cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 08532982     EISSN : 25492659     DOI : 10.5614/jts
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Sipil merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan berkala setiap tiga bulan, yaitu April, Agustus dan Desember. Jurnal Teknik Sipil diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1990 dengan membawa misi sebagai pelopor dalam penerbitan media informasi perkembangan ilmu Teknik Sipil di Indonesia. Sebagai media nasional, Jurnal Teknik Sipil diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan akan sebuah media untuk menyebarluaskan informasi dan perkembangan terbaru bagi para peneliti dan praktisi Teknik Sipil di Indonesia. Dalam perkembangannya, Jurnal Teknik Sipil telah terakreditasi sebagai jurnal ilmiah nasional sejak tahun 1996 dan saat ini telah terakreditasi kembali (2012-2017). Dengan pencapaian ini maka Jurnal Teknik Sipil telah mengukuhkan diri sebagai media yang telah diakui kualitasnya. Hingga saat ini Jurnal Teknik Sipil tetap berusaha mempertahankan kualitasnya dengan menerbitkan hanya makalah-makalah terbaik dan hasil penelitian terbaru.
Arjuna Subject : -
Articles 4 Documents
Search results for , issue " Vol 14, No 4 (2007)" : 4 Documents clear
Identifikasi Rantai-Pasok dalam Industri Konstruksi Indonesia untuk Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pribadi, Krishna S.; Fatima, Ima; Yustiarini, Dewi
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 4 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.46 KB)

Abstract

Abstrak. Produk industri konstruksi biasanya dibuat atas dasar permintaan dari pemberi kerja (pemerintah atau swasta) oleh pihak kedua yang dikontrak (kontraktor), dengan mengerahkan berbagai sumberdaya seperti bahan konstruksi, peralatan, dan tenaga kerja. Dalam proses produksinya berbagai komponen produk konstruksi dipasok oleh berbagai pemasok yang bertingkat-tingkat, kemudian dirakit di lokasi proyek oleh para kontraktor, baik kontraktor utama maupun sub kontraktor. Rantai-pasok proses produksi konstruksi pada tahap pelaksanaan konstruksi telah didentifikasikan dalam rangka mengkaji bentuk-bentuk pengawasan dan penjaminan mutu pada rantai-pasok tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei ke lapangan melalui wawancara secara mendalam ke pelaku rantai-pasok pada proyek yang ditinjau. Indikator yang digunakan untuk pertanyaan wawancara dikembangkan berdasar pola ISO 9001:2000 yang telah diterapkan oleh para Kontraktor responden sebagai pelaku utama dalam rantai pasok. Hasil pengamatan menunjukkanadanya pola penjaminan mutu yang didasari empat elemen utama, meliputi pendefinisian jangkauan proyek, penetapan spesifikasi dan sistem dasar, pembuatan barang dan jasa, dan penyampaian barang dan jasa ke pelanggan. Elemen ini dilaksanakan dengan melakukan dua belas tindakan oleh pelaku rantai pasok sehingga akhirnya jaminan mutu dapat tercapai. Proses tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam standar ISO 9001:2000. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri konstruksi, untuk membuat pola rantai pasok yang di dalamnya terdapat penjaminan mutu terhadap hasil kerja guna memperoleh kepuasan pengguna jasa.Abstract. The construction industry products are usually created based on request from the clients (government organizations or private sector) by the contracted second party (contractor) who mobilizes various resources such as construction material, equipment and labor, which are supplied by a series of suppliers then assembled at the project site by the various contractors (prime and sub-contractors).The supply chain within the construction production process during the construction stage has been identified, in light of investigating the quality assurance processes within each supply chain components. Observations are made by survey to project sites through semi-structured depth interviewing for all the supply chain actors within the case study projects. Indicators used in the survey are based on ISO 9001:2000 procedures already adopted by the contractors. The observation result shows that there are four basic elements required to assure the quality of the product: defining project scope, specifying features and baseline system, build product, and deliver product to customer. To implement these elements, twelve steps need to be completed by the supply chain parties in order to accomplish quality assurance process. The process is found to be very similar with those of ISO 9001:2000 standards.The result of this study is expected to be usefull for parties involved in construction industry in setting up their supply chain, where quality assurance of the construction products is a major issue in improving costumer satisfaction.
Gerusan yang Terjadi di Sekitar Abutment Tanpa Sayap pada Jembatan (Kajian Laboratorium) Soeharno, Agung Wiyono Agung Wiyono Hadi; Widyaningtias, Widyaningtias
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 4 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.626 KB)

Abstract

Abstrak. Sungai sebagai salah satu sumber daya air yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan sungai yang tidak ramah lingkungan menjadi salah satu masalah yang belum terpecahkan hingga saat ini. Termasuk juga otimalisasi sungai sebagai sarana transportasi air, baik secara langsung memanfaatkan aliran sungai, ataupun memanfaatkan badan sungai sebagai penopang jembatan. Salah satu bagian terpenting dari jembatan adalah abutment jembatan. Abutment jembatan adalah struktur di ujung-ujung jembatan yang berfungsi sebagai kaki jembatan dan tumpuan atau penyalur beban, dalam hal ini struktur tersebut masuk ke dalam sungai. Pemodelan suatu saluran terbuka dengan pemasangan abutment pada empat titik, yaitu pada saluran lurus, saluran dengan tikungan 180o, saluran lurus diantara tikungan, dan saluran dengan tikungan 90o. Tujuan pemodelan ini adalah untuk mengetahui besar gerusan yang terjadi pada sungai lurus dan sungai dengan tikungan. Model ini akan dialiri air dengan beberapa debit yang berbeda. Kedalaman gerusan dan kecepatan aliran yang terjadi akan diukur. Data kedalaman gerusan dan kecepatan aliran digunakan untuk menghitung gerusan maupun sedimentasi yang terjadi dengan menggunakan beberapa formula, yaitu Formula Froehlich, Laursen, Melville. Hasil dari perhitungan dari masing-masing formula tersebut dibandingkan dengan pengamatan fisik, perbedaan yang terjadi merupakan representasi prosentase kesalahan dari setiap formula yang digunakan.Abstract. An example of water resource is the river which is vital for human life. River exploitation is an environmental problem which has not been solved. This problem include river as a mean of transport, either directly using the stream flow, or using the bank as bridge foundation. One of the most important factors of the bridge is the abutment. The abutment is a structure, build at the edge of the bridge. Abutment is designed to hold the weight of the bridge and over the bridge. The structure of the abutment usually planted in to the river. The model is build as an open channel flow with abutment at four points of the channel, straight channel, 180 curves, straight channel between curve, and 90 curves. The purpose is to model and measure the scorching at straight and curve river flow. The model will be watered with different debits. The flow and the scorch depth will be measured. The data measured will be used to calculate scour and sedimentation using several formulas, Froehlich, Laursen, and Melville. The result from each calculation will be compared with the observation data. Error will be calculated from the differences between the calculation and observation data.
Kajian Model Matematik Pengaruh Pemanfaatan Waduk pada Kapasitas Sistem Pengendalian Banjir Jakarta Wilayah Tengah Kusuma, Muhammad Syahril Badri; Hadihardaja, Iwan Kridasantausa; M, Rommy
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 4 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.615 KB)

Abstract

Abstrak. Pelaksanaan kegiatan pengendalian banjir wilayah DKI Jakarta berpedoman pada konsep Prof. H. Van Breen (1918), yang direncanakan pada saat wilayah Kota Jakarta (Batavia) masih memiliki luas wilayah 125 km2. Namun seiring dengan perkembangan Kota Jakarta yang menyebabkan perluasan wilayah (650 km2 pada tahun 1974) dirasakan perlu adanya modifikasi metoda tersebut, terutama berkaitan dengan pengendalian aliran permukaan dari hulu DAS Ciliwung. Penyebab banjir yang akan dikaji ialah aliran permukaan (run off) yang terdiri dari run off lokal wilayah Jakarta dan run off dari hulu DAS Ciliwung, dengan penempatan waduk unregulated pada wilayah DAS Ciliwung. Perlunya waduk pada DAS Ciliwung disebabkan adanya kecenderungan meningkatnya curah hujan terutama pada saat puncak musim penghujan pada wilayah tersebut, yang diiringi dengan perubahan tata guna lahan pada hampir semua wilayah DAS, sehingga memperbesar koefisien pengaliran yang merupakan cerminan dari  semakin berkurangnya kemampuan tanah untuk melakukan proses infiltrasi terhadap aliran permukaan. Hasil studi yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa waduk yang diusulkan tersebut hanya merupakan suatu upaya yang tidak akan memberikan kontribusi nyata tanpa adanya dukungan sistem pengendalian banjir lainnya. Oleh sebab itu dibutuhkan kinerja yang sinergis dari seluruh metoda pengendalian banjir yang telah ada, sehingga dapat saling menyempurnakan kinerja pengendalian banjir dimasa mendatang. Abstract. The concept of flood control which issued by Prof. H. Van Breen (1918) that explained Master Plan of Jakarta’s Flood Control in comprehensive stage. For additional information, Batavia had 125 km2 when Prof. H. Van Breen arranged The Master Plan of Jakarta’s Flood Control. But, according the improvement of Jakarta’s area (650 km2 in 1974) there have been needed some modification of flood control concept to support the last mechanism, especially in relation with run off control from the up stream of Ciliwung Basin. Cause of flood that will try to analyze is run off which consist from local run off and up stream run off, with use unregulated reservoir in Ciliwung Basin. Reservoir which recommended should has capability to receiving run off from up stream. Based the needed of reservoir are the increasement of rainfall intensity, especially at the peak of rainy season, and followed by the change of land use at catchments area in large proportion, until give contribution to increasement of run off coefficient which show how reduction of soil capability for doing infiltration process. The result of study shows, the reservoir which recommended is only an effort that will not give significant contribution without support from another flood control method. So there are need better relation performance from all flood control method, and  interdependence support another method until find the perfect rules of performance in the future.
Run - Up dan Run - Down Akibat Pengaruh Sudut Datang Gelombang pada Berbagai Unit Lapis Lindung Pemecah Gelombang Sriyana, Sriyana; Hadihardaja, Iwan Kridasantausa; Hadihardaja, Joetata
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 4 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.794 KB)

Abstract

Abstrak. Beberapa variabel yang mempengaruhi untuk perencanaan struktur pemecah gelombang adalah tinggi run-up and run-down. Gelombang run-up dapat digunakan sebagai variable untuk menentukan struktur pantai dan gelombang run-down untuk kerusakan struktur bangunan pantai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan run - up dan run - down pada bangunan pemecah gelombang denganperbedaan arah sudut datang gelombang. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah dengan model fidfik, dimana gelombang yang dibangkitkan adalah gelombang acak (irregular wave) gelombang tidak pecah. Spektrum yang digunakan adalah spectrum. Bretschneider, dengan benda uji lapis lindung tetrapod, kubus. Hasil yang diperoleh dalam studi terlihat bahwa parameter yang mempengaruhi terjadinya tinggi run-up and rundown pada breakwater dipengaruhi oleh periode gelombang (T), tinggi gelombang datang (H), jenis lapis lindung, kedalaman (d), dan arah sudut datang gelombang (θ). 0o dan 15o, hasil run-up yang terjadi cenderung naik atau sama pada sudut 0o dan 15o pada semua unit lapis lindung. Sedangkan pada sudut 30o, tetrapod dan batu pecah cenderung naik dan kubus cenderung turun. Hasil yang sama diperoleh untuk run - down.Abstract. Some of the influencing variables for the structure design are wave run-up and run-down. Run-up wave can be used as the variable in determining the coast structure crown height and run-down wave influences the structural damage. The objective of this study is determine the run-up and run-down performance on breakwater with different angle of wave direction. This study is carried out by means of irregular non-breaker waves on physical modeling. The spectrums used on irregular wave is Bretschneider, employing tetrapod, cubes, and rubble mound as the armour layer. The results of this study showed that the parameter which influence on the occurring run-up and run-down height at breakwater influenced by wave period (T), incoming wave of height (H), armour layer, water depth (d), and angle of wave direction (θ). 0o and 15o, , the run-up result tends increased or the same at the angle of 0o and 15o in all protection layer unit. While at 30o, tetrapod and broken stone tends increased and cubes tends decrease. Similar results are obtained for run-down.

Page 1 of 1 | Total Record : 4


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol 32 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 32 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 31 No 3 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Desember Vol 31 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 31 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 30 No 3 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 3 (2020) Vol 27 No 2 (2020) Vol 27 No 1 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol 26, No 3 (2019) Vol 26 No 3 (2019) Vol 26, No 2 (2019) Vol 26 No 2 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26 No 1 (2019) Vol 25 No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25, No 2 (2018) Vol 25 No 2 (2018) Vol 25 No 1 (2018) Vol 25, No 1 (2018) Vol 24, No 3 (2017) Vol 24 No 3 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24 No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 24 No 1 (2017) Vol 23, No 3 (2016) Vol 23 No 3 (2016) Vol 23 No 2 (2016) Vol 23, No 2 (2016) Vol 23, No 1 (2016) Vol 23 No 1 (2016) Vol 22 No 3 (2015) Vol 22, No 3 (2015) Vol 22, No 2 (2015) Vol 22 No 2 (2015) Vol 22, No 1 (2015) Vol 22 No 1 (2015) Vol 21 No 3 (2014) Vol 21, No 3 (2014) Vol 21, No 2 (2014) Vol 21 No 2 (2014) Vol 21 No 1 (2014) Vol 21, No 1 (2014) Vol 20 No 3 (2013) Vol 20, No 3 (2013) Vol 20, No 2 (2013) Vol 20 No 2 (2013) Vol 20 No 1 (2013) Vol 20, No 1 (2013) Vol 19, No 3 (2012) Vol 19 No 3 (2012) Vol 19, No 2 (2012) Vol 19 No 2 (2012) Vol 19 No 1 (2012) Vol 19, No 1 (2012) Vol 18, No 3 (2011) Vol 18 No 3 (2011) Vol 18 No 2 (2011) Vol 18, No 2 (2011) Vol 18 No 1 (2011) Vol 18, No 1 (2011) Vol 17, No 3 (2010) Vol 17 No 3 (2010) Vol 17 No 2 (2010) Vol 17, No 2 (2010) Vol 17, No 1 (2010) Vol 17 No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2009) Vol 16 No 3 (2009) Vol 16 No 2 (2009) Vol 16, No 2 (2009) Vol 16 No 1 (2009) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15 No 3 (2008) Vol 15, No 3 (2008) Vol 15, No 2 (2008) Vol 15 No 2 (2008) Vol 15, No 1 (2008) Vol 15 No 1 (2008) Vol 14 No 4 (2007) Vol 14, No 4 (2007) Vol 14, No 3 (2007) Vol 14 No 3 (2007) Vol 14, No 2 (2007) Vol 14 No 2 (2007) Vol 14, No 1 (2007) Vol 14 No 1 (2007) Vol 13, No 4 (2006) Vol 13 No 4 (2006) Vol 13 No 3 (2006) Vol 13, No 3 (2006) Vol 13 No 2 (2006) Vol 13, No 2 (2006) Vol 13, No 1 (2006) Vol 13 No 1 (2006) Vol 12 No 4 (2005) Vol 12, No 4 (2005) Vol 12, No 3 (2005) Vol 12 No 3 (2005) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12 No 2 (2005) Vol 12, No 1 (2005) Vol 12 No 1 (2005) Vol 11, No 4 (2004) Vol 11 No 4 (2004) Vol 11 No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 2 (2004) Vol 11 No 2 (2004) Vol 11, No 1 (2004) Vol 11 No 1 (2004) Vol 10, No 4 (2003) Vol 10 No 4 (2003) Vol 10 No 3 (2003) Vol 10, No 3 (2003) Vol 10, No 2 (2003) Vol 10 No 2 (2003) Vol 10 No 1 (2003) Vol 10, No 1 (2003) More Issue