Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Sintesa Biokoagulan dari Chitosan dan Biji Kelor (Moringa Oleifera) untuk Menurunkan Kandungan Senyawa Organik dalam Limbah Cair Tahu Safitri, Putri Destia; Satriananda, Satriananda; Adriana, Adriana
Jurnal Teknologi Vol 24, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/teknologi.v24i1.4990

Abstract

Tofu liquid waste contains high organic compounds that potential to pollute water bodies, so it must be treated before being discharged into the environment. This research investigated the processing of tofu liquid waste using natural coagulants Chitosan and Moringa seeds to remove organic compounds in tofu wastewater. The ratio of chitosan to moringa seeds was varied 0:100; 25:75; 50:50; 75:25 and 100:0%. Jar test method has been employed to conduct the experiment, in which the process of fast stirring was 120 rpm for 1-minute, slow stirring was 20 rpm for 20 minutes, and settling time were varied for 1, 2 and 3 hours. The variables measured include Chemical Oxygen Demand (COD), turbidity, pH and Total Disolved Solid (TDS). The best results were obtained at a coagulant ratio of 100:0 with a weight of 1 gram of chitosan and 0 gram of Moringa seeds at a deposition time of 3 hours. Under these conditions the removal of COD reached 71.87%, turbidity removal 81.65%, pH 5.7 and TDS removal 76.32%.
Inovasi Kompor Oli Bekas sebagai Pengganti Kayu Bakar untuk Produksi Garam Tradisional yang Efisien dan Ramah Lingkungan Satriananda, Satriananda; Atthariq, Atthariq; Azhar, Azhar
Jurnal Vokasi Vol 9, No 1 (2025): Maret
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v9i1.6075

Abstract

Produksi garam tradisional di Indonesia umumnya masih menggunakan kayu bakar sebagai sumber bahan bakar. Penggunaan kayu bakar tidak hanya meningkatkan biaya produksi, tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan melalui deforestasi dan emisi polutan. Penelitian ini mengusulkan inovasi berupa pemanfaatan kompor oli bekas sebagai alternatif bahan bakar untuk meningkatkan efisiensi produksi garam tradisional sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Kompor oli bekas dirancang khusus untuk memanfaatkan limbah oli yang tidak terpakai, sehingga menghasilkan sumber energi yang lebih terjangkau dan berkelanjutan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa penggunaan kompor oli bekas dapat meningkatkan efisiensi energi hingga 60% dibandingkan dengan penggunaan kayu bakar. Selain itu, inovasi ini juga mengurangi emisi karbon dan polusi udara yang dihasilkan selama proses produksi. Dengan demikian, pemanfaatan kompor oli bekas berpotensi menjadi solusi inovatif yang tidak hanya meningkatkan produktivitas industri garam tradisional, tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan limbah yang lebih baik
Pembuatan Deodoran Spray Alami Berbasis Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.) Nuriennabila, Nuriennabila; Sari, Ratna; Satriananda, Satriananda
Jurnal Teknologi Vol 25, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/teknologi.v25i1.6336

Abstract

Problems of cleanliness and body odor often reduce a person's self-confidence. The use of natural spray deodorants based on green betel leaves (Piper betle L.) was developed as a safer alternative to synthetic deodorants. This study aims to determine the effect of variations in the concentration of propylene glycol and betel leaf extract on the physical properties of spray deodorants, such as specific gravity, viscosity, pH, and skin irritation, and to evaluate the safety of the product in daily use. Betel leaves were extracted using the maceration method with 96% ethanol solvent, and the spray deodorant formulation was made with variations in the concentration of propylene glycol of 3%, 4%, 5%, 6%, and 15%, and betel leaf extract of 0.1%, 0.2%, 0.3%, 0.4%, and 0.5%. The results showed that the formulation with a 5% propylene glycol concentration gave the best results, in accordance with SNI standards for specific gravity (1.0185), viscosity (0.516 cP), and pH (4.5), which are within the standard pH range of 4.4-7 for cosmetic products. In addition, the concentration of betel leaf extract of 0.5% produced the highest organoleptic test value with a score between 3.7 and 4.7, indicating that this product is safe to use without causing significant skin irritation.
PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI BAWANG GORENG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI MESIN PERAJANG BERPUTAR UNTUK BAWANG MERAH SEGAR Elfiana, E; Ridwan, Ridwan; Prihatin, Nanang; Rahmahwati, Cut Aja; Intan, Syarifah Keumala; Zaini, Halim; Harunsyah, Harunsyah; Fauzan, Reza; Satriananda, Satriananda; Pardi, Pardi
Jurnal Vokasi Vol 7, No 2 (2023): Juli
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v7i2.4130

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilakukan pada mitra masyarakat ekonomi produktif pengahasil bawang goreng kemasan di desa Mon Geuddong Kota Lhokseumawe Kecamatan Banda Sakti Provinsi Aceh. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah pada bidang produksi dimana proses pengrajangan bawang menggunakan pisau iris membutuhkan waktu yang lama dan kapasitas produksi maksimum hanya 0,5 kg/jam atau 8 kg/hari. Sehingga kegiatan PKM ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan  produksi dengan ketidaksiapan mitra dalam memenuhi permintaan konsumen adalah dengan mengimplementasikan mesin perajang bawang segar otomatis berbahan stainless steel foodgrade dapat dioperasikan dengan cepat, praktis, ekonomis, dan  menghasilkan bawang rajang yang seragam.  Pelaksanaan PKM dilakukan di lokasi mitra dimulai dengan observasi tim pelaksana PKM ke lokasi mitra, pembekalan materi, perancangan mesin pengrajang bawang, demonstrasi, pengoperasian, dan perawatan.   Hasil implementasi mesin rajang terbukti dapat meningkatkan kapasitas produksi bawang rajang dari 0,5 kg/jam menjadi 12 kg/jam atau meningkatkan kapasitas bawang goreng dari 3,5 kg/hari menjadi 35 kg/hari