cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Kedokteran
ISSN : 02164752     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah FK UKI bertujuan sebagai wadah publikasi hasil penelitian staff pengajar fakultas kedokteran internal dan eksternal UKI, sebagai sharing knowledge para dosen fakultas kedokteran serta menunjang pengembangan ilmu kedokteran/kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 217 Documents
Efek Jahe (Zingiber officinale) terhadap Kadar Gula dan Kadar Kolesterol Darah: Tinjauan Sistematik Sienny Muliaty; Lili Indrawati; Zullies Ikawati
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 1 (2018): JANUARI - MARET
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakAngka kematian tertinggi di Indonesia disebabkan oleh stroke (15,4%). Faktor risiko terjadinya stroke diantaranyakadar kolesterol dan gula dalam darah yang tinggi, yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Jahe merupakanrempah dan obat tradisional yang telah lama digunakan di Indonesia bahkan diseluruh dunia, memiliki kandungan6–Gingerol, 6-paradol dan 6-shogaol yang memiliki efek antidislipidemik dan antidiabetik. Publikasi tahun 2009hingga 2017 dari Pubmed sebagai sumber pengumpulan data. Didapatkan 6 artikel uji klinis dan pre klinik jaheterhadap kadar lipid dalam darah, lima artikel uji klinis dan pre klinik jahe terhadap kadar glukosa darah dan tigaartikel uji klinis dan pre klinik jahe terhadap kadar lipid dan glukosa dalam darah, dan dilaporkanjahe terbuktimampu memperbaiki kadar lipid darah dengan dosis rata-rata 1–3 g dengan pemberian rata- rata 2-12 minggu. Dosisrata-rata jahe sebagai antidiabetik yang efektif yaitu 1,5-3 g/ hari dan dengan lama pemberian 4-12 minggu. Dosis2g adalah dosis yang dapat diserap dengan cepat oleh tubuh, maka dosis yang dianjurkan tidak melebihi 2g untukmenghindari efek samping jahe. Pengunaan jahe pada ibu hamil yang mendekati waktu kelahiran atau memilikiriwayat keguguran sebelumnya, perdarahan pervaginam, atau kelainan pembekuan darah lebih baik dihindari . Kata Kunci: Zingiber officinale; diet; dyslipidemia; hipercholesterolemic; Diabetes Mellitus AbstractThe highest mortality rate in Indonesia caused by stroke (15,4 %). Risk factor of stroke are multifactorial, cholesteroland glucose level are included , and both are closely related each other. Ginger has been used as food ingredient andtraditional medicine in Indonesia, even all over the world for long time ago. It contained 6 – Gingerol, 6-paradol and6-shogaol, that have antidislipidemic and antidiabetic effect. Various studies have been conducted in many countriesthat prove ginger can reduce cholesterol and glucose level. We undertook a systematic review of studies that provethe mechanism of ginger in reducing cholesterol and glucose rate. PubMed and other scientific journal from 2009to 2017 were searched to identify animal preclinical and human clinical trials on the effects of ginger on cholesteroland glucose rate. Six studies contains experiment of ginger extract has antihiperlididemic effect in human andanimal, five studies contains ginger extract has antihiperglicemic effect in human and animal and the other threestudies contains experiment of ginger extract has antihiperlididemic and antihiperglicemic effect in human andanimal. Results through clinical and precinic stidies showed that 1-3 g of ginger extract diet caused a significantdifference to reduce lipid profile in 2-12 weeks. Whereas, antihiperglicemic achieved at 1,5–3 g/day for 4-12 weeks.Nevertheless, the use of ginger to pregnant women that close to labour or in those with a history of miscarriage,vaginal bleeding, or clotting disorders better avoided. Key Word: Zingiber officinale; diet; dyslipidemia; hipercholesterolemic; Diabetes Mellitus
Risk Factors and Aftermath of Stress on Female Commercial Flight Attendants in Indonesia Manaor F. L. Napitupulu; Giovani Arini; Sara S. Ayutthaya
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 2 (2018): APRIL - JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakStres pada pramugari dapat mengganggu kinerja dan membahayakan pada saat terbang. Tujuan penelitian ini adalahdiketahuinya faktor risiko stress pada pramugari komersial di Indonesia. Desain studi ini adalah potong lintangdan menggunakan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 178 pramugari yang melakukanpemeriksaan kesehatan berkala di Balai Kesehatan Penerbangan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.Penelitian berlangsung dari tanggal 1 November sampai tanggal 1 Desember 2016 menggunakan DepressionAnxiety Stress Scale 21. Analisis stres dilakukan menggunakan Epi Info versi 7 dan EPISTAT versi 3.3. Hasilpenelitian ini memperlihatkan bahwa 31,46% pramugari mengalami stres. Pramugari dengan lama masa kerja 6-10tahun memiliki risiko mengalami stress 8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang masa kerjanya lebih singkat(ORa=8,11; 95% CI=1,93-5,11; p=0,032). Hipertensi meningkatkan risiko mengalami stres 2,8 kali lipat (ORa=2,79; 95% CI=1.33-23,02; p=0,040).Kata kunci: faktor risiko, stres, pramugari komersial AbstractStress on the flight attendants can interfere their performance during flight. The objective of this study was to knowthe risk factors of stress on the female flight attendants in Indonesia. The study used a cross sectional design andconsecutive sampling method with a total sample of 178 female flight attendants who underwent medical checkupat the Aviation Medical Center, the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia. The study was carriedout from 1st of November until 1st of December 2016 using Depression Anxiety Stress Scale 21. Stress Analysiswas performed with Epi Info version 7 and EPISTAT version 3.3. The results of this study showed that 31.46% offemale flight attendants experienced stress. Female flight attendants with working period of 6-10 years had a riskof stress 8 times higher than those with shorter working period (adjusted odds ratio (ORa) = 8.11; 95% confidenceinterval (CI) = 1.93 to 5.11; p=0.032).Having hypertension increased the risk of stress by 2.8-fold (ORa = 2.79;95% CI=1.33 to 23.02; p=0.040).Keywords: risk factors, stress, female commercial flight attendant
Amenorea pada Atlet yang Mengalami Overtraining Frisca R. Batubara; Ermita I. Ibrahim
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 2 (2018): APRIL - JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSemakin hari semakin banyak wanita terjun dalam dunia olahraga dengan menjadi atlet profesional. Banyak faktoryang mengalami perubahan selama program pelatihan atlet terutama pada latihan berat sampai mengalami kelelahan/overtraining dan dapat menyebabkan gangguan dalam siklus menstruasi (menarche tertunda, oligomenore, danamenorrhea). Amenore pada atlet, kadang-kadang disebut amenore terkait olahraga, terjadi ketika seorang wanitatidak memiliki menstruasi yang reguler entah karena dia terlalu banyak latihan, makan kalori terlalu sedikit dan/atau keduanya. Kata Kunci: atlet perempuan, amenore, overtraining AbstractNowadays, more women became professional trained athletes. Many internal body factors changed during heavyexercise programme, e.g exhaustion caused by overtraining could affect female athlete’s menstrual cycle, rangingfrom delayed menarche, oligomenorrhoe and amenorrhoe. Amenorrhoe among athletes, often called sport-relatedamenorrhoe, occurred when women miss their menstruation regularity due to overtrained, calories-restricted diet orcombination of both. Keywords: : female athlete, amenorrhoe, overtraining
Profil Klinis Otitis Media Akut di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia Bambang S.R. Utomo; Firman F.W. Siregar
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 1 (2018): JANUARI - MARET
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakOtitis media akut (OMA) adalah radang akut telinga tengah yang sering di jumpai. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui profil klinis OMA di poli klink THT-KL RSU Pendidikan-Universitas Kristen Indonesia dengan metodepenelitian deskriptif retrospektif menggunakan data sekunder status rawat jalan pasien yang berkunjung di tahun2013. Dari 30 pasien OMA, frekuensi terbanyak didapatkan pada laki-laki (24 (80%) pasien) dan rentang usiaterbanyak 1-3 tahun 18 (60%) pasien). Sebanyak 17 (57%) pasien mempunyai riwayat infeksi saluran pernafasanbagian atas. Penelitian ini menyimpulkan OMA terbanyak ditemukan pada laki-laki, dengan rentang usia 1-3 tahun,dan pada keadaan infeksi saluran nafas akut. Kata kunci: Otitis Media Akut, Profil Klinis OMA. AbstractAcute otitis media (AOM) is a common acute infection of the middle ear. This studi aims to determine clinicalprofile of AOM at the Universitas Kristen Indonesia’s general hospital during the year of 2013, using a retrospectivedescriptive studi design with secondary outpatient medical record data. Of 30 patients with acute otitis media, 24(80%) patients were males, 18 (60%) patient aged between 1-3 years old, and 17 (57%) patient had a history ofupper respiratory tract infection. AOM was mostly found among males aged between 1-3 years old and in patientssuffered from acute respiratory tract infection..Keyword: Acute otitis media, clinical profile of AOM.
Uji Toksisitas dan Identifikasi Fitokimia Ekstrak Ranting Leban (Vitex Pinnata) dari Putussibau, Kalimantan Barat Muhammad Alfarabi
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 2 (2018): APRIL - JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakGenus Vitex telah dikenal masyarakat pada beberapa negara memiliki efek farmakologi, contohnya tumbuhanleban (Vitex pinnata) di Kalimantan Barat, Indonesia. Tumbuhan tersebut tidak dibudidayakan dan daunnya telahdigunakan secara tradisional sebagai obat antikanker. Namun, sampai saat ini penggunaannya hanya terbatas padadaun saja, bagian lain dari tumbuhan seperti ranting masih sedikit dikaji secara ilmiah. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui efek toksisitas dan mengidentifikasi kandungan senyawa ekstrak ranting leban. Metode yang digunakanuntuk mengetahui efek toksisitasnya adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan uji fitokimia dilakukan untukmengetahui kandungan dari ekstrak ranting leban. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak ranting lebanmemiliki efek toksisitas pada setiap konsentrasinya terhadap larva udang dan nilai LC50 yang didapat adalah 283,33ppm. Senyawa yang terkandung pada ekstrak adalah alkaloid, tanin, dan saponin.Kata Kunci: Vitex pinnata, leban, toksisitas, BSLT AbstractIn some countries, Vitex genus is well known of its pharmacologic effect, such as Vitex pinnata in West Kalimantan,Indonesia. This plant is not cultivated and the leaf of this plant was used in traditional medicine as anticancer.However, there is scarce scientific studies on the other part of V. pinnata, such as its branch. Therefore, the aimof this study was analyze the toxicity effect and identify the phytochemical of the V. pinnata branch extract. BrineShrimp Lethality Test (BSLT) method was used to determine the toxicity and phytochemical tests were used toidentify the V. pinnata branch extract contents. The results showed that the V. pinnata branch extract has toxicityeffect. The LC50 of this extract was 283,33 ppm. The extract contains alkaloid, tannin, and saponin Keywords: Vitex pinnata, leban, toxicity, BSLT
Editorial : Studi Diagnostik Kriptokokosis dan Telaah Bioinformatik pada Osteoartiritis Retno Wahyuningsih; Forman E. Siagian
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 1 (2018): JANUARI - MARET
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

-
Laporan Kasus: Pengaruh Perundungan terhadap Kesehatan Jiwa Dwi Karlina
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 1 (2018): JANUARI - MARET
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMakalah ini berisi pengamatan perubahan kesehatan jiwa pada korban perundungan. Terdapat delapan kasus yang terdiri atasi empat lelaki dan empat perempuan. Empat orang mencari bantuan profesional berturut-turut satu minggu, dua minggu, satu bulan dan satu tahun setelah perundungan. Sisanya mencari bantuan bertahun-tahun kemudian. Dari keempat orang yang cepat ditangani ditemukan: satu orang berkembang wajar dan berprestasi baik; satu orang menderita skizofrenia, satu orang lagi mengidap depresi berat dan yang terakhir masih mengalami trauma. Sementara itu keempat korban yang tidak segera mendapat bantuan profesional berturut-turut menderita: gangguan cemas, depresi berat, skizofrenia dan disfungsi otonom somatoform. Ternyata banyak korban perundungan yang tidak mencari bantuan profesional. Cara korban menanggapi peristiwa yang dialaminya (stresor spesifik) dan ada tidaknya bantuan, memengaruhi kesehatan jiwanya. Kata kunci: Perundungan, gangguan jiwa, stresor spesifik AbstractEight cases of bullying consisted of four males and four females. Four of them got professional help within one week, two weeks, one month and one year after bullying. Currently, one of them has good mental health and performance at school, one remains traumatized, one has schizophrenia and one has major depression. Four persons who did not seek profesional help, suffered from anxiety disorder, schizophrenia, major depression and disfunction of autonomic somatoform. Many bullying victims do not seek professional aid. Having spesific stressor without professional aid could influence mental health. Key words: bullying, mental disorder, specific stressor.
Uji Antimalaria Ekstrak Akar Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) dan Pengaruhnya terhadap Ekspresi TNF-α pada Mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei Muhammad I. Kahtan; Hendri Astuty; Heri Wibowo
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 2 (2018): APRIL - JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMalaria masih menjadi masalah kesehatan di dunia terutama negara tropis, karena angka kesakitan dan kematiannyayang tinggi. Gejala yang berat sampai kematian akibat malaria dipengaruhi respons imun setiap individu maupunketepatan pengobatan malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek respons imun (TNF-α) mencitterinfeksi Plasmodium berghei yang diberi ekstrak akar pasak bumi (Eurycoma longifolia jack) sebagai antimalaria.Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan desain post test control group only. Untuk pemeriksaanparasitemia digunakan pemeriksaan darah tipis yang dipulas dengan Giemsa. Teknik bead based multiplexingtechnique digunakan untuk mendapatkan nilai mean flourescence intensity (MFI) sebagai ukuran kadar TNF-α.Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan ekstrak akar pasak bumi sebagai antimalaria dengan rerata nilaihambatan pertumbuhan (growth inhibition) sebesar 88,93%. Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan bermaknaantara tingkat parasitemia dengan TNF-α (uji Spearman, r = -0,872; p<0,005). Hal itu menunjukkan ekstrak akarpasak bumi (EAPB) dapat bekerja sebagai imunomodulator dengan mengaktivasi TNF-α yang bekerja sebagaiimunoprotektor. Dapat disimpulkan bahwa pemberian EAPB meningkatkan ekspresi TNF-α yang berhubungandengan penurunan tingkat parasitemia pada mencit yang diinfeksi P. berghei. Kata Kunci: Eurycoma longifolia jack, Plasmodium berghei, TNF-α AbstractMalaria is still the main health problem in the world, mainly in tropical countries where its incidence and mortalityremain high. The severe disease, which may lead to death, are affected not only by the immune response of eachindividual, but also by the efficacy of malaria treatment. The purpose of this research was to investigate the effect ofimmune response (TNF-α) of the Plasmodium berghei-infected mice, which was treated with the pasak bumi root(Eurycoma longifolia jack) extract as antimalaria. This was an in vivo experimental study in which the experimentalanimals were divided into five different groups (control, Plasmodium berghei and aquades, CMC, Plasmodiumberghei and CMC, Plasmodium berghei and pasak bumi root extract). The level of parasitemia were determinetedby using thin blood staining. The bead based multiplexing technique was used in the TNF-α examination in orderto obtain mean fluorescence intensity (MFI) which was later used as TNF-α standard. The results of this researchshowed the potential of the pasak bumi root extract as antimalaria with the mean percentage of growth inhibition of88.93%. The correlation analysis showed a meaningful inverse relation between the parasitemia level and TNF-α(Spearman test, r= - 0.872; p=0.001). This means that the pasak bumi root extract could activate TNF-α, which actsas immune protector. In conclucion, the pasak bumi root extract could enhance the TNF-α expression as shown bythe decline of the parasitemia level in the Plasmodium berghei infected mice. Keywords: Eurycoma longifolia jack, Plasmodium berghei, TNF-α
Diagnosis Kriptokokosis Meningeal pada Penderita AIDS dengan Deteksi Antigen Glucuronoxylomanan pada Cairan Otak Robiatul Adawiyah; Retno Wahyuningsih; Ridhawati Sjam; Darma Imran
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 1 (2018): JANUARI - MARET
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKriptokokosis meningeal karena ragi berkapsul Cryptococcus sering didapatkan pada penderita AIDS dan menyebabkan kecacatan dan kematian. Diagnosis dini yang diharapkan dapat diatasi dengan diagnosis pemeriksaan tinta India yang rendah dan kultur yang perlu 5-7 hari. Sebagai alternatif, WHO merekomendasikan deteksi antigen dengan cara uji aglutinasi lateks untuk deteksi antigen glucuronoxylomanan (GXM) dan lateral flow asay yang mendeteksi kompleks antigen Cryptococcus sp. Mengingat antigen GXM juga dapat ditemukan pada orang sehat, perlu ditetapkan nilai batas (cut off) yang untuk mendiagnosis kriptokokosis klinis. Pada penelitian ini, nilai cut off GXM dicari dengan memeriksa cairan otak yang tidak diencerkan, diencerkan 100×, 300×, dan 500× dengan menggunakan metoda aglutinasi lateks (PASTOREX TM CRYPTO PLUS 61747 (kat. 7EM2093, Bio-Rad Perancis). Tiap dilusi dihitung sensitivitas, spesifisitas, NPP, NPN, dan nilai kappa untuk menilai kesetaraan antara metode uji dengan baku emas (tinta india dan kultur) serta uji McNemar untuk mengetahui perbedaan antara metode uji dan baku emas. Receiver operating characteristics (ROC) curve dinilai untuk mengetahui kombinasi terbaik sensitivitas dan spesifisitas. Deteksi antigen GXM pada cairan otak menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas yang bervariasi pada dilusi yang berbeda. Sensitivitas terbaik didapatkan pada LCS yang tidak diencerkan, namun spesifisitas terbaik ditemukan pada dilusi 500× (100%) disusul oleh dilusi 300× (98,1%). Secara keseluruhan berdasarkan sensitivitas, spesifisitas, NPP, NPN, nilai kappa dan nilai ROC, dilusi 300× merupakan dilusi terbaik. Uji McNemar memperlihatkan tidak ada perbedaan antara metode uji dan baku emas. Dilusi cairan otak 300× merupakan nilai cut off deteksi GXM untuk menegakkan diagnosis kriptokokosis meningeal. Kata kunci: Cryptococcus neoformans, meningitis, diagnosis AbstractMeningeal cryptococcosis is caused by encapsulated yeast Cryptococcus. This infection has a high morbidity and mortality rate. Early diagnosis is one of the keys to reduce morbidity and mortality. India ink examination is hampered by its low sensitivity, while culture is time consuming. WHO recommends antigen detection methods as an alternative, i.e. latex aglutination for Glucuronoxylomannan (GXM) and lateral flow assay (LFA) for antigen complex for Cryptococcus. Since GXM antigen is also found in healthy people, cut off value for clinical cryptococcosis needs to be established. In this studi, the GXM antigen detection was conducted by latex agglutination test (PASTOREXTM CRYPTO PLUS 61747 kat. 7EM2093, Bio-Rad, France). To establish the cut off value, a neat concentration, as well as 100, 300 and 500 times dilution of spinal fluids were tested. Sensitivity, specificity, PPV, NPV and kappa value for each dilution were calculated against the gold standard (india ink examination and culture). McNemar test was performed to evaluate the difference between the test and the gold standard. Receiver operating characteristics(ROC) curve was used to determine the best combination of sensitivity and specificity. GXM antigen detection on spinal fluid showed variation of sensitivity and specificity in different dilutions. The neat solution gave the best sensitivity, while the best specificity was shown by 500× dilution (100%) and then followed by 300× dilution (98,1%). Overall, 300× dilution gave the best combination of sensitivity, specificity, PPV, NPV, (p=0,07). In conclusion, 300× dilution of spinal fluid is the best cut off value for GXM detection for diagnosing meningeal cryptococcosis. Key words: Cryptococcus neoformans, meningitis, diagnosis
Terapi Hidroksiklorokuin pada Anak dengan Nefritis Lupus Eka I. Fitriana
Majalah Kedokteran UKI Vol. 34 No. 1 (2018): JANUARI - MARET
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSebanyak 50-70% anak dengan lupus eritomatosus sistemik (LES) mengalami keterlibatan ginjal yang dikenal dengan nefritis lupus. Dari jumlah tersebut, 10-30% di antaranya berlanjut menjadi penyakit ginjal stadium terminal, yang menyebabkan meningkatnya komorbiditas dan mortalitas anak dengan LES sehingga kondisi ini harus diterapi secara agresif. American College of Rheumatology (ACR) dan European League against Rheumatism (EULAR), serta Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) telah merekomendasikan pemberian hidroksiklorokuin sebagai terapi ajuvan pada nefritis lupus untuk menghambat progresivitas penyakit ginjal melalui efek imunomodulator, anti inflamasi dan anti trombotik, dengan memperhatikan indikasi dan pantauan terhadap efek toksik yang mungkin terjadi. Penggunaan hidroksiklorokuin pada anak masih kontroversi, namun didapatkan luaran yang cukup memuaskan pada etnis tertentu dengan usia >16 tahun. Data mengenai penggunaan hidroksiklorokuin pada populasi Asia masih sangat terbatas. Kata kunci: hidroksiklorokuin, anak, nefritis lupus. AbstractThere are about 50-70% children with systemic lupus erythematosus (SLE) suffer from renal involvement named by lupus nephritis, in which 10-30% progress to become end stage chronic kidney disease. It increases the comorbidity and mortality rate, which means that aggressive treatment is crucially needed. Administration of oral hydroxychloroqiune has been recommended by the American College of Rheumatology (ACR), the European League Against Rheumatism (EULAR), and the Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) as adjuvant therapy in lupus nephritis to delay the progression of renal disease through immonumodulatory, anti-inflammatory dan anti-trombotic effects. Despite of controversional use, hydroxychloroquine has a good outcome in specific ethnics population in children aged > 16 years, while data in Asia is still restricted. Key words: hydroxychloroquine, pediatric, lupus nephritis

Page 2 of 22 | Total Record : 217