Pendahuluan: Kelainan refraksi yang menyebabkan banyaknya gangguan penglihatan dan kasus kebutaan di seluruh dunia, memberikan beban ekonomi dan akademis yang signifikan, terutama pada anak-anak. Miopia yang sering terjadi bersamaan dengan astigmatisme, menimbulkan tantangan terhadap koreksi penglihatan dan dapat menyebabkan gejala seperti astenopia. Sementara koreksi penglihatan penuh mengurangi astenopia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesesuaian koreksi penglihatan pada siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Soppeng. Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Soppeng dari Maret sampai Juli 2024, melibatkan 243 siswa yang dipilih melalui total sampling. Penglihatan diukur menggunakan bagan Snellen, dan kebutuhan penggunaan kacamata (met-need, undermet-need, dan unmet-need) dievaluasi. Data dianalisis berdasarkan dampak kelainan refraksi terhadap kebutuhan koreksi, dengan fokus pada e-REC, REC dan REC-Gap. Hasil: Penelitian ini melibatkan 243 siswa, yang 25,1% di antaranya memiliki kelainan refraksi signifikan. Hanya 12,8% yang memakai kacamata, sementara 50,8% memenuhi kebutuhan lensa korektif (REC). Angka unmet-need sebesar 49,2%, dan e-REC sebesar 42,6%, yang menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk tidak memakai kacamata atau menggunakan lensa koreksi yang tidak tepat. Kesimpulan: Penelitian ini menemukan bahwa meskipun tingkat met-need, undermet-need, dan unmet-need relatif rendah, nilai REC dan REC-gap tetap tinggi. Pemenuhan penggunaan kacamata yang efektif di kalangan siswa MAN 1 Soppeng perlu ditingkatkan. Introduction: Refractive errors, causing many visual impairments and cases of blindness globally, impose a significant economic and academic burden, especially in children. Myopia, which often co-occurs with astigmatism, poses a challenge to vision correction and can cause symptoms such as asthenopia. While full vision correction reduces asthenopia. This study aimed to explore the appropriateness of vision correction in Madrasah Aliyah Negeri 1 Soppeng students. Method: This cross-sectional study was conducted at Madrasah Aliyah Negeri 1 Soppeng from March to July 2024, involving 243 students selected through total sampling. Vision was measured using the Snellen chart, and the need for spectacle use (met-need, undermet-need, and unmet-need) was evaluated. Data were analyzed based on the impact of refractive error on need for correction, focusing on e-REC, REC and REC-Gap. Result: The study included 243 students, of whom 25.1% had significant refractive errors. Only 12.8% wore glasses, while 50.8% met the need for corrective lenses (REC). The unmet-need rate was 49.2%, and e-REC was 42.6%, indicating that a large proportion of the population was either not wearing glasses or using inappropriate correction. Conclusion: This study found that despite relatively low levels of met-need, undermet-need and unmet-need, REC and REC-gap values remained high. Effective eyewear fulfillment among MAN 1 Soppeng students needs to be improved.