Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR di Puskesmas Sungai Cuka Tahun 2023 Yuni Hartati; Suhrawardi; Hapisah; Vonny Khresna Dewi
Jurnal Riset Multidisiplin Edukasi Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Resit Multidisiplin Edukasi (Edisi Januari 2025)
Publisher : PT. Hasba Edukasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71282/jurmie.v2i1.64

Abstract

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Sungai Cuka Tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR, mengingat dampak serius yang ditimbulkan terhadap kesehatan bayi, termasuk risiko stunting. Metode yang digunakan adalah analisis observasional dengan pendekatan case control, melibatkan 19 kasus BBLR dan 38 kontrol. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 kasus BBLR, terdapat 11 ibu dengan anemia, 8 ibu dengan usia berisiko tinggi, dan 4 ibu yang tidak melakukan kunjungan antenatal care (ANC) sesuai standar. Analisis menunjukkan hubungan signifikan antara anemia (p=0,000), usia ibu (p=0,014), paritas (p=0,020), dan kunjungan ANC (p=0,020) terhadap kejadian BBLR. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kejadian BBLR di Puskesmas Sungai Cuka Tahun 2023 berhubungan dengan faktor anemia, usia ibu, paritas, dan kunjungan ANC.
Hubungan Pre Eklamsi Berat dengan Kejadian Sindrom HELLP di RSUD dr H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Gt. Khairun Nisa; Zakiah; Nur Rohmah Prihatanti; Suhrawardi
Jurnal Karya Generasi Sehat Vol. 3 No. 1 (2025): Edisi Juni 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jkgs.v3i1.193

Abstract

Pada preeklampsia berat, risiko mortalitas dan morbiditas ibu semakin meningkat bila timbul gejala yang dapat memperberat kondisi kehamilan pada ibu yaitu terjadinya sindrom HELLP. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan preeklampsia berat dengan kejadian sindrom HELLP di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan metode case control. Sampel penelitian ini adalah semua ibu bersalin Sindrom HELLP sebanyak 11 (case) dan semua ibu bersalin tidak Sindrom HELLP 55 (control) dengan teknik sampling kelompok kasus dengan menggunakan total sampling dan pengambilan control dengan menggunakan random sampling. Dari 66 sampel yang diteliti, didapatkan hasil sebanyak 11 kasus mengalami sindrom HELLP (16,7 %) dan sebanyak 32 ibu bersalin Pre Eklampsia Berat (48,5%). Uji Chi Square mengenai adanya hubungan preeklampsia berat dengan kejadian sindrom HELLP yaitu p-value=0,000 (p<0,05). Kata Kunci: Kehamilan; Preeklamsia Berat; Sindrom HELPP;
Hubungan Kehamilan Preeklamsia Dengan Persalinan Prematur Di UPTD Puskesmas Anjir Muara Tahun 2024 Noorjannah; Suhrawardi; Yuniarti; Zakiah
Jurnal Kesehatan Republik Indonesia Vol 2 No 9 (2025): JKRI - Agustus 2025
Publisher : PT. INOVASI TEKNOLOGI KOMPUTER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persalinan prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Preeklampsia merupakan salah satu faktor risiko obstetri utama dalam kejadian persalinan prematur. Berdasarkan laporan Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2024 di Puskesmas Anjir Muara terdapat 297 ibu bersalin, dengan jumlah persalinan premature 10 orang (0.03 %) dan yang mengalami preelamsia 21 orang (0.07%). Untuk menganalisis hubungan kehamilan preeklampsia dengan persalinan premature di UPTD Puskesmas Anjir Muara Tahun 2024. Penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling sebanyak 297 responden. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan nilai signifikansi 0,05. Ibu yang mengalami persalinan premature sebanyak 10 ibu (3,4%) dan ibu yang memiliki riwayat kehamilan preeklampsia sebanyak 21 ibu (7,1%). Hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan antara kehamilan preeklampsia dengan persalinan premature dengan nilai p value 0,000 (p<0,05). Ada hubungan kehamilan preekalmpsia dengan persalinan premature di UPTD Puskemas Anjir Muara Tahun 2024. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, ibu hamil dapat rutin melakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC) minimal sesuai jadwal yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan, untuk mendeteksi dini risiko preeklamsia dan komplikasi lainnya
PENERAPAN SENAM OTARIA SEBAGAI ESSENTIAL MIDWIFERY CARE PADA IBU POST PARTUM DI DESA AWANG BANGKAL BARAT KABUPATEN BANJAR Januarsih; Kirana, Rita; suhrawardi; Nurlaili, Anis
JURNAL RAKAT SEHAT (JRS) : Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Rakat Sehat
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jrs.v4i2.123

Abstract

Perineal tears are among the most common complications experienced by postpartum mothers. A preliminary survey in Awang Bangkal Barat Village revealed that approximately 45% of postpartum mothers suffered perineal tears. Management has primarily focused on pharmacological therapy and general education, with limited structured non-pharmacological interventions. This PKM aimed to introduce and implement Otaria exercise as essential midwifery care to accelerate perineal wound healing, improve maternal knowledge and skills, and enhance family involvement. Conducted over four months (April–July 2025), the program involved preparation, socialization, facilitator training (midwives/cadres), group exercise, home visits, and monitoring. Participants were 10 postpartum mothers selected based on inclusion criteria. Evaluation was carried out using pre-test, post-test, and skill observations. Maternal knowledge increased from 42% to 78%, while skills improved from 50% to 70%. Average attendance reached 80%, with most mothers practicing routinely at home. Perineal pain complaints decreased from 75% to 30%. Outputs included a leaflet, video tutorial, scientific publication, and documentation. Otaria exercise is effective as a non-pharmacological intervention to accelerate perineal wound healing, enhance knowledge, skills, and adherence, and strengthen family support. This program is recommended for integration into community-based midwifery services.
Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bajayau Rahmi; Hapisah; Isnaniah; Suhrawardi
Sinergi : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 2 (2025): Sinergi: Jurnal Ilmiah Multidisiplin
Publisher : PT. AHLAL PUBLISHER NUSANTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Anemia in pregnant women is a serious health issue that increases the risk of complications such as hemorrhage, preterm birth, and low birth weight. Poor nutritional status is a significant risk factor for anemia in pregnant women. The purpose of this study was to analyze the relationship between nutritional status and the incidence of anemia in pregnant women in the working area of Bajayau Health Center. Methods: This case-control study with a involving a sample of 57 pregnant women registered at the Bajayau Health Center in 2024, including 19 anemic pregnant women (case group) and 38 non-anemic pregnant women (control group). Data were collected from health records and analyzed using Chi-Square test with SPSS. Results: A significant relationship was found between nutritional status and anemia incidence in pregnant women with p=0.000 and an Odds Ratio (OR) of 19.950, indicating that pregnant women with poor nutritional status were 19 times more likely to experience anemia. Conclusion: Nutritional status is closely associated with the incidence of anemia in pregnant women in the working area of Bajayau Health Center, highlighting the need for improved nutritional monitoring and education to prevent anemia. Abstrak Latar belakang: Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan serius yang dapat menambah risiko komplikasi selama kehamilan, seperti perdarahan, kelahiran prematur, dan bayi berat lahir rendah. Status gizi yang buruk dapat meningkatkan risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bajayau. Metode: Penelitian ini menggunakan desain case-control dengan pendekatan retrospektif, melibatkan sampel sebanyak 57 ibu hamil yang tercatat di Puskesmas Bajayau pada tahun 2024, yang terdiri dari 19 ibu hamil dengan anemia (kelompok kasus) dan 38 ibu hamil tanpa anemia (kelompok kontrol). Data dikumpulkan melalui catatan kesehatan dan dianalisis dengan uji Chi-Square menggunakan SPSS. Hasil: Terdapat hubungan signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p=0,000 dan Odds Ratio (OR) 19,950, yang menunjukkan ibu hamil dengan status gizi kurang berisiko 19 kali lebih besar mengalami anemia. Kesimpulan: Status gizi berhubungan erat dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bajayau, sehingga diperlukan upaya peningkatan pemantauan gizi dan edukasi bagi ibu hamil untuk mencegah anemia. Kata kunci: Status gizi, anemia, ibu hamil, Puskesmas Bajayau