cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
ZOO INDONESIA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021" : 7 Documents clear
KAJIAN RISIKO KEBERADAAN IKAN INTRODUKSI DI WADUK IR. H. DJUANDA, JAWA BARAT Andika Luky Setiyo Hendrawan; Dimas Angga Hedianto; Agus Arifin Sentosa
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.4066

Abstract

Keberadaan ikan introduksi berpotensi mengganggu struktur komunitas ikan asli di perairan umum daratan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji risiko keberadaan ikan introduksi di perairan Waduk Ir. H. Djuanda. Kajian risiko dilakukan menggunakan Freshwater Fish Risk Assessment Model (FRAM) dengan sistem skoring. Analisis FRAM dilakukan terhadap 11 famili, 20 genera, dan 22 spesies ikan introduksi yang tertangkap di Waduk Ir. H. Djuanda dari periode 2007-2017. Nilai risiko menetap, risiko dampak, dan risiko ekologi ikan introduksi menunjukkan terdapat tujuh spesies berpotensi invasif kategori tinggi, yaitu ikan Oskar (Amphilophus citrinellus), nila (Oreochromis niloticus), mujair (Oreochromis mossambicus), oskar hitam (Mayaheros urophthalmus), golsom (Hemichromis elongatus), marinir (Parachromis managuensis), dan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis). Jenis ikan introduksi yang berisiko invasif dominan berasal dari famili Cichlidae. Nilai risiko keberadaan dan risiko dampak jenis-jenis ikan introduksi di Waduk Ir. H. Djuanda menunjukkan hubungan korelasi positif (r = 0,75; P<0,01). Hal tersebut menandakan bahwa keberadaan jenis-jenis ikan introduksi dapat menimbulkan kerugian ekologi terhadap komunitasi ikan asli di Waduk Ir. H. Djuanda.
CATATAN BARU DAN KEANEKARAGAMAN KOPEPODA DI PERAIRAN PANTAI DAN MANGROVE PULAU PANAITAN, TAMAN NASIONAL UJUNG KULON, BANTEN Mulyadi Mulyadi; Rena Tri Hernawati; Ujang Nurhaman
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.4106

Abstract

Observasi tentang keragaman, kelimpahan, dan sebaran kopepoda di perairan pantai dan mangrove di Pulau Panaitan dilakukan pada bulan November 2008 (musim hujan). Sampel kopepoda diambil dengan jaring plankton secara horizontal dan vertikal pada siang dan malam hari, kemudian disimpan dan diidentifikasi di MZB LIPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keanekaragaman dan kelimpahan kopepoda di musim hujan yang mempunyai suhu dan salinitas tertentu. Ditemukan 72 jenis kopepoda dari 37 marga, 24 suku, dari enam bangsa termasuk dua catatan baru, yaitu Pontella forficula dan Pseudodiaptomus incisester. Keanekaragaman kopepoda di pantai dan mangrove tinggi sekitar 0,9473 dan 0,8345 (rentang 0-1). Akan tetapi, jika keduanya dibandingkan maka keanekaragaman kopepoda di pantai lebih tinggi dibandingkan di mangrove (3,584 vs. 2,431). Pontella denticauda dan Temora discaudata yang merupakan tipe neritik ditemukan mendominasi perairan pantai, sedangkan Corycaeus speciosus dan Oncaea conifera yang merupakan tipe neritik mendominasi perairan mangrove. Dominasi jenis oleh kopepoda neritik terjadi karena perairan Pulau Panaitan bersalinitas tinggi dan bersuhu rendah.
PERILAKU NURI BAYAN (Eclectus roratus) TERHADAP PERUBAHAN KOMPOSISI KOLONI DENGAN USIA YANG BERBEDA Sari Rahmah Handayani; Rini Rachmatika; Siti Nuramaliati Prijono; Zuliyati Rohmah; Suparno Suparno; Umar Sofyani
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.4083

Abstract

Penangkaran penting dilakukan untuk mencegah kepunahan burung bayan yang dilindungi dan banyak dimanfaatkan. Pemeliharaan menentukan keberhasilan dari program penjodohan burung. Salah satunya, pola koloni atau pola pasangan. Selain itu, keberhasilan penangkaran tidak lepas dari aspek pakan dan perilaku. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui respon koloni nuri bayan terhadap penambahan bayan jantan dewasa yang ditinjau dari aspek perilaku dan pakan. Variabel yang diamati adalah perilaku harian, preferensi pakan, serta konsumsi pakan koloni nuri bayan sebelum dan setelah penambahan bayan jantan dewasa. Nuri bayan yang digunakan sebanyak enam ekor yang terdiri dari 2 ekor jantan dan 4 ekor betina. Pengamatan perilaku harian koloni burung bayan dilakukan di Penangkaran Burung, Pusat Penelitian Biologi-LIPI dengan metode scan sampling dan pencatatan dengan metode instantaneous recording. Pengamatan dilakukan selama 16 hari dengan 2 periode, yaitu kontrol dan perlakuan penambahan bayan jantan (8 hari kontrol dan 8 hari perlakuan) mulai pukul 07.30‒15.30 WIB. Penentuan preferensi dan jumlah konsumsi pakan dilakukan dengan penimbangan sisa setiap jenis pakan. Rata-rata suhu dan kelembaban masing-masing pada pukul 07.30 WIB yaitu 25.78 ℃ dan 65.00%, pada pukul 12.00 WIB yaitu 31.65 ℃ dan 42.83%, serta pada pukul 15.30 WIB yaitu 30.65 ℃ dan 44.83%. Koloni burung bayan dengan perlakuan memiliki frekuensi perilaku bertengger, makan, terbang, memanjat, dan interaksi sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan koloni bayan kontrol. Total rata-rata bahan pakan yang dikonsumsi koloni bayan kontrol berdasarkan berat kering sebanyak 145,24 g/koloni/hari, sedangkan pada koloni dengan perlakuan sebesar 154,56 g/koloni/hari. Bahan pakan yang paling disukai oleh koloni bayan adalah jagung dan jumlah konsumsi pakan koloni bayan perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan koloni bayan kontrol.
IDENTIFIKASI MORFOMETRI EXUVIA TONGGERET DI KEBUN RAYA BOGOR Anang Setyo Budi; Encilia Encilia; Agmal Qodri
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.3996

Abstract

Tonggeret (Hemiptera: Cicadidae) sebagian besar daur hidupnya berada di dalam tanah, dengan nimfa yang akan muncul ke permukaan saat memasuki fase dewasa. Dalam proses metamorfosis menjadi dewasa, tonggeret akan melepaskan kulit terluarnya yang disebut dengan eksuvia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi spesies tonggeret yang ada di Kebun Raya Bogor berdasarkan eksuvianya. Tercatat ada tiga spesies tonggeret berdasarkan identifikasi eksuvia yang ditemukan di Kebun Raya Bogor yaitu Chremistica pontianaka, Dundubia vaginata, dan Cryptotympana acuta. Dari hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan morfometri yang signifikan dari ketiga spesies tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai pembeda antar spesies. Kunci identifikasi berdasarkan morfometri eksuvia tonggeret juga dibuat untuk memudahkan identifikasi tonggeret di Kebun Raya Bogor.
KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN KETING [Mystus nigriceps (Valenciennes 1840)] DI HILIR SUNGAI CIMANUK PROVINSI JAWA BARAT Titin Herawati; Muthia Nada Safitri; Junianto Junianto; Herman Hamdani; Ayi Yustiati; Atikah Nurhayati
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.4057

Abstract

Ikan keting [Mystus nigriceps (Valenciennes 1840)] merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis di beberapa daerah. Secara morfologi, termasuk dalam kelompok ikan bersungut (catfish) dari Ordo Siluriformes dan Famili Bagridae. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ciri morfometrik, pola pertumbuhan, dan faktor kondisi ikan keting yang berada di hilir Sungai Cimanuk. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling di tiga stasiun riset, yaitu Desa Ujungjaya Kabupaten Sumedang (St.1), Desa Palasari Kabupaten Majalengka (St.2), dan Desa Jatibarang Kabupaten Indramayu (St.3). Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2020. Hasil penelitian menunjukkan ikan keting yang tertangkap pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 memiliki karakteristik morfometrik yang sama, pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif (b<3) dengan nilai b di Stasiun 1 adalah 2,958 dan di Stasiun 2 adalah 1,966 yang artinya pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan bobot. Faktor kondisi (K) di Stasiun 1 relatif lebih tinggi daripada di Stasiun 2, yaitu antara 0,99 – 1,16 dengan rata-rata sebesar 1,08; sedangkan di Stasiun 2 antara 0,98 – 1,06 dengan nilai rata-rata K sebesar 1,03. Ikan dari Stasiun 3 tidak dilakukan analisis lanjutan karena tidak memenuhi persyaratan statistik.
PENGARUH PENANGKARAN TERHADAP PERILAKU BURUNG RHEA (Rhea americana) DI TAMAN SAFARI GURUN PUTIH LESTARI, JANTHO ACEH BESAR Syifa Salsabila; Gholib Gholib; Mulyadi Adam; Muhammad Jalaluddin; Fadli A. Gani; Muhammad Hambal
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.4089

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perilaku harian burung rhea (Rhea americana) di penangkaran Taman Safari Gurun Putih Lestari Jantho, Aceh Besar. Pengamatan perilaku harian dilakukan terhadap 12 individu burung rhea (6 jantan dewasa dan 6 betina dewasa) menggunakan metode scan animal sampling dengan interval pengamatan setiap 10 menit. Data perilaku harian dikelompokkan berdasarkan enam rentang waktu pengamatan, kemudian dianalisis menggunakan Friedman test dan dilanjutkan dengan Mann-Whitney U test untuk mengetahui perilaku harian signifikan per jenis kelamin. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase penggunaan waktu (time budget) melakukan aktivitas harian burung rhea berdasarkan waktu pengamatan menunjukkan perbedaan yang signifikan (p <0,05) pada perilaku minum dan istirahat, sedangkan perilaku lainnya tidak berbeda nyata (p >0,05). Berdasarkan jenis kelamin, perilaku makan dan minum betina secara signifikan (p <0,05) lebih tinggi dibandingkan jantan, sedangkan perilaku termoregulasi, agresi, dan courtship jantan secara signifikan (p <0,05) lebih tinggi dibandingkan betina. Kesimpulan,penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan variasi perilaku harian burung rhea pada penangkaran berdasarkan waktu pengamatan (perilaku makan dan istirahat), serta perbedaan variasi perilaku harian berdasarkan jenis kelamin (makan, minum, termoregulasi, agresi, dan courtship). Dalam penelitian ini juga teramati perilaku memakan feses (coprophagy) yang belum pernah dilaporkan sebelumnya untuk jenis ini.
Zoo Indonesia Volume 30, Nomor 01, Juli 2021 ZOO INDONESIA
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.4377

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 1 (2024): Juli 2024 Vol 32, No 2 (2023): Desember 2023 Vol 32, No 1 (2023): Juli 2023 Vol 31, No 2 (2022): Desember 2022 Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022 Vol 30, No 2 (2021): Desember 2021 Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021 Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020 Vol 29, No 1 (2020): Juli 2020 Vol 28, No 2 (2019): Desember 2019 Vol 28, No 1 (2019): Juli 2019 Vol 27, No 2 (2018): Desember 2018 Vol 27, No 1 (2018): Juli 2018 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 More Issue