Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Wujud Inferioritas dan Superioritas Tokoh Raja dalam Film Cinta Pertama, Kedua, & Ketiga karya Gina S.Noer (Analisis Psikologi Individual Alfred Adler) Zulfah, Amarel Aulia; Martini, Laura Andri Retno; Purnomo, Mulyo Hadi
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 18, No 2: November 2023
Publisher : Indonesian literature Program, Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.18.2.115-129

Abstract

This study aims to describe the forms of inferiority and superiority of the Raja character in The First, Second, & Third Love films, which will be released in 2022. This study uses the theory of film narrative structure, literary psychology, and Alfred Adler's individual psychology. This research includes library research using descriptive qualitative methods by utilizing interpretation methods by presenting them in the form of descriptions. The data were obtained by watching and understanding the storyline of the First, Second, & Third Love films, taking several scenes of the Raja character with other characters, recording data related to the form of the inferiority and superiority of the Raja character, and grouping the data results with an adapted format. The technique of presenting the results of data analysis is presented in the form of a description. The results of this study indicate that: First, the form of the inferiority of the Raja character includes feelings of doubt, weakness, helplessness, worry, shame, and fear. Second, the form of the superiority of the Raja figure is finding happiness, a sense of responsibility arises, a feeling of sympathy arises, and a feeling of courage arises.
Subjektivitas sebagai Pemberdayaan Diri Perempuan dalam Passport to Happiness Karya Ollie: Sebuah Pendekatan Gender Sastra Perjalanan Fadilah, Yuniardi; Khurosan, Herpin Nopiandi; Purnomo, Mulyo Hadi
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 3, No 1: April 2024
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2024.23113

Abstract

Penelitian ini mengkaji karya sastra perjalanan populer berjudul Passport to Happiness yang berisikan perjalanan perempuan pada 11 negara. Penelitian berusaha mengkaji subjektivitas pengarang dalam persepsinya terhadap objek dalam perjalananannya. Peneltian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Pendekatan yang menjadi dasar adalah pandangan Carl Thompson. Penelitian menemukan bahwa tindakan menilai objek yang dilakukan perempuan adalah bentuk pemberdayaan diri melawan kuasa patriarki. Subjektivitas dalam penilaian adalah bentuk suara penegasan diri perempuan
Realisme Magis dalam Film Jagat Arwah Karya Ruben Adrian (Tinjauan Lima Karakteristik Realisme Magis Wendy B. Faris) Inzaghi, Muhammad Rizky; Purnomo, Mulyo Hadi; Komariya, Siti
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 3, No 1: April 2024
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2024.22621

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk/wujud realisme magis dalam film Jagat Arwah karya Ruben Adrian berdasarkan lima karakteristik realisme magis Wendy B. Faris dengan pendekatan objektif sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Jagat Arwah merupakan film yang mengandung realisme magis. Hal ini dibuktikan dengan adanya wujud elemen tidak tereduksi terdapat pada adanya peristiwa magis yaitu ritual perpindahan Raga dan mitos mengenai sedulur papat limo pancer. Elemen dunia fenomenal dapat dilihat pada adanya penggunaan benda nyata salah satunya handphone Nokia dan motor Grand Astrea. Wujud keraguan tidak menentu terdapat pada tempat Hutan Kematian dan Gedung Aseng. Elemen penggabungan alam dapat dilihat ketika Pak Le mampu menghirup arwah jahat. Wujud elemen gangguan waktu, ruang, dan identitas terdapat pada kemampuan Raga menghentikan Waktu, perpindahan ruang pada ritual, dan fenomena kerasukan pada tokoh Kus dan sopir.
Ideologi Gender dalam Teks Sastra Purnomo, Mulyo Hadi
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 2, No 2: Oktober 2023
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2023.20896

Abstract

Karya sastra, sebagai teks budaya, merepresentasikan masyarakatnya dan segala sistemnya. Cultural studies digunakan sebagai landasan teori untuk mengeksplorasi representasi, ideologi, dan peran perempuan dalam karya sastra. Bahasa bukan hanya media netral, melainkan konstruktor makna. Cultural studies menekankan pada bagaimana dunia dibangun dan direpresentasikan melalui bahasa, terutama dalam konteks industri modern dan budaya media. Ideologi, sebagai peta makna, terlibat dalam proses pembentukan makna budaya. Representasi perempuan dalam sastra dan media mencerminkan ideologi gender yang memisahkan peran dengan kaku. Sebagai pemaknaan, identitas tidak eksis, melainkan konstruksi diskursif. Dalam cultural studies, pendekatan tekstual digunakan untuk menganalisis teks sastra melalui semiotika, teori narasi, dan dekonstruksi.
Trauma dalam Film Ketika Berhenti di Sini: Eksplorasi Sumber, Respons, dan Strategi Koping (Kajian Psikologi Sastra) Jayanti, Sekar Tri; Purnomo, Mulyo Hadi; Fadilah, Yuniardi
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 19, No 2: November 2024
Publisher : Indonesian literature Program, Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.19.2.74-88

Abstract

Film Ketika Berhenti di Sini mengangkat isu trauma, khususnya gangguan stres pasca-trauma (PTSD) setelah kehilangan orang terdekat. Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi trauma dalam film tersebut, termasuk sumber trauma, respons yang muncul, dan strategi koping yang digunakan. Pendekatan deskriptif kualitatif dengan teori Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-V) digunakan untuk menganalisis karakter Anandita Semesta yang mengalami trauma akibat kematian ayah dan kekasihnya. Strategi koping menurut Lazarus dan Folkman digunakan untuk memahami penyelesaian trauma. Hasil penelitian menunjukkan gejala PTSD pada Dita, antara lain: 1) mengulang memori traumatis, 2) menghindari benda dan orang yang mengingatkan trauma, 3) perubahan perilaku, dan 4) penurunan semangat hidup. Strategi koping Dita melibatkan dukungan sosial emosional, interpretasi positif, dan penerimaan terhadap keadaannya. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami representasi trauma dalam film sebagai refleksi dinamika psikologis dan upaya pemulihan dalam kehidupan sehari-hari.Kata Kunci: Psikologi Sastra, Trauma, PTSD, Ketika Berhenti di Sini, Strategi Koping.
Persona Manifestasi Diri pada Lirik Lagu dalam Album Ini Bukan Nosstress Karya Nosstress: Kajian Estetika Pangesti, Shafa; Purnomo, Mulyo Hadi; Fadilah, Yuniardi
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 3, No 2: Oktober 2024
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2024.24104

Abstract

The purpose of this study is to reveal the form of manifestation through aesthetic means in the lyrics in the album Ini Bukan Nostress by Nosstress. This qualitative descriptive study uses an objective method with listening and noting techniques. The data taken is in the form of three of the nine song lyrics in the album. The results of this study are the discovery of aesthetic concepts through the perception of meanings depicted by the lyrical "I". The results of this perception produce aesthetic values that can be reflected as an aesthetic experience. The existence of self-manifestation based on the interpretation of the law of attraction in the three songs in the album Ini Bukan Nostress is a means to evaluate oneself through the beauty depicted from the intrinsic elements. Elements such as diction, imagery, and the use of rhyme in the lyrics can emphasize hope, optimism, and determination.
Struktur Puisi dan Makna Kesempurnaan dalam Lirik Lagu “Pelukku Untuk Pelikmu” karya Fiersa Besari dan “Sempurna” karya Andra and The Backbone Roy, Arya; Purnomo, Mulyo Hadi; Mukafi, Muhammad Hamdan
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 20, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.20.1.69-79

Abstract

Abstract This study analyzes the structure and the meaning of perfection in the song lyrics “Pelukku untuk Pelikmu” by Fiersa Besari and “Sempurna” by Andra and the Backbone. The aim of this research is to reveal how the lyrical elements reflect the concept of perfection. The research approach employs Roman Ingarden's theory of normative strata, which consists of five layers: the sound layer, the meaning layer, the object layer, the world layer, and the metaphysical layer. In addition to Ingarden's theory, this study also applies Hewitt and Flett’s theory of perfectionism, which includes three dimensions: self-oriented, other-oriented, and socially prescribed perfectionism. The analysis shows that “Pelukku untuk Pelikmu” emphasizes acceptance of human imperfections through self-acceptance of one's partner. In contrast, “Sempurna” portrays an idealized view of a partner as a perfect figure, strengthening the emotional bond within the relationship. Both songs present different interpretations of perfection, yet both focus on the value of appreciation in human relationships. This study is expected to enrich the understanding of how perfection is perceived in literary works, particularly in song lyrics, and to contribute to the study of Roman Ingarden's normative strata analysis and the concept of perfectionism. Keywords: song lyrics, structural, perfection, perfectionism