Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PROSES PEMILIHAN PERANGKAT DESA DI DESA DALANGAN KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO Anjany, Bulan Berlinda; Indarja, Indarja; Soemarmi, Amiek
Diponegoro Law Journal Vol 8, No 3 (2019): Volume 8 Nomor 3, Tahun 2019
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.98 KB)

Abstract

Hasil pengumuman penerimaan calon perangkat desa di Desa Dalangan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo dinilai tidak transparan karena tidak sesuai dengan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 72 tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pemilihan perangkat desa di Desa Dalangan dan apa hambatan dalam pelaksanaan pemilihan perangkat desa di Desa Dalangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis yang menggunakan data sekunder sebagai sumber utama serta didukung wawancara untuk mengklarifikasi data sekunder, kemudian di analisis melalui analisa kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa pemilihan perangkat desa di Desa Dalangan dilakukan melalui beberapa tahapan tes seleksi, diantaranya penyerahan persyaratan administrasi, tes komputerisasi, tes tertulis, dan tes wawancara. Hambatan yang terjadi pada saat proses pemilihan berlangsung adalah terdapat peserta bakal calon perangkat desa yang berasal dari luar domisili desa Dalangan tidak dapat mengikuti seleksi ke tahap selanjutnya karena terkendala alamat yang kurang jelas. Saran dari penulis yaitu untuk mewujudkan keadaan desa yang maju dan sejahtera, Panitia Tim Pengangkatan Perangkat Desa hendaknya lebih pro aktif dalam melaksanakan tugas supaya tidak merugikan pihak yang berkepentingan.
PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN PENDAPATAN DAERAH DALAM RANGKA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG Karomi, M. Paiton Abi; Indarja, Indarja; Diamantina, Amalia
Diponegoro Law Journal Vol 8, No 4 (2019): Volume 8 Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1101.784 KB)

Abstract

Dalam menjalankan pembangunan, Indonesia tidak hanya menjalin kerjasama dengan negara-negara sahabat, namun juga memaksimalkan potensi dalam negeri. Indonesia untuk memaksimalkan potensi dalam negeri, pernah menerapkan sistem pembangunan yang berpusat pada pemerintah pusat (sentralistik). Sistem negara ini memiliki kelemahan dimana tidak mampu menciptakan ekonomi negara yang merata, mandiri, dan berdaya saing tinggi. Penilitian ini bertujuan untuk menganilis Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Pendapatan Daerah Dalam Rangka Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Pringsewu Lampung, Hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanan tugas dan wewenang dalam rangka pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Pringsewu Lampung, dan solusi yang dilakukan Badan Pendapatan Daerah untuk mengatasi dalam Rangka Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Pringsewu Lampung.Hasil Penilitan melakukan intensifikasi Pajak Daerah dengan melanjutkan dan memperbaiki program inovasi yang dilakukan serta menggali inovasi baru dalam intensifikasi Pajak Daerah, sehingga dapat mengurangi gap antara target dan potensi Pajak Daerah, mengoptimalkan pengelolaan kekayaan dan aset daerah, penataan ulang (restruksisasi aset), agar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif dan pada akhirnya akan mendatangkan Pendapatan Daerah melalui Retribusi Daerah atau Pendapatan Sewa.
PELAKSANAAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KOTA SEMARANG DALAM PENATAAN TRANSPORTASI Novitasari, Elva; Indarja, Indarja; Hardjanto, Untung Sri
Diponegoro Law Journal Vol 8, No 4 (2019): Volume 8 Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.534 KB)

Abstract

Peraturan Walikota Semarang Nomor 75 Tahun 2016 menjelaskan bahwa salah satu fungsi Dinas Perhubungan adalah melakukan penataan transportasi di Kota Semarang. Dinas Perhubungan Kota Semarang mempunyai tugas yaitu: merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi bidang Lalu Lintas, bidang Angkutan dan bidang Analisis Dampak Lalu Lintas. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: bagaimana pelaksanaan fungsi Dinas Perhubungan Kota Semarang dalam penataan transportasi dan hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif, yaitu penelitian yang mengutamakan penelitian kepustakaan dan dokumen-dokumen untuk memperoleh data sekunder. Pendekatan normatif dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaji peraturan-peraturan hukum yang berkaitan dengan masalah penataan transportasi di Kota Semarang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan fungsi dinas perhubungan dilakukan melalui tiga fungsi, yaitu sebagai pembuat kebijakan (regulator), sebagai penyedia fasilitas (fasilitator), dan sebagai pengawas (evaluator). Hambatan yang ditemui oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang dalam melakukan penataan transportasi antara lain: adanya beberapa kritik dari pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan upaya yang dibuat oleh Dinas Perhubungan, sehingga dalam pelaksanaannya belum optimal karena adanya kendala tersebut. Hambatan lain yang dihadapi adalah Dinas Perhubungan sebagai fasilitator, masih menemui kontroversi sehingga pengguna jalan baik pengemudi kendaraan, angkutan maupun pejalan kaki kurang memanfaatkan sarana dan prasarana karena kurang nyamannya sarana dan prasarana tersebut. Upaya untuk mengatasi hambatan adalah dengan mengevaluasi dan memperbarui  kebijakan untuk menekan pertumbuhan kendaraan pribadi, membuat kebijakan bagi angkutan umum. Kebijakan tersebut tidak memberatkan sebelah pihak sehingga dapat menghasilkan mufakat yang win-win solution antara masyarakat dan pemerintah. Upaya-upaya tersebut dengan cara meningkatkan kualitas infrastruktur dari segi sarana dan prasarana seperti perbaikan kendaraan dan aturan-aturan lalu lintas, dan meningkatkan kualitas angkutan umum.  Dengan adanya peningkatan tersebut diharapkan masyarakat dapat dengan nyaman menikmati fasilitas angkutan umum.
EKSISTENSI DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DI KABUPATEN PATI Putri, Erika Anamantika; Soemarmi, Amiek; Indarja, Indarja
Diponegoro Law Journal Vol 12, No 3 (2023): Volume 12 Nomor 3, Tahun 2023
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dlj.2023.39061

Abstract

Upaya dalam mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi atau memberikan edukasi kepada masyarakat melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pati. Tujuan penelitian ini guna mengetahui upaya penurunan kekerasan berbasis gender dan guna mengetahui kendala apa saja yang dihadapi. Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode yuridis normatif dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai dasar untuk diteliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk mencegah terjadi kekerasan pada perempuan dan anak dapat dilakukan sosialisasi atau memberi edukasi kepada masyarakat. Akan tetapi, didalam pelaksanaanya masih terdapat kendala yang tidak dapat mengoptimalkan sosialisasi dikarenakan kurangnya anggaran dan kurangnya sumber daya manusia. diambil kesimpulan bahwa Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pati sudah melaksanakan tugasnya.
PELAKSANAAN TUGAS PEMBANTUAN OLEH DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH DALAM RANGKA PENGELOLAAN PELABUHAN PERIKANAN Nurhadi, Amalia; Diamantina, Amalia; Indarja, Indarja
Diponegoro Law Journal Vol 13, No 2 (2024): Volume 13 Nomor 2, Tahun 2024
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dlj.2024.43526

Abstract

Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi yang besar di bidang kelautan dan perikanan. Keberadaan pelabuhan perikanan di Jawa Tengah menunjukkan komitmen untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan di wilayah tersebut. Permasalahan yang  kerap timbul dalam rangka pengelolaan pelabuhan perikanan yaitu kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk mengelola pelabuhan perikanan serta adanya ketegangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah akibat ketidakselarasan kebijakan yang berlaku di tingkat nasional dengan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis pelaksanaan tugas pembantuan yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah dalam rangka pengelolaan pelabuhan perikanan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Jenis data yang menjadi fokus penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan wawancara guna mendukung validitas dan ketepatan data. Untuk menganalisis temuan, penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep tugas pembantuan di bidang kelautan dan perikanan telah mengalami perkembangan, terutama terkait asal penugasan dan ruang lingkup tugas pembantuan. Permen KP No. 41 Tahun 2021 lebih fleksibel dan fokus pada kegiatan fisik, sedangkan Permen KP No. 3 Tahun 2023 lebih spesifik dan berbasis pada jenis urusan pemerintahan. Pelaksanaan tugas pembantuan pengelolaan pelabuhan perikanan di Jawa Tengah didasarkan pada Perda Provinsi Jateng No. 1 Tahun 2013 dan PP No. 27 Tahun 2021. Namun, belum dilaksanakan dengan baik, karena Dinas hanya mengelola sebagian pelabuhan yang sudah diserahkan oleh Daerah Kabupaten/Kota kepada Daerah Provinsi. Hal ini disebabkan oleh perubahan kewenangan dalam pengelolaan pelabuhan perikanan antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Provinsi, yang belum sepenuhnya diikuti oleh semua Daerah Kabupaten/Kota. Kondisi ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara ketentuan hukum dan praktik di lapangan sehingga menimbulkan potensi penyimpangan hukum. Hambatan utama juga muncul dalam keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia, yang diatasi melalui pendekatan strategis seperti penggunaan dana anggaran dari pusat dan APBD serta pelatihan bagi staf di pelabuhan perikanan untuk menangani kekurangan sumber daya manusia.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI DESA BELANGWETAN, KECAMATAN KLATEN UTARA Indarja, Indarja; Tyesta ALW, Lita; Maharani Sukma, Novira; Ainun Najib, Ahmad
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v8i1.34460

Abstract

This community service program was initiated in response to the low levels of awareness and participation among both village officials and the community in the formulation of Village Regulations (Perdes) in Belangwetan Village, Klaten Utara District. Ideally, Perdes should be developed through participatory and inclusive processes to reflect local needs and aspirations. To address these issues, the program implemented a series of empowering activities including field surveys, legal education, interactive discussions, and simulations of regulation drafting. The participatory-educational approach aimed to build the capacity of village stakeholders in understanding the legal principles, technical procedures, and democratic values underlying village governance. The program's execution revealed several challenges: limited public consultation during Perdes drafting, lack of legal literacy among officials, and inadequate community engagement mechanisms. Through targeted interventions, the service team successfully raised awareness, encouraged community input, and enhanced the competence of local apparatus in policy formulation. Notably, the simulation exercises allowed community members to gain practical experience in participatory regulation-making. In addition, discussions highlighted the strategic role of the Village Consultative Body (BPD) and the importance of transparency and information access in the process. The program outcomes included increased legal consciousness, strengthened institutional collaboration, and a shared commitment to fostering responsive and democratic village governance. Overall, the initiative proved effective in promoting inclusive regulation processes that support the autonomy and development of rural communities.   ABSTRAK Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan sebagai respons atas rendahnya tingkat pemahaman dan partisipasi masyarakat serta perangkat desa dalam proses pembentukan Peraturan Desa (Perdes) di Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara. Idealnya, Perdes disusun melalui proses yang partisipatif dan inklusif agar mencerminkan kebutuhan serta aspirasi lokal. Untuk mengatasi persoalan tersebut, program ini mengimplementasikan serangkaian kegiatan pemberdayaan, seperti survei lapangan, penyuluhan hukum, diskusi interaktif, dan simulasi penyusunan regulasi. Pendekatan partisipatif-edukatif digunakan untuk membangun kapasitas para pemangku kepentingan desa dalam memahami prinsip hukum, prosedur teknis, dan nilai-nilai demokrasi dalam tata kelola pemerintahan desa. Pelaksanaan program mengungkap berbagai tantangan, seperti minimnya konsultasi publik dalam penyusunan Perdes, rendahnya literasi hukum aparatur, serta belum optimalnya mekanisme pelibatan masyarakat. Melalui intervensi yang tepat, tim pengabdian berhasil meningkatkan kesadaran hukum, mendorong masukan dari masyarakat, dan memperkuat kompetensi aparat desa dalam merumuskan kebijakan. Kegiatan simulasi secara khusus memberikan pengalaman praktis kepada warga dalam menyusun peraturan secara partisipatif. Diskusi juga menyoroti peran strategis Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta pentingnya transparansi dan akses informasi dalam proses penyusunan regulasi. Hasil program menunjukkan peningkatan kesadaran hukum, penguatan kolaborasi kelembagaan, dan komitmen bersama untuk mewujudkan tata kelola desa yang responsif dan demokratis. Secara keseluruhan, program ini terbukti efektif dalam mendorong proses peraturan desa yang inklusif untuk mendukung otonomi dan pembangunan masyarakat pedesaan.