cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
AKULTURASI (JURNAL ILMIAH AGROBISNIS PERIKANAN)
ISSN : 23374195     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)" : 16 Documents clear
KEADAAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN PASCA DEKLARASI MORATORIUM PERIKANAN DI KECAMATAN AERTEMBAGA KOTA BITUNG Angel, Lolaro Windy Veronika; Mantjoro, Eddy; Tambani, Grace O.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.13009

Abstract

Abstrak Penelitian tentang keadaan sosial ekonomi nelayan pasca deklarasi moratorium perlu dilakukan, karena keadaan sosial ekonomi nelayan tersebut menunjukkan bagaimana taraf hidup dari nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi nelayan pasca deklarasi moratorium perikanan, mengetahui taraf hidup nelayan pasca deklarasi moratorium perikanan, dan mengetahui solusi yang dilakukan nelayan yang berhenti melaut pasca deklarasi moratorium perikanan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Aertembaga Kota Bitung. Hasil observasi dan wawancara pada penelitian ini, menunjukkan bahwa sesudah deklarasi moratorium perikanan nelayan yang bekerja di Kapal ukuran <30 GT mengalami peningkatan taraf hidup, sedangkan nelayan yang bekerja di Kapal ukuran >30 GT mengalami penurunan taraf hidup. Peningkatan dan penurunan taraf hidup nelayan dapat dilihat dari tingkat pendapatan nelayan, karena semakin besar tingkat pendapatan, maka semakin besar pula tingkat pengeluaran atau pemenuhan kebutuhan dari nelayan. Peningkatan taraf hidup disebabkan oleh karena nelayan di Kapal ukuran <30 GT tidak termasuk dalam pelaksanaan kebijakan moratorium perikanan, sehingga nelayan masih bisa melaut dan pendapatan meningkat. Sedangkan penurunan taraf hidup nelayan disebabkan oleh karena nelayan di Kapal ukuran >30 GT termasuk dalam pelaksanaan kebijakan moratorium perikanan, sehingga nelayan harus berhenti melaut dan mengalami penurunan pendapatan. Solusi yang dilakukan nelayan yang berhenti melaut sesudah deklarasi moratorium perikanan adalah melakukan diversifikasi pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan misalnya supir, tukang ojek, tukang bangunan, petani, buruh pabrik, kondektur, dan nelayan kapal kecil. Kata kunci : Nelayan, Moratorium, Taraf hidup   Abstract The social economic research after moratorium declaration are needs to be done, because the social economic fishery determin how the fisherman living standard. This research aims to knows the social economic fisherman after the moratorium declaration, for knowing the standard living of fisherman after moratorium declaration and to knows the solution of fisherman who stopped fishing. This research are be held in Aertembaga Bitung City. The result of observation in this research shows that after declaration of moratorium of fisherman who work on ship with size <30 GT has increased. The increase of living standard caused by fisherman on the vessel size <30 GT are not included in the implementation of the moratorium on fisheries policy. Fisherman solution who stopped fishing after moratorium declaration, they make diversity in their job. For example become a farmer, factory worker, laborier, conductor and become fisherman in small fishing boat. Keyword : Fisherman, Moratorium, Standard of Live
DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN BUNAKEN KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN KOTA MANADO Lumi, Valentino Nelson; Manoppo, Victoria E. N; Wasak, Martha P
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12979

Abstract

Abstract Pengembangan pariwisata juga dapat meningkatkan pendapatan dan tingkat ekonomi masyarakat.Dampak inilah yang diharapkan dapat dirasakan baik langsung ataupun secara tidak langsung oleh masyarakat yang tinggal di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kepulauan , Kota Manado. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana/ apa dampak pariwisata terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Bunaken. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana/apa dampak pariwisata terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Bunaken.Serta mempelajari/mengidentifikasikan Setelah dilakukan penelitian dan telah diuji dengan indikator yang digunakan BKKBN dalam pentahapan keluarga .Hasil penelitian di kelurahan Bunaken dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Taman Nasional Bunaken masyarakat Kelurahan Bunaken yang berkecimpung di bidang pariwisata sangat terbantu perekonomian mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan sudah tidak ada lagi masyarakat yang dikatakan sangat miskin, dan sudah ada masyarakat yang memberikan sumbangan baik dalam bentuk material ataupun uang. Kata Kunci: dampak pariwisata, kesejahteraan masyarakat, Bunaken,   Abstract Tourism development can also increase income and economic level masyarakat.Dampak this is expected to be felt either directly or indirectly by the people who lived in the village Bunaken Bunaken District of Islands, Manado. The problem in this research is how / what the impact of tourism on the level of welfare in the Village Park. The purpose of this study was to analyze how / what the impact of tourism on the level of welfare in the Village Bunaken.Serta learn / identify . After doing research and has been tested with the indicators used in the phasing BKKBN family in the village of Bunaken. The results of the study it can be concluded that the presence of Bunaken National Park Bunaken Village community working in the field of tourism greatly helped their economies to meet their daily needs. In fact there is no more people were said to be very poor, and there are already people who contributed in the form of materials or money. Keywords: the impact of tourism, public welfare, Bunaken,
MANAJEMEN USAHA PEMBENIHAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI BENIH IKAN PANTAI DESA LAMU KECAMATAN TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO Patamani, Yovan; Pontoh, Otniel; Pangemanan, Jeannette F
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12987

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mempelajari manajemen usaha pembenihan ikan kerapu tikus yang meliputi manajemen teknis, produksi, tenaga kerja, pemasaran dan keuangan yang ditinjau dari aspek perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dan metode partisipatif. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder serta analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Perencanaan usaha di UPTD BBIP disusun dengan mengadakan pertemuan seminggu sekali dengan seluruh karyawan. Pengorganisasian dan pembagian tugas tenaga kerja diatur berdasarkan surat keputusan Gubernur Gorontalo nomor 06 tahun 2013. Pelaksanaan kegiatan pembenihan Kerapu Tikus berjalan sesuai apa yang telah direncanakan. Kepala seksi produksi memberikan perintah dan motivasi kepada karyawan agar karyawan bekerja sesuai dengan harapan. Bentuk pengawasan usaha dengan cara menciptakan standart, melaporkan kegiatan yang sudah dilakukan, mengecek hasil kerja dan melakukan tindakan perbaikan. Produksi usaha pembenihan ikan Kerapu Tikus di dibagi dua divisi yaitu divisi pakan alami dan divisi pembenihan. Kegiatan produksi hanya diawali dari kegiatan penetasan telur tanpa melakukan pemijahan sendiri. Telur yang digunakan merupakan telur yang dipesan dari daerah lain (Balai Budidaya Laut Ambon dan Balai Budidaya Air Payau Situbondo). Secara teknis, usaha pembenihan di UPTD BBIP memiliki manajemen yang baik dan dijalankan sesuai dengan standart operasional pembenihan ikan Kerapu Tikus. Tahap-tahap pembenihan yang dilakukan yaitu meliputi persiapan wadah, penebaran telur, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, penyeragaman ukuran dan panen. Tenaga kerja yang dipekerjakan berjumlah tiga orang, satu orang ditugaskan pada divisi pakan alami dan dua orang ditugaskan di divisi pembenihan. Pemasaran benih dilakukan langsung di lokasi pembenihan dengan cara menunggu konsumen datang untuk membeli. Harga pemasaran ditetapkan dengan harga Rp2000 per cm tiap ekor. Keuangan yang diperoleh dari hasil pemasaran digunakan untuk pengadaan bahan dan alat serta untuk memenuhi pendapatan asli daerah (PAD). Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha layak untuk dijalankan. Kata kunci : Manajemen Usaha, Pembenihan Kerapu Tikus, Balai Benih Ikan Pantai.   Abstract The purpose of this study is to know and understand the management of hatchery business of humpback grouper that included technical management, production, employment, marketing and financial aspects in terms of planning, organizing, and monitoring movement. This research was held at the Technical Implementation Unit of the Department of Fish Seed Beach Gorontalo province. The methods that used in this study are survey and participative methods. The collected data is in the form of primary data and secondary data and to analyze, the writer used descriptive analysis of qualitative and quantitative descriptive analysis. Business planning at the Technical Implementation Unit Office of Beach Fish Seed is compiled by ameeting once a week with all employees. Organizing and division of labor is ruled by decree of the Governor of Gorontalo number 06 in 2013. Implementation of the humpback grouper hatchery goes to what has been planned. The chief of Production section give orders and motivation to employees to work as the plans. Forms of business control are made by creating a standard, reported the activities that have been carried out, check the work and take corrective action. Production of humpback grouper hatchery divided into two divisions, they are natural food division and seeding division. Production activities only started from the hatching eggs without spawning its own. The eggs used are eggs from other areas (Marine Aquaculture Center Ambon and Brackish Water Aquaculture Centres Situbondo). Technically, hatchery operations in Technical Implementation Unit of the Department of Fish Seed beach has good management and executed with an operational standards ofhumpback grouper hatchery. Stages of seeding includes the preparation of containers, stocking eggs, feeding management, water quality management, uniformity of size and harvest. Workers that employed are three people, one is hired in the natural food division and two are hired in feeding divisions. Seed marketing is done directly on feeding site by waiting customers come to buy. Marketing price is set at a price of Rp. 2,000 per cm of each fish. Finance obtained from the marketing used for the procurement of materials and equipmentsand also to meet local revenue. Results of the analysis showed that the business is worth to run. Keywords: Business Management, Humpback Grouper Hatchery, Fish Seed Beach Office.  
POTENSI EKOWISATA BAHARI DI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Walandouw, Cindy S.; Andaki, Jardie A.; Kotambunan, Olvie V
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.13006

Abstract

Abstract This study aims to identify the potential for marine ecotourism located in the village of Marine Protected Areas Bahoi Likupang Western District of North Minahasa Regency and determine the contributing factors to the potential of marine ecotourism in the village of Marine Protected Areas Bahoi Likupang Western District of North Minahasa regency. The results based on the analysis of SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath) the factor of the power potential of marine ecotourism in protected village Bahoi namely: (1) the existence of mangrove, seagrass and coral reefs that are potentially used as tourist attraction, (2) the naturalness and authenticity of the region DPL Village Bahoi, (3) the appeal and beauty of the sea, (4) government policies through village regulations that favor the development of marine ecotourism, (5) There is a group of business Coastal Village and Group business Ecotourism supporting and regulating the activities of ecotourism development nautical Village Bahoi, (6) cultural attractions of the community as a visitor attraction. (7) The access road is good, (8) Access good and adequate, (9) The availability of human resources as a potential workforce. There is also the disadvantage that there are factors that are still lacking and the promotion of facilities and infrastructures are inadequate as the carrying capacity of marine ecotourism development in the village of Marine Protected Areas Bahoi. Keywords : Potential, Ecotourism, Ecosystem   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekowisata bahari yang terdapat di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara serta menentukan faktor pendukung terhadap potensi ekowisata bahari di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Hasil penelitian berdasarkan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath) maka faktor kekuatan potensi ekowisata bahari di DPL Desa Bahoi yaitu : (1) keberadaan ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang yang potensial dijadikan obyek wisata, (2) kealamian dan keaslian kawasan DPL Desa Bahoi, (3) daya tarik dan keindahan bawah laut, (4) kebijakan pemerintah lewat peraturan desa yang menguntungkan pengembangan ekowisata bahari, (5) Adanya Kelompok Pengelola Pesisir Desa dan Kelompok Pengelola Ekowisata yang mendukung dan mengatur kegiatan pengembangan ekowisata bahari di Desa Bahoi, (6) Atraksi budaya dari masyarakat sebagai daya tarik pengunjung. (7) Akses jalan yang baik, (8) Akses jaringan yang baik dan memadai, (9) Tersedianya sumberdaya manusia yang berpotensi sebagai tenaga kerja. Adapula terdapat faktor kelemahan yaitu promosi yang masih kurang serta sarana dan prasana yang belum memadai sebagai daya dukung pengembangan ekowisata bahari di DPL Desa Bahoi. Kata Kunci : Potensi, Ekowisata, Ekosistem
NILAI EKONOMI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Tarau, Dieri; Andaki, Jardie A; Tambani, Grace O
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12980

Abstract

Abstract Mangrove ecosystem is the main motivator of life in the coastal and marine area. Mangrove not only have ecological function as providers for aquatic biota but also the place for the spawning ground, nursery ground, and many kinds of aquatic biota, retaining abration, wind break, tsunami, absorben of waste etch. The social economic function of mangrove as the fuel producer, industrial basic material, pharmacology, furniture, cosmetic, food, textiles, glue taner, seed fish, shrimp, crustacean, bird eggs honey and also as the tourism object, conservation, education and research. The aim of this research are 1). To indentified the economic benefit of mangrove ecosystem and 2). To calculate the economic valuation of mangrove ecosystem of Bahoi Village North Minahasa Regency. The basic method in this research is the case study, the collected data through interview direct observation, literature review, and the guidance of cost analyze to build beach damn. The retrieval data used purposive sampling. The data are collected as primary and secondary data. Primary data obtained through interview, questioner and observation the activities of society related with utilization of mangrove ecosystem. The primary data are to 1).KPPD Bahoi Management, 2). Marine ecotourism group, 3). The Government of Bahoi Village. The result research shows the mangrove ecosystem consist of direct use value and indirect use value as retaining abration and break wave is Rp.60.127.034.000,- can hold out 20 years and the benefit of mangrove will lost for rehabilitation period is Rp. 137.837.551.000,- / 10 years and income society are lost Rp. 20.862.240.000,- for 10 years and option value of mangrove ecosystem with 28 hectares is Rp.55.322.400,- for 10 years. Total economic value of mangrove ecosystem at Bahoi Village is Rp. 404.920.912.688,-. Keywords: Ecosystem, Mangrove, Resources, Economic Valuation Abstrak Hutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia bagi biota perairan yaitu sebagai tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan, dan tsunami, penyerap limbah dan lain sebagainya, fungsi sosial dan ekonomis penting sebagai penghasil bahan bakar, bahan baku industri, obat – obatan, perabot rumah tangga, kosmetik, makanan, tekstil, lem penyamak kulit dan lainnya, penghasil bibit/benih ikan, udang, kerang kepiting, telur burung, madu, dan lainnya sebagai kawasan wisata, konservasi, pendidikan dan penelitian (Dahuri, dkk. 2001) Penelitian ini bertujuan untuk 1).Mengidentifikasi manfaat ekonomi ekosistem hutan mangrove dan 2). Menghitung nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi Kabupaten Minahasa Utara. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus, metode pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini adalah dengan adalah wawancara, observasi langsung dan studi pustaka mengenai rehabilitasi dan sumberdaya hutan mangrove serta pedoman analisis biaya pembangunan Tanggul Pantai dari sumber – sumber yang terkait. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengisian daftar pertanyaan, dan observasi langsung ke lapangan untuk melihat langsung keadaan hutan mangrove, keadaan masyarakat, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan oleh masyarakat yang terkait dengan pemanfaatan hutan mangrove Wawancara untuk memperoleh data primer dilakukan pada :1). Pengurus Kelompok Pengelola Pesisir Desa (KPPD) Bahoi, 2). Kelompok Ekowisata Bahari, 3). Hukum Tua Desa Bahoi. Berdasarkan hasil penelitian, nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi, yaitu terdiri dari manfaat tidak langsung sebagai penahan abrasi dan gelombang sebesar Rp.60,127,034,000bisa bertahan lebih dari 20 tahun. dan manfaat hutan mangrove yang akan hilang jika hutan mangrove yang ada di Desa Bahoi ditebang adalah Rp.137.837.551.600,-/10 tahun untuk masa rehabilitasi, dan pendapatan masyarakat yang akan hilang jika hutan mangrove ditebang adalah Rp.20.862.240.000,-/10 tahun dengan luasan hutan mangrove 28 hektar dan nilai dari manfaat pilihan sebesar Rp.55.322.400,00/10 tahun,sehingga total dari keseluruhan Nilai Ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi tersebut adalah sebesar Rp.404.920.912.688,00. Kata Kunci : Ekosistem,Mangrove, Sumberdaya, Nilai Ekonomi  
KAJIAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA ILODULUNGA KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA Rauf, Marlin; Dien, Christian R; Aling, Djuwita R.R
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12990

Abstract

Abstract This study aims to determine the social conditions of farmers seaweed, and to know the production system and financial analysis of seaweed farming in the village Ilodulunga. The education level ever taken by the farmers seaweed. Village Ilodulunga amounted to 78.26% of primary school graduates, SMK graduates much as 4.35%, and amounted to 17.39% of high school graduates. The productive age seaweed farmers in the village Ilodulunga ie from the age of 20-70 years. Having work experience of over 10 years, have a high motivation to work and about 50% have had a permanent home, and 50% is semi-permanent. Seaweed farming production system that takes into account facilities and cultivation techniques that include aquaculture site selection, installation of floating rope, planting, maintenance of seaweed seedlings, harvesting and post-harvest and marketing. Seaweed farming in the village Ilodulunga eligible to run because it has operating profit or absolute advantage Rp. 145.264 million, net profit of Rp. 129 360 833, the profit rate (rate of profit) amounted to 422%, 223% Profitability, BCR sale of BEP 5.2 Rp. 17,516,429, 1,751 kg BEP unit, and the repayment period is 0,447 years (5 months, 10 days, 19 hours). Keywords: Business, Aquaculture, seaweed, and Gain.   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sosial pembudidaya rumput laut, serta untuk mengetahui sistem produksi dan analisis finansial usaha budidaya rumput laut yang ada di Desa Ilodulunga. Tingkat pendidikan yang pernah di tempuh oleh pembudidaya rumput laut. di Desa Ilodulunga lulusan SD sebesar 78,26% , lulusan SMP Sebesar 4,35%, dan lulusan SMA sebesar 17,39%. Umur produktif para pembudidaya rumput laut di Desa Ilodulunga yaitu dari umur 20-70 tahun. Memiliki pengalaman kerja diatas 10 tahun, memiliki motivasi kerja yang tinggi dan sekitar 50% telah memiliki rumah permanen dan 50% masih semi permanen. Sistem produksi budidaya rumput laut yaitu dengan memperhatikan fasilitas dan teknik budidaya yang meliputi pemilihan lokasi budidaya, pemasangan tali apung, penanaman bibit, pemeliharaan bibit rumput laut, panen dan pasca panen, dan pemasarannya. Usaha budidaya rumput laut di Desa Ilodulunga layak untuk dijalankan karena memiliki operating profit atau keuntungan absolut sebesar Rp. 145.264.000, net profit sebesar Rp. 129.360.833, profit rate ( tingkat keuntungan) sebesar 422%, Rentabilitas 223%, BCR 5,2 BEP penjualan Rp. 17.516.429, BEP satuan 1.751 kg, dan Jangka waktu pengembalian yaitu 0,447 tahun (5 bulan, 10 hari, 19 jam). Kata Kunci : Usaha, Budidaya, rumput laut, dan Keuntungan.
PENGARUH KUALITAS LAYANAN PENGUSAHA MANDIRI “YUSUF KASIM” TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM USAHA PERDAGANGAN IKAN DEMERSAL ANTAR KOTA MANADO Daud, Juan Romel; Andaki, Jardie A.; Dien, Christian R.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.13007

Abstract

Abstract In carrying out the demersal fish trading business between cities many owners of capital or entrepreneurs who are less concerned about the quality of services provided to customers in various aspects. The problem formulation in this study, namely how to influence the quality of inter-city services independent entrepreneurs "Yusuf Kasim" to customer satisfaction demersal fish in Manado City? The purpose of this study was to determine the variables that affect what services the customer satisfaction demersal fish in the city of Manado. The method used in this study is a survey method. Survey method is a study that takes a sample of the population and the questionnaire as a data collection tool that principal (Singarimbun and Effendi, 1995). The final result of the data collection form a complete picture of the issues presented in the form of tables of data and variables were analyzed quantitatively. The variables measured in this study are: 1) timeliness in deliveries of fish, namely the difference between the time of booking and arriving fish were booked (the day), 2) the stability of the price of fish, namely fluctuations in the price of fish were booked (RM), 3 ) quality of the fish is requested, namely the level of freshness of the fish orders, and 4) the suitability of fish products, which match the ordered fish and fish received. In order to determine the model of customer satisfaction, which marked a long time consumers patronize demersal fish, used multiple regression analysis. Based on the results and discussion can be concluded as follows: 1) customer satisfaction products demersal fish between cities is generally determined by the stability of prices and quality of fish order, 2) linear regression equation for inventory decisions demersal fish in the city of Manado, namely: Y = 1, 40 to 1.15 X1 + 0.875 X2 + 1.28 + 0.25 X3 X4 with the relationship (R2 = 0.84), 3) the variable X1 (Timeliness), X2 (price stability), X3 (Fish Quality) and X4 (Product Conformity) jointly affect Y, 4) partial effect variables are variables X2 and X3, namely price stability and the quality of fish order to customer satisfaction. Keyword: demersal, trade, service, satisfaction Abstrak Dalam menjalankan usaha perdagangan ikan demersal antar kota banyak pemilik modal atau pengusaha yang kurang memperhatikan mengenai kualitas layanan yang diberikan kepada para pelanggan dalam berbagai aspek. Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana pengaruh kualitas layanan antar kota pengusaha mandiri “Yusuf Kasim” terhadap kepuasan pelanggan ikan demersal di Kota Manado? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variable-variabel layanan apa saja yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan ikan demersal di kota Manado. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995). Hasil akhir pengumpulan data berupa gambaran lengkap permasalahan yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel data dan variabel-variabel yang dianalisis secara kuantitatif. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini ialah : 1) ketepatan waktu dalam mengantar pesanan ikan, yaitu selisih waktu pemesanan dan waktu tiba ikan yang dipesan (hari), 2) kestabilan harga ikan, yaitu fluktuasi harga ikan yang dipesan (Rp), 3) kualitas ikan yang diminta, yaitu tingkat kesegaran ikan pesanan, dan 4) kesesuaian produk ikan, yaitu kecocokan ikan yang dipesan dan ikan yang diterima. Guna menentukan model kepuasan konsumen, yang ditandai lama waktu berlanggan konsumen ikan demersal, digunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) kepuasan pelanggan produk ikan demersal antar kota pada umumnya ditentukan oleh kestabilan harga dan kualitas ikan pesanan, 2) persamaan regresi linear untuk keputusan persediaan ikan demersal di Kota Manado, yaitu : Y = 1,40 - 1,15 X1 + 0,875 X2 + 1,28 X3 + 0,25 X4 dengan keeratan hubungan (R2 = 0,84), 3) variabel X1 (Ketepatan Waktu), X2 (Kestabilan Harga), X3 (Kualitas Ikan) dan X4 (Kesesuaian Produk) secara bersama-sama mempengaruhi Y, 4) variabel yang berpengaruh secara parsial adalah variable X2 dan X3, yaitu kestabilan harga dan kualitas ikan pesanan terhadap kepuasan pelanggan. Kata kunci : demersal, perdagangan, layanan, kepuasan
STRATEGI NELAYAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA) Wulandari, Novita A; Jusuf, Nurdin; Pontoh, Otniel
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12982

Abstract

AbstractFishermen household has a special characteristic, such use the use of coastal and marine areas (common property) as a factor of production, working hours should follow the oceanographic conditions (sail only an average of about 20 days in a month, the rest is relatively idle). Fishermen were particularly vulnerable to seasonal changes caused by climate change, making studies of the lives of fishermen generally emphasize the poverty and economic uncertainty experienced fishermen and their families. Based on those problems that can be formulated, any strategy that made the fisherman community in meeting the needs of the household?. The purpose of this study are: 1). examines the general state of the village Tateli Dua Mandolang Minahasa District of Northern Sulawesi province, 2). detailing the standard of living in terms of the social aspect is education, number of dependents, age structure, and organization / social institutions, 3). detailing the standard of living in terms of the economic aspects ie venture capital, marketing catches, income and expenditure, 4). explore and learn strategies fishermen community in meeting the needs of the household. Basic research will be used is a case study. The case study is a study done by studying a particular case in which the object is limited (Helmi and Satria, 2012). The results showed that in meeting household needs, fishermen in the village Tateli Two has a three-pronged strategy: 1). The use of alternative livelihoods, 2). Contributions empowerment fisherman's wife, and 3). Saving of household spending.Keywords: Household, Fishermen, Strategy AbstrakRumah tangga nelayan memiliki ciri khusus seperti penggunaan wilayah pesisir dan laut (common property) sebagai faktor produksi, jam kerja harus mengikuti kondisi oseanografis (melaut hanya rata-rata sekitar 20 hari dalam satu bulan, sisanya relatif menganggur). Nelayan menjadi sangat rentan terhadap perubahan musim yang diakibatkan oleh perubahan iklim, membuat kajian-kajian terhadap kehidupan nelayan umumnya menekankan pada kemiskinan dan ketidakpastian ekonomi yang dialami nelayan dan keluarganya. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu, strategi apa saja yang dilakukan masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga?. Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1). menelaah keadaan umum Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, 2). merinci taraf hidup ditinjau dari aspek sosial adalah pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, struktur umur, dan organisasi/lembaga sosial, 3). memerinci taraf hidup ditinjau dari aspek ekonomi yaitu modal usaha, pemasaran hasil tangkapan, pendapatan dan pengeluaran serta 4). menggali dan mempelajari strategi masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dasar penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari satu kasus tertentu pada obyek yang terbatas (Helmi dan Satria, 2012). Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, nelayan yang ada di Desa Tateli Dua memiliki tiga bentuk strategi yaitu 1). Penggunaan mata pencaharian alternatif, 2). Kontribusi pemberdayaan istri nelayan, dan 3). Penghematan belanja rumah tanggaKata Kunci : Rumah tangga, Nelayan, Strategi
MANAJEMEN PEMASARAN IKAN MARLIN HITAM (MAKAIRA INDICA) DI PASAR BERSEHATI KELURUHAN CALACA KOTA MANADO Harefa, Zevri; Durand, Swenekhe S; Kotambunan, Olvie V
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12991

Abstract

Abstract The objectives of this research were to study marketing management fish Black Marlin (Makaira indica) and marketing channels that are in the market Bersehati Manado City as well as to learn how to minimize the risk due to the nature of fishery products, especially fish Black Marlin (Makaira indica) is perishable. From the results of research in the field, it appears that the marketing management of fish Marlin in Pasar Bersehati had good views of the marketing department, storage and production of Marlin fish which is increasing every month. Marlin fish catches come from other areas, namely, Sanger, Talaud, Ternate, Manado Tua, Likupang, Aer Copper Bitung, and Nain Island. Marketing of fishery products, especially fish Black Marlin (Makaira indica) have a substantial risk of one of them caused by the fish is perishabel or nonperishable. To overcome the decay required proper storage and careful where trader’s owner uses dry storage techniques by providing a small hole under the cool box so that water is not stagnant during the storage process is done. Keyword : black marlin, marketing chain, trader’s   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari manajemen pemasaran ikan Marlin Hitam (Makaira indica) dan saluran pemasaran yang berada di Pasar Bersehati Kota Manado serta untuk mempelajari bagaimana cara memperkecil resiko karena sifat produk hasil perikanan terutama ikan Marlin Hitam (Makaira indica) ini yang mudah busuk. Dari hasil penelitian di lapangan, terlihat bahwa manajemen pemasaran ikan Marlin yang ada di Pasar Bersehati sudah baik dilihat dari bagian pemasaran, penyimpanan dan produksi ikan Marlin yang setiap bulannya semakin meningkat. Hasil tangkapan ikan marlin berasal dari berbagai wilayah lain yaitu, Sanger, Talaud, Ternate, Manado Tua, Likupang, Aer Tembaga Bitung, dan Pulau Nain. Pemasaran hasil perikanan khususnya ikan Marlin Hitam (Makaira indica) mempunyai resiko yang cukup besar salah satunya disebabkan oleh ikan bersifat perishabel atau mudah busuk. Untuk mengatasi pembusukan tersebut diperlukan penyimpanan yang tepat dan cermat dimana pedagang pemilik menggunakan penyimpanan teknik kering dengan memberikan lubang kecil dibawah cool box agar air tidak tergenang selama proses penyimpanan dilakukan. Kata kunci: marlin hitam, saluran pemasaran, pedagang
ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA JARING TANCAP DI DESA TALIKURANKECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA Togas, Claudio David; Tambani, Grace O; Jusuf, Nurdin
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.13008

Abstract

Abstract Tondano lake waters used by communities around the lake, with the most striking activity is fish farming in net cages step system. Karamba system of fish farming Nets Plug (KJT) from year to year tend to grow rapidly. This was driven by economic stimulus optimally if farmers can increase the income of the people living around the lake. Karamba system aquaculture nets Plug (KJT), when viewed in terms of socioeconomic give meaning to support the life of coastal communities particularly Lake Tondano. Talikuran village is one of the villages in the area of West Lake Tondano whose inhabitants livelihood as farmers freshwater fish. Feasibility of business investment is necessary to specify in the decision whether the business will be run is profitable or not. According Primyastanto (2010) suppression purposes of this analysis on the feasibility, including the determination of investment costs, operating expenses and receipts. The method used in this study is a survey, namely by taking a sample of the population and the questionnaire as a data collection tool that principal (Singarimbun and Effendi, 1995). Data taken in this research include primary data and secondary data. Data were collected by observation, interview and questionnaire. Based on analysis of fish farming system in the village of Karamba Nets Step on the Talikuran eligible to run because the value Operating Profit (OP) is Rp. 18.3 million. For value Profit Rate (PR) 66.06%, while the value of Benefit Cost Ratio (BCR) 1.66. Of the fish farming is categorized as good as having a value of return 87.32%. The return on investment from the fish farming 1:15 that year means the business is feasible to run because the investment payback period 1 year 1 month 24 days. Break Even Point (BEP) of the fish farming ie sales value of Rp. 9,027,777 with a unit value of 361.11 kg. The net gain from the cultivation of fish in nets Karamba Plug Rp. 13.425 million, - in one year. Keyword : cages step system, aquaculture, fisibility Abstrak Perairan danau Tondano dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar danau, dengan kegiatan yang paling menyolok adalah usaha budidaya ikan dalam sistem karamba jaring tancap.Usaha budidaya ikan sistem Karamba Jaring Tancap (KJT) dari tahun ke tahun cenderung berkembang pesat. Hal ini didorong oleh rangsangan ekonomi jika pembudidaya secara optimal bisa meningkatkan pendapatan masyarakat yang tinggal disekitar Danau.Kegiatan budidaya sistem Karamba Jaring Tancap (KJT),jika dilihat dari segi sosial ekonomi sangat memberikan arti untuk menunjang kehidupan khususnya masyarakat pesisir Danau Tondano. Desa Talikuran merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah Barat Danau Tondano yang penduduknya bermata pencaharian sebagai pembudidaya ikan air tawar. Kelayakan investasi usaha sangat dibutuhkan untuk menentukan dalampengambilan keputusan apakah usaha yang akan dijalankan tersebut menguntungkan atau tidak. Menurut Primyastanto (2010) penekanan tujuan analisis ini pada kelayakan usaha, meliputi penentuan biaya investasi, biaya operasional dan penerimaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei, yaitu dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995).Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan kusioner. Berdasarkan hasil analisis usaha budidaya ikan sistem Karamba Jaring Tancap di Desa Talikuran tersebut layak untuk dijalankan karena nilai Operating Profit (OP) yaitu Rp. 18.300.000. Untuk nilai Profit Rate (PR) 66,06%, sedangkan nilai Benefit Cost Ratio (BCR) 1,66. Dari usaha budidaya ikan tersebut termasuk kategori usaha yang baik karena mempunyai nilai rentabilitas 87,32%. Tingkat pengembalian investasi dari usaha budidaya ikan tersebut 1.15 tahun itu berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena waktu pengembalian investasi 1 tahun 1 bulan 24 hari. Break Even Point (BEP) dari usaha budidaya ikan tersebut yaitu nilai penjualan sebesar Rp. 9.027.777 dengan nilai satuan sebesar 361,11 kg. Keuntungan bersih dari usaha budidaya ikan di Karamba Jaring Tancap Rp. 13.425.000,-dalam satu tahun. Kata kunci : jaring tancap, budidaya, kelayakan usaha

Page 1 of 2 | Total Record : 16