cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Kedokteran
ISSN : 02164752     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah FK UKI bertujuan sebagai wadah publikasi hasil penelitian staff pengajar fakultas kedokteran internal dan eksternal UKI, sebagai sharing knowledge para dosen fakultas kedokteran serta menunjang pengembangan ilmu kedokteran/kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 217 Documents
Isolasi Jamur Kapang dari Tanah Imkotta, Alberto H.; Hani, Safira; Hutapea, Ester; Prakasa, Bintang M. Y.; Wahyuningsih, Retno
Majalah Kedokteran UKI Vol. 39 No. 1 (2023): JANUARI-APRIL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v39i1.5753

Abstract

Tanah merupakan habitat berbagai mikroorganisme termasuk jamur. Jamur yang hidup di tanah termasuk jamur patogen untuk manusia. Antara lain golongan dermatofita, Aspergillus, dan Mucorales. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur patogen di tanah dari berbagai wilayah di Pulau Jawa. Metode yang digunakan adalah hair bait untuk jamur dermatofita dan flotasi untuk kapang yang lain. Tanah yang diteliti berasal dari Jakarta, Bekasi, Tangerang, Cirebon, Depok, Bogor, dan Yogyakarta. Golongan dermatofita yang diisolasi adalah T. rubrum, T. mentagrophytes, dan M. gypseum. Aspergillus fumigatus, A. flavus, A. niger, dan A. terreus merupakan jamur golongan Aspergillus yang berhasil diisolasi. Jamur lain yaitu S. apiospernum diisolasi dari semua wilayah yang diteliti kecuali dari tanah yang berasal dari Cirebon. Jamur L. Prolificans hanya diisolasi dari wilayah Depok. Selanjutnya Fusarium sp diisolasi dari Bekasi, Bogor, dan Yogyakarta. Kata kunci: Dermatofita, Aspergillus, Mucorales, Fusarium sp Soil is a habitat for various microorganisms including fungi. Some of the fungi that live in soil are pathogenic for humans. These include dermatophytes, Aspergillus, and Mucorales. This study aims to isolate pathogenic fungi in soil from various regions on the island of Java. The method used is hair bait for dermatophyte fungi and flotation for other fungi. The soil sample studied came from Jakarta, Bekasi, Tangerang, Cirebon, Depok, Bogor and Yogyakarta. The dermatophyte groups isolated were T. rubrum, T. mentagrophytes, and M. gypseum. Aspergillus fumigatus, A. flavus, A. niger, and A. tereus are fungi from the Aspergillus group that have been isolated. Another fungus, S. apiospernum, was isolated from all areas studied except from soil originating from Cirebon. The L. prolificans fungus was only isolated from the Depok area. Furthermore, Fusarium sp was isolated from Bekasi, Bogor and Yogyakarta. Key words: Dermatophytes, Aspergillus, Mucorales, Fusarium sp
Urtikaria Kontak Dingin Kronis: Laporan Kasus Febriyanti, Monica S.; Cahyawari, Dartri; Wilanti, Nesa W.
Majalah Kedokteran UKI Vol. 39 No. 1 (2023): JANUARI-APRIL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v39i1.5756

Abstract

Pada tulisan ini dilaporkan satu kasus urtikaria akibat pajanan suhu rendah yang diagnosisnya ditegakkan berdasarkan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapati ayah menderita kondisi yang sama dan pada pemeriksaan fisik didapat urtikaria pada lengan tungkai atas. Pengobatan dengan antihistamin-H1 generasi kedua dan kortikosteroid berhasil menghilangkan gejala. Sebagai upaya pencegahan diberikan edukasi tentang penyakitnya Kata kunci: Biduran, gatal, kemerahan, sel mast We report a case of urticaria due to exposure to low temperatures, the diagnosis of which was made based on a thorough history and physical examination. In the anamnesis it was found that the father was suffering from the same condition and on physical examination there was urticaria on the arms and the upper legs. Treatment with 2nd generation H1 anti-histamines and corticosteroids successfully relieved symptoms. As a prevention, education is given about the disease. Keywords: Urticaria, pruritic, erythema, mast cells
Prevalensi Protozoa Usus pada Anak di Jakarta Tamba, Rory; Hutabarat, Hardi; Prakasa, Bintang M. Y.; Wahyuningsih, Retno
Majalah Kedokteran UKI Vol. 39 No. 2 (2023): MEI - AGUSTUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v39i2.5897

Abstract

Infeksi usus oleh parasit dapat disebabkan oleh cacing dan protozoa. Infeksi parasit usus masih merupakan masalah kesehatan di negara berkembang termasuk Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan penetapan prevalensi protozoa usus pada anak. Telah dilakukan pemeriksaan tinja di Laboratorium Parasitologi FK UKI yang berasal dari 85 anak di wilayah Jakarta Timur (Kelurahan Cawang dan Bangsal Anak RS UKI) dan Jakarta Barat (Kampung Pluis, Grogol Utara dan Grogol). Pemeriksaan dilakukan secara mikroskopis dengan membuat sediaan tinja yang diwarnai dengan eosin dan lugol. Prevalensi protozoa usus pada penelitian ini sebesar 26% dan terdiri atas Blastocystis hominis, Giardia lamblia, Entamoeba coli, dan Isospora sp, tidak ditemukan protozoa patogen seperti Entamoeba histolytica, Crytosporidium, dan Balantidium coli. Kata kunci: anak, Blastocystis hominis, Giardia lamblia, Entamoeba coli, Isospora sp Intestinal infections by parasites can be caused by worms and protozoa. Intestinal parasitic infections are still a health problem in developing countries, including Indonesia. In this study, the prevalence of intestinal protozoa in children was determined. Stool examinations have been carried out at the FK UKI Parasitology Laboratory from 85 children in the East Jakarta area (Cawang Village and UKI Hospital Children's Ward) and West Jakarta (Pluis Village, North Grogol and Grogol). The examination is carried out microscopically by making stool preparations stained with eosin and Lugol. The prevalence of intestinal protozoa in this study was 26% and consisted of Blastocystis hominis, Giardia lamblia, Entamoeba coli, and Isospora sp. Pathogenic protozoa such as Entamoeba histolytica, Crytosporidium, and Balantidium coli were not found. Key words: children, Blastocystis hominis, Giardia lamblia, Entamoeba coli, Isospora sp
Profil Pasien Kanker Serviks di RS Awal Bros Batam Tahun 2020–2022 Jenifer, Debora; Serevina, Devy; Nurprilinda, Marliana
Majalah Kedokteran UKI Vol. 39 No. 2 (2023): MEI - AGUSTUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v39i2.5898

Abstract

Kanker serviks adalah keganasan leher rahim yang disebabkan oleh Human Papilomavirus tipe 16 dan 18 dan ditularkan melalui hubungan seksual. Indonesia merupakan negara dengan kasus kanker serviks terbanyak di Asia Tenggara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil pasien kanker serviks di RS Awal Bros Batam tahun 2020-2022. Penelitian ini bersifat retrospektif dengan mengambil data rekam medis pasien kanker serviks. Sebanyak 97 orang subjek yang diteliti memiliki rentang umur 36-50 tahun (55,7%), menikah (99%), paritas 3-4´ (52,6%), berpendidikan SMA (50,5%), ibu rumah tangga (74,2%). Keluhan utama adalah perdarahan yang ditemukan pada 52 subjek dengan gambaran histopatologi karsinoma sel skuamosa (72,2%) dengan diferensiasi baik (44,3%). Kata kunci: Human Papilomavirus, karsinoma sel skuamosa, paritas, derajat diferensiasi Cervical cancer is a malignancy of the cervix caused by Human Papillomavirus types 16 and 18 and is transmitted through sexual contact. Indonesia is the country with the most cases of cervical cancer in Southeast Asia. The aim of this research is to determine the profile of cervical cancer patients at Awal Bros Hospital, Batam in 2020-2022. This research is retrospective in nature by taking medical record data from cervical cancer patients. A total of 97 subjects studied had an age range of 36-50 years (55.7%), married (99%), parity 3-4 times (52.6%), high school education (50.5%), housewives (74.2%). The main complaint was bleeding which was found in 52 subjects with histopathological features of squamous cell carcinoma (72.2%) with good differentiation (44.3%). Keywords: Human Papiloma Virus, squamous cell carcinoma, parity, degree of differentiation
Karakteristik Demografis - Klinis Pasien Stroke Hemoragik dan Luaran Klinis Pasca Terapi Operatif dan Non-Operatif di Rumah Sakit X, Jawa Barat Farizi, Raja E.; Utomo, Tranggono Y.
Majalah Kedokteran UKI Vol. 39 No. 2 (2023): MEI - AGUSTUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v39i2.5900

Abstract

Perdarahan intraserebral non-traumatik adalah salah satu kejadian stroke hemoragik akut yang berpotensi menghancurkan dengan berbagai gejala, hematoma intraparenkim primer, perdarahan intraventrikular, dan perdarahan subarachnoid, bisa dari penyebab primer, atau sekunder. Kraniotomi terbuka adalah pendekatan yang paling banyak dipelajari dalam skenario klinis ini, tetapi pendekatan bedah lainnya, seperti kraniektomi dekompresi, aspirasi endoskopi stereotaktik yang dipandu gambar, dan evakuasi kateter invasif minimal diikuti oleh trombolisis, juga telah dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan Prognosis Terapi Operatif Dan Non Operatif Pasien Stroke Hemoragik di Rumah Sakit Umum X di Wilayah Jawa Barat Tahun 2022”. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan rekam medik. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien Stroke Hemoragik yang berada di Rumah Sakit Umum Wilayah Jawa Barat periode April - Desember 2022 yang berjumlah 95 pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase prognosis yang membaik lebih banyak pada pasien yang menggunakan terapi konservatif dengan persentase 85,5%, sedangkan untuk prognosis pasca terapi operatif adalah 65,4%. Disimpulkan bahwa persentase prognosis pasca terapi konservatif lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pasca terapi operatif. Kata kunci: stroke hemoragik, kraniotomi terbuka, prognosis, terapi konservatif Nontraumatic intracerebral hemorrhage is one of the potentially devastating acute stroke events with a variety of symptoms, primary intraparenchymal hematoma, intraventricular hemorrhage, and subarachnoid hemorrhage, can be from a primary cause, or secondary. Craniotomy is the most studied modality in this clinical setting, but other surgical approaches, such as decompressive craniotomy, image guided stereoscopic aspiration, and minimally invasive catheterization followed by thrombolysis, has also been studied. Based on the description above, researchers are interested in conducting a study entitled " Demographic and Clinical Characteristics of Hemorrhagic Stroke Patients Undergoing Conventional and Surgical Treatment at X Hospital, West Java" This type of research used by researchers is a retrospective descriptive study using medical records. The sample of this study were all hemorrhagic stroke patients who were at the West Java Regional General Hospital for the period April - December 2022, totaling 95 patients. The results showed that the percentage of the improved prognosis was more in patients who used conservative therapy with a percentage of 85.5%, while the prognosis for postoperative therapy was 65.4%. It was concluded that the percentage of postoperative conservative treatment was higher than the postoperative percentage. Keywords: haemorrhagic stroke, open craniotomy, prognosis, conservative therapy
Spondilitis Tuberkulosis pada Pasien dengan Keganasan Tiroid: Laporan Kasus Syefi, Monica; Vande, Godishac A.; Sihombing, Andre; Lubis, Mohammad F.
Majalah Kedokteran UKI Vol. 39 No. 2 (2023): MEI - AGUSTUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v39i2.5901

Abstract

Dilaporkan kasus spondilitis tuberkulosis dengan komplikasi. Pada anamnesis di dapatkan keluhan kesulitan berjalan sehingga pasien berjalan dengan posisi membungkuk, nyeri pada pinggang dan lutut kaki kiri, kedua kaki semakin mengecil dan terasa lemas. Selain itu pasien mengeluh napsu makan menurun, keringat dingin malam hari, demam hilang timbul, serta benjolan pada pinggang, punggung, dan punggung kaki kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gibbus, abses, dan kifosis. Range of motion spine pasien fleksi anterior terbatas, ekstensi terbatas, fleksi lateral terbatas, rotasi badan terbatas, dan pasien kehilangan kemampuan motorik secara parsial. Pemeriksaan MRI lumbal didapatkan spondilodisitis lumbal 2-3 dengan penekanan fragmen posterior pada kanalis spinalis yang menyebabkan stenosis disertai paravertebral abses. Pengobatan spondilitis yaitu obat anti-tuberkulosis dan pembedahan untuk mengatasi komplikasi. Kata kunci: Pott’s disease, spinal, gibbus, abses, keganasan tiroid A case of tuberculous spondylitis with complications was reported. Anamnesis found complaints of difficulty walking, so the patient walked in a bent position, pain in the waist and left knee, both legs getting smaller, and feeling weak. In addition, the patient complained of decreased appetite, cold sweats at night, intermittent fever, and lumps on the waist, back, and back of the right leg. A physical examination found gibbous, an abscess, and kyphosis. The patient's range of motion in the in the spine was limited by limited anterior flexion, limited extension, limited lateral flexion, and limited body rotation, and the patient lost partial motor skills. Lumbar MRI examination found lumbar spondylodiscitis 2-3 with posterior fragment pressure on the spinal canal, causing stenosis accompanied by paravertebral abscess. Treatment for spondylitis includes anti-tuberculosis drugs and surgery to overcome complications. Keywords: Pott’s disease, spinal, gibbous, abscess, thyroid malignancy
Vulvovaginitis: Karakteristik Klinis, Diagnosis, dan Tatalaksana Syefi, Monica; Simanjuntak, Tigor P.
Majalah Kedokteran UKI Vol. 39 No. 2 (2023): MEI - AGUSTUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v39i2.5902

Abstract

Vulvovaginitis adalah infeksi pada vulva dan vagina yang sering terjadi. Diperkirakan 70% perempuan di dunia pernah mengalami vulvovaginitis. Vulvovaginitis sering ditemukan pada remaja dan perempuan usia produktif. Penyebab tersering adalah bakteri, jamur Candida, dan Trichomonas vaginalis. Vaginosis bakterial dialami oleh 22-50% perempuan, kandidiasis vagina 17-39%, dan trikomoniasis 4-35%, Pada vaginosis bakterial ditemukan sekret berwarna putih abu-abu, berbau, gatal, dan pH vagina meningkat. Diagnosis vaginosis bakterial ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan kriteria Amsal yang dibuat berdasarkan pewarnaan Gram. Pada kandidiasis trikomoniasis ditemukan sekret berwarna putih seperti yoghurt, gatal, nyeri, bengkak, sensasi terbakar, dan kemerahan vulva pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan memeriksa pH vagina dan pemeriksaan mikroskopis sediaan KOH 10%. Pada trikomoniasis, keluhan pasien berupa keputihan berwarna kuning kehijauan, berbusa, berbau, gatal, disuria, dan rasa terbakar pada vulva. Diagnosis ditegakkan dengan memeriksa pH, pemeriksaan sediaan basah vagina, dan metode berbasis molekular NAAT. Kata kunci: vaginosis bakterial, kandidiasis trikomoniasis, trikomoniasis, keputihan, pemeriksaan laboratorium Vulvovaginitis is a common infection of the vulva and vagina. It is estimated that 70% of women in the world have experienced vulvovaginitis. Vulvovaginitis is often found in teenagers and women of reproductive age. The most common causes are bacteria, Candida fungi, and Trichomonas vaginalis. Bacterial vaginosis is experienced by 22-50% of women, vaginal candidiasis 17-39%, and trichomoniasis 4-35%. In bacterial vaginosis, white-grey discharge is found, smelly, itchy, and the vaginal pH increases. The diagnosis of bacterial vaginosis is made based on clinical criteria and Proverbs criteria based on Gram staining. In vaginal candidiasis, white discharge like yoghurt is found, itching, pain, swelling, burning sensation, and redness of the vulva on physical examination. Laboratory examination is carried out by checking vaginal pH and microscopic examination of 10% KOH preparations. In trichomoniasis, patient complaints include greenish-yellow vaginal discharge, foamy, smelly, itchy, dysuria, and a burning sensation in the vulva. The diagnosis is made by checking the pH, vaginal wet preparation examination, and NAAT molecular-based methods. Keywords: bacterial vaginosis, vulvovaginal kandidiasis, trichomoniasis, vaginal discharge