Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Subalternitas dan Representasi Ganda dalam Cerita Pendek "Kalabaka" Karya Iksaka Banu Fadilah, Yuniardi
BEBASAN Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 7, No 2 (2020): BÉBASAN EDISI DESEMBER 2020
Publisher : Kantor Bahasa Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bebasan.v7i2.135

Abstract

In the short story titled "Kalabaka" which revolves around the colonial period, the problem of the colonizers and the colonized always involves the problem of the East-West dichotomy. This short story also concerns about power relations, identity, and space. Related to the power relations between the colonizers and the colonized, then, the role of the dominant and subalterns emerged. In this case, the dominant one is certainly the colonialist, and subalterns are the colonized indigenous people. These issues make this research choose to use Gayatri Spivak's view of subalternity and representation. Therefore, the research seeks to explain the subaltern position constructed by the structure of the short story and the role of representation as a form of the perpetuation of colonialism. In the short story "Kalabaka", subalternity is created because of the dominant position of the colonialist leader over the indigenous people. This Western perspective then always looks down on the East. This then led to the emergence of representations that tried to fill the position of Kalabaka figures and the Banda community by Dutch figures in the story.
TAWARAN SINGULARITAS DALAM SELAMAT PAGI BAGI SANG PENGANGGUR KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA Yuniardi Fadilah; Aprinus Salam
Aksara Vol 32, No 1 (2020): AKSARA, Edisi Juni 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3057.287 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i1.534.1-13

Abstract

Seno Gumira Ajidarma, melalui cerpen “Selamat Pagi bagi Sang Penganggur”, menggunakan posisi tokoh utama untuk menilai kondisi individu-individu lain yang dianggap kehilangan kebebasannya sebagai pribadi. Sebagai pengangguran, tokoh utama—Aku—juga mengalami kesulitan karena dianggap identik dengan identitasnya, namun lebih memiliki kebebasan dibandingkan pekerja lain yang berada dalam sistem struktural tertentu. Melalui cerpen tersebut, tulisan ini mempersoalkan kecenderungan pengarang menggiring diskursus pada  konsep singularitas. Sudut pandang tulisan ini menggunakan teori yang dikembangkan oleh Antonio Negri dan Jean Luc-Nancy terkait konsep singularitas dan identitas. Kajian ini menemukan bahwa pengarang memiliki kecenderungan untuk mengkritik bentuk konsep identitas yang menyeragamkan individu-individu sebagai komoditas yang hanya dilihat berdasarkan nilainya semata. Bentuk identitas ini terjadi karena adanya kuasa tatanan global dalam biopower yang berbentuk kapitalisme. Sebagai bentuk alternatif, pengarang menawarkan singularitas yang tergambar dalam bangunan komunitas di dalam cerpen. Komunitas yang terbentuk di dalam cerpen adalah keluarga, sebagai komunitas terkecil yang mampu dibentuk, dan komunitas imajiner dalam dunia tokoh Aku. Dalam komunitas ini, singularitas memberdayakan individu-individu sebagai subjek yang berbeda dan bebas.Kata kunci: cerpen, singularitas, identitas, komunitas, multitude Seno Gumira Ajidarma, through short story “Selamat Pagi Bagi Sang Penganggur,” uses the position of the main character to assess the condition of other individuals who are considered to lose their freedom as a person. As unemployed, the main character - Aku - also has difficulty unlike what is considered identical to his identity but has more freedom than other workers who are in certain structural systems. Through this short story, this paper questions the author's tendency to lead to discourse about the concept of singularity. The point of view of this paper uses the theory developed by Antonio Negri and Jean Luc-Nancy regarding the concept of singularity and identity. This paper found that the author tends to criticize the concept of identity that classifies individuals as commodities that are only seen based on their value. This form of identity occurs because of the power of the global order in the form of capitalism as biopower. Singularity which portrayed on the community that built in the story is offered by author as an alternate. Family as the smallest formable community and imaginary community which formed on “Aku’ universe as the main character is the formed community. In this community, singularity empowers individuals as a distinct and independent subjects.Keywords: short story, singularity, identity, community, multitude
SEBARAN DAN FORMASI IDEOLOGI PADA CERPEN “SARMAN” KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA: ANALISIS HEGEMONI GRAMSCI (The Distribution and Formation of Ideology in Seno Gumira Ajidarma’s Short Story “Sarman”: Gramsci’s Analysis of Hegemony) Yuniardi Fadilah
Sirok Bastra Vol 9, No 1 (2021): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v9i1.250

Abstract

Penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi serta mendeskripsikan sebaran dan formasi ideologi yang ada dalam cerpen “Sarman” karya Seno Gumira Ajidarma. Cerpen “Sarman” ditulis pada tahun 1986. Permasalahan ini coba dibahas karena tokoh-tokoh dalam cerpen, khususnya tokoh Sarman sebagai tokoh sentral, dengan segala interaksi dan tindak-tuturnya, merepresentasikan ideologi-ideologi tertentu. Analisis formasi ideologi yang dilakukan berdasar pada teori hegemoni Antonio Gramsci. Teori ini memungkinkan analisis tentang praktik hegemonik maupun resistensi yang ada di dalam cerpen sehingga dapat dilihat keberadaan ideologi-ideologi yang saling berinteraksi. Lalu, sebagai sebuah situs hegemoni, karya sastra dipandang sebagai dunia gagasan atau ideologi yang berpengaruh. Oleh karena itu, penelitian ini mengidentifikasi sebaran ideologi dalam cerpen dan menemukan lima ideologi, yaitu anarkisme, anti-materialisme, individualisme, materialisme, dan kapitalisme. Formasi ideologi yang ditemukan dalam cerpen terbentuk dalam tiga hubungan: hubungan kontradiktif, hubungan korelatif, dan hubungan subordinatif. Berdasarkan temuan formasi ideologi dalam cerpen, kemudian, tampak kecenderungan pengarang dalam mengkritik ideologi yang satu dengan lainnya. This study seeks to identify and describe the distribution and formation of ideology in the short story "Sarman" by Seno Gumira Ajidarma. This short story was written in 1986. This study try to discuss this problem because the characters in the short stories, with all their interactions and speech acts, represent certain ideologies. The analysis of the formation of ideology is based on Antonio Grasmsci’s theory of hegemony. This theory allows an analysis of the hegemonic practice and resistance that exists in the short story so that it can be seen the existence of interacting ideologies. Then, as a hegemonic site, literature is seen as a world of influential ideas or ideologies. Therefore, this research then identifies the distribution of ideology in short stories and finds five ideologies: anarchism, anti-materialism, individualism, materialism, and capitalism. Formation of ideology in short stories exists in three relationships: contradictory relationships, correlative relationships, and subordinative relationships. Based on the findings of the formation of ideology in the short story, then, it appears that the author's tendency to criticize some ideology.
Jejak Trauma Personal: Rasa Malu dan Bersalah sebagai Refleksi Masa Lalu dalam Cerpen “Ave Maria” Yuniardi Fadilah
SUAR BETANG Vol 17, No 2 (2022): December 2022
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v17i2.374

Abstract

This study aims to find triggers for trauma, responses to trauma, and forms of trauma reconciliation experienced by the subject in the short story entitled “Ave Maria”. Therefore, this study bases its analysis on the short story “Ave Maria” using Cathy Caruth's point of view regarding the concept of trauma. This study found that the trauma experienced by the subject, Zulbahri, was a past event that brought the pain back because it was triggered by the presence of his younger brother, Syamsu, who interrupted the subject's safe space. In addition, the song “Ave Maria” in the short story also becomes a trauma site that reminds the subject of a traumatic event that creates crisis and vulnerability to the subject. The traumatic event that haunts the subjects responded with an unconscious display of shame and guilt. The subject carried out efforts to overcome trauma by staying away from the trauma-triggering site, distracting the mind with books, and sharing stories in a safe space. One last attempt to overcome the trauma chosen by the subject is to join the Jibakutai forces. This effort seems odd because it is prone to presenting another trauma in the form of war trauma to the subject.AbstrakPenelitian ini bertujuan mencari pemicu trauma, respons atas trauma, dan bentuk rekonsiliasi trauma yang dialami subjek dalam cerita pendek “Ave Maria”. Oleh karena itu, penelitian ini mendasarkan analisis terhadap cerpen “Ave Maria” dengan menggunakan sudut pandang Cathy Caruth tentang konsep trauma. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penulis menyimpulkan bahwa trauma yang dialami subjek, Zulbahri, merupakan peristiwa masa lalu yang kembali membawa luka yang dipicu oleh kehadiran sang adik, Syamsu, yang menginterupsi ruang aman subjek. Selain itu, lagu “Ave Maria” dalam cerpen juga menjadi suatu situs trauma yang mengingatkan subjek akan peristiwa traumatis yang menimbulkan krisis dan kerentanan. Peristiwa trauma yang menghantui subjek kemudian direspons dengan tampilan rasa malu dan rasa bersalah tanpa sadar. Upaya mengatasi trauma dilakukan oleh subjek dengan menjauh dari situs pemicu trauma, mengalihkan pikiran dengan buku, dan membagi cerita dalam ruang aman. Satu upaya mengatasi trauma terakhir yang dipilih subjek adalah ikut barisan jibakutai. Upaya itu tampak ganjil sebab rentan menghadirkan trauma perang terhadap diri subjek.
PELESTARIAN WARISAN BUDAYA MELALUI SOSIALISASI CERITA PANJI KEPADA GURU DAN SISWA SDN 2 GOGODALEM KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG Herpin Nopiandi Khurosan; Yuniardi Fadilah; Fajrul Falah
Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2022): HARMONI
Publisher : Departemen Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/hm.6.2.260-264

Abstract

ABSTRAKPelestarian kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia penting untuk dilakukan pada keseluruhan budaya yang dimiliki. Upaya ini juga dilakukan terhadap salah satu kekayaan budaya Indonesia: Cerita Panji. Pelestarian Cerita Panji ini menjadi penting sebab statusnya yang merupakan warisan kebudayaan dunia. Oleh karena itu, sosialisasi keberadaan dan nilai penting Cerita Panji perlu dilakukan dengan menyasar generasi muda beserta pihak terkait. Dalam hal ini, generasi muda adalah para siswa SD kelas 6 sedangkan pihak terkait mencakup para pengajar atau guru SDN Gogodalem 2, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Sosialisasi ini bertujuan agar para siswa dan guru sadar, tidak sekadar mengetahui, nilai penting Cerita Panji serta upaya pelestariannya. Ini dilakukan guna mengingatkan keberadaan Cerita Panji serta mencegah kepunahannya. Selain sosialisasi, kegiatan ini juga diisi oleh inventarisasi Cerita Panji dalam bentuk buku bacaan ringkas–booklet–untuk menambah bacaan perpustakaan sekolah. Kata kunci: Cerita Panji, Sosialisasi, Pelestarian Budaya, Sekolah Dasar ABSTRACTPreservation of the culture that Indonesia owns is vital to be carried out on the whole culture it has. This effort is also carried out on one of Indonesia's cultural treasures: the Panji tales. The preservation of the Panji tales is essential because of its status as a world cultural heritage. Therefore, the socialization of the existence and importance of the Panji tales needs to be carried out by targeting the younger generation and related parties. In this case, the younger generation is the 6th-grade elementary school students while the related parties include the teachers of SDN Gogodalem 2, Bringin Sub-District, Semarang Regency. This socialization aims to make students and teachers aware, not just knowing, of the important value of the Panji tales and its conservation efforts. In addition to socialization, this activity was also filled with an inventory of Panji tales in the form of short reading books–booklets–to add to the school library reading.Keywords: Panji Tales, Socialization, Cultural Preservation, Elementary School    
Proyeksi Nasionalisme Tribal Hannah Arendt: Xenofobia dan Diskriminasi Rasial dalam Cerpen “Eksodus” Karya Seno Gumira Ajidarma Yuniardi Fadilah; Fajrul Falah
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 1, No 1: April 2022
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.138 KB) | DOI: 10.14710/wjsbb.2022.14331

Abstract

Persoalan minoritas dan mayoritas dalam cerpen “Eksodus”, sedari awal, menonjolkan dominasi salah satu pihak terhadap pihak lain. Dominasi ini diceritakan pada hampir seluruh penceritaan hingga menampilkan bentuk ketidakadilan. Di sisi lain, penggunaan sudut pandang orang pertama dalam cerpen berusaha mencitrakan posisi orang-orang yang terdominasi, bahkan cenderung mengalami proses eksklusi, dengan segala macam pengalaman buruk sepanjang cerita. Proses dominasi serta eksklusi, yang hadir dalam cerpen antara minoritas dan mayoritas, ini mengarah pada isu xenofobia dan diskriminasi rasial. Kedua isu tersebut, dengan melihat peristiwa yang ditulis dalam cerpen, merupakan hasil dari menguatnya keberadaan nasionalisme tribal. Mendasarkan analisis dengan konsep nasionalisme tribal yang dijabarkan oleh Hannah Arendt, penelitian ini menemukan bahwa cerpen, sebagai kritik, memproyeksikan bentuk nasionalisme tribal yang mewujud pada xenofobia dan diskriminasi rasial. Kedua hal itu tercipta karena pelabelan yang menggeneralisasi tokoh para pendatang atas stigma, suku, asal, dan historisitasnya semata. Selain itu, dominasi tokoh penduduk setempat—mayoritas—atas minoritas juga mewujud dalam bentuk-bentuk kekerasan, sebagai manifestasi xenofobia dan rasialisme, yang terjadi: pengusiran, penolakan, pembunuhan, bahkan pemusnahan.
Subjektivitas sebagai Pemberdayaan Diri Perempuan dalam Passport to Happiness Karya Ollie: Sebuah Pendekatan Gender Sastra Perjalanan Fadilah, Yuniardi; Khurosan, Herpin Nopiandi; Purnomo, Mulyo Hadi
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 3, No 1: April 2024
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2024.23113

Abstract

Penelitian ini mengkaji karya sastra perjalanan populer berjudul Passport to Happiness yang berisikan perjalanan perempuan pada 11 negara. Penelitian berusaha mengkaji subjektivitas pengarang dalam persepsinya terhadap objek dalam perjalananannya. Peneltian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Pendekatan yang menjadi dasar adalah pandangan Carl Thompson. Penelitian menemukan bahwa tindakan menilai objek yang dilakukan perempuan adalah bentuk pemberdayaan diri melawan kuasa patriarki. Subjektivitas dalam penilaian adalah bentuk suara penegasan diri perempuan
Trauma dalam Film Ketika Berhenti di Sini: Eksplorasi Sumber, Respons, dan Strategi Koping (Kajian Psikologi Sastra) Jayanti, Sekar Tri; Purnomo, Mulyo Hadi; Fadilah, Yuniardi
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 19, No 2: November 2024
Publisher : Indonesian literature Program, Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.19.2.74-88

Abstract

Film Ketika Berhenti di Sini mengangkat isu trauma, khususnya gangguan stres pasca-trauma (PTSD) setelah kehilangan orang terdekat. Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi trauma dalam film tersebut, termasuk sumber trauma, respons yang muncul, dan strategi koping yang digunakan. Pendekatan deskriptif kualitatif dengan teori Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-V) digunakan untuk menganalisis karakter Anandita Semesta yang mengalami trauma akibat kematian ayah dan kekasihnya. Strategi koping menurut Lazarus dan Folkman digunakan untuk memahami penyelesaian trauma. Hasil penelitian menunjukkan gejala PTSD pada Dita, antara lain: 1) mengulang memori traumatis, 2) menghindari benda dan orang yang mengingatkan trauma, 3) perubahan perilaku, dan 4) penurunan semangat hidup. Strategi koping Dita melibatkan dukungan sosial emosional, interpretasi positif, dan penerimaan terhadap keadaannya. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami representasi trauma dalam film sebagai refleksi dinamika psikologis dan upaya pemulihan dalam kehidupan sehari-hari.Kata Kunci: Psikologi Sastra, Trauma, PTSD, Ketika Berhenti di Sini, Strategi Koping.
Perkembangan Kognitif Tokoh Ima pada Buku Serial Anak Adab Sehari-Hari Seri Kelima Adab Berbicara: Kuda Impian Ima Karya Oky E. Noorsari (Kajian Perkembangan Kognitif Vygotsky) Pramudya, Akmal Dwi; Martini, Laura Andri Retno; Fadilah, Yuniardi
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 3, No 2: Oktober 2024
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2024.24903

Abstract

Persona Manifestasi Diri pada Lirik Lagu dalam Album Ini Bukan Nosstress Karya Nosstress: Kajian Estetika Pangesti, Shafa; Purnomo, Mulyo Hadi; Fadilah, Yuniardi
Wicara: Jurnal Sastra, Bahasa, dan Budaya Vol 3, No 2: Oktober 2024
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/wjsbb.2024.24104

Abstract

The purpose of this study is to reveal the form of manifestation through aesthetic means in the lyrics in the album Ini Bukan Nostress by Nosstress. This qualitative descriptive study uses an objective method with listening and noting techniques. The data taken is in the form of three of the nine song lyrics in the album. The results of this study are the discovery of aesthetic concepts through the perception of meanings depicted by the lyrical "I". The results of this perception produce aesthetic values that can be reflected as an aesthetic experience. The existence of self-manifestation based on the interpretation of the law of attraction in the three songs in the album Ini Bukan Nostress is a means to evaluate oneself through the beauty depicted from the intrinsic elements. Elements such as diction, imagery, and the use of rhyme in the lyrics can emphasize hope, optimism, and determination.