Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Analysis of Malondialdehyde (MDA) Levels Based on Body Mass Index, Waist Circumstances, and Body Fat Percentage in Students of Medicine Program Faculty of Medicine Mataram University Ida Ayu Eka Widiastuti; Fitriannisa Faradina Zubaidi; Basuki Rahmat; Gede Wira Buanayuda
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 4 (2022): October - December
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i4.4513

Abstract

Obesity can cause chronic oxidative stress. Oxidative stress occurs when the formation of free radicals is greatly increased or the protective antioxidant mechanisms are disrupted. Previous studies have concluded that there is a relationship between oxidative stress and excess body weight and obesity. One of the products of oxidative stress is malondialdehyde (MDA). This study aims to determine the correlation between malondialdehyde (MDA) levels and body mass index (BMI), waist circumference (LP), and body fat percentage. The subjects were 55 students of the Medical Education Study Program, Faculty of Medicine, University of Mataram, class of 2021. The BMI variable was calculated by dividing body weight (kg) by the square of height (m), waist circumference was measured using a tape measure (cm), and body fat percentage measured by body composition monitor (%). Serum MDA levels were measured using the ELISA method. Data were analyzed statistically with the Spearman correlation test. The results showed that the average MDA level in subjects with overweight and obesity was higher than normal, however there was no significant correlation between body mass index, waist circumference, and body fat percentage with MDA levels, with each significance value :p=0.230; p=0.276; and p=0.666. Body mass index, waist circumference, and body fat percentage cannot be ruled out as risk factors for oxidative stress.
LAYANAN EDUKASI DAN KONSULTASI ONLINE TENTANG GIZI BALITA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI NTB Lina Nurbaiti; Gede Wira Buanayuda; Seto Priyambodo
Jurnal Pepadu Vol 3 No 3 (2022): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.941 KB)

Abstract

Latar belakang kegiatan : Pandemi Covid-19 diperkirakan akan berpengaruh buruk pada laju pertumbuhan ekonomi, mata pencaharian, pendapatan, pembelajaran, pola konsumsi pangan, status gizi dan kesehatan masyarakat. Pola konsumsi pangan yang tidak tepat selama periode pandemi covid-19 berdampak terhadap munculnya berbagai malnutrisi, salah satunya adalah resiko peningkatan stunting pada balita. Kondisi ini terjadi akibat ketidakaseimbangan asupan gizi karena kekurangan gizi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit dan meningkatkan risiko terhadap kematian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting melalui edukasi yang terus menerus. Tujuan: Agar dampak permasalahan tersebut tidak semakin memburuk maka diperlukan berbagai upaya preventif, promotif dan kuratif oleh semua pihak. Salah satu upaya preventif dan kuratif adalah menggunakan media Layanan Edukasi dan Konsultasi Online Tentang Gizi Balita Pada Masa Pandemi Covid19 di NTB. Metode kegiatan : Peningkatan pengetahuan dan sikap ibu/pengasuh balita mengenai pesan gizi seimbang yang diberikan secara berseri melalui media sosial di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah melalui media sosial (whatsApp group) dengan cara memberikan pesan secara berseri sesuai dengan panduan PMBA. Pesan akan diberikan kepada 60 ibu/pengasuh balita yang berasal dari Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Barat, masing-masing dilakukan selama Bulan Juni-September tahun 2021. Evaluasi kegiatan menggunakan eksperimen semu dengan pendekatan pre-post test design dan analisis yang digunakan adalah mann whitney. Hasil: terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada ibu/pengasuh mengenai status gizi balita dan keterampilan PMBA. Kesimpulan: diharapkan ada metode baru berbasis teknologi yang lebih aplikatif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan ibu/pengasuh mengenai gizi balita.
Pelatihan Pembuatan Makanan Pendamping ASI Untuk Ibu Rumah Tangga dan Kader Posyandu, Suatu Strategi Pencapaian Ketahanan Pangan Jurnal Pepadu; Lina Nurbaiti; Gede Wira Buanayuda; I Gede Palgunadi
Jurnal Pepadu Vol 2 No 4 (2021): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v2i4.2261

Abstract

Lombok Barat sebagai salah satu kabupaten dengan prevalensi stunting yang tinggi memiliki angka kejadian 25,2% pada tahun 2018. Meskipun tren stunting di Lombok Barat menurun, namun salah satu daerah di Desa Mekar Sari, Narmada, didapatkan data balita stunting yang cukup tinggi yaitu mencapai 30,5%. Stunting merupakan isu nasional bahkan global mengenai kekurangan gizi kronis. Masih banyak kesalahpahaman tentang pola pangan bergizi pada keluarga. Informasi penting yang sering mereka lewatkan adalah pentingnya makanan sehat bergizi dengan keterjangkauan mereka. Hal ini disebabkan karena sempitnya pengertian akan gizi yang selalu diartikan dengan makanan yang serba mahal. Banyak bayi dan anak yang diberi bubur kosong karena ketidaktahuan orang tua mengenai pentingnya gizi bagi anak mereka. Pemberian motivasi dan pelatihan pembuatan makanan bergizi (khususnya makanan pendamping ASI). Kehadiran peserta pelatihan 100%. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu/pengasuh balita dan kader mengenai MPASI, rata-rata nilai pengetahuan pretest adalah 67,5 dan rata-rata nilai posttest adalah 94,5. Kemampuan peserta juga dapat dilihat dari agenda lomba MPASI yang menghadirkan resep sederhana sehat. Pelatihan pembuatan MPASI secara hands on efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu/pengasuh balita dan kader.
Effect of In-Vitro Alpha Lipoic Acid Addition on Spermatozoa Motility in Sperm Preparation Process Buanayuda, Gede Wira; Lunardhi, Hamdani; Mansur, Indra Gusti
Folia Medica Indonesiana Vol. 55 No. 4 (2019): December
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.86 KB) | DOI: 10.20473/fmi.v55i4.24382

Abstract

Infertility is a problem for husband and wife, in the last 20 years the number of infertile couples has tended to increase by around 6.5 million pairs. The infertile couple can use the intrauterine insemination method to obtain offspring if a conventional method approach cannot be performed. Insemination requires a sperm preparation stage in which there are centrifugation and resuspension procedures that tend to produce excess reactive oxygen species (ROS). Excessive ROS will damage the motility of the spermatozoa. This study aims to prove the addition of alpha lipoic acid (ALA) as an antioxidant in the process of sperm preparation to improve and maintain better sperm motility. This research is a laboratory study with an experimental research design. The sample consisted of 10 infertile men who visited the Andrology section of the Sayyidah Jakarta Mother and Child Hospital (RSIA), where each ejaculate from the patient would be divided into 3 groups namely (k1) fresh semen as a control group, (k2) sperm preparation group without ALA, (k3) group of sperm preparation with the addition of ALA. The motility of spermatozoa was observed with the WHO 1999 method for 4 hours in units of percent. Progressive motility in k3 (47.95 ± 3.617) was higher than in k2 (38.05 ± 3.278) statistically significantly different after 3 hours of observation (p<0.0001). Progressive motility in k3 (78.8 ± 5.841) was higher than k1 (56.55 ± 7.511) from the initial observation (p <0.0001). The progressive motility of k2 (76.05 ± 6.768) was higher than k1 (56.55 ± 7.511) from the start of the observation (0.0001). It can be concluded that the addition of ALA in the sperm preparation process increases and maintains progressive motility that is better than sperm preparation without ALA addition after 3 hours of observation.