cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 5 (2016)" : 14 Documents clear
Penundaan Penjepitan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir Cukup Bulan Sorayah Agustini; Rosalina D Roeslani
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.384-390

Abstract

Latar belakang. Penundaan penjepitan tali pusat selain dapat meningkatkan cadangan zat besi, juga dapat meningkatkan transfer sel induk (stem cells) ke bayi. Penundaan penjepitan tali pusat pada bayi kurang bulan dapat mengurangi kebutuhan transfusi darah, mencegah intraventricular haemorrage (IVH), dan mencegah hipotensiTujuan. Mengetahui pengaruh penundaan penjepitan tali pusat pada bayi baru lahir cukup bulan untuk mencegah anemia dan meningkatkan cadangan besi.Metode. Penelusuran pustaka database elektronik, yaitu Pubmed, Cochrane, Highwire.Hasil. Terdapat tiga meta-analisis yang relevan dengan permasalahan. Penjepitan tali pusat tunda dilakukan minimal dua menit setelah bayi lahir, sedangkan penjepitan tali pusat dini dilakukan segera setelah lahir. Didapatkan rerata Hb bayi dengan penjepitan tali pusat tunda lebih tinggi dibanding penjepitan dini pada usia tujuh jam (WMD 0,6 g/dL; IK95% 0,11-1,09) dan usia 3 bulan (weighted mean difference=WMD 1,1 g/dL; IK95% 0,66 -1,54). Perbedaan rerata Hb ini tidak bermakna pada usia enam bulan11 (WMD 0 g/dL; IK 95% 0,21- 0,21). Risiko bayi dengan penjepitan tali pusat tunda mengalami anemia lebih rendah dibanding bayi dengan penjepitan dini pada usia 24 sampai 48 jam (relative risk=RR 0,2; IK 95% 0,06 -0,66). Bayi dengan penjepitan tali pusat tunda memiliki peningkatan kadar feritin (MD 17 mcg/L; IK95% 12,15-21,85) dibandingkan penjepitan dini. Penundaan penjepitan tali pusat dapat meningkatkan kadar Hb usia 24 sampai 48 jam dan cadangan besi bayi sampai usia enam bulan.Kesimpulan. Pada bayi cukup bulan penundaan penjepitan tali pusat satu sampai tiga menit setelah lahir dapat mencegah anemia sampai usia dua bulan dan meningkatkan cadangan besi sampai usia enam bulan. Risiko yang dapat terjadi, yaitu hiperbilirubinemia dan polisitemia, walaupun tidak terbukti menimbulkan kondisi yang membahayakan.
Profil Pasien Infeksi Virus Dengue pada Anak di RSUD Sekadau Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat Triswi Widyanti Mugi Raharjanti; Henry Alpius; Husnia Auliyatul Umma; Rustam Siregar
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.605 KB) | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.379-383

Abstract

Latar belakang. Terdapat kenaikan kasus infeksi dengue siklus 10 tahunan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di RS Sekadau, Kalimantan Barat yang berbatasan dengan negara Malaysia.Tujuan. Menggambarkan profil pasien infeksi virus dengue berupa manifestasi klinis, distribusi jenis kelamin, kelompok usia, dan musim.Metode. Penelitian deskriptif dengan subyek pasien anak dengan infeksi virus dengue yang dirawat di RSUD Sekadau Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat April 2014-Maret 2015.Hasil. Di antara 359 pasien anak dengan infeksi virus dengue didapatkan 41 menderita demam dengue, 306 menderita demam berdarah dengue (DBD), dan 12 menderita sindrom syok dengue (SSD). Jumlah pasien laki-laki 182 dan perempuan 177, kelompok usia 0-5 tahun 132 dan usia >5 tahun-18 tahun 227 pasien. Pada musim kemarau terjadi 90 kasus dan penghujan 269 kasus. Semua kasus menunjukkan hasil pemeriksaan NS1 positif.Kesimpulan. Kasus terbanyak adalah DBD pada laki-laki dengan kelompok terbanyak usia >5 tahun-18 tahun pada musim penghujan.
Sensitivitas dan Spesifisitas α-Globin Strip Assay dalam Mendeteksi Mutasi Thalassemia-α Dian Puspita Sari; Pustika Amalia Wahidiyat
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.12 KB) | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.349-354

Abstract

Latar belakang. Thalassemia-α merupakan kelainan genetik yang dapat menyebabkan gejala klinis berat pada pasien. Deteksi mutasi thalassemia-α di Indonesia umumnya menggunakan metode PCR sebagai baku emas. Saat ini, telah dikembangkan suatu metode tes strip α-globin strip assay yang lebih mudah, cepat, dan murah pengerjaannya.Tujuan. Mengetahui sensitivitas dan spesifisitas α-globin strip assay dalam mendeteksi mutasi thalassemia-α dibandingkan dengan PCR rutin.Metode. Uji diagnostik dilakukan mulai bulan Oktober 2014 sampai Maret 2015 terhadap seluruh pasien thalassemia-α beserta keluarga intinya yang berobat di RS Cipto Mangunkusumo dan Lembaga Biomolekular Eijkman. Seluruh subyek diperiksa darah perifer lengkap, indeks eritrosit, analisis Hb, morfologi darah tepi, PCR dan α-globin strip assay. Dihitung kesesuaian, sensitivitas dan spesifisitas α-globin strip assay terhadap PCR rutin dalam mendeteksi mutasi thalassemia-α.Hasil. Didapatkan 35 subyek, 17 pasien thalassemia-α dan 18 keluarga intinya. Tujuh jenis mutasi ditemukan, mutasi Hb CS dan 3,7 kb merupakan jenis dengan jumlah terbanyak (25,7% dan 17,1%). Empat subyek yang merupakan orang tua pasien ditemukan tidak memiliki mutasi. Pemeriksaan α-globin strip assay memiliki kesesuaian penuh terhadap PCR rutin sehingga didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas sebesar 100%.Kesimpulan. Metode α-globin strip assay akurat dalam mendeteksi mutasi thalassemia-α sehingga dapat menjadi alternatif yang baik terhadap PCR rutin.
Korelasi antara Kadar Eosinofil Sekret Hidung dan Darah Tepi pada Anak dengan Rinitis Alergika Enny Karyani; Wistiani Wistiani
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.355-360

Abstract

Latar belakang. Pada pasien rinitis alergika dapat ditemukan eosinofil di sirkulasi darah maupun pada sekret hidung. Belum diketahui apakah terdapat hubungan dua hal tersebut pada rinitis alergikaTujuan. Membuktikan adanya korelasi antara eosinofil sekret hidung dan eosinofil darah tepi pada anak dengan rinitis alergika.Metode. Rancangan penelitian cross sectional dengan subyek penderita rinitis alergika anak pada poliklinik RSUP dr. Kariadi dan RSUD Kota Semarang yang didiagnosis sesuai dengan kriteria ARIA 2008. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling. Dilakukan pengukuran kadar eosinofil sekret hidung dan eosinofil darah tepi. Kadar eosinofil diinterpretasikan dalam bentuk persentase. Kadar eosinofil dianalisis menggunakan uji korelasi Spermann untuk menentukan adanya korelasi antara kadar eosinofil pada sekret hidung dan darah tepi pada anak dengan rinitis alergika.Hasil. Didapatkan 34 anak rinitis alergika. Median kadar eosinofil sekret hidung 1,0 (0-5,0)%, kadar eosinofil darah tepi 5,0 (4-14,5)%. Terdapat korelasi bermakna antara kadar eosinofil sekret hidung dan eosinofil darah tepi pada penderita rinitis alergika dengan arah korelasi positif dan dengan kekuatan korelasi kuat. (p=0,0001, r=0,871).Kesimpulan. Terdapat hubungan yang kuat antara kadar eosinofil sekret hidung dan darah tepi pada anak dengan rinitis alergika.
Profil Terapi Artemisinin Combination Therapy (ACT) pada Malaria Anak di RSUD. Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Studi Retrospektif Catur Prangga Wadana; Rosaline Krimadi; Rustam Siregar; Endang Dewi Lestari; Harsono Salimo
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.323-326

Abstract

Latar belakang. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sporozoa genus plasmodium. Terapi yang sering digunakan adalah ACT (artemisinin combination therapy) yang berguna untuk membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh.Tujuan. Penelitian untuk melihat efektifitas terapi ACT dan profil malaria pada anak di kabupaten Sorong selatan. Metode. Penelitian potong lintang selama 2 bulan (Januari sampai februari 2015) pada 89 anak. Diagnosis malaria ditegakkan melalui pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis untuk menemukan parasit dan spesies malaria. Dicatat terapi ACT, manifestasi klinis, dan penyakit penyerta.Hasil. Terdapat 41 anak mengikuti penelitian, didapatkan 25 (61%) anak perempuan dengan 21 (51,3%) didominasi kelompok usia lebih dari 5 tahun. Penyakit malaria tersiana didapatkan pada 23 (56,8%) anak. Terapi ACT, menghasilkan tidak adanya parasitemia dan suhu aksila <37,50C sampai hari ke-4, menunjukkan efektifitas 95%.Kesimpulan. Terapi ACT masih efektif untuk mengobati malaria pada anak di Kabupaten Sorong Selatan. 
Uji Diagnostik C-Reactive Protein pada Pneumonia Bakteri Komunitas Anak Ikhsan Marzony; Finny Fitry Yani; Efrida Efrida
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.391-395

Abstract

Latar belakang. Polymerase chain reaction (PCR) merupakan teknik untuk menentukan agen penyebab pneumonia dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, tetapi harganya mahal dan tidak tersedia di semua tempat. C-reactive protein (CRP) juga dapat digunakan untuk memprediksi infeksi bakteri dan memiliki keunggulan yang lain, yakni harganya yang murah dan hampir tersedia di semua laboratorium.Tujuan. Mengetahui sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif CRP pada pneumonia bakteri komunitas anak.Metode. Penelitian cross sectional pada 62 subjek di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS. Dr. M. Djamil Padang dari Desember 2013 sampai Oktober 2014. Subjek dipilih dengan teknik konsekutif. Dilakukan uji CRP dan teknik PCR sebagai baku emas. Duapuluh tiga sampel diekslusi karena menderita penyakit jantung bawaan (7), sepsis (6), telah mendapatkan antibiotik (4), dan orang tua menolak pemeriksaan (6) sehingga total sampel menjadi 39 anak.Hasil. Sebagian besar subjek penelitian adalah laki-laki (59%) dan kelompok umur terbanyak 2-11 bulan (48,7%). Sensitivitas CRP dengan cut off point 8 mg/L adalah 51,6%, spesifisitas 75%, nilai prediksi positif 88,8%, nilai prediksi negatif 28,6%. Pada cut off point 10 mg/L, sensitivitas CRP adalah 41,9%, spesifisitas 87,5%, nilai prediksi positif 92,9%, nilai prediksi negatif 28%.Kesimpulan. C-reactive protein tidak dapat digunakan sebagai uji tapis terhadap pneumonia bakteri komunitas anak.
Hubungan Kadar Serum Aminotransferase dengan Derajat Perlemakan Hati pada Remaja Obesitas Febianne Eldrian; Yusri Dianne Jurnalis; Hirowati Ali; Hafni Bachtiar; Rozetti Rozetti
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.361-366

Abstract

Latar belakang. Prevalensi penyakit perlemakan hati non alkoholik (PPHNA) meningkat bersamaan dengan peningkatan obesitas pada anak dan remaja. Sebagian besar PPHNA asimtomatis sehingga penting deteksi dini terutama pada remaja obes karena progresifitas dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas sirosis pada dewasa muda.Tujuan. Menganalisis hubungan kadar serum aminotransferase (aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase) dengan derajat perlemakan hati pada remaja obesitas.Metode. Penelitian cross sectional pada remaja obesitas di Kota Padang dengan jumlah subyek penelitian 43 orang.Hasil. Rerata kadar serum ALT lebih tinggi daripada rerata kadar serum AST. Tidak ada subyek pada kelompok bukan PPHNA yang mengalami peningkatan kadar serum aminotransferase. Berdasarkan pemeriksaan USG abdomen, gambaran perlemakan hati derajat I (mild), derajat II (moderate), derajat III (severe) berturut-turut 25 (64%), 8 (20,5%), dan 6 (15,2%) orang. Tidak terdapat hubungan antara kadar serum aminotransferase dengan derajat perlemakan hati pada remaja obesitas.Kesimpulan. Rerata kadar serum aminotransferase pada kelompok PPHNA lebih tinggi daripada kelompok bukan PPHNA. Tidak terdapat hubungan antara kadar aminotransferase dengan perlemakan hati pada remaja obes. Berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi abdomen sebagian besar perlemakan hati adalah derajat I (mild).
Insiden Hiponatremia Pasca operasi Mayor pada Anak di Ruang Rawat Intensif Nathanne Septhiandi; Rismala Dewi; Piprim B Yanuarso; Evita Kariani B. Ifran; Novie Amelia; Eka Laksmi Hidayati
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.327-334

Abstract

Latar belakang. Penggunaan cairan yang tidak tepat sering menimbulkan peningkatan kejadian hiponatremia yang berhubungan erat dengan meningkatnya berbagai komplikasi, seperti edema otak, kejang, bahkan kematian.Tujuan. Mengetahui insiden hiponatremia pada anak pasca tindakan operasi mayor.Metode. Studi retrospektif potong lintang dilakukan terhadap anak usia 1 bulan hingga 18 tahun yang menjalani tindakan operasi mayor dan masuk ruang rawat intensif. Penelusuran status medik sesuai kriteria inklusi dilakukan sampai jumlah sampel terpenuhi. Dicatat data subjek pre operasi, intra operasi, serta pemantauan pasca operasi. Definisi hiponatremia <135 mEq/L, diklasifikasikan sesuai derajat hiponatremia dan dilakukan pencarian lebih lanjut terhadap komplikasi.Hasil. Didapat 90 subjek, terdiri atas 56,7% laki-laki (51,1%) dan  rentang usia 1 bulan hingga 17 tahun. Tindakan laparatomi dengan berbagai indikasi dijalani 47,8% subjek. Hampir semua subjek (9 3,3%) mendapat cairan hipotonik pasca operasi. Insiden hiponatremia pasca operasi 28,9%, 11,1% di antaranya hiponatremia sedang-berat. Rerata kadar natrium pasca operasi (130,1±4,1) mEq/L, rerata total cairan (79,8±27,4) mL/kg. Pada 30,9% subjek yang mendapatkan cairan hipotonik pasca operasi mengalami kejadian hiponatremia, rerata lama rawat 5,6±4 hari. Terdapat 1/26 subjek yang mengalami komplikasi berupa kejang dan edema otak.Kesimpulan. Insiden hiponatremia pasca tindakan operasi mayor di ruang rawat intensif hampir mencapai 30% dan sebagian besar mendapat cairan hipotonik pasca operasi. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengevaluasi pemberian cairan pasca operasi yang tepat untuk mencegah hiponatremia. 
Faktor Risiko Hipospadia pada Anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta F. Jerry Tangkudung; S. Yudha Patria; Eggi Arguni
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.609 KB) | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.396-400

Abstract

Latar belakang. Dilaporkan peningkatan kejadian hipospadia dan faktor risiko, salah satunya adalah paparan pestisida. Faktor risiko lainnya adalah riwayat obstetri dan riwayat pada masa neonatus.Tujuan. Mengetahui faktor risiko terjadinya hipospadia pada anak.Metode. Penelitian kasus kontrol yang dilakukan sejak tahun 2008-2011 di rumah sakit Dr. Sardjito dengan menggunakan catatan rekam medis. Besar subjek penelitian 120 subjek. Data dianalisis dengan uji chi-square dan regresi logistik.Hasil. Terdapat 120 anak yang diteliti, 60 (50%) anak dengan hipospadia dan 60 (50%) tanpa hipospadia. Anak yang lahir dari ibu dengan usia saat hamil lebih dari 35 tahun memiliki faktor risiko lebih tinggi dibandingkan dengan usia ibu kurang dari 35 tahun adjusted odds ratio (AOR: 4,17; IK95%: 1,12-15,49), sedangkan lokasi tempat tinggal dekat dengan areal persawahan (OR: 1,93: IK95%: 0,90-4,13), riwayat lahir prematur (OR: 2,13; IK95%: 0,97-4,52); berat badan lahir rendah (OR: 3,14; IK95% 0,94-10,5), hipertensi pada ibu selama kehamilan (OR: 2,47; IK95%: 0,71-85) dan diet vegetarian selama kehamilan (OR: 1,00; IK95%: 0,06-16,3).Kesimpulan. Usia ibu lebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko terjadinya hipospadia pada anak.
Validitas Stroke Volume Variation dengan Ultrasonic Cardiac Output Monitor (USCOM) untuk Menilai Fluid Responsiveness I Nyoman Budi Hartawan; Antonius H Pudjiadi; Abdul Latief; Rismala Dewi; Irene Yuniar
Sari Pediatri Vol 17, No 5 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.003 KB) | DOI: 10.14238/sp17.5.2016.367-372

Abstract

Latar belakang. Stroke volume variation (SVV) adalah parameter hemodinamik untuk menilai fluid responsiveness. Pengukuran SVV dapat dilakukan dengan USCOM yang merupakan alat pemantauan hemodinamik non invasif berbasis ekokardiografi Doppler.Tujuan. Mengetahui nilai cut-off point (titik potong optimal) SVV dengan USCOM sebagai prediktor fluid responsiveness pada pasien dengan ventilasi mekanik.Metode. Penelitan dilaksanakan di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dan Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan menggunakan peningkatan stroke volume (SV) setelah challenge cairan ringer laktat 10 mL/kg berat badan selama 15 menit sebagai indek. Subyek penelitian adalah pasien dengan usia ≥1 bulan dan ≤18 tahun yang menggunakan ventilasi mekanik. Peningkatan nilai SV ≥10% disebut responder dan <10% disebut non responder. Pengukuran SV dengan USCOM dilakukan sebelum dan setelah fluid challenge, dan pengukuran SVV dilakukan sebelum challenge cairan.Hasil. Terdapat 32 subyek ikut serta dalam penelitian. Area under curve (AUC) subyek ventilasi mekanik adalah 76,6% (IK95%:60,1%-93,1%), p<0,05. Titik potong optimal SVV adalah 30%, dengan sensitivitas 72,7% dan spesisifitas 70%.Kesimpulan. Ultrasonic cardiac output monitor (USCOM) memiliki validitas yang baik untuk menilai SVV pada pasien dengan ventilasi mekanik. 

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue