Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Realisme Magis dalam Film Jagat Arwah Karya Ruben Adrian (Tinjauan Lima Karakteristik Realisme Magis Wendy B. Faris) Inzaghi, Muhammad Rizky; Purnomo, Mulyo Hadi; Komariya, Siti
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 3, No 1: April 2024
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2024.22621

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk/wujud realisme magis dalam filmĀ Jagat Arwah karya Ruben Adrian berdasarkan lima karakteristik realisme magis Wendy B. Faris dengan pendekatan objektif sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Jagat Arwah merupakan film yang mengandung realisme magis. Hal ini dibuktikan dengan adanya wujud elemen tidak tereduksi terdapat pada adanya peristiwa magis yaitu ritual perpindahan Raga dan mitos mengenai sedulur papat limo pancer. Elemen dunia fenomenal dapat dilihat pada adanya penggunaan benda nyata salah satunya handphone Nokia dan motor Grand Astrea. Wujud keraguan tidak menentu terdapat pada tempat Hutan Kematian dan Gedung Aseng. Elemen penggabungan alam dapat dilihat ketika Pak Le mampu menghirup arwah jahat. Wujud elemen gangguan waktu, ruang, dan identitas terdapat pada kemampuan Raga menghentikan Waktu, perpindahan ruang pada ritual, dan fenomena kerasukan pada tokoh Kus dan sopir.
Transformasi Novel Dignitate Karyah Hana Margaretha ke Film Dignitate Karya Fajar Nugros (Kajian Ekranisasi) Wahyuningsih, Sari Puspita; Widyatwati, Ken; Komariya, Siti
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 19, No 1: 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.19.1.90-100

Abstract

Ekranisasi adalah proses adaptasi suatu karya dari bentuk aslinya, seperti novel, cerita pendek, drama, atau sumber nonfisik, menjadi skenario untuk film, televisi, atau media visual lainnya. Penelitian ini fokus analisis pada transformasi novel Dignitate ke dalam bentuk film Dignitate dengan menggunakan pendekatan ekranisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan berbagai aspek dalam proses ekranisasi seperti pensilutan, penambahan, dan perubahan variasi yang terjadi selama novel Dignitate diadaptasi menjadi film Dignitate. Penelitian ini menggunakan teori yang meliputi teori struktur fiksi, teori naratif film, alih wahana, dan ekranisasi. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif dan data dikumpulkan melalui studi pustaka. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi membaca, menonton, dan mencatat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses transformasi berhasil mengubah karya sastra dari bentuk novel menjadi media baru, yaitu film. Pada Novel Dignitate yang diubah menjadi film telah mengalami beberapa perubahan yang signifikan, yaitu pada tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, serta latar dan pelatarannya. Proses ekranisasi pada novel Dignitate yang diubah menjadi film telah menghasilkan beberapa pengurangan, penambahan, dan perubahan variasi. Pada proses pengurangan terdapat 15 pengurangan pada elemen tokoh, 14 pengurangan pada elemen latar, dan 7 pengurangan pada peristiwa dalam alur cerita. Pada proses penambahan terdapat 6 penambahan pada elemen tokoh, 6 penambahan pada elemen latar, dan penambahan 5 peristiwa dalam alur cerita. Jika pada perubahan variasi terdapat 2 perubahan variasi pada unsur tokoh, 4 perubahan variasi pada unsur latar, dan 7 perubahan variasi dalam alur cerita.
Formula dan Ekspresi Formulaik sebagai Aspek Pembangun Tema melalui Gaya Bahasa dalam Syair Melayu Riau Sultan Abdul Muluk: Analisis Sastra Lisan Pratiwi, Dyani Prades; Komariya, Siti; Hawa, Andina Meutia
Puitika Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.v20i1.591

Abstract

Syair is an old poem in the form of a song that has been passed down from generation to generation. As a form of oral literature, Syair is formed by the presence of formulas and formulaic that build the story in the poem. This study aims to find formulas and formulaic that build the theme of Syair Sultan Abdul Muluk from the province of Riau, Indonesia. The method used in this research is descriptive qualitative method and formula theory proposed by Albert B. Lord. The results showed that there were formulas and formulaic expression in the form of character names, place names, scenes, and times. However, in the time section it is found that time is described in a non-specific manner. This is due to differences in culture or character of the place and its people. The formulas and formulaic expression build the theme of the story, which is leadership. In addition, the results of the study also show that the style of language used as a storyteller is the language style commonly used in old poem, which is rhyming and containing metaphorical figures of speech.
Lima Mode Fantasi dalam Novel The Bliss Bakery Karya Kathryn Littlewood Terjemahan Nadia Mirzha: Kajian Teori Fantasi Rosemary Jackson Widyasari, Sherly Gratia; Umam, Khothibul; Komariya, Siti
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 3, No 2: Oktober 2024
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2024.22741

Abstract

Novel The Bliss Bakery karya Kathryn Littlewood merupakan novel terjemahan bergenre fantasi yang berisi tentang perjalanan Rosemary Bliss dalam membuat roti ajaib. Setiap pembuatan roti dapat memperlihatkan keajaiban sehingga memberikan gambaran semesta fantasi buatan pengarang. Roti ajaib dibuat sesuai dengan tujuannya dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkapkan dunia fantasi buatan pengarang. Objek formal dalam penelitian berfokus pada unsur-unsur fantasi yang terdapat di dalam novel. Kajian teori yang digunakan untuk menganalisis berdasarkan pemikiran Rosemary Jackson. Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode deskriptif kualitatif. Pendekatan analisis yang dipakai yaitu pendekatan mimetik. Pendekatan mimetik digunakan untuk membandingkan dunia fantasi dengan dunia nyata untuk mempermudah analisis unsur-unsur mode fantasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa unsur-unsur fantasi dalam novel The Bliss Bakery karya Kathryn Littlewood memiliki lima mode fantasi sesuai teori Rosemary Jackson, yaitu imajinasi dalam pengasingan (penaklukan badai, halilintar, awan, bahan ajaib, penulisan resep, tatanan kehidupan yang terbalik); yang nyata di bawah pengawasan (makanan pokok, takaran resep, bahan-bahan pembuatan roti biasa, perebutan warisan, bencana badai, dan hubungan sosial); luar biasa, mimetik, dan fantastis (anak yang sedang kritis, kisah cinta Mr. Bastable dan Miss Thistle, serta pembalik keadaan seutuhnya); tidak signifikan (badai, kilat, dan awan); serta topografi (dataran rendah, dataran tinggi, bentuk kunci pintu, tata letak barang-barang di gudang, dan bangunan rahasia), tema (kepahlawanan), dan mitos (dongeng, abad pertengahan, dan kepercayaan).
Kajian Sosiologi Sastra Robert Escarpit dalam Sistem Distribusi Penerbit Vanity Berbasis Daring B-STARS Publisher Pratiwi, Anjar; Noor, Redyanto; Komariya, Siti
Sasdaya: Gadjah Mada Journal of Humanities Vol 9 No 1 (2025): 2025 Nomor 1
Publisher : Humanities Studies, Post-Graduate Program, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/sasdaya.12694

Abstract

This study examined the network-based (online) distribution system of vanity publisher B-STARS Publisher (BSP), analyzed through the lens of Robert Escarpit's theory using a literary sociology research approach. Two main aspects, publication activities and distribution circuits, were encompassed in the analysis of the publisher's distribution system. The result of the analysis unveiled that BSP carried out work publication activities through Instagram social media after all the processes ended, ranging from selection, acceptance, and completion of the script. Furthermore, BSPs were categorized as popular circuits according to their distribution circuits. This category was based on five findings, namely (1) social media optimization as a distribution medium, (2) the non-limiting selection process, (3) the popularity of the manuscript primarily stems from widely recognized works on the Wattpad platform, (4) the characteristics of entertainment publishing works, not for intellectual purposes, and the publication is limitless, and (5) the economic or commodity side that sells BSP works predominantly in the genre of teen fiction (romance).
Eksistensi Tokoh Maya dalam Film Cross The Line Karya Razka Robby Ertanto (Feminis Eksistensialisme Simone De Beauvoir) Rondiati, Choerud Salsabila; Martini, Laura Andri Retno; Komariya, Siti
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 4, No 1: April 2025
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2025.26189

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya bentuk ketertindasan perempuan dan perlawanan yang dilakukan dalam film Cross The Line Razka Robby Ertanto. Teori yang dipakai adalah struktur naratif film oleh Himawan Pratista, serta feminis eksistensialisme oleh Simone de Beauvoir. Teori struktur naratif film digunakan untuk membantu proses pemahaman akan keseluruhan cerita sedangkan teori feminisme eksistensialis fokus mengupas bagaimana perempuan mampu menunjukkan eksistensinya dalam film Cross The Line. Pendekataan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan objek film Cross The Line. Teknik pengumpulan data dengan cara simak-catat bagian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan penyajian hasil analisis data menggunakan deskriptif naratif disertai dengan gambar adegan dalam film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada representasi ketertindasan perempuan dan perjuangan untuk menunjukkan eksistensi diri yang digambarkan melalui tokoh Maya. Ketertindasan yang ditunjukkan berupa stereotip tentang perempuan lemah, perempuan emosional, objek pemuas, peliyanan, dan diliyankan. Kekerasan berupa fisik, psikis, ekonomi, dan seksual. Adapun perlawanan yang dilakukan tokoh Maya untuk menunjukkan eksistensinya yaitu melawan dengan bekerja, menjadi mandiri, mampu berperan dalam ranah publik, menolak internalisasi liyan, menjadi diri, menjadi subjek aktif, dan transedensi.
Peralihan Fokalisasi serta Ambiguitas Narator dan Tokoh sebagai Strategi Defokalisasi pada Narasi Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Karya Eka Kurniawan Komariya, Siti; Prades Pratiwi, Dyani; Nurul Qarimah , Aryana
Puitika Vol. 21 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.v21i1.692

Abstract

Magical realism is a branch of science that is still relevant to be discussed today. Defocalization, which is a strategy of magical realism, is one of the ways to define a magical realism narrative by using a distinctive strategy in its storytelling style. Two forms found in the defocalization strategy are focalization switching and narrator ambiguity. The purpose of this study is to reveal the shift of focalization which then affects the ambiguity of the narrator. The theory used is magical realism by Wendy B. Faris by highlighting the Defocalization section. The novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas has two forms of defocalization strategies and narrator ambiguity as part of the defocalization strategy offered in the form of ambiguous dialogue narration. From the switch of focalization, the ambiguity of the narrator emerges, which makes the narrative more confusing. This study found that in this novel several narratives contain focalization switches which then cause ambiguity in the position of the narrator. However, the novel also asserts that the switch of focalization and ambiguity of the narrator are not influenced by something magical because the role of the narrator and the character is more than the role of something else (magical).