cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 4 (2004)" : 8 Documents clear
Tata laksana Nutrisi pada Bayi Berat Lahir Rendah Sri Sudaryati Nasar
Sari Pediatri Vol 5, No 4 (2004)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp5.4.2004.165-70

Abstract

Pemberian nutrisi bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak sama dengan pemberian padabayi cukup bulan, hal ini karena kematangan fungsi saluran cerna, enzim sertakemampuan pengosongan lambung yang berbeda dengan bayi cukup bulan. Kebutuhannutrisi BBLR merupakan kebutuhan yang paling besar dibandingkan kebutuhan masamanapun dalam kehidupan. Kebutuhan ini mutlak untuk kelangsungan hidup sertatumbuh kembang yang optimal. Belum ada standar kebutuhan nutrien yang disusunsecara tepat untuk BBLR sebanding dengan air susu ibu (ASI). Rekomendasi yang adabertujuan agar kebutuhan nutrien dipenuhi mendekati kecepatan tumbuh dan komposisitubuh janin normal sesuai masa gestasi serta mempertahankan kadar normal nutriendalam darah dan jaringan tubuh. Pemilihan jenis nutrisi sangat penting dan ASI tetapmerupakan piihan utama karena berbagai keunggulannya. Formula prematur terusdisempurnakan agar menyerupai komposisi nutrien ASI dengan menambah glutamatdan nukleotida. Cara pemberian nutrisi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antaralain keadaan klinis, masa gestasi, juga ketrampilan dan pengalaman petugas di tempatperawatan bayi.
Masalah Kesehatan dan Tumbuh Kembang Pekerja Anak Jalanan di Jakarta Fransisca Handy; Soedjatmiko Soedjatmiko
Sari Pediatri Vol 5, No 4 (2004)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp5.4.2004.138-44

Abstract

Pekerja anak jalanan sama sekali bukan merupakan pemandangan asing di IbukotaJakarta. Mereka merupakan komunitas anak yang cukup besar dengan berbagaimasalah kompleks yang belum dapat diatasi hingga kini. Masa kanak-kanak yangseharusnya diisi dengan belajar dan bermain agar proses tumbuh kembangberlangsung optimal, justru dihadapkan pada berbagai risiko yang dapatmembahayakan kesehatan dan tumbuh kembang mereka.Bekerja tidak selalu berdampak negatif, namun cukup banyak bahaya yang harus merekahadapi. Berkurangnya partisipasi mereka dalam pendidikan karena harus bekerja, risikomengalami kecelakaan lalu lintas, adanya polusi udara, jam kerja yang panjang, paparanterhadap perilaku sosial yang tidak baik, hingga paparan terhadap perlakuan salah, baiksecara fisik, seksual, maupun emosional; merupakan potensi nampak negatifSurvai atau penelitian yang ada sejauh ini telah memberikan gambaran umum mengenaistatus kesehatan mereka berdasarkan keluhan kesehatan yang dialami dalam 30 hariterakhir dan status gizi. Namun belum ada data mengenai korelasi antara status kesehatanmereka dengan faktor risiko yang mereka hadapi sebagai pekerja anak jalanan. Gangguanperkembangan kognitif merupakan aspek yang banyak dibahas, penelitian di Afrikamendapatkan rendahnya kemampuan membaca dan matematika pada pekerja anak.
Serangan Asma Berat pada Asma Episodik Sering Ariz Pribadi; Darmawan BS
Sari Pediatri Vol 5, No 4 (2004)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.514 KB) | DOI: 10.14238/sp5.4.2004.171-7

Abstract

Kasus asma serangan berat dengan episodik sering terjadi pada seorang anak berusia14 bulan. Penanganan pertama untuk mengatasi eksaserbasi adalah pemberianberulang β2-agonist secara inhalasi, glukokortikoid sistemik, dan oksigen. Apabilapasien tidak menunjukkan respons terhadap pengobatan awal dan terlihat adanyaperburukan klinis sehingga pasien harus dirawat di ruang perawatan intensif atasindikasi ancaman henti napas (Pa C02 >45 mm Hg). Dengan pemberian obatkombinasi anti kolinergik, multixantin intravena, dan glukokortikoid sistemik terlihatperbaikan dalam waktu 24 jam. Serangan eksaserbasi asma yang berat dapatmengancam hidup dan merupakan keadaan darurat yang memerlukan penanganansegera.
Mikropenis Supriatmo Supriatmo; Charles D Siregar
Sari Pediatri Vol 5, No 4 (2004)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.347 KB) | DOI: 10.14238/sp5.4.2004.145-9

Abstract

Jumlah kasus mikropenis tidak diketahui secara pasti, diduga tidak semua pasienberobat. Dalam penanganan mikropenis, terapi hormonal dengan testosteronmerupakan pilihan utama. Terapi testosteron 25 mg intramuskular setiap 3 minggu,4 dosis, dapat langsung diberikan sebelum pemeriksaan kadar testosteron darah.Jika tidak terjadi penambahan panjang penis, pemberian terapi hormonal dapatdiulangi satu siklus lagi. Terapi operatif dipertimbangkan pada kasus yang gagal denganterapi hormonal. Sebaiknya pasien mikropenis diberi pengobatan dalam pengawasanahli endokrinologi anak.
Infeksi Helicobacter Pylori di RSAB Harapan Kita Eva J. Soelaeman; Budi Purnomo; Sukma W. Merati; Hartati N. Soehardjo; Hadjat S. Digdowirogo
Sari Pediatri Vol 5, No 4 (2004)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.408 KB) | DOI: 10.14238/sp5.4.2004.178-80

Abstract

Infeksi Helicobacter pylori (HP) merupakan salah satu penyebab penyakitgastrointestinal pada anak yang gejalanya antara lain sakit perut berulang (SPB),dispepsia, muntah, hematemesis atau anoreksia. Pada sebagian besar pasien tersebut,penyebab terbanyak adalah HP. Oleh karena itu diagnosis HP sebaiknya dibuat sedinimungkin. Pengobatan HP pada dewasa masih kontroversial tetapi pada anak beberapapeneliti menganjurkan untuk memberikan pengobatan bila terdapat gejala.Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian HP di RSABHarapan Kita, melaporkan gejala yang ditemukan, cara mendiagnosis, dan pengaruhpengobatan.Hasil: Dari bulan Juli 2002 sampai dengan Juni 2003, telah dilakukan 42 endoskopiatas. Usia rata-rata 5 tahun 2 bulan ( 3 bulan – 16 tahun). Helicobacter pylori positifterdapat pada 23 pasien (54,8%). Gejalanya adalah SPB 15 (65,2%), muntah 6 (26%),hematemesis 5 (21,7%), dispepsia 5 (21,7%) dan anoreksia 4 (17,4%). Diagnosisendoskopi pada pasien HP positif adalah gastroduodenitis 12 (52,3%),esofagogastroduodenitis 5 (21,7%) esofagogastritis 5 (21,7%) dan gastritis 1 pasien(4,3%).Dari pemeriksaan patologi anatomi (PA) ditemukan HP pada duodenum 17, antrumpylori 18, dan korpus gaster 9 pasien. Semua pasien diobati dengan terapi tripel(klaritromisin, amoksisilin dan omeperazol) selama 7 hari. Gejala menghilang pada20 pasien (87%). Sisanya masih menderita SPB, yang membaik dengan pemberianomeperazol selama 2 minggu.Kesimpulan: Angka kejadian HP pada pasien kami 54,8% dengan gejala yang palingsering SPB. H.pylori paling banyak ditemukan di antrum pilori dibandingkanduodenum atau korpus gaster. Dengan pengobatan gejala menghilang pada sebagianbesar pasien.
Obat Anti Malaria Emil Azlin
Sari Pediatri Vol 5, No 4 (2004)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.918 KB) | DOI: 10.14238/sp5.4.2004.150-4

Abstract

Malaria adalah penyakit infeksi parasit pada manusia dan masih menjadi masalahkesehatan masyarakat. Penggunaan obat anti malaria merupakan upaya pentingdalam pemberantasan malaria. Kegagalan pengobatan disebabkan ketidaktepatanregimen dan dosis obat yang diberikan, resistensi dari Plasmodium terhadap obat,serta belum adanya obat anti malaria yang ideal. Penelitian mengenai obat anti malariaterus berkembang seiring dengan peningkatan resistensi dari Plasmodium yangberbeda di tiap daerah. Saat ini obat anti malaria yang tersedia di Indonesia adalahklorokuin, sulfadoksin-pirimetamin, kina, primakuin, dan artemeter.
Pemakaian Ventilator Frekuensi Tinggi pada Bayi Asfiksia Berat Isra Firmansyah; Munar Lubis
Sari Pediatri Vol 5, No 4 (2004)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp5.4.2004.155-9

Abstract

Asfiksia berat merupakan keadaan gawat darurat bayi baru lahir yang membutuhkanbantuan ventilasi mekanik segera. Ventilator merupakan alat bantu pernapasan yangdapat digunakan untuk memperbaiki ventilasi alveolar, pembuangan CO2, sertaoksigenasi jaringan yang adekuat. Jenis ventilator mekanik yang sering digunakan, yaituventilator mekanik konvensional dan ventilator frekuensi tinggi. Ventilator mekanikkonvensional mulai ditinggalkan karena efek samping yang ditimbulkannya. Kini telahdikembangkan penggunaan ventilator frekuensi tinggi dengan risiko barotrauma yanglebih rendah karena tekanan, volume dan frekuensi oksigen yang diberikan dapat diatur.Pada makalah ini dibahas pemakaian ventilator frekuensi tinggi pada bayi asfiksia berat.
Konjungtivitis Vernalis Siti Budiati Widyastuti; Sjawitri P. Siregar
Sari Pediatri Vol 5, No 4 (2004)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp5.4.2004.160-4

Abstract

Konjungtivitis vernalis (KV) merupakan inflamasi konjungtiva yang bersifat bilateraldan rekuren. Kelainan ini ditandai oleh papil cobblestone pada konjungtiva tarsaldan hipertrofi papil pada konjungtiva limbus.1-5 Insidens penyakit ini berkisar antara0,1-0,5% diantara penyakit mata lainnya dan meningkat terutama pada musimkemarau. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak berusia antara 3-25 tahun, danlebih sering pada laki-laki.1- 5Lebih dari sembilan puluh persen pasien KV memiliki riwayat atopi pada dirinyamaupun anggota keluarganya. Patogenesis dan etiologi penyakit ini belum diketahuidengan pasti. Beberapa peneliti menghubungkan dengan reaksi hipersensitivitas tipeI dan IV.2,4,6-8 Tata laksana adekuat untuk mencegah terjadinya kekambuhan sampaisaat ini belum memberikan hasil yang memuaskan.1,6,8-10 Namun umumnya setelah2 sampai 10 tahun akan terlihat resolusi gejala secara spontan.4,6,8Tujuan laporan kasus ini untuk membahas diagnosis dan tata laksana konjungtivitisvernalis.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2004 2004


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue