Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Aplikasi Trichokompos Pelepah Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan Tanaman Timun (Cucumis sativus L.) Soverda, Nerty; Indraswari, Elly; Neliyati, Neliyati
Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi Vol. 6 No. 1 (2022): Volume 6, Nomor 1, Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.122 KB) | DOI: 10.22437/jiituj.v6i1.19332

Abstract

Timun (Cucumis sativus L.) adalah salah satu jenis sayuran yang masuk dalam famili labu-labuan (Cucurbitaceae) yang sudah popular di dunia. Dalam budidaya tanaman timun terdapat beberapa masalah dalam pengelolaan penanamannya, salah satunya adalah kondisi lahan yang tidak optimal untuk mendukung pertumbuhan timun , terutama di Jambi. Hal ini karena lahan di Jambi umumnya didominasi oleh tanah ultisol yang tingkat kesuburan yang rendah. Pupuk organik merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk organik dapat menekan penggunaan pupuk anorganik. Pupuk organik memiliki sifat kimia, biologi dan fisika tanah yang baik. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Mendalo Indah Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2021 sampai bulan November 2021. Penelitian ini mengguanakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yakni penambahan pupuk Trichokompos pelepah sawit, yang terdiri dari 6 taraf perlakuan: t0 = 0 ton/ha (kontrol) tanpa perlakuan (0 g/ tanaman), t1 = 15 ton/ha trichokompos pelepah sawit (320 g/tanaman), t2 = 30 ton/ha trichokompos pelepah sawit (480 g/tanaman), t3 = 45 ton/ha trichokompos pelepah sawit (640 g/tanaman), t4 = 60 ton/ha trichokompos pelepah sawit (800 g/tanaman), t5 = 75 ton/ha trichokompos pelepah sawit (960 g/tanaman). Terdapat 6 perlakuan, setiap perlakuan di ulang sebanyak 4 kali, sehingga di dapat 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 6 tanaman, sehingga pada penelitian ini akan di tanam 144 tanaman. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati dilakukan uji anova dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk trichokompos pelepah kelapa sawit belum mampu memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang buah, diameter buah dan bobot pertanaman tanaman mentimun. Penambahan pupuk trichokompos pelepah kelapa sawit 60 ton/ha mampu memberikan hasil bobot buah pertanaman terbaik yaitu 204,791 kg.
Upaya Pemanfaatan Sayur Dan Buah Sebagai Penyeimbang Asam dan Basa Tubuh: PPM Kelompok Tani Makmur Desa Pematang Gajah Soverda, Nerty; Zulkifli, Zulkifli; Neliyati, Neliyati; Wari, Elli Indras; Gusniwati, Gusniwati
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1447.099 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v6i1.19378

Abstract

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan adalah dengan memahami hal-hal yang dapat menunjang kesehatan itu sendiri. Baik pengetahuan buat diri sendiri maupun untuk keluarga dan lingkungan sekitar kita. Kelompok Tani Makmur Desa Pematang Gajah Jambi adalah kelompok yang umumnya merupakan ibu rumah tangga yang mempunyai peran penting dalam keluarga, terutama dalam penjagaan kesehatan anak-anak dan keluarganya. Kegiatan utama umumnya adalah mengurus rumah tangga. Disamping itu, sebagian ada yang mengusahakan usaha home industry sebagai penopang kehidupan keluarga yaitu dengan menanam tanaman sayuran di pekarangan rumah mereka. Kegiatan tersebut belum merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh ibu-ibu Kelompok Tani Makmur. Hal ini dikarenakan belum dipahaminya bagaimana cara bertanam sayur dengan memanfaatkan lahan pekarangan sendiri, baik penanaman dilahan maupun penanaman secara hidroponik dipekarangan sendiri. Disamping itu, belum adanya pemahaman akan pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur untuk kesehatan. Melalui pengabdian pada masyarakat (PPM) ini maka tim pengabdian akan membimbing kelompok mitra tentang memberi pengetahuan tentang bagaimana memanfaatkan buah dan sayur serta mengetahui pola makan dan baik untuk menunjang Kesehatan, disamping itu memberi pengetahuan tentang cara penanaman sayur yang baik secara organik dengan pemanfaat mol rebung sebagaai pupuk organik cair. Target untuk Kelompok Tani Makmur Desa Pematang gajah adalah memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan keluarga dengan memanfaatkan sayur dan buah sebagai penyeimbang asam basa tubuh. Selain itu KT Makmur sudah dapat membuat pupuk organik padat dan pupuk organik cair rebung bambu untuk tanaman sayur dipekarangan rumah mereka.
Pengaruh Konsentrasi Giberelin (GA3) dan Lama Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Tanpa Kulit Setiyawati, Ida; Neliyati, Neliyati; Jasminarni, Jasminarni
Jurnal Agroecotania : Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian Vol. 7 No. 1 (2024): Agroecotania : Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian
Publisher : Jambi University, Fakultas Pertanian, Program Studi Agroekoteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/agroecotania.v7i1.42013

Abstract

Kopi robusta memiliki keunggulan yaitu resisten terhadap serangan hama dan penyakit serta tahan terhadap kondisi lingkungan yang tidak bersahabat. Oleh sebab itu, kopi robusta mempunyai peranan penting bagi mayoritas pekebun kopi Indonesia sehingga diperlukan upaya peningkatan produktivitas dengan teknologi budidaya yang tepat agar dapat mempertahankan kualitas dan meningkatkan nilainya. Upaya peningkatan produktivitas kopi salah satunya dengan cara melakukan perendaman benih dalam zat pengatur tumbuh giberelin (GA3). Manfaat dari perendaman zat pengatur tumbuh giberelin (GA3) yaitu zat tersebut dapat menekan aktivitas ABA yang terdapat di dalam benih sehingga meningkatkan aktivitas giberelin (GA3) endogen untuk mendorong perkecambahan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara konsentrasi giberelin (GA3) dan lama perendaman terhadap perkecambahan benih kopi robusta tanpa kulit, serta mengetahui kombinasi konsentrasi giberelin (GA3) dan lama perendaman yang terbaik terhadap perkecambahan benih kopi robusta tanpa kulit.Penelitian ini dilaksanakan di Teaching and Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jalan Lintas Sumatera Jambi – Muara Bulian Km. 15, Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2020 sampai bulan Desember 2020.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor.Faktor pertama adalah konsentrasi giberelin (G) dengan 4 taraf perlakuan yaitu g0 (tanpa GA3), g1 (konsetrasi GA3 150 ppm), g2 (konsentrasi GA3 300 ppm), dan g3 (konsentrasi GA3 450 ppm).Faktor kedua adalah lama perendaman (W) dengan 4 taraf perlakuan yaitu w1 (perendaman 2 jam), w2 (perendaman 4 jam), w3 (perendaman 6 jam), dan w4 (perendaman 8 jam).Kedua faktor tersebut menghasilkan 16 kombinasi percobaan.Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 48 unit percobaan.Setiap satu unit percobaan terdiri dari 20 benih untuk dikecambahkan.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi giberelin (GA3) dan lama perendaman memiliki interaksi terhadap parameter indeks kecepatan perkecambahan.
Induksi kalus eksplan daun Anggrek Pensil (Papillionanthe hookeriana Rchb.f.) pada Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh 2,4-D dan BAP Neliyati, Neliyati; Lizawati, Lizawati
Biospecies Vol. 17 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/biospecies.v17i1.31492

Abstract

The formation of callus is one of the indications of success in propagation through tissue culture. A crucial factor in callus induction is the accuracy in determining the type and concentration of auxin and cytokinin growth regulators in the culture media. This research aims to obtain the appropriate concentration of auxin (2,4-D) and cytokinin (BAP) growth regulators that can induce the formation of embryonic callus propagules from pencil orchid plants using tissue culture propagation techniques. The treatments tested in this study were the application of several concentrations of auxin (2,4-D) at 0.5; 1.0; 1.5, and 2.0 ppm combined with cytokinin (BAP) at concentrations of 0.0 and 0.5 ppm. The experiment was arranged in a Completely Randomized Design (CRD) with 15 explants for each treatment. The parameters observed were the response time of the explant (swelling), the percentage of explants swelling, the appearance of callus, the percentage of explants forming callus, callus structure, and callus color. The results showed that the pencil orchid leaf explants responded by swelling and forming callus. Swelling occurred fastest two weeks after culturing. The highest percentage of swelling and callus formation was obtained from the treatment of MS media supplemented with a combination of 2,4-D 2.0 ppm + 0.5 ppm cytokinin BAP, with 100% of the explants swelling and 26,67% forming callus. The formed callus was friable in structure and white in color.
Pengaruh Dosis Trichokompos dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Rotan Jernang (Daemonorops draco Blume.) di Pembibitan Irawan, Bambang; Neliyati, Neliyati; Ramadhan, Febri
Jurnal Silva Tropika Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jsilvtrop.v2i2.5232

Abstract

Jernang (Daemonorops draco) is one of the most important species belongs to Palmae. It produces the valuable resin that internationally recognized as “dragon blood”. The dragon blood is used for various products such as medicines, cosmetics and other uses as natural colors. However, the knowledge on the silviculture of jernang both in the nursery and plantation is still very limited. Mostly, the people collect the dragon blood resin from the wild. Due to this reason research on the effects of tricho-compost and NPK Fertilizer to the growth of Jernang seedling had been conducted. Completely Randomized Design with three replications and two factors of treatments namely tricho-compost and NPK Fertilizer dosages had been applied. The tricho-compost treatments consisted of three levels namely 0 g of tricho-compost; 250 g tricho-compost/seedling and 500 g trciho-compost per seedling while the NPK fertilizer consisted of 0 g NPK/seedling, 3 g NPK/seedling, 6 g NPK/seedling, 9 g NPK/seedling and 12 g NPK fertilizer/seedling. The data were analyzed using Analysis of Variance (Anova); and Duncan Multiple Range Test (DMRT) with the level of confidence of 95%. The results showed that the interaction between tricho-compost and NPK fertilizer was not significantly different as well as the results of each single treatment Further analysis using DMRT also revealed the same results were there was no significantly different among levels of treatments to the growth of jernang seedling.
OPTIMIZATION OF CACAO SEEDLING GROWTH (Theobroma Cacao L.) THROUGH THE INTERACTION OF Asystasia gangetica COMPOST FERTILIZER AND NPK FERTILIZER Prasatyio, Ahwa Eko; Gusniwati, Gusniwati; Fathia, Nyimas Myrna Elsa; Neliyati, Neliyati
Biospecies Vol. 18 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/biospecies.v18i2.44581

Abstract

Cacao (Theobroma cacao L.) is a widely cultivated plantation commodity. However, its production has declined, with one of the contributing factors being old plants, so rejuvenation must be carried out using high-quality plant seedlings. Good-quality seedlings are obtained through the addition of nutrients during the nursery phase using organic and inorganic fertilizers. This study aims to determine the interaction between Asystasia compost and NPK on seedling growth and to obtain the best dosage of Asystasia compost and NPK on the growth of cacao (Theobroma cacao L.) seedlings. This research was conducted using a Completely Randomized Design (CRD) with a factorial pattern consisting of two factors. The first factor was the dose of NPK fertilizer (P), which consisted of three levels: p0 = 0 g/seedling, p1 = 7 g/seedling, and p2 = 14 g/seedling. The second factor was the dose of Asystasia compost (A), which also consisted of three levels: a0 = 83 g/seedling, a1 = 166 g/seedling, and a2 = 249 g/seedling. There were nine treatment combinations, each repeated three times. In this experiment, cacao seedlings were planted in polybags. The data obtained were analyzed using analysis of variance (ANOVA) to determine the effects, followed by the DNMRT test. The observed variables were seedling height, stem diameter, number of leaves, total leaf area, shoot dry weight, and root dry weight. The results showed that there was an interaction between the application of Asystasia compost and NPK on the variables of seedling height, total leaf area, and shoot dry weight. The application of 166 g/seedling of Asystasia compost and 7 g/seedling of NPK showed the best growth of cacao seedlings in polybags.
Sustainable Valorization of Used Biochar for Hexavalent Chromium Removal from Wastewater and Soil Fertility Enhancement Anwar, Dedy; Neliyati, Neliyati; Gusniwati, Gusniwati; Jasminarni, Jasminarni; Rohman, Arif; Syarifuddin, Hutwan; Nainggolan, Ellyas Alga; Wibowo, Yudha Gusti
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Article in Press 2025 (For Upcoming Issue)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/presipitasi.v0i0.%p

Abstract

Environmental pollution from wastewater and soil contamination remains a critical global concern, with current treatment methods often facing limitations in scalability, cost, or environmental safety. Biochar, a carbon-rich material derived from biomass pyrolysis, has emerged as a sustainable adsorbent for heavy metals and organic pollutants. While its use in environmental remediation is well-established, the fate and reuse of spent biochar have received limited attention. This comprehensive review explores the untapped potential of used biochar, particularly for the removal of hexavalent chromium (Cr(VI)) from wastewater and its role in enhancing soil fertility. We critically analyze current practices, mechanisms of Cr(VI) removal using spent biochar, regeneration techniques, and field applications, while highlighting circular economy frameworks that promote resource efficiency. The study integrates empirical evidence from recent case studies and offers policy recommendations to support large-scale implementation. This work is the first to provide an integrative review of the reuse of spent biochar with a dual focus on wastewater treatment and soil enhancement, underpinned by a circular economy perspective. It addresses critical research gaps by evaluating regeneration techniques, post-use functionality, and practical field applications, thereby positioning spent biochar as a viable, low-cost, and eco-friendly alternative in environmental management systems.