Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Kualitas Hidup Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Ditinjau dari Kepatuhan Minum Obat Antiretroviral (ARV) Banna, Triani; Manoppo, Inggerid A
Wellness And Healthy Magazine Vol 1, No 1 (2019): February
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.949 KB) | DOI: 10.30604/well.1112019

Abstract

Jumlah penderita HIV dan AIDS makin meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit ini memberi dampak buruk bagi penderitanya, baik secara fisik maupun psikososial, dan yang terburuk adalah kualitas hidup yang rendah. Kepatuhan terhadap terapi anti retroviral (ARV) dianggap sebagai faktor yang yang mungkin berhubungan dengan kualitas hidup pasien HIV dan AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kepatuhan minum obat ARV dengan kualitas hidup pasien HIV dan AIDS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien HIV dan AIDS yang aktif mengkonsumsi obat ARV di Kota Sorong. Sampel penelitian sebanyak 51 orang yang diambil dengan teknik accidental sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilakukan pada April 2018. Hasil uji spearman menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan dengan arah positif antara kepatuhan minum obat ARV dengan kualitas hidup ODHA, dan sangat kuat (nilai p 0,001; dan nilai r 0,764). Petugas kesehatan diharapkan dapat berkomitmen dalam menjalankan program yang sudah ada, memberikan edukasi secara kontinu tentang pentingnya  menjalankan ARV, serta lebih dapat merangkul ODHA melalui kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS).
HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA PASIEN HIV-AIDS DI PUSKESMAS KOTA SORONG Triani Banna
Bahasa Indonesia Vol 10 No 2 (2021): Jurnal keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v10i2.120

Abstract

HIV-AIDS yang menyerang sistem imun manusia membuat tubuh tidak mampu untuk sembuh dari penyakit oportunistik dan mengarah ke kematian. Angka kejadian HIV-AIDS terus meningkat, baik secara nasional maupun secara global. Salah satu upaya pengendalian yang dilakukan adalah pemberian obat antiretroviral (ARV). Namun, angka kepatuhan minum obat ARV pada pasien HIV-AIDS masih belum mencapai target sasaran keberhasilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self-efficacy dengan kepatuhan minum obat antiretroviral (ARV) pada pasien HIV-AIDS di Puskesmas Kota Sorong. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Agustus 2019, terhadap 51 orang penderita HIV dan AIDS yang tergabung dalam kelompok dukungan sebaya (KDS) diambil dengan metode accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 82.4% adalah perempuan, 84.3% berusia 17-45 tahun, 51% didiagnosa HIV antara 1-5 tahun, 94.1% pernah mendapatkan informasi tentang terapi ARV, dan 51% aktif dalam pertemuan KDS. Uji Fisher menunjukkan terdapat hubungan antara self-efficacy dengan kepatuhan minum obat antiretroviral (ARV) pada pasien HIV-AIDS di Puskesmas Kota Sorong (p=0,004). Disarankan kepada Pembina KDS maupun tenaga kesehatan yang terlibat dalam pengobatan pasien HIV-AIDS agar meningkatkan self-efficacy pasien dengan memberikan informasi tentang pengobatan ARV, dan lebih meningkatkan keaktifan pasien dalam KDS.
HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA PASIEN HIV-AIDS DI PUSKESMAS KOTA SORONG Triani Banna; Dirgantari Pademme
Bahasa Indonesia Vol 8 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1419.597 KB) | DOI: 10.47560/kep.v8i2.124

Abstract

HIV-AIDS yang menyerang sistem imun manusia membuat tubuh tidak mampu untuk sembuh dari penyakit oportunistik dan mengarah ke kematian. Angka kejadian HIV-AIDS terus meningkat, baik secara nasional maupun secara global. Salah satu upaya pengendalian yang dilakukan adalah pemberian obat antiretroviral (ARV). Namun, angka kepatuhan minum obat ARV pada pasien HIV-AIDS masih belum mencapai target sasaran keberhasilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self-efficacy dengan kepatuhan minum obat antiretroviral (ARV) pada pasien HIV-AIDS di Puskesmas Kota Sorong. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Agustus 2019, terhadap 51 orang penderita HIV dan AIDS yang tergabung dalam kelompok dukungan sebaya (KDS) diambil dengan metode accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 82.4% adalah perempuan, 84.3% berusia 17-45 tahun, 51% didiagnosa HIV antara 1-5 tahun, 94.1% pernah mendapatkan informasi tentang terapi ARV, dan 51% aktif dalam pertemuan KDS. Uji Fisher menunjukkan terdapat hubungan antara self-efficacy dengan kepatuhan minum obat antiretroviral (ARV) pada pasien HIV-AIDS di Puskesmas Kota Sorong (p=0,004). Disarankan kepada Pembina KDS maupun tenaga kesehatan yang terlibat dalam pengobatan pasien HIV-AIDS agar meningkatkan self-efficacy pasien dengan memberikan informasi tentang pengobatan ARV, dan lebih meningkatkan keaktifan pasien dalam KDS.
SELF-EFFICACY DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN DIRI (SELF-MANAGEMENT) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Triani Banna
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.385 KB)

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyebab kematian ke-4 di dunia, dan jumlah penderitanya akan terus meningkat setiap tahun. DM yang tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi, dan hal tersebut dapt menjadi penyebab kematian. Resiko komplikasi dapat diturunkan dengan manajemen diri (self-management) pasien DM, dan setiap pasien DM harus dapat melakukannya dengan baik. Salah faktor yang dapat meningkatkan manajemen diri pasien DM adalah self-efficacy. Telaah literatur dilakukan pada beberapa artikel yang dipublikasikan di EBSCOhost, ProQuest, PubMed, Science Direct, dan Google Scoolar, antara tahun 2000-2014. Pembahasannya berhubungan dengan self-efficacy pada manajemen diri pasien DM, terdiri dari diet, aktifitas fisik, kontrol glikemik, pengobatan, dan perawatan kaki; meningkatkan self-efficacy dalam manajemen diri DM,; dan implikasi terhadap proes keperawatan dan penelitian. Kesimpulan telaah literatur ini adalah self-efficacy merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh pasien DM, khususnya dalam melakukan manajemen diri terkait penyakitnya. Rekomendasi dan implikasi terhadap keperawatan adalah untuk meningkatkan self-efficacy sebagai salah satu intervensi mandiri keperawatan. Perawat dapat memulai proses keperawatan dengan mengkaji tingkat self-efficacy pasien, kemudian dilanjutkan dengan memberikan edukasi terkait manajemen diri DM sebagai sebuah intervensi yang dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan keperawatan. Kata Kunci: Diabetes mellitus, Self-efficacy, Manajemen diri
Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan Ibu Berhubungan Terhadap Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Wayer Maylar Gurning; Triani Banna
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 9, No 1 (2019): FEBRUARI 2019
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik9112

Abstract

-
Peer Group Support Terhadap Self- Efficacy Pasien DM Tipe II Dirgantari Pademme; Triani Banna
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 3 No. 3 (2021): Volume 3 Nomor 3 Desember 2021
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.494 KB) | DOI: 10.36590/jika.v3i3.202

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) can cause serious damage to the heart, blood vessels, eyes, kidneys, nerves and even death. The prevalence of DM continues to increase. The risk of complications in DM patients can be reduced through good self-management, this is influenced by self-efficacy (SE). SE is the patient's belief in his ability to perform self- management behavior. The results showed that SE in DM patients was still lacking. The role of nurses is important in increasing SE in DM patients. The strategy that can be used is health education through a support group approach. The purpose of this study was to determine the effect of peer group support on the self-efficacy of Type II DM patients. This research is a quasi-experimental research with one group pre-test and post-test design. The population that meets the inclusion and exclusion criteria will be used as a sample for this study. Sampling in this study using purposive sampling technique. The data that has been collected will be processed and analyzed using the t-test if it is normally distributed, whereas if the data is not normally distributed, the test used is the Wilcoxon sign-rank test. The results of the Wilcoxon signed ranks test obtained a p-value of 0.000 (? = 0.05), so it can be concluded that peer group support has an effect on SE in DM patients.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER KESEHATAN DENGAN PRAKTIK PENEMUAN SUSPEK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU Triani Banna; Dirgantari Pademme; Merlis Simon
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v11i2.225

Abstract

Praktik penemuan kasus TB masih belum mencapai target yang ditetapkan. Agar target tersebut dapat tercapai, diperlukan peran serta kader kesehatan yang memiliki pengetahuan dan sikap untuk mendukung penemuan suspek TB paru. Namun peran kader dalam penemuan suspek TB paru belum maksimal. Penemuan suspek TB paru yang cepat dapat memutus rantai penularan TB sehingga eliminasi TB dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap kader kesehatan dalam praktik penemuan suspek penderita TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Kasuari Kota Sorong. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader yang terdaftar dan aktif di Puskesmas Tanjung Kasuari. Responden penelitian sebanyak 30 orang yang diambil dengan purposive sampling. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan kader dengan praktik penemuan suspek TB paru (p-value = 0,000), dan ada hubungan antara sikap kader dengan praktik penemuan suspek TB paru (p-value = 0,000). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap kader kesehatan dalam praktik penemuan suspek penderitaTB paru. Saran bagi pengelola program pencegahan penyakit menular agar meningkatkan pelatihan praktik penemuan suspek TB paru yang berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan kader dalam praktik penemuan suspek TB paru.Kata kunci: pengetahuan, sikap, TB paru, kader. AbstractThe practice of finding TB cases is still far from the expected target. The participation of trained health cadres is required to achieve the target. Rapid discovery of suspected pulmonary tuberculosis can break the chain of TB transmission so that TB elimination can be achieved. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes of health cadres in the practice of finding suspected pulmonary TB in the Puskesmas Tanjung Kasuari. This research is a quantitative study using a cross-sectional design. The population in this study were all registered and active cadres at Puskesmas Tanjung Kasuari. Respondents of the study were 30 people who were taken by purposive sampling. The results of the chi-square test showed that there was a relationship between the knowledge of cadres and the practice of finding pulmonary TB suspects (p-value = 0,000). The conclusion of this study is that there is a relationship between knowledge and attitudes of health cadres in the practice of finding suspected TB pulmonary. The managers of communicable disease prevention programs are suggested to improve the practice training for the continuous detection of pulmonary TB suspects to increase cadres' knowledge in the practice of finding pulmonary TB suspects.Keywords: knowledge, attitudes, pulmonary tuberculosis, cadres
PENGARUH BATUK EFEKTIF TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SORONG Triani Banna; Inggerid A. Manoppo; Dirgantari Pademme
Journal of Nursing and Health Vol. 6 No. 2 (2021): Journal Of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v6i2.136

Abstract

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI DI RSUD SELE BE SOLU KOTA SORONG Lilyana Kidi Atawatun; Dirgantari Pademme; Triani Banna
Journal of Nursing and Health Vol. 6 No. 2 (2021): Journal Of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v6i2.150

Abstract

Latar belakang: Anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi dapat menimbulkan kecemasan. Diperkirakan 35 per 100 anak menjalani hospitalisasi, dan 45% diantaranya mengalami kecemasan. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong.Metode penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah anak usia prasekolah yang dirawat di ruang anak RSUD Sele Be Solu sebanyak 43 orang. Sampel penelitian diambil berdasarkan total sampling yaitu 43 orang, Penelitian ini dilakukan di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong pada tanggal Agustus-September 2019. Hasil penelitian: Hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor lama rawat (p = 0,003), peran orang tua (p = 0,000), dan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kecemasan (p = 0,255). Hasil uji sommer’d & Gamma menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara pendidikan orang tua dengan kecemasan pada anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong (p = 0,000).Kesimpulan: Ada hubungan antara lama rawat, peran orang tua, pendidikan orang tua dengan kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong, dan tidak terdapat hubungan jenis kelamin dengan kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong. Kata kunci : Kecemasan, Prasekolah, Hospitalisasi
A A Banna, Triani; Gurning, Maylar; Sahetapy, Viona
An Idea Health Journal Vol 2 No 01 (2022): FEBRUARY
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ihj.v3i01.68

Abstract

At the beginning of 2020, the world was shocked by the corona virus (Covid-19) outbreak which infected almost all countries in the world. The Word Health Organization (WHO) said that there were more than 215 countries that had confirmed Covid-19 on October 21, 2020, with 40,766,671 infected patients. Indonesia infected reached 368,842 people. West Papua Province infected with 3,688 people. Sorong Regency shows a total of 380 close contacts. The impact of mental health on Covid-19 on medical personnel as a whole, namely the presence of worry and feeling anxious about contracting the corona virus, worry of spreading it to family members, difficulty sleeping related to excessive anxiety, fear of contracting because of working in a risky unit and worrying because PPE is not up to standard in treatment for Covid-19. The purpose of this study was to describe the level of anxiety of nurses in health services during the Covid-19 pandemic at Dr. Jhon Piet Wanane, Sorong Regency. This type of research is a quantitative study using descriptive methods. The population was all nurses who served in RSUD Dr. Jhon Piet Wanane, Sorong Regency. A sample of 180 people. This research was conducted for 1 month. The results showed that out of 180 respondents, it was found that nurses experienced a severe level of anxiety, namely 71 (39.4), moderate anxiety, namely 59 (32.8%), mild anxiety, namely 37 (20.6%) and the least anxious, namely 13 (7.2%). The conclusion of this study is that most nurses experience moderate and severe anxiety. Suggestions for the nursing department of the hospital to form a stress management team to deal with the stress or anxiety experienced by nurses during the Covid-19 pandemic.