Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemetaan Proses Bisnis pada Entrrepreneurial Universities Lenny Rosita
JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi) Vol 9 No 3 (2022): JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) STMIK Global Informatika MDP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35957/jatisi.v9i3.2992

Abstract

Business process mapping is no longer an option but a necessity for organizations that focus on sustainable growth. Efficient and effective business processes increase work productivity and potentially even reduce costs. This research maps business processes level 0 (function), level 1 (process), and level 2 (sub-process) with a value chain approach and BPMN (Business Process Modeling Notation) 2.0. This study aims to develop a comprehensive business process model by collecting qualitative data, which integrates the 9 (nine) criteria for university accreditation requirements, AUN-QA at institutional level, ISO 9001:2015, and ISO 21001:2018. Business process modeling is carried out through 3 stages namely data collection, analysis, and observation. Data was collected through Focus Group Discussions (FGD), literature studies, and observations which are then analyzed, classified, modeled, and validated horizontally and vertically. There are 14 primary activities and 11 supporting activities in universities, where teaching and learning, research, and community service are the core of the primary process. Business process modeling level 1 which is breakdown into level 2 and so on makes it easier to review the process so that an efficient and effective process model is obtained. The results of the mapping are also useful for preparing organizational structures and mapping KPIs (Key Performance Indicators) that support organizational achievements.
Kelayakan Instrumen Evaluasi Fasilitator Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Studi Kasus Pembelajaran Entrepreneurship Universitas Ciputra Surabaya Hasan, Johan; Kristanti, Lili; Rosita, Lenny
Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship Vol. 5 No. 2 (2016): Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.024 KB) | DOI: 10.37715/jee.v5i2.406

Abstract

Evaluasi terhadap pengajar oleh students adalah penting dan umum dilakukan di universitas, baik dengan nama Student Evaluation of Educational Quality (SEEQ) dikembangkan Herbert Marsh, Student Instructional Report (SIR) dikembangkan oleh John Centra, Teaching Behaviors Inventory(TBI)dikembangkan oleh Harry Murray ataupun Student Evaluation of Teaching. Namun bagaimana evaluasi terhadap pengajar, jika pengajaran entrepreneurship yang dilakukan menggunakan project based learning yang membutuhkan bukan saja pengajaran, tetapi juga mentoring, workshop dari seorang entrepreneurs enabler atau dalam konteks Universitas Ciputra disebut fasilitator? Tulisan ini mencoba mengukur kelayakan instrumen evaluasi fasilitator tersebut yang dibuat sendiri oleh lembaga tersebut atau biasa disebut homegrown system.
Pembekalan dan Pendampingan dalam Pemetaan Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi LLDIKTI Wilayah VII Rosita, Lenny; Mayastuti, Mayastuti; Satriyo, Cindy Charisma; Chandradinata, Edbert
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 3 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i3.14772

Abstract

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2021 memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan dan memfasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi. Selain itu, salah satu fungsi LLDIKTI yaitu pelaksanaan fasilitasi kesiapan perguruan tinggi dalam penjaminan mutu eksternal dengan peningkatan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dan Akreditasi Program Studi (APS). Berdasarkan data PDDIKTI menunjukkan bahwa hanya 2% yaitu 7 dari 318 saja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terakreditasi A/Unggul, sedangkan jumlah program studi terakreditasi A/Unggul senilai 7% yaitu 157 dari 2165 program studi di LLDIKTI wilayah VII. Salah satu program penguatan LLDIKTI sejak tahun 2018 dengan menyelenggarakan program-program penjaminan mutu perguruan tinggi yang fokus pada program fasilitasi pelatihan, pendataan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) sampai dengan pengembangan aplikasi yang diberi nama Management Information System for Higher Education QualityAssurance (MISHEQA). Pendidikan tinggi melalui SPMI, yang merupakan upaya perguruan tinggi sebagai pelaksana untuk menjamin dihasilkannya lulusan-lulusan yang kompeten. Sehubungan dengan hal tersebut maka LLDIKTI Wilayah VII memberikan pendampingan penerapan SPMI dan bimbingan teknis kepada perguruan tinggi dalam penggunaan aplikasi MISHEQA.  Guna memberikan wawasan dan sharing best practice, LLDIKTI Wilayah VII menggandeng narasumber dari PTS yang teruji dan berkompeten. Kegiatan bimtek berdampak pada pertumbuhan jumlah perguruan tinggi yang melaporkan pemetaan SPMI.Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2021 memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan dan memfasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi. Selain itu, salah satu fungsi LLDIKTI yaitu pelaksanaan fasilitasi kesiapan perguruan tinggi dalam penjaminan mutu eksternal dengan peningkatan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dan Akreditasi Program Studi (APS). Berdasarkan data PDDIKTI menunjukkan bahwa hanya 2% yaitu 7 dari 318 saja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terakreditasi A/Unggul, sedangkan jumlah program studi terakreditasi A/Unggul senilai 7% yaitu 157 dari 2165 program studi di LLDIKTI wilayah VII. Salah satu program penguatan LLDIKTI sejak tahun 2018 dengan menyelenggarakan program-program penjaminan mutu perguruan tinggi yang fokus pada program fasilitasi pelatihan, pendataan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) sampai dengan pengembangan aplikasi yang diberi nama Management Information System for Higher Education QualityAssurance (MISHEQA). Pendidikan tinggi melalui SPMI, yang merupakan upaya perguruan tinggi sebagai pelaksana untuk menjamin dihasilkannya lulusan-lulusan yang kompeten. Sehubungan dengan hal tersebut maka LLDIKTI Wilayah VII memberikan pendampingan penerapan SPMI dan bimbingan teknis kepada perguruan tinggi dalam penggunaan aplikasi MISHEQA.  Guna memberikan wawasan dan sharing best practice, LLDIKTI Wilayah VII menggandeng narasumber dari PTS yang teruji dan berkompeten. Kegiatan bimtek berdampak pada pertumbuhan jumlah perguruan tinggi yang melaporkan pemetaan SPMI.
Assessing the effectiveness of MISHEQA for internal quality assurance: a multi-stakeholder evaluation Rosita, Lenny; Tileng, Kartika Gianina; Mardhiana, Hawwin; Christi, Vanessa
Jurnal Mantik Vol. 9 No. 3 (2025): November: Manajemen, Teknologi Informatika dan Komunikasi (Mantik)
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/mantik.v9i3.6686

Abstract

The Higher Education Service Institutes (LLDIKTI) Region VII in Indonesia oversees quality assurance for 334 private higher education institutions (HEIs) in East Java. In 2019, it launched the MISHEQA system to support reporting of Internal Quality Assurance System (IQAS) implementation. However, a major issue arose: 26% of HEIs (88 out of 334 institutions) did not report their IQAS data through MISHEQA in 2021, showing a significant increase compared to 11% (35 out of 318 institutions) in 2020. This study assesses the effectiveness of MISHEQA from multiple stakeholder perspectives using the Technology Acceptance Model (TAM), examining how perceived usefulness and ease of use influenced user acceptance. A qualitative approach was used, combining in-depth interviews, surveys (82 respondents), and FGD with six HEIs, LLDIKTI officials, and quality assurance experts. Thematic analysis was conducted to identify patterns in user experience and system implementation. Three major findings emerged. First, MISHEQA was seen as useful by institutions in the yellow and red clusters, with the reporting and upload features noted as most beneficial. Second, some features were considered redundant: the IQAS document upload feature overlapped with the PPEPP cycle, and the Research and Community Service feature duplicated tracking already conducted via SINTA. Third, findings highlighted the importance of system integration and reducing redundancy in digital quality assurance tools. This study provided valuable feedback to LLDIKTI VII, contributing to the decision to discontinue MISHEQA, which was later replaced by the nationally managed 'Pelaporan SPMI' application by DIKTI (IQAS reporting application).