cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
E-Jurnal Medika Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23031395     EISSN : 25978012     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana menerima naskah dari mahasiswa PSPD FK UNUD, baik berupa karangan asli atau laporan penelitian, ikhtisar pustaka, laporan kasus, maupun surat-surat untuk redaksi. Naskah yang dikirimkan untuk majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana adalah naskah belum pernah atau tidak akan dikirim ke majalah lain. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana" : 18 Documents clear
HUBUNGAN HIPERGLIKEMI 72 JAM PERTAMA DENGAN LUARAN FUNGSIONAL PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK AKUT DI RSUP SANGLAH DENPASAR I Putu Eka Kusmadana; Kumara Tini; Ni Putu Witari; IGN Ketut Budiarsa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P10

Abstract

ABSTRAK Hiperglikemi kerap ditemukan pada pasien stroke iskemik dan dapat disebabkan oleh respon stres akut, diabetes yang telah diketahui maupun yang belum diketahui sebelumnya, atau keadaan pre-diabetes akibat terganggunya metabolisme glukosa. Peran hiperglikemi pada stroke iskemik fase akut yang mengarah pada buruknya luaran fungsional belum diketahui secara pasti, namun beberapa studi telah menemukan bukti-bukti bahwa hiperglikemi selama iskemia otak akut dapat memperparah dan mengganggu proses perbaikan sel otak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara hiperglikemi 72 jam pertama dengan luaran fungsional pada penderita stroke iskemik akut di RSUP Sanglah Denpasar. Studi ini merupakan studi tipe analitik dengan menggunakan metode potong lintang. Sampel diambil dengan teknik consecutive non-random sampling dari data rekam medis pasien stroke iskemik yang tercatat di RSUP Sanglah Denpasar yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 52 pasien stroke iskemik akut (50% laki-laki dan umur 63,02 ± 7,15 tahun) diikutsertakan dalam penelitian ini, 26,9% diantaranya memiliki kadar gula darah yang tinggi dan 55,9% dari seluruh sampel memiliki luaran fungsional buruk. Studi ini mengungkapkan bahwa derajat gula darah fase akut yang tinggi memiliki hubungan bermakna dengan derajat luaran fungsional yang buruk pada pasien stroke iskemik yang ditunjukkan dari hasil uji analisis regresi logistik biner dengan nilai p = 0,015 dan adjusted odd ratio sebesar 14,975 (IK 95% 1,70-131,55). Kata Kunci: Hiperglikemi, Luaran Fungsional, Stroke Iskemik Akut
PREVALENSI FLATFOOT PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR CIPTA DHARMA DENPASAR Anak Agung Sagung Karinia Jaya; I Nyoman Gede Wardana; I Nyoman Mangku Karmaya
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P04

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Flatfoot adalah kondisi medis yang ditandai dengan hilangnya arkus longitudinalismedialis. Flatfoot biasanya disebabkan oleh obesitas, kelemahan ligamen, gangguan neurologi, kelainanotot, sindrom genetik, gangguan kolagen, iatrogenik, trauma. Flatfoot dapat menyebabkan komplikasiyang memiliki pengaruh terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi flatfootpada anak usia tujuh sampai dua belas tahun di Sekolah Dasar Cipta Dharma Denpasar. MetodePenelitian: Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif menggunakan studi cross-sectional.Penelitian ini dilakukan pada 930 murid. Sampel penelitian dipilih berdasarkan total sampling. Hasil:Hasil penelitian ini mengungkapkan prevalensi flatfoot sebesar 53,3%. Prevalensi flatfoot tertinggiditemukan pada usia tujuh tahun. Simpulan: Flatfoot ditemukan pada anak usia tujuh sampai dua belastahun. Kata kunci : Flatfoot, Usia, Siswa sekolah dasar.
KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI, PAPARAN HORMON, DAN TUMOR PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP SANGLAH, DENPASAR (KASUS SEPTEMBER–NOVEMBER 2016) Ni Kadek Vani Apriyanti; Ni Nyoman Ayu Dewi; I Wayan Surudarma
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P14

Abstract

ABSTRAK Kanker payudara merupakan jenis keganasan tersering pada wanita dengan lebih dari 508.000 wanita meninggal akibat kanker payudara pada 2011 di dunia. Karakteristik sosiodemografi dan riwayat paparan hormon mempengaruhi insiden dan karakteristik tumor pada kanker payudara. Namun data mengenai hal ini masih terbatas di Indonesia, khususnya di Bali. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi, paparan hormon, dan karakteristik tumor pada pasien kanker payudara di RSUP Sanglah, Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif cross-sectional dengan pengumpulan data secara total sampling. Penelitian dilaksanakan selama September–November 2016 dan didapatkan sebanyak 20 sampel. Data yang dikumpulkan berupa karakteristik sosiodemografi (usia, pendidikan, pekerjaan), paparan hormon (usia menarche, status menopause, usia menopause, paritas, dan riwayat kontrasepsi), dan karakteristik tumor (metastasis jauh). Data kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil dari analisis data didapatkan sebanyak 45% sampel berusia 41-50 tahun saat terdiagnosis. Mayoritas sampel menyelesaikan pendidikan SMP (40%) dan sebagai ibu rumah tangga (45%). Sampel yang mengalami menarche sebelum 12 tahun sejumlah 60%, 45% sampel telah mengalami menopause dengan 55,6% mengalami menopause setelah usia 55 tahun. Sebanyak 35% memiliki tiga orang anak dan 60% menggunakan kontrasepsi. Sebanyak 60% pasien kanker payudara di RSUP Sanglah Denpasar telah mengalami metastase jauh ketika terdiagnosis. Kelompok usia yang lebih muda, pendidikan yang lebih rendah, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan telah mengalami menopause memiliki proporsi yang lebih tinggi mengalami metastase jauh saat terdiagnosis dibandingkan kelompok lainnya. Kedepannya, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar agar hasil yang didapat lebih representatif terhadap populasi. Kata Kunci: Sosiodemografi, paparan hormon, karakteristik tumor, kanker payudara
PROPORSI HASIL BASIL TAHAN ASAM NEGATIF PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUP SANGLAH, BALI Brigitta Marcia Budihardja; I Nyoman Semadi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P02

Abstract

ABSTRAK Tuberkulosis (TB) masih tetap menjadi masalah besar di Indonesia. Diagnosis tuberkulosis menggunakan tes basil tahan asam (BTA) masih kurang dapat diandalkan, sehingga jumlah pasien tuberkulosis paru dengan hasil BTA negatif pun masih banyak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proporsi pasien dengan hasil BTA negatif pada pasien TB paru di RSUP Sanglah. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien TB paru, baik pasien dengan hasil BTA negatif maupun positif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain potong lintang menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien di RSUP Sanglah, Bali. Sampel pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis TB paru yang menjalani pemeriksaan di RSUP Sanglah, Bali pada periode Mei 2015 – Oktober 2016. Berdasarkan data dari 75 sampel, didapatkan 29 sampel (38,7%) dengan hasil BTA negatif dan 46 sampel (61,3%) dengan hasil BTA positif. Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 29 sampel dengan hasil BTA negatif: (1) Dua puluh tiga sampel berjenis kelamin laki-laki; (2) Sembilan sampel memiliki usia di antara 21-30 tahun; (3) Sembilan belas sampel memiliki BMI di antara 18,5 – 25 kg/m2; (4) Dua puluh tujuh sampel memiliki gejala batuk; (5) Dua puluh tiga sampel tidak memiliki riwayat TB sebelumnya, dan; (6) Delapan sampel memiliki komorbiditas efusi pleura. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proporsi pasien dengan hasil BTA negatif pada pasien TB paru di RSUP Sanglah periode Mei 2015 – Oktober 2016 adalah 38,7%. Karakteristik pasien yang paling sering ditemui pada pasien dengan hasil BTA negatif adalah: jenis kelamin laki–laki, kelompok umur 21-30 tahun, BMI normal (18,5 – 25 kg/m2), gejala batuk, demam, dan sesak nafas, tidak adanya riwayat TB sebelumnya, serta komorbiditas efusi pleura. Kata kunci: tuberkulosis paru, BTA negatif
MEMPERKIRAKAN INTERVAL WAKTU KEMATIAN DENGAN ANALISIS KEKERUHAN KORNEA BERDASARKAN MODEL WARNA RGB PADA JENAZAH DI RSUP SANGLAH Putu Ayu Dyah Paramitha Laksmi Utami; Henky .; Kunthi Yulianti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P08

Abstract

ABSTRAK Interval waktu kematian merupakan hal yang penting dalam ilmu kedokteran forensik. Walaupun sebelumnya telah ada metode untuk memperkirakan waktu kematian, namun teknik ini lebih bersifat subjektif. Salah satu perubahan setelah kematian pada tubuh jenazah adalah mengeruhnya kornea. Sebelumnya kekeruhan kornea telah digunakan untuk memperkirakan interval waktu kematian namun metode yang digunakan masih bersifat subjektif dengan kemungkinan human error yang tinggi. Sehingga, dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kekeruhan kornea dengan lebih objektif untuk mengetahui hubungan antara kekeruhan kornea dengan interval waktu kematian. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data berasal dari sumber data primer berupa foto mata jenazah dan data sekunder dari surat keterangan kematian pada jenazah yang meninggal Bulan Juli-Oktober 2018 yang dilakukan di Bagian Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah. Teknik pengumpulan sampel dengan metode consecutive sampling sejumlah 35 jenazah. Dilakukan analisis nilai RGB untuk mengetahui tingkat kekeruhan kornea mata jenazah. Kemudian diuji korelasi untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara waktu kematian jenazah dengan kekeruhan kornea. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang lemah dan tidak bermakna secara statistik antara kekeruhan kornea (didefinisikan dengan nilai RGB) dengan interval waktu kematian sehingga dalam memperkirakan interval waktu kematian tidak bisa digunakan metode ini, dimana khususnya pada kematian kurang dari 7 jam. Kata Kunci: interval waktu kematian, kekeruhan kornea, RGB
PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH TUNGGAL (ALLIUM SATIVUM L.) TERHADAP VIABILITAS SEL PBMC YANG TERPAPAR HIDROGEN PEROKSIDA SECARA IN VITRO Joshua Ezra Ronaldo Bayak; I. G. K. Nyoman Arijana; I. G. A. Dewi Ratnayanti; I Wayan Sugiritama
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P11

Abstract

ABSTRAK Kematian sel merupakan salah satu akibat dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh reactive oxygen species (ROS). Bawang putih tunggal diketahui memiliki banyak kandungan antioksidan yang berpotensi untuk mencegah kematian sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol bawang putih tunggal dapat mencegah kematian sel PBMC yang disebabkan oleh H2O2 yang merupakan ROS. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan kultur PBMC yang berjumlah 25 sumur dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yakni P0 (normal salin), P1 (H2O2 0,3%), P2, P3, dan P4 (H2O2 0,3% dan ekstrak etanol bawang putih tunggal dengan dosis masing-masing 5%, 10%, dan 20%). Sampel kemudian diinkubasi pada suhu 37oC CO2 5% selama 1 jam dan kemudian dipanen dan dilakukan perhitungan jumlah sel. Analisis data dilakukan dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan jumlah sel PBMC viabel antara P1 dan P3 sebesar -145.000 (IK95% -170.970,04 – (-119.029,96)), dan antara P1 dan P4 sebesar -20.000 (IK95% -45.970,03 – 5.970,03). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol bawang putih tunggal dengan dosis 10% dapat mencegah kematian sel akibat paparan radikal bebas, tetapi dosis 20% menyebabkan efek toksik terhadap PBMC. Kata kunci: viabilitas sel, ROS, bawang putih tunggal, PBMC
HUBUNGAN KONSUMSI BUMBU GENEP (LENGKAP) TERHADAP KEJADIAN GASTRITIS PADA DEWASA MUDA Anbiya Khairul Umam; Ida Ayu Dewi Wiryanthini; I Wayan Gede Sutadarma
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P05

Abstract

ABSTRAK Gastritis merupakan suatu kondisi inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung. Banyak faktoryang dapat memicu terjadinya kondisi gastritis, antara lain adalah faktor intrinsik dan ekstrinsik. Salahsatu faktor intrinsik yang sering memicu gastritis yaitu kondisi stres yang biasanya terjadi pada mahasiswakhususnya mahasiswa kedokteran. Salah satu faktor ekstrinsik terjadinya gastritis adalah pola konsumsidiet yang berisiko. Bumbu genep adalah salah satu bumbu yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Bali,salah satu penelitian membuktikan bahwa bumbu genep memiliki aktivitas anti oksidan sehingga dapatmenetralisir akumulasi radikal bebas yang terbentuk akibat dari faktor-faktor pemicu tersebut. Studi inimemiliki tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat konsumsi bumbu genep, angka kejadian gastritispada dewasa muda, dan hubungan konsumsi bumbu genep terhadap kejadian gastritis di FakultasKedokteran Universitas Udayana. Studi ini adalah studi analitik observasional menggunakan metodepotong-lintang dan melibatkan 366 sampel. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil yaitu dewasamuda pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana jarang mengonsumsi bumbu genep dan jarangmengalami gastritis. Pada studi ini terdapat hubungan antara konsumsi bumbu genep dan kejadiangastritis pada dewasa muda dimana responden yang sering mengonsumsi bumbu genep memilikiprevalensi risiko 0,48 kali lebih sedikit mengalami gastritis dibandingkan dengan responden yang jarangmengonsumsi bumbu genep.Kata kunci : konsumsi, bumbu genep, gastritis
PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA WANITA PEKERJA TENAGA KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH Ni Komang Arni Tria Erlani; Luh Seriani; Luh Putu Ariastuti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P15

Abstract

ABSTRAK. ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan pertama masa kehidupan bayi tanpa asupan makanan ataupun minuman lain kecuali vitamin, obat dan oralit. ASI berfungsi sebagai antibodi pemenuhan asupan nutrisi bayi dan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Ibu yang bekerja cenderung.menjadi penyebab kegagalan untuk.memberikan ASI eksklusif. Ibu terpaksa menghentikan penyusuan bayi.dan menggantikan dengan susu formula karena.jarak tempat kerja yang jauh dari rumah dan tidak tersedia fasilitas bagi ibu untuk.menyusui bayinya seperti menyediakan pojok laktasi atau memberikan waktu istirahat untuk memerah ASI. Salah satu pekerjaan yang memiliki beban kerja tinggi yaitu tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemberian ASI eksklusif pada wanita tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan metode pendekatan deskriptif cross sectional menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian dan pengambilan sampel dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah pada 97 responden pada periode Juni - November 2018. Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu dengan kuisioner pengukuran dilakukan secara simultan, satu kali..dalam satu waktu tanpa dilakukan .follow up. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 61,9% pekerja tenaga kesehatan wanita memberikan ASI eksklusif untuk anaknya dimana hasil tertinggi ditunjukkan pada karakteristik usia 24-30 tahun (70,3%), tingkat pendidikan sarjana (69%) dan bekerja sebagai tenaga kesehatan paramedis (62,7%) dengan lama jam kerja kurang dari delapan jam (62,3%). Kata Kunci : ASI Ekslusif, Tenaga Kesehatan, Perempuan.
HUBUNGAN KADAR HBA1C TERHADAP DERAJAT KAKI DIABETIK PADA PASIEN KAKI DIABETIK DI RSUP SANGLAH TAHUN 2015-2016 Putu Ayu Suastidewi; I Made Pande Dwipayana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P09

Abstract

ABSTRAK Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan sistem metabolik dimana terjadi peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh gangguan pankreas menyekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Neuropati perifer adalah salah satu komplikasi pasien diabetes yang berisiko menyebabkan masalah pada kaki seperti ulkus kaki. Terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi risiko ulkus kaki diabetes, diantaranya yaitu pengendalian gula darah yang dapat dinilai dari kadar HbA1c pada penderita DM. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c terhadap derajat kaki diabetik pada pasien kaki diabetik di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah periode tahun 2015-2016. Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian adalah pasien kaki diabetes yang dirawat inap di RSUP Sanglah pada tahun 2015-2016 yang diperoleh dengan consecutive sampling. Sampel yang dipilih memiliki kriteria inklusi, tanpa memiliki kriteria eksklusi. Analisis data univariat yang digunakan yaitu prevalensi, rerata, dan median. Analisis bivariat yang digunakan yaitu uji Kai Kuadrat. Hasil penelitian dari 62 sampel yang diperoleh dan uji Kai Kuadrat yang digunakan menunjukkan bahwa hubungan kadar HbA1c dan derajat kaki diabetik tidak signifikan, dengan nilai P diperoleh sebesar 0,290 (P > 0,05). Hubungan tidak signifikan dapat dipengaruhi oleh variabel perancu pada pasien, meskipun dari variabel perancu yang ada tidak menemukan hubungan yang signifikan, ini dikarenakan kurangnya sampel untuk mengontrol variabel perancu. Variabel perancu berupa index massa tubuh, kolesterol, trigliserida, HDL, gula darah puasa, dan gula darah 2 jam postprandial. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kadar HbA1c tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan derajat kaki diabetik pada pasien kaki diabetik di RSUP Sanglah tahun 2015-2016. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai kaki diabetik. Kata Kunci: Derajat Kaki Diabetik, HbA1c, Diabetes Mellitus
PREVALENSI ANGGOTA SEKAA TERUNA-TERUNI DENGAN KETERGANTUNGAN NIKOTIN DI DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR, BALI Ni Made Yuli Lestari; I Gusti Kamasan Nyoman Arijana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P16

Abstract

ABSTRAK Survei yang diadakan oleh WHO di seluruh dunia pada tahun 2012 menunjukan bahwa Indonesia menempati peringkat tertinggi untuk kategori prevalensi merokok pada laki-laki usia di atas 15 tahun dengan persentase sebesar 71,8%.1 Minimnya data mengenai prevalensi merokok di setiap provinsinya, membuat penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui prevalensi merokok wilayah di Bali khususnya anggota Sekaa Teruna-Teruni Putra Wijaya Kusuma, Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif yang menggunakan rancangan cross-sectional yang dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 23 Oktober 2016. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Prosedur yang dilaksanakan adalah pembagian dan pengisian kuisioner fagerstrom test for nicotine dependence (FTND). Jumlah seluruh sampel adalah sebanyak 39, termasuk ketergantungan sangat rendah terhadap nikotin sebanyak 35,90%, termasuk ketergantungan sangat tinggi terhadap nikotin sebanyak 23,10%, termasuk ketergantungan tinggi terhadap nikotin sebanyak 15,90%, termasuk ketergantungan rendah terhadap nikotin sebanyak 15,40%, dan termasuk ketergantungan sedang terhadap nikotin sebanyak 7,70%. Kata kunci: Merokok, Tingkat Ketergantungan Nikotin, Kuisioner FTND

Page 1 of 2 | Total Record : 18


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 13 No 07 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 9 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 8 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 6 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 5 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 4 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 3 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 2 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 1 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 11 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 10 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 9 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 8 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 7 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 6 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 5 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 4 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 3 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 2 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 1 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): Vol 11 No 06(2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 12 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 11 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 9 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 8 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 4 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 3 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 2 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 1 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 12 (2021): Vol 10 No 12(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 9 (2021): Vol 10 No 09(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 8 (2021): Vol 10 No 08(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 10 (2020): Vol 9 No 10(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 8 (2020): Vol 9 No 08(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 6 (2020): Vol 9 No 06(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 02(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 8 (2019): Vol 8 No 8 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 6 (2019): Vol 8 No 6 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 3 (2019): Vol 8 No 3 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 12 (2018): Vol 7 No 12 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 11 (2018): vol 7 no11 2018 E-jurnal medika udayana Vol 7 No 10 (2018): Vol 7 No 10 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 9 (2018): Vol 7 No 9 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 8 (2018): Vol 7 No 8 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 7 (2018): Vol 7 No 7 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 6 (2018): Vol 7 No 6 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 4 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 3 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 2 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 1 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 12 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 11 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 10 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 9 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 8 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 7 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 6 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 5 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 3 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 2 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 12 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 11 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 10 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 9 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 8 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 7 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 6 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 5 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 4 (2016): E-jurnal medika udayana vol 5 no 3(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 2(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 1(2016):e-jurnal medika udayana vol 4 no 12(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 11(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 10(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 9(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 8(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 7(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 6(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 5(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 4(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 3 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 2 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 1 (2015):e-jurnal medika udayana vol 3 no 12(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 11(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 10(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 9 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 8 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 7 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 6 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 5 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 4 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 3 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 2 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 1 (2014):e-jurnal medika udayana vol 2 no 12 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 11 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 10 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 9 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 8 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 7 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no6(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no5(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no4 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no3 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no2 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no1 (2013):e-jurnal medika udayana Vol 1 No 1 (2012): e-jurnal Medika Udayana More Issue