Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Daya Tahan Komunikasi Tradisional Komunitas Adat Bayan di Era Media Digital Hartin Nur Khusnia; Dian Lestari Miharja; Diyah Indiyati; Muhlis Muhlis; Siti Chotijah
JCommsci - Journal Of Media and Communication Science Vol. 5 No. 2 (2022): JCommsci Vol 5 No 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcommsci.v5i2.169

Abstract

In the current era of digital information and communication media, the Bayan indigenous people still firmly maintain the existence of traditional communication. The Bayan indigenous people are part of the Sasak people who live on the island of Lombok, West Nusa Tenggara. Traditional communication has an essential role in the social life of the community. Besides being able to bind relations between communities to be harmonious, it is also the identity of a society. In this regard, knowing how the Bayan indigenous community can maintain traditional communication in the digital media era is crucial. Data were collected by interview, observation, and documentation methods, with the resource persons being the village heads of Sukadana, Baturakit, and Bayan, as well as traditional leaders from the villages of Baturakit and Karang Bajo. The results show that the Bayan indigenous people continue to use digital media or the internet to add insight. However, the Bayan indigenous people also consistently maintain traditional communication. The still-functioning traditional institutions indicate this; still ongoing traditional rituals, including traditional rituals related to Islamic holidays, gawe urip rituals, namely rituals related to life, gawe pati rituals, namely traditional ceremonies related to death; and the functioning of customary awik-awik or customary law. The existence of the traditional communication of the Bayan indigenous people is the responsibility of the customs authorities, the Bayan indigenous people in general, and government policymakers. The factors that affect the durability of this traditional communication are: people's belief in the values ​​of their ancestors that are still firmly held, strong characterizations of traditional stakeholders as opinion leaders, and customary sanctions are also reasons for indigenous peoples to maintain traditional values ​​which are manifested in traditional communication.
Perception of Local Journalists in West Nusa Tenggara about the Media Industry Muhammad Jamiluddin Nur; Diyah Indiyati; Shinta Desiyana Fajarica
Jurnal Spektrum Komunikasi Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Spektrum Komunikasi : June 2023
Publisher : LPPM Stikosa - AWS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37826/spektrum.v11i2.480

Abstract

This study aims to determine the perceptions of local journalists in West Nusa Tenggara (NTB) province, especially Lombok. This type of research is qualitative and the method used is phenomenology. The process of collecting research data was carried out through observation, and in-depth interviews. The researcher also conducted documentation and literature studies relevant to the research. The researcher analyzed the stages of organizing data, noting important points, describing meanings for informants, grouping statements into several units, developing descriptive text, detailing the experiences of informants more deeply through descriptions, and drawing conclusions. This research found that journalists who work in online media think that the print media industry still has a special niche of customers from the educated to government employees, but if they are not creative then print media will decrease. On the other hand, print media journalists feel that the print media industry will survive as long as regulations regarding local government advertising spending do not change. This regulation benefits print media because the value of their advertising partnership is much higher than online media. This research also found that print media journalists understand the condition of their company's dependence on local government and this relationship pattern is not sustainable. Meanwhile, online media journalists understand that their work culture in this industry demands more work while there is very little support for social and health insurance, especially for those who are contributing journalists.
Program Zero Waste Zul-Rohmi dalam Bingkai Media: (Analisis Framing Program Zero Waste pada Satu Tahun Zul-Rohmi dalam SUARANTB.COM dan KORANNTB.COM) Dedi Kurniawan; Diyah Indiyati; Muhammad Jamiluddin Nur
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Komunikasi (JIMaKom) Vol. 1 No. 2 (2020): Media, Citizen dan Wacana Publik
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi komunikasi semakin berkembang dari hari ke hari.salah satunya adalah lahirnya new media seperti situs berita online. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat akan informasi sebagai bagian dari gaya hidup. Setiap media memiliki gaya masing-masing dalam penulisan beritanya, mengingat bahwa media bukanlah saluran yang bebas tetapi telah mengkonstruksi berita sedemikian rupa. Sebuah peristiwa yang sama dapat diperlakukan secara berbeda oleh media. Ada peristiwa yang diberitakan, ada yang tidak diberitakan, ada aspek yang ditonjolkan ada aspek yang dihilangkan. Semua ini mengarah kesebuah konsep yang disebut framing. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana framing yang dilakukan oleh situs berita online SuaraNTB.com dan Koranntb.com dalam memberitakan program zero waste pada satu tahun Zul-Rohmi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakaukan dengan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis framing model Pan dan Kosicki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa framing berita SuaraNTB.com dan Koranntb.com memperlihatkan perbedaan pemberitaan tentang program zero waste pada periode satu tahun Zul-Rohmi yang dimuat oleh kedua media online tersebut. Pada SuaraNTB.com program zero waste mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan dianggap berhasil dan dapat diterima oleh masyarakat, sedangkan pada Koranntb.com program zero waste digambarkkan masih banyak persoalan dan mendapatkan banyak kritikan dari DPRD dan masyarakat pada periode satu tahun kepemimpinan Zul-Rohmi.
PEMANFAATAN LITERASI DIGITAL PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MADU TRIGONA DESA SALUT KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA PESERTA PROGRAM PHP2D Akhmad Kholil Bisri; Diyah Indiyati; Shinta Desiyana Fajarica
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Komunikasi (JIMaKom) Vol. 4 No. 2 (2023): Public Relations, Digital, dan Budaya
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penting bagi masyarakat untuk memiliki literasi digital dan memanfaatkannya dengan bijak, agar dapat meningkatkan kapasitas diri. Tidak terkecuali, kelompok pembudidaya lebah madu trigona Desa salut Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Anggota Kelompok Pembudidaya Madu Trigona yang ada di desa banyak yang berprofesi sebagai petani, sehingga mereka tidak terlalu memperhatikan perkembangan teknologi digital, maka hadir program pelatihan digital dari tim PHP2D Himikom Unram (Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mataram). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan literasi digital pada Kelompok Pembudidaya Madu Trigona Desa Salut Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Metode penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Selanjutnya, uji keabsahan data dengan menggunakan metode triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok Pembudidaya Madu Trigona Desa Salut Kecamatan kayangan kabupaten Lombok Utara menguasai empat kompetensi dasar literasi digital yaitu Internet Searching (pencarian di internet), Hypertextual Navigation (panduan arah hiperteks), Content Evaluation (evaluasi konten), dan Knowledge Assembly (penyusunan pengetahuan) sesuai dengan kebutuhan masing-masing, baik untuk edukasi, hiburan, dan mencari informasi lainnya.