cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Indonesia Medicus Veterinus
Published by Universitas Udayana
ISSN : 24776637     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Menerima artikel ilmiah yang berhubungan dengan bidang kedokteran dan kesehatan hewan. Naskah yang berkaitan dengan hewan dan segala aspeknya juga kami terima untuk dipublikasikan. Penulis naskah minimal terdiri dari dua orang. Naskah yang ditulis seorang diri belum bisa diterima oleh redaksi, karena kami berpandangan suatu penelitian merupakan suatu kerja sama untuk menghasilkan sesuatu karya. Artikel yang diterima adalah naskah asli, belum pernah dipublikasikan pada majalah ilmiah atau media masa. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa inggris. Panjang artikel sekitar 3000 kata. Artikel harap dilengkapi dengan abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Artikel harus telah disetujui untuk dipublikasikan oleh seluruh penulis yang tercantum dalam artikel yang ditandai dengan bubuhan tanda tangan pada hard copy yang dikirim ke redaksi.
Arjuna Subject : -
Articles 843 Documents
Laporan Kasus: Penanganan Skabiosis pada Kucing Domestik dengan Terapi Kombinasi Ivermectin dan Sabun Sulfur Ningrum, Ni Made Adinda Arya; Batan, I Wayan; Soma, I Gede
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (5) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.5.657

Abstract

Skabiosis pada kucing merupakan penyakit yang menular disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei dari genus Sarcoptes. Laporan kasus ini bertujuan untuk mengetahui diagnosis pada penyakit skabiosis dengan metode superficial skin scraping dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan hematologi rutin. Seekor kucing domestik diperiksa di Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan anamnesis mengalami kerontokan dan gatal-gatal. Hasil pemeriksaan klinis terdapat hiperkeratosis pada telinga, krusta pada telinga luar, dan leher, alopesia pada regio leher disertai eritema pada wajah dan leher. Kucing menunjukkan gejala pruritus skor 8/10 dengan menggaruk-garuk daerah telinga dan tengkuk. Pemeriksaan skin scraping di bawah mikroskop ditemukan tungau dan telur dari Sarcoptes scabiei. Hasil dari pemeriksaan hematologi rutin diperoleh peningkatan White Blood Cell (WBC) dan granulosit, sedangkan nilai platelet dan plateletcrit (PCT) mengalami penurunan. Hal ini menginterpretasikan bahwa kucing kasus mengalami leukositosis, granulositosis, dan trombositopenia. Kucing kasus didiagnosis mengalami skabiosis dengan prognosa fausta. Pengobatan menggunakan ivermectin 0,02 mg/kg BB secara subkutan dengan dua kali pemberian pada interval 14 hari dan sabun sulfur digunakan untuk mandi dua kali seminggu. Terapi simptomatik berupa diphenhydramine HCl 1 mg/kg BB secara intramuskular satu kali pemberian selama dua hari berturut-turut dan terapi suportif diberikan fish oil satu kapsul sehari selama 30 hari. Dari penggunaan terapi tersebut menunjukkan hasil yang baik dengan ditandai perubahan pada area lesi yang menunjukkan kesembuhan pada hari ke-7 pasca pemberian terapi.
Laporan Kasus: Dermatofitosis Akibat Infeksi Jamur Curvularia sp. pada Kucing Peranakan Persia Patabang, Denselina Lilis; Anthara, Made Suma; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (4) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.4.563

Abstract

Dermatofitosis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Tujuan dilakukan pemeriksaan pada kucing kasus adalah untuk mengetahui genus jamur penyebab dermatitis pada kucing. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan adanya tanda klinis seperti pruritus, eritema, alopesia, scale/sisik disertai kulit yang lembap pada area telinga dan wajah. Kemudian bagian lesi tersebut dilakukan pemeriksaan dengan tape smear yang menunjukkan hasil adanya jamur Curvularia sp., pemeriksaan diteguhkan dengan melakukan kultur pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan menunjukkan hasil positif. Pemeriksaan hematologi menunjukkan terjadinya penurunan nilai hemoglobin, MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration), dan trombositopenia serta peningkatan nilai MCV (Mean Corpuscular Volume). Pengobatan yang diberikan yaitu antijamur itraconazol 5mg/kg BB satu kali sehari selama 14 hari per oral, multivitamin B kompleks satu kali sehari selama 10 hari per oral, minyak ikan satu kali sehari selama 14 hari, dan mandi sabun yang mengandung asam salisilat satu kali sehari dalam seminggu secara topikal. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan kucing peranakan persia bernama Tom didiagnosis mengalami dermatofitosis akibat infeksi jamur Curvularia sp. Evaluasi selama 14 hari pengobatan, pruritus menghilang, kulit area telinga yang awalnya eritema, lembap dan alopesia mulai merendah kemerahannya, kulit yang lembap mengering dan ditumbuhi rambut. Pada area wajah eritema telah menghilang dan mulai ditumbuhi rambut.
Kajian Pustaka: Obstruksi Esofagus oleh Benda Asing pada Ternak Sapi Betina dari Berbagai Ras Harvani, Bq.; Al Ma'arif, M. Farhan; Sari, Yeni Ratna; Lailia, Milda; Ningrum, Ni Made Adinda Arya; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (6) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.897

Abstract

Obstruksi esofagus adalah suatu kondisi abnormal akibat adanya penyempitan atau penyumbatan saluran kerongkongan/esofagus. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui metode diagnosis dan cara-cara penanganan pada kasus obstruksi esofagus. Penyumbatan pada esofagus dapat disebabkan oleh tertelannya benda asing. Penyumbatan esofagus yang telah lama terjadi dapat menyebabkan kembung/bloat pada rumen dan retikulum penderita karena hewan sulit untuk melakukan sendawa/eruktasi gas yang umum dilakukan oleh hewan ruminansia besar. Tanda klinis yang diderita hewan bervariasi berdasarkan penyebab dan letak terjadinya obstruksi, tetapi tanda klinis yang umum ditemukan ialah hewan terlihat gelisah, hipersalivasi, penurunan nafsu makan, dan anoreksia. Dari lima kasus yang dibahas dalam artikel ini, peneguhan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan sonde lambung atau stomach tube/oro-ruminal probe. Hasil pemeriksaan umumnya menunjukkan adanya massa yang menghambat masuknya stomach tube menuju rumen. Penanganan pada kasus obstruksi esofagus adalah dengan cara mengupayakan secara manual dengan mendorong benda asing masuk ke rumen atau dengan pembedahan. Empat dari lima kasus yang dilaporkan penanganannya dilakukan dengan pembedahan, satu di antaranya mengalami kematian saat dilakukan pemeriksaan penunjang. Untuk pengobatan pascaoperasi, pasien diberikan secara paraenteral sediaan antibiotik seperti penicillin-streptomycin serta meloxicam sebagai anti radang. Diagnosis obstruksi esofagus dapat ditegakkan berdasarkan riwayat, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang seperti endoskopi, sedangkan penanganannya dapat dilakukan dengan pemijatan esofagus eksternal, penggunaan nasogastric tube, tabung endotrakeal, endoskopik, dan pembedahan.