Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Studi Kasus Pada Primigravida Trimester 3 Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Di Wilayah Kerja Puskesmas Arosbaya Kabupaten Bangkalan Rosada, Dian Maulya; Rodiyatun, Rodiyatun; Nurlaili, Anis
SAKTI BIDADARI (Satuan Bakti Bidan Untuk Negeri) Vol 7 No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/bidadari.2024.7.2.76-85

Abstract

Gangguan asupan nutrisi pada ibu hamil yang paling sering terjadi adalah KekuranganEnergi Kronik (KEK). Diagnosa KEK pada ibu hamil ditegakkan jika Lingkar Lengan Atas(LILA) < 23,5 cm. Prevelensi KEK pada ibu hamil di Arosbaya sejak bulan Januari-Desember2023 yaitu 17 ibu hamil dari 474 total ibu hamil atau sebesar 3,58%. Studi kasus ini bertujuanuntuk mengetahui gambaran kejadian KEK meliputi faktor resiko, masalah, penyulit danpenatalaksanaan pada primigravida trimester 3 dengan KEK di wilayah kerja PusksesmasArosbaya. Metode dalam studi kasus ini menggunakan rancangan multiple case designmenggunakan dua responden dengan kriteria yang sama yaitu primigravida trimester 3 denganLILA <23,5 cm. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dandokumentasi buku KIA. Hasil studi kasus ini bahwa usia, pendidikan, pendapatan ekonomi,asupan nutrisi dan penyakit infeksi bukan merupakan faktor utama penyebab KEK. Tidaksemua responden KEK mengalami masalah seperti pusing, mudah lelah, mata berkunang, nafsumakan berkurang dan penurunan berat badan. Tidak semua responden juga mengalamai anemia,berat badan tidak bertambah secara normal dan terpapar penyakit infeksi. Dan tidak semuaresponden mendapatkan PMT. Serta kedua responden sama-sama rutin melakukan pemeriksaanANC dan mengkonsumsi tablet Fe. Sehingga diperlukan pendidikan kesehatan tentang faktorresiko KEK agar masyarakat umum khususnya ibu hamil KEK mendapatkan pengetahuanterkait KEK. Selain itu, asuhan secara komprehensif dilakukan untuk mengurangi masalah yangdirasakan termasuk mengkonsumsi tablet fe dan perbaikan pola nutrisi perlu dilakukan untukmengurangi penyulit akibat KEK. Serta perlu adanya pemerataan PMT disetiap desa.
PENERAPAN SENAM OTARIA SEBAGAI ESSENTIAL MIDWIFERY CARE PADA IBU POST PARTUM DI DESA AWANG BANGKAL BARAT KABUPATEN BANJAR Januarsih; Kirana, Rita; suhrawardi; Nurlaili, Anis
JURNAL RAKAT SEHAT (JRS) : Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Rakat Sehat
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jrs.v4i2.123

Abstract

Perineal tears are among the most common complications experienced by postpartum mothers. A preliminary survey in Awang Bangkal Barat Village revealed that approximately 45% of postpartum mothers suffered perineal tears. Management has primarily focused on pharmacological therapy and general education, with limited structured non-pharmacological interventions. This PKM aimed to introduce and implement Otaria exercise as essential midwifery care to accelerate perineal wound healing, improve maternal knowledge and skills, and enhance family involvement. Conducted over four months (April–July 2025), the program involved preparation, socialization, facilitator training (midwives/cadres), group exercise, home visits, and monitoring. Participants were 10 postpartum mothers selected based on inclusion criteria. Evaluation was carried out using pre-test, post-test, and skill observations. Maternal knowledge increased from 42% to 78%, while skills improved from 50% to 70%. Average attendance reached 80%, with most mothers practicing routinely at home. Perineal pain complaints decreased from 75% to 30%. Outputs included a leaflet, video tutorial, scientific publication, and documentation. Otaria exercise is effective as a non-pharmacological intervention to accelerate perineal wound healing, enhance knowledge, skills, and adherence, and strengthen family support. This program is recommended for integration into community-based midwifery services.
Phoenix Dactylifera Accelerates Duration The Active Phase of The First Stage of Labor: A Quasi Experiment Kundarti, Finta Isti; Titisari, Ira; Rahayu, Dwi Estuning; Susatia, Budi; Nurlaili, Anis
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 23 No 3 (2025): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/infokes.Vol23.Iss3.1670

Abstract

Cases of prolonged labor in women in the world are still quite high. Inadequate uterine contractions are the main cause of complications in women's deaths worldwide. The aim of this study was to determine the effect of Phoenix Dactylifera on the length of labor in the active phase of the first stage. This research was carried out through a Quasi-Experimental design Quasi-Experimental. The 60 participants were divided into 2 groups, the intervention group (30 participants) and control (30 participants) at the Kediri Regency Health Center. Sampling uses simple random sampling. The intervention group was given 70 grams of phoenix dactylifera fruit daily from 37 weeks of gestation until labor, while the control group was given standard care. The results of the Paired t-test, the average length of labor in the first stage of the active phase in the intervension group (m=90.57, SD=56.507) p-value 0.000, and the control group (m= 271.33, SD=151.361) p-value 0.100. The difference in the average of the two groups is tested using an independent t-test. The difference in mean length of labor in the first stage of the active phase posttest in the intervention vs. the control group (m=90.57, SD=56.507vs m=271.33, SD=151.361) p-value 0.000. The difference in length of labor in the first stage of the active phase in the two groups was 180.76 minutes/ (3 hours 36 minutes). The Phoenix Dactylifera can shorten duration of the active phase of labor in the first stage of labor. It is recommended for health workers to give phoenix Dactylifera at the right dose to pregnant women in the third trimester to increase stamina during pregnancy and good uterine contractions.             
Strategi Bimbingan dan Konseling dalam Mendukung Kesehatan Mental Remaja di Era Digital Melalui Biblioterapi Salsabila, Nur Nafisa; Nurlaili, Anis; Wahyuningtyas, Titik Angereni Wahyuningtyas
EDUCOUNS GUIDANCE: Journal of Educational and Counseling Guidance Vol. 1 No. 1 (2024): JUNI
Publisher : Universitas Moch. Sroedji Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70079/egjecg.v1i1.24

Abstract

Penelitain ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana strategi bimbingan dan konseling dalam mendukung kesehatan mental remaja di era digital saat ini melalui biblioterapi. Biblioterapi merupakan salah satu dari banyaknya bentuk terapi ekspresif yang mana didalam pelaksanaannya terdapat hubungan individu dengan intisari atau isi buku ataupun tulisan lainnya sebagai sebuah terapi. Untuk menangani masalah yang dihadapi seseorang, biblioterapi menggunakan aktivitas membaca literatur yang dipilih, direncanakan, dan terarah sebagai tindakannya. Biblioterapi dianggap dapat mempengaruhi sikap, perasaan, dan perilaku individu sesuai dengan yang diharapkan dan merangsang pemikiran pembaca. Biblioterapi sederhana, murah, dan dapat dilakukan kapan saja. Ini membutuhkan partisipasi pembaca sepenuhnya dan kemandirian untuk memahaminya. Karena Biblioterapi adalah metode tindakan yang bermakna, perlu disosialisasikan. Dengan adanya Biblioterapi menjadi sarana strategis menangani dampak negatif dari pengaruh teknologi digital seperti kecanduan, depresi, maupun kecemasanan yang berlebihan. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan atau (library research) dengan kualitatif deskriptif. Hasil ini memuat tentang strategi bimbingan dan konseling seperti sesi konseling daring dan biblioterapi online untuk menangani klien guna mendukung kesehatan mental mereka. Adanya pengaruh teknologi digital terhadap kesehatan remaja tentunya membutuhkan usaha untuk menanggulanginya seperti terapi yaitu biblioterapi, meski terapi ini tentu memiliki keuntungan dan kelemahan dalam konteks digital.