Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Evaluasi Angka Bebas Batu pada Pasien Batu Ginjal yang Dilakukan ESWL Berdasarkan Letak dan Ukuran Batu di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram Periode 2015-2016 Abdurrosid, Lalu Muhammad Kamal; Maulana, Akhada; Hapsari, Yunita; Nandana, Pandu Ishaq
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Batu saluran kemih adalah batu yang terdapat dalam saluran kemih atau traktus urinarius, dimana lokaisnya dapat berada di organ ginjal, saluran ureter dan uretra, serta kandung kemih atau buli-buli. Prevalensi batu ginjal diperkirakan antara 1%- 15%, dan memiliki variasi menurut usia, jenis kelamin, ras, dan lokasi geografis. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) merupakan terapi non-invasif yang menjadi tatalaksana pada batu ginjal. Terdapat berbagai faktor yang diduga dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan ESWL, diantaranya lokasi batu dan ukuran batu ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara lokasi batu dan ukuran batu dengan tingkat keberhasilan ESWL pada pasien batu ginjal. Metode: Merupakan penelitian non eksperimental menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional yang diamati secara retrospektif. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram dengan mengambil 67 data rekam medis tahun 2015-2016 dengan batu ginjal yang sudah dilakukan ESWL. Data kemudian dikelompokkan sesuai dengan kategori ukuran batu (diameter <5 mm, 5-10 mm, 11-20 mm dan >20 mm) dan lokasi batu (kaliks superior, kaliks media, kaliks inferior, pyelum, dan uretero-pelvic-junction), lalu dihitung persentase keberhasilan ESWL dan dianalisis dengan uji koefisien kontingensi untuk melihat kemaknaannya. Hasil: Didapatkan bahwa sampel memiliki rentang usia 13-73 tahun (rerata 45,4 tahun). Persentase keberhasilan ESWL lebih tinggi pada batu ukuran <5 mm (100%), 5-10 mm (100%) dibanding batu ukuran ≥10 mm (94%). Didapatkan juga persentase keberhasilan ESWL lebih tinggi pada batu kaliks superior (100%), kaliks media (100%), pyelum (100%), dan UPJ (100%) dibandingkan kaliks inferior (93%). Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara lokasi dan ukuran batu ginjal dengan tingkat keberhasilan ESWL dengan nilai p berturut-turut 0,556 dan 0,326. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara lokasi dan ukuran batu ginjal dengan tingkat keberhasilan ESWL.
Falx Meningioma, Case Report dan Review Januarman, Januarman; Muhammad Rosyidi, Rohadi; Sutanegara, Kadek Diah Permata; Priyanto, Bambang; Hadi, Surahman; Hidayat, Teuku Ari; Abdurrosid, Lalu Muhammad Kamal
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 10 No. 4 (2024): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v10i4.782

Abstract

Meningioma are tumors of the central nervous system that originate in the meninges and spinal cord. It is a benign, slow-growing neoplasm thought to originate from meningothelial cells. Meningiomas are usually oval lesions attached to the dura mater. Meningioma are most commonly located supratentorial to the calvaria or base of the meninges. Meningiomas can also be found in the tentorium, intraventricular or in the cerebellopontine position. Meningioma arise from meningothelial cap cells that are normally distributed through the arachnoid trabeculation. The greatest concentration of meningothelial cells is found in the arachnoid villi in the dural sinus, cranial nerve foramina, middle cranial fossa, and cribriform plate. Furthermore, meningiomas are commonly found over the convexity, along the falx, and at the base of the skull.
Karsinoma Nasofaring, Review Muhammad Rosyidi, Rohadi; Kadriyan, Hamsu; Taufik, Ahmad; Zulkarnaen, Decky Aditya; Abdurrosid, Lalu Muhammad Kamal
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 10 No. 4 (2024): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v10i4.787

Abstract

Nasopharyngeal carcinoma is a malignancy that arises due to abnormal growth of body cells that appear in the nasopharyngeal area, namely the area above the throat and behind the nose. Almost 60% of malignant tumors of the head and neck are nasopharyngeal carcinomas, followed by malignant tumors of the nose and paranasal sinuses (18%), larynx (16%), and oral cavity tumors. Nasopharyngeal carcinoma is endemic in certain regions of the world, especially in Southeast Asia, and has a poor prognosis, with the highest incidence in southern China. Indonesia is one of the countries with a high prevalence of nasopharyngeal cancer patients. The average prevalence recorded is 6.2 cases per 100,000 Indonesian population with 13,000 new cases of nasopharyngeal carcinoma each year.