Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Interprofessional Collaboration Penanganan Awal Kasus Preeklamsia Dan Eklamsia Di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan Karsa, Nevi Sulvita; Andi Mappaware, Nasrudin; Mokhtar, Shulhana; Alamanda Irwan, Andi; Mursyid, Muhammad; Makmun, Armanto; Adriansyah, Aan; Irsan, Muhammad; Parningan, Zherant
Window of Community Dedication Journal Vol. 02 No. 02 (Desember, 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.v2i02.348

Abstract

Preeclampsia and eclamsia are a unity of the disease. The term unity of the disease means that both events are essentially the same because of eclamsia which is an increase of the heavier and more dangerous pre-eclampsia with the addition of certain symptoms. Interprofessional collaboration (IPC) is a strategy in improving the quality of service. The IPC strategy aims to improve patient safety, improve human resources quality, and transform health care systems more effectively. Thus IPC is important in hospital services. Health workers, namely doctors, midwives, nurses and pharmacists to be able to solve the problem of obstetric emergency can be done training and applying interprofessional collaboration (IPC) in providing education, screening and initial management by doctors, midwives, nurses and pharmacists in lowering unwanted events or death in cases of preeclampsia and eclamsia. Training is given to health workers, especially doctors, midwives, nurses and pharmacists in conducting IPC practice divided into 4 dimensions, namely Assessment of Interprofessional Team Collaboration Scale (AITCS) including partnerships, Cooperation, Coordination, Shared Decision Making. Keywords: Interprofessional collaboration, preeclampsia, eclamsia
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Anak Pada Usia 9 – 12 Tahun Nur, A. Ainun Wulandari; Mokhtar, Shulhana; Nurmadilla, Nesyana; Bamahry, Aryanti B; Jafar, Muh Alfian
Wal'afiat Hospital Journal Vol 4 No 1 (2023): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v4i1.99

Abstract

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Status gizi yang baik akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya dapat meningkatkan kemampuan intelektual yang akan berdampak pada prestasi belajar di sekolah. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar anak pada usia 9-12 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 72 orang. Berdasarkan indeks BB/TB anak yang memiliki status gizi baik sebanyak 45,8%, obesitas 12,5%, overweight 2,8%, gizi kurang 37,5% dan gizi buruk 1,4%. Untuk hasil prestasi belajar anak yang memiliki prestasi belajar tinggi sebanyak 83,3% dan prestasi belajar sedang sebanyak 16,7%. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan status gizi berdasarkan indeks BB/TB dengan prestasi belajar anak usia 9-12 tahun diperoleh nilai p = 0,006 yaitu terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar anak usia 9-12 tahun.
Faktor Risiko Penderita Kanker Ovarium di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar St.Fatimah, St.Fatimah; Latief, Shofiyah; Syahruddin, Febie Irsandy; Nulanda, Mona; Mokhtar, Shulhana
Wal'afiat Hospital Journal Vol 4 No 1 (2023): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v4i1.101

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan data International Agency of Research on Cancer (GLOBOCAN) tahun 2020, tumor ganas atau kanker ovarium memiliki jumlah kasus baru sejumlah 313.959 orang kasus di dunia dengan angka mortalitas sejumlah 207.252 orang. Di Indonesia kasus keganasan ovarium menempati urutan ke 10 sebagai kanker paling umum terjadi dengan kasus baru sebesar 14.979 orang dengan angka mortalitas sebesar 9.581 orang. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kejadian kanker ovarium di antaranya yakni: usia, usia menarche, paritas, riwayat keluarga, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan riwayat kontrasepsi. Tujuan: Untuk mengetahui faktor risiko penderita kanker ovarium di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif study dengan menggunakan desain cross sectional berdasarkan data sekunder dari rekam medik di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Hasil Penelitian: Didapatkan distribusi usia terbanyak adalah kelompok usia lebih dari 40 tahun sebanyak 44 pasien (62%), distribusi usia menarche terbanyak adalah lebih dari 12 tahun sebanyak 45 pasien (63,4%), distribusi jumlah paritas terbanyak adalah dengan kriteria ≤2 sebanyak 51 orang (71,8%), distribusi riwayat keluarga terbanyak adalah tidak memiliki riwayat keluarga sebanyak 67 pasien (94,4%), distribusi indeks massa tubuh (IMT) terbanyak adalah kategori normal sebanyak 32 pasien (45,1%), dan distribusi riwayat kontrasepsi terbanyak adalah tidak memiliki riwayat menggunakan kontrasepsi sebanyak 57 pasien (80,3%). Kesimpulan: Faktor risiko kanker ovarium terbanyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun, usia menarche lebih dari 12 tahun, jumlah paritas ≤2, tidak memiliki riwayat keluarga, indeks massa tubuh (IMT) dalam kategori normal, dan tidak memiliki riwayat kontrasepsi.
Interprofessional Collaboration Penanganan Awal Kasus Preeklamsia Dan Eklamsia Di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan Andi Mappaware, Nasrudin; Mokhtar, Shulhana; Alamanda Irwan, Andi; Sulvita Karsa, Nevi; Mursyid, Muhammad; Makmun, Armanto; Adriansyah, Aan; Irsan, Muhammad; Parningan, Zherant
Window of Community Dedication Journal Vol. 2 No. 2 (Desember, 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.v2i2.1766

Abstract

Preeklamsia dan eklamsia merupakan kesatuan penyakit. Istilah kesatuan penyakitdiartikan bahwa kedua peristiwa dasarnya sama karena eklamsia yang merupakanpeningkatan dari pre-eklamsia yang lebih berat dan berbahaya dengan tambahan gejalagejalatertentu. Interprofessional collaboration (IPC) merupakan strategi dalammeningkatkan kualitas pelayanan. Strategi IPC bertujuan untuk patient safety, memperbaikikualitas SDM, dan mengubah sistem perawatan kesehatan yang lebih efektif. Dengandemikian IPC merupakan hal yang penting dalam pelayanan rumah sakit. Tenaga kesehatanyaitu dokter, bidan, perawat dan apoteker untuk dapat menyelesaikan permasalahankegawatdaruratan obstetri maka dapat dilakukan pelatihan dan menerapkan interprofessionalcollaboration (IPC) dalam memberikan edukasi, skrining dan penatalaksanaan awal olehdokter, bidan, perawat dan apoteker dalam menurunkan kejadian yang tidak diinginkanataupun kematian pada kasus preeklamsia dan eklamsia. Pelatihan diberikan kepada petugaskesehatan khususnya dokter, bidan, perawat dan apoteker dalam melakukan praktek IPCdibagi 4 dimensi yaitu Assessment of Interprofessional Team Collaboration Scale (AITCS)meliputi partnerships, Cooperation, Coordination, Shared Decision Making.
EFEK MENUTUP AURAT SEBAGAI PREVENTIF TERHADAP KEJADIAN EKSEM PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA ANGKATAN 2022 Rusnaedi, Adinda Nurqalbi; Abdi, Dian Amelia; Safei, Imran; Royani, Ida; Mokhtar, Shulhana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33127

Abstract

Islam sangat memperhatikan mengenai apa yang harus dikenakan wanita Muslim saat keluar rumah untuk memuliakannya, dan juga sebagai tindakan preventif untuk melindungi dari keburukan. Penggunaan pakaian sebagai pengobatan nonfarmakologis dapat memperbaiki penampilan kulit, meningkatkan kenyamanan, dan secara signifikan meningkatkan kualitas hidup pasien selama penanganan gejala eksem. Eksem merupakan peradangan kulit yang ditandai dengan rasa gatal dan menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang. Eksem memerlukan pengobatan tambahan intensif yang bertujuan tidak hanya untuk menyembuhkan gejalanya, tetapi juga mencegah kekambuhan dan menstabilkan kondisi kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek menutup aurat sebagai preventif terhadap kejadian eksem pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2022. Penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional untuk mengetahui hubungan antara menutup aurat dan insiden terjadinya eksem pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2022. Sampel penelitian ini sebanyak 179 responden. Didapatkan jumlah responden yang menderita eksem sebanyak 36 orang (20,1%) dan yang tidak menderita eksem sebanyak 143 orang (79,9%) serta didapatkan nilai nilai p, yaitu <0,001 melalui uji Kruskal-Wallis. Nilai tersebut bermakna p<0,05 maka H1 diterima. Menutup aurat memiliki pengaruh untuk mencegah kejadian eksem pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2022.
FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI KEJADIAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) PADA LAKI-LAKI DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR TAHUN 2020-2021 Mokhtar, Shulhana; Wahid, Syarifuddin; Kanang, Indah Lestari Daeng; Iskandar, Darariani; Yuniarizka, Sekila
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i3.22245

Abstract

Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan dapat berakibat fatal. Pada tahun 2017, terdapat 35 juta penderita HIV dengan 940.000 jiwa meninggal dunia. Kasus HIV telah mencapai 50.282 pada tahun 2019. Faktor risiko meliputi perilaku seksual berisiko, penggunaan jarum suntik terkontaminasi, dan tingkat pendidikan rendah. Oleh karena banyaknya faktor risiko HIV, peneliti tertarik untuk meneliti faktor risiko yang memengaruhi kejadian HIV pada laki-laki di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2020-2021. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor risiko kejadian pada laki-laki di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2020-2021. Metode penelitian yaitu deskriptif dilakukan pendekatan retrospektif. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan November Tahun 2023 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sampel merupakan pasien laki-laki yang terdiagnosa HIV di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2020-2021. Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor risiko HIV dan angka kejadian HIV pada laki-laki. Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder yaitu rekam medik. Analisis data menggunakan uji univariat. Hasil penelitian diperoleh 39 pasien laki-laki yang menderita HIV dengan faktor risiko utama yaitu penggunaan jarum tidak steril (33,3%), homoseksual (51,3%), heteroseksual (berganti-ganti pasangan) (41%), tingkat pendidikan rendah (66,7%), serta kombinasi faktor risiko yang paling memengaruhi kejadian HIV yaitu kombinasi homoseksual dan tingkat pendidikan rendah (28,20%). Faktor risiko utama yang memengaruhi kejadian HIV pada laki-laki adalah homoseksual dan tingkat pendidikan yang rendah.  
THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING ENVIRONMENT AND MOTIVATION TO LEARN OF MEDICAL FACULTY STUDENTS, MUSLIM UNIVERSITY OF INDONESIA Yasya, Ghina Saniyyah Putri; Mokhtar, Shulhana; Harahap, Muhammad Wirawan; Amir, Suliati; Aisyah, Windy N.
HEARTY Vol 12 No 4 (2024): DESEMBER
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v12i4.17802

Abstract

This study aims to understand the relationship between student perceptions of the learning environment and learning motivation in students of the Faculty of Medicine at Muslim University of Indonesia. This research design uses a qualitative approach; the type of research uses an observational analytic method with a cross sectional study form. Research data comes from primary data, in analyzing data using the correlation test. The results stated that there was a positive and significant relationship between learning environment variables and learning motivation. Pearson correlation value of 0.570 with a significance of 0.000 (p < 0.05) indicates that a better learning environment correlates with a higher level of learning motivation among students. A good learning environment will play an important role in increasing students' learning motivation. Learning motivation and learning environment are closely interconnected. A positive environment, such as lecturer support and a conducive academic atmosphere, increases students' motivation to achieve academic performance.
LEVEL ACADEMIC BURNOUT IN FINAL LEVEL STUDENTS OF THE FACULTY OF MEDICINE MUSLIM UNIVERSITY OF INDONESIA Ghassani Rivai, Andi Fauzan; Mokhtar, Shulhana; Harahap, Muhammad Wirawan; Amir, Suliati P; Aisyah, Windy N.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Univers
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v12i1.544

Abstract

Education is a primary need for a nation. As students, individuals are expected to be creative and independent. Many students experience pressure due to academic demands. This can cause fatigue or burnout syndrome, which is a condition where a person experiences emotional exhaustion, a tendency to depersonalize, and feelings of helplessness. This phenomenon is known as academic burnout. When students are under constant pressure, this can lead to burnout which is characterized by exhaustion, frustration, cynicism towards others, and a sense of uselessness. This study aims to determine the level of academic burnout in final year students at the Faculty of Medicine, Indonesian Muslim University. The design of this research is descriptive observational, where data collection is carried out over a certain period of time during the research. Research data was obtained from primary data using the School Burnout Inventory (SBI) questionnaire where the total sample for this study was 225 respondents. The results showed that 162 (72%) respondents experienced low levels of academic burnout, 35 (16%) experienced moderate levels of academic burnout, 27 (11%) did not experience academic burnout, and 1 (1%) respondent experienced high levels of academic burnout. Based on the research results, the personal inadequacy dimension has the highest average level compared to other dimensions.
THE RELATIONSHIP BETWEEN PREFERRED ANATOMY LEARNING MEDIA (ANATOMAGE AND CADAVER) AND STUDENTS' PRACTICAL SCORES Mokhtar, Shulhana; Alyaa Zatira, Difa; Sodiqah, Yani; Beru Gani, Azis; Surdam, Zulfiyah
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 16 No. 1, Januari 2025
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v16i1.1595

Abstract

Anatomical knowledge is essential for science and clinical skills. Learning outcomes can be influenced by the choice of learning media, such as the computer-based Anatomage and Cadaver-based methods. This study examines the relationship between students' preferred anatomy learning media and their practical exam scores. A correlative analytic method with a retrospective cohort approach was used, involving 372 medical students from the Faculty of Medicine, Muslim University of Indonesia, selected through purposive sampling. Inclusion criteria included students who had completed anatomy courses and participated in practical exams. Bivariate analysis using the Chi-Square test showed a significant relationship between preferred media and exam scores (p-value < 0.05). Students with a strong preference for Anatomage achieved a higher pass rate (95%) and demonstrated better comprehension of anatomical structures compared to those favoring cadaver-based learning. These findings emphasize the effectiveness of Anatomage as a learning tool in enhancing anatomy education. In conclusion, the choice of learning media significantly impacts practical exam performance, with Anatomage proving to be a highly effective medium.
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tin (Ficus Carica L.) terhadap Peningkatan Kadar Glukosa Darah pada Mencit (Mus Musculus) yang diinduksi Aloksan Nurhikma, Nurhikma; Rahman, Mochammad Erwin; Karim, Abdul Mubdi Ardiansar Arifuddin; Syamsu, Rachmat Faisal; Mokhtar, Shulhana
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 25, No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v25i1.5625

Abstract

This study aims to test the effectiveness of fig leaf extract (Ficus Carica L.) on increasing blood glucose levels in mice (Mus Musculus). The type of research is experimental research (true-experimental). The method used in this research is an observational method where direct observations are carried out on laboratory animals to obtain information on the effectiveness of fig leaf extract (Ficus Carica L.) on alloxan-induced increases in blood sugar in mice (Mus Musculus). The results of this study found that fig leaf extract (Ficus carica L.) was effective in reducing blood glucose levels in mice induced by alloxan, showing potential as an alternative therapy for managing diabetes mellitus.