Turgo Tourism Village, located on the slopes of Mount Merapi, holds significant potential for nature, cultural, and religious tourism, including pilgrimages to the Syekh Jumadil Kubro maqom, coffee and tea tourism, and disaster mitigation education. However, it faces challenges due to low community awareness of the tour guide's role and limited guiding skills. This study aims to enhance the capacity of local tour guides through Sapta Pesona education socialization to support sustainable tourism. Using a participatory approach, the activity was conducted in three stages: preparation (coordination with managers, observation, and material development), implementation (interactive socialization, discussions, and guiding simulations), and evaluation (reflection and feedback). Fourteen participants, including tour guides, managers, and local MSME actors, attended the activity. The results showed an improved understanding of the tour guide's role, code of ethics, communication techniques, interpretation, and guiding SOPs, with high enthusiasm during discussions and simulations. This activity effectively strengthened service skills, created memorable tourist experiences, and contributed to the sustainability of Turgo Tourism Village through community empowerment, enhancing the destination’s image, and encouraging repeat visits.ABSTRAKDesa Wisata Turgo di lereng Gunung Merapi memiliki potensi besar dalam wisata alam, budaya, dan religi, seperti ziarah ke maqom Syekh Jumadil Kubro, wisata kopi dan teh, serta edukasi mitigasi bencana, namun terkendala rendahnya pemahaman masyarakat tentang peran pemandu wisata dan kurangnya keterampilan pemanduan. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kapasitas pemandu wisata lokal melalui sosialisasi edukasi Sapta Pesona untuk mendukung pariwisata berkelanjutan. Menggunakan pendekatan partisipatif, kegiatan dilakukan melalui tahap persiapan (koordinasi dengan pengelola, observasi, dan penyusunan materi), pelaksanaan (sosialisasi interaktif, diskusi, dan simulasi pemanduan), serta evaluasi (refleksi dan umpan balik). Sebanyak 14 peserta, terdiri dari pemandu wisata, pengelola, dan pelaku UMKM lokal, mengikuti kegiatan ini. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman peserta tentang peran pemandu wisata, kode etik pramuwisata, teknik komunikasi, interpretasi, dan SOP pemanduan, dengan antusiasme tinggi dalam diskusi dan simulasi. Kegiatan ini efektif memperkuat keterampilan pelayanan, menciptakan pengalaman wisata yang berkesan, dan berkontribusi pada keberlanjutan Desa Wisata Turgo melalui pemberdayaan masyarakat lokal, meningkatkan citra destinasi, dan mendorong wisatawan untuk kembali berkunjung.