuk meruntuhkan tembok-tembok raksasa kekuasaan korup, diktaror dan sewenang-wenang. Kesadaran tersebut sama sekali tidak bisa dibendung, bahkan menembus batas-batas teritorial serta melampaui sentimen-sentimen agama, ras, etnis dan budaya.Buku The Arab Spring yang ditulis oleh Ahmad Sahide ini merupakan telaah konprehensif-sistematis atas peristiwa Musim Semi Arab dengan menjadikan Tunisia, Mesir dan Suriah sebagai objek kajian. Dengan menekankan pada diskursus tantangan dan peluang terbukanya keran demokrasi di Timur Tengah, khususnya dalam konteks ketiga negara di atas, Sahide mencoba mengurai benang merah dalam pergolakan Musim Semi Arab yang ditandai dengan perubahan-perubahan besar dalam peta politik Timur Tengah, terutama juga menyeret berbagai aktor yang terlibat di dalamnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 1 of 1 | Total Record : 7