Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON Miswar, Khairul; Syahyadi, Rizal
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v2i2.65

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh admixture silica fume terhadap susut beton. Benda uji berupa silinder standar berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sejumlah 15 buah. Dua jenis perlakuan terhadap benda uji yaitu benda uji tanpa silica fume sebagai pembanding dan benda uji menggunakan silica fume dengan konsentrasi 2 %, 4 %, 6 % dan 8 % dari berat semen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan silica fume mengurangi susut pada beton. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa benda uji dengan silica fume 4 % dan 6 % mengalami susut 0,00040 dan 0,00034, lebih kecil dari benda uji pembanding tanpa silica fume (0 %) yaitu 0,00048. Sedangkan benda uji 2 % silica fume susut 0,00046. Benda uji dengan silica fume 8 % susut 0,00028. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan silica fume antara 4 % - 8 % sangat penting dalam memperkecil susut beton.
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA PADA GAMPONG LEUBOK PEMPENG KECAMATAN PEUREULAK KABUPATEN ACEH TIMUR Muhammad Ridha; Khairul Miswar
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v8i2.605

Abstract

Steel frame bridge Gampong Leubok Pempeng districs Peureulak counties Aceh Timur is a connecting Leubok Pempeng village to Alue Batee village and others village in the peureulak districts with spans of 30 meters and width of 7 meters and including class B. This thesis aims to plan for building a bridge over a steel frame using a standard warren type which includea backrest, sidewalk, the vehicle floor plate, longitudinal girder, cross girder, main frame and bolt connection. To plan the loading bridge using RSNI T-02-2005 and steel structural design using RSNI T-03-2005, the calculation method using LRFD. Results obtained plannin backrest pipe diameter 48,6 mm, sidewalk of 25 cm thick reinfored concrete fc’ 25 Mpa, reinforced cocnrete slab 20 cm and the quality of steel profiles longitudinal girder using steel profiles H 350 x 175 x 7 x 11, cross girder using steel profiles H 488 xx 300  11 x 18. Top wind bracing using steel profiles H 125 x 125 x 6,9 x 9 and profiles L 125 x 125 x 12, while lower wind bracing using steel profiles L 125 x 125 x 12. Frame force calculated with matri method. Rods up, lower and diagonal using steel profiles H 300 x 300 x 10 x 15. Connecting bolts type A-325 diameter 1 inch and ½ inch. Longitudinal girder deflection is 3,130 mm 8,333 mm, cross girder deflections is 1,002 cm 2 cm and deflection in the main frame is 3,12 cm smaller than the allowable deflection 12,5 cm.Keyword : steel frame bridge, Matrix method
PENGARUH TEMPERATUR AIR CAMPURAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON Khairul Miswar
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v3i1.500

Abstract

This research is to know effect of variation of semen water and the temperature toward pressure strength of concrete with a few temperature level that is normal temperature (24oC), 50oC, 75oC, and 100oC. Cemen water factor ( FAS) used 0,45 and 0,55. Test object at this research is selinder of concrete of standard with diameter 15 cm and high 30 cm amount to the this 24 sample. This research evaluate the slump mortar and pressure strength the concrete. Result of examination show that degradation ratio assess the maximum slump for the FAS 0,45 and FAS 0,55 are 80,64 % and 90,33 %. It is happened when concrete mixture with the water temperature is 100oC. Result of research also show that concrete mixture with the normal temperature water (24oC) pressure strength maximum is 33,83 MPa for the FAS 0,45 and 20,80 MPa for the FAS 0,55.Key words: cemen water factor, pressure strength, temperature, degradation ratio, slump
SAMBUNGAN JOINT PADA RUMAH TAHAN GEMPA Khairul Miswar
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v11i1.1515

Abstract

Abstrak — Indonesia adalah salah satu negara rawan bencana alam. Bencana yang terjadi meliputi banjir, kekeringan, tanah longsor dan gempa bumi. Tulisan ini hanya membahas masalah gempa bumi yang berefek pada kontruksi bangunan. Hal ini disebabkan oleh berat sendiri rumah yang meliputi struktur atap, balok kolom dan dinding. Semakin besar berat sendiri rumah, maka makin besar juga beban gempa yang bekerja pada rumah tesebut. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbandingan beban rata-rata pada joint dan perbandingan simpangan rata-rata pada joint.   Standar ASTM 2126-02a merupakan penyederhanaan dari beban gempa pada benda uji joint. Analisis struktur didasarkan pada beban gempa statik equivalen diambil dari peraturan gempa Indonesia SNI 03-1726-2002. Beban yang diberikan adalah beban bertahap. Beban rata- rata yang bekerja pada kedua joint  sebesar 0,6 kN. Pada saat yield beban yang bekerja pada joint 1 adalah 0,8 kN dan joint  2 adalah 0,7 kN. Pada saat peak), beban yang bekerja pada joint 1 adalah 1,2 kN dan joint 2 adalah 1,2 kN, saat failure, beban yang bekerja pada joint 1 adalah 0,9 kN dan joint 2 adalah 0,8 kN. Nilai beban yang bekerja pada joint 1 lebih besar dari joint 2.  Kerusakan awal simpangan joint 1 adalah 27.49 mm dan joint 2 adalah 28.75 mm. Pada  saat yield simpangannya joint 1 adalah 36.41 mm dan joint 2 adalah 33.53 mm. Saat peak, simpangan pada joint 1 adalah 50.88 mm dan joint 2 adalah 51.65 mm. Saat failure   simpangan pada joint 1 adalah 41.99 mm dan joint 2 adalah 38.96 mm. Kondisi kedua joint mampu menahan beban gempa rencana.Kata kunci : beban gempa, joint, simpangan joint, bencana alam.Abstract — Indonesia is one of the countries prone to natural disasters. Disasters that occur include floods, droughts, landslides and earthquakes. This paper only discusses the problem of earthquakes which affects the construction of buildings. This is due to the weight of the house itself which includes the roof structure, beam columns and walls. The greater the weight of the house itself, the greater the burden of the earthquake that works at the house. The purpose of this study is to determine the comparison of the average load on the joint and the ratio of the average deviation on the joint. ASTM 2126-02a standard is a simplification of earthquake load on joint test specimens. Structural analysis is based on equivalent static earthquake loads taken from Indonesian earthquake regulations SNI 03-1726-2002. The burden is a gradual burden. The average load acting on both joints is 0.6 kN. When the load yield that works on joint 1 is 0.8 kN and joint 2 is 0.7 kN. At peak times, the load acting on joint 1 is 1.2 kN and joint 2 is 1.2 kN, at failure, the load acting on joint 1 is 0.9 kN and joint 2 is 0.8 kN. The value of the load acting on joint 1 is greater than joint 2. The initial damage to joint junction 1 is 27.49 mm and joint 2 is 28.75 mm. When the yield of the joint 1 is 36.41 mm and joint 2 is 33.53 mm. At peak, the deviation in joint 1 is 50.88 mm and joint 2 is 51.65 mm. When the deviation failure in joint 1 is 41.99 mm and joint 2 is 38.96 mm. The condition of the two joints is able to withstand the burden of the planned earthquake.Keywords: earthquake load, joint, joint drift, natural disasters.
PERENCANAAN GELAGAR BETON PRATEGANG PADA JEMBATAN PUCOK ALUE, KEC. BAKTIYA KAB. ACEH UTARA Khairul Miswar; Ira Devinta
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v10i2.986

Abstract

Jembatan Pucok Alue adalah jembatan yang terletak di Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara. Jembatan ini direncanakan dengan panjang bentang 20 meter dan lebar 6 meter. Gelagar arah memanjang direncanakan untuk jembatan tersebut adalah gelagar tipe beton prategang pascatarik (post-tension). Ruang lingkup perencanaan gelagar  meliputi pendimensian gelagar, pembebanan dengan aturan Standar Pembebanan untuk Jembatan SNI 1725-2016, gaya prategang, eksentrisitas, jumlah tendon, tegangan yang timbul, kehilangan prategang, kapasitas penampang, kontrol lendutan, dan penggambaran. Mutu beton yang digunakan adalah fc = 40 MPa, tendon yang digunakan adalah seven wire strand diameter ½ inch dengan selongsong tendon diameter 60 mm. Tegangan tendon ƒpu 1860 MPa, mutu tulangan baja ulir adalah fy 320 Mpa, dan mutu tulangan baja polos adalah fy 240 MPa. Jumlah tendon yang didapat dari perhitungan adalah 4 buah dengan 10 buah strand dan total sebanyak 40 strand. 
BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH STYROFOAM Khairul Miswar
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v10i1.981

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah pemanfaatan limbah styrofoam untuk  pembuatan beton ringan yang akan dilakukan pengujian kuat tekan yang pada benda uji selinder sebanyak 24 benda uji, dengan Faktor Air Semen (FAS) yang digunakan adalah 0,65. Penelitian ini menggunakan limbah styrofoam berasal dari sampah-sampah toko di kota  Bireuen dengan ukuranlolos ayakan 4,75 mm dan di substitusikan dengan pasir. Adapun komposisi subtitusi campuran styrofoam adalah 0%, 60%, 80% dan 100% dari volume pasir. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton dengan komposisi 0%, 60%, 80% dan 100%, diperoleh kuat tekan karateristik (σ'bk) sebesar 22.08 MPa, 10,54MPa, 7,57 Mpa dan 5,27 MPa. Bila dibandingkan antara hasil eksperimen dengan batasan referensi dari berat jenis beton ringan maka sampel beton subtitusi styrofoam 60%, 80% dan 100% yang telah diuji tersebut memenuhi persyaratan sebagai beton ringan untuk struktur ringan dimana kisaran beton ringan sesuai referensi adalah 800 – 1400 kg/m³. Dari segi kekuatan tekan, beton subtitusi styrofoam60% dan 80% yang telah diuji memenuhi batasan minimal kuat tekan beton ringan untuk struktur ringan, dimana penggunaanya sebagai dinding pemikul beban. Pada referensi disyaratkan kuat tekan beton ringan untuk struktur ringan adalah 7 - 17 MPa, sedangkan hasil pengujian diperoleh 10.54 Mpa untuk subtitusi styrofoam 60% dan untuk subtitusi styrofoam 80% diperoleh 7.57 Mpa. Sedangkan beton subtitusi styrofoam100% diperoleh  nilai kuat tekan 5.27 Mpa dimana penggunaannya pada daerah non struktur seperti dinding partisi, kanopi dan lain-lain.
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU JURUSAN DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN SMKN 1 AL-MUBARKEYA INGIN JAYA Andrian Kaifan; Fauzi A. Gani; Irham Irham; Khairul Miswar
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023): Volume 4 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i3.18140

Abstract

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe bekerja sama dengan SMKN 1 Al-Mubarkeya Ingin Jaya menyelenggarakan pelatihan untuk peningkatan kompetensi guru Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) SMKN 1 Al-Mubarkeya Ingin Jaya. Pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan pengukuran dan penggambaran hasil pengukuran dengan alat GNSS/GPS Geodetik RTK dan software Autodesk Civil3D. Pelatihan ini adalah sangat penting mengingat kebutuhan di lapangan konstruksi sipil saat ini, pengukuran tanah selain menggunakan alat ukur terrestrial juga sudah semakin banyak yang menggunakan alat ukur berbasis global positioning system (GPS). Pengukuran berbasis GPS ini membuat pengukuran tanah tidak lagi harus diikat dalam dua buah benchmarking lapangan yang berkoordinat lokal atau global yang sudah ada di lapangan, namun dapat diikat langsung dengan system koordinat global dengan koneksi sinyal satelit-satelit GPS. Pengukuran ini pun lebih cepat dibandingkan dengan cara terrestrial. Pelatihan ini dilaksanakan dalam 2 hari, hari pertama dilakukan pelatihan penggunaan alat GPS Geodetik RTK dan hari kedua dilaksanakan pelatihan penggambaran hasil pengukuran tanah dengan alat GNSS/GPS Geodetik RTK menggunakan software Autodesk Civil3D. Dari hasil pelatihan ini, semua peserta sudah mampu mengoperasikan alat GNSS/GPS Geodetik RTK dan software Civil3D. Para peserta juga menyatakan puas dengan pelatihan ini seperti yang diisi dalam kuesioner penilaian kepuasan pelaksanaan pelatihan ini.
Analisis Indek Kegagalan Link Panjang Standar dan Modifikasi pada Struktur EBF Musbar; Khairul Miswar; Hanif; Zulfikar
Jurnal Serambi Engineering Vol. 9 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The rapid failure of long links in EBF structures occurs at the ends of the links due to the influence of the dominant moment. The use of long links is still very relevant due to the large space openings and meeting the AISC 341 requirements is very easy compared to other links. One of the efforts made to overcome this weakness is to increase the stiffness at the ends of the standard long links. The design of the perforated plate aims to reduce the influence of residual stresses due to wider welds and to control the critical variables. The control arm with the confirmation holes is called the modified control arm. The numerical test variables for the modified long link specimens were the plate thickness (ts) and the vertical distance from the flanges to the edge of the hole in the stiffener plate (Th). The research was carried out numerically to determine the criteria for the initiation of ductile fracture based on the performance indicators of the test specimens using the comparison of failure index and PEEQ index values. The results showed that the initiation of fracture in the flanges at the ends of the beam can be delayed by the addition of double-edged stiffener plates, this can be seen from the decrease in MRI and PEEQ index values in the critical zone of the modified long beam test specimen compared to the standard long beam.