Mahida, Masmian
Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kesiapan Masyarakat Menerapkan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Air Minum (Studi Kasus : Pulau Palu’e, Nusa Tenggara Timur) Nugraha, Dimas Hastama; Mahida, Masmian
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 5, No 2 (2013)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.689 KB)

Abstract

Palu’e island region has no sources of fresh water for their daily consumption. In addressing such a need, the local community has used structural and cultural adaptation. They use these methods because of the quality of ground water is below the standard of quality as it is brackish, and is occasionally yellow. In practice, a lot of brackish water in the wells around people’s houses are only used for sanitary purposes. During the dry season the clean water is difficult to obtain especially the use of structural adaptation. In responding to such a problem the Center for Research and Development of Settlement has introduced processing technology for brackish/sea water into clean/fresh water which can can be readily consumed by the people of the island of Palu’e. Moreover, to ensure the sustainability of the operation of the technology, in terms of non-technical, Social Economic and Environment Research and Development Center implement community readiness mapping that includes individuals, community, and governance. In this paper, the author will be mapping of Palu’e community readiness in the applied technology of drinking water treatment. This study used descriptive qualitative-quantitative approach by analyzing the variables related to community readiness.The result from the mapping of community readiness indicate that the local community is ready in terms of individual, community and governance to implement technology of water processing. However the local people need to improve governance readiness because it shows the the lowest score compared with the individual and community readiness variables.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRAFFIC SAFETY DI DAERAH RAWAN BENCAN ROB (STUDI KASUS : BANJIR ROB JALAN ARTERI NASIONAL RUAS TERBOYO-GENUK, KOTA SEMARANG) Mahida, Masmian
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.519 KB)

Abstract

Dampak perubahan iklim telah memicu kenaikan muka air laut dan penurunan muka tanah di daerah pesisir Kota Semarang, di daerah Terboyo Wetan, sehingga terjadi bencana banjir rob. Fakta lapangan tahun 2017 beberapa kejadian banjir rob sering mengenangi jalan arteri nasional, kurang lebih sepanjang 300 meter dengan ketinggian hingga 25 cm di daerah Kelurahan Terboyo Wetan. Sehingga ancaman banjir rob pada jalan tersebut mengakibatkan teridentifikasi buruknya tingkat traffic safety. Tujuan penelitian ilmiah ini adalah menyediakan bahan masukan yang dapat digunakan acuan dalam perumusan kebijakan Pemerintah Kota Semarang terkait pengelolaan bencana rob yang berdampak pada traffic safety di daerah rawan banjir rob. Metode analisis menggunakan statistik Relative Importance Index (RII) diikuti dengan analisis deskriptif dengan gambar kuadran. Berdasarkan hasil survei lapangan dan analisis disimpulkan bahwa bahan masukan untuk Pemerintah Kota Semarang dalam membuat perencanaan strategis mitigasi dampak banjir rob adalah dengan memperbaiki tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah di wilayah pesisir, koordinasi antar instansi pemerintah bila terjadi bencana rob, dan meningkatkan kinerja KSB yang berada di bawah tanggung jawab Pemerintah Kota Semarang. Selain itu dengan mengoptimalkan pada pendayagunaan peta rawan bencana sebagai instrumen peringatan dini banjir, memanfaatkan keberadaan kelompok KSB di masyarakat, dan menggunakan sistem peringatan dini banjir sebagai instrumen peringatan dini. 
Persepsi Masyarakat terhadap Dampak Sosial Ekonomi Rencana Pembangunan Jembatan Selat Sunda Suriadi, Andi; Mahida, Masmian; Lestari, Aldina Rani
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.112 KB)

Abstract

Construction of Sunda Strait Bridge is expected as the main infrastructure to support national connectivity, particularly Java – Sumatera. Several studies on physical-technical aspects asses that Sunda Strait Bridge is decent built. To support this, the study of non technical aspect especially perceptions on the socio-economic impact is needed. This study aims to determine the perceptions of local people towards socio-economic impacts if JSS is built. Thus, a planned and systematic step in minimizing potential adverse impacts can be done. Using quantitative approach, the survey was conducted on 7 districts in South Lampung Regency by taking 100 respondents in various circles. The result shows that if the bridge is built: (a) migration from Java to Sumatera (77%) and migration from rural to urban (58%); (b) conversion of paddy land/farm to industry (63%) and to settlements (53%); (c) ownership changes of local residence to businessman (67%) and to migrants (71%); (d) business opportunity trade (89%), service industry (89%), goods industry (86%); (e) excess of construction: pollution (65%), traffic congestion (28%), slum (35%), crime (62%), and prostitution (32%). Consider the variations of the impact, it recommends to make a local regulation to protect land ownership and land use, and to optimize positive impact the construction of Sunda Strait Bridge.
TATA KELOLA PENDAYAGUNAAN SDA MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI (STUDI KASUS PLTA BENDUNGAN BILI-BILI) Mahida, Masmian; Kusumartono, FX Hermawan; Krisbandono, Adji; Angguniko, Bastin Yungga
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.333 KB)

Abstract

Data Balai Bendungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015 bahwa kontribusi energi PLTA melalui 208 bendungan besar di Indonesia yang sudah beroperasi hingga kini kurang lebih 5.833 MW (kapasitas terpasang). Pemerintah saat ini juga telah melakukan assessment terhadap bendungan-bendungan yang potesial untuk dibangun PLTA maupun bendungan yang sudah ada PLTA untuk diektensifikasi kapasitasnya. Langkah ini dilakukan karena berdasarkan analisis pakar di lapangan bahwa tipe bendungan multi fungsi sesungguhnya dapat memberi manfaat besar jika dikelola dengan optimal dalam menyediakan air irigasi, air baku, dan PLTA. Namun, diidentifikasi awal bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurang optimalnya produksi listrik pada bendungan, salah satunya karena permasalahan pola operasi bendungan yang harus mengikuti pola kebutuhan air irigasi dan adanya beberapa peran stakeholder yang terlibat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor (variabel) utama yang dapat mendorong dalam pemanfaatan infrastruktur bendungan sehingga dapat mendukung ketahanan energi. Dalam hal ini dilakukan analisa terhadap kendala dalam optimalisasi fungsi PLTA pada bendungan eksisting, yakni pada Bendungan Bili-bili sehingga dapat beroperasi sepanjang tahun dengan mempertimbangkan peran para stakeholder yang terkait. Metode penelitian dengan pendekatan analisis pengambilan keputusan menggunakan ISM (Interpretative Structural Modelling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan komitmen pemerintah dalam penyediaan anggaran operasi pemeliharaan bendungan, perlu mempersiapkan SDM aparat SDA yang terampil, keterlibatan dan sinergitas instansi terkait dari hulu-hilir, serta perlunya peran aktif tokoh masyarakat, kepala dinas terkait, masyarakat sekitar bendungan, dan pengelola bendungan.