Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

CITRA UBUD BALI BERDASARKAN PETA KOGNISI MASYARAKAT Anggi, Mutiara; Pramitasari, Diananta; Marcillia, Syam Rachma
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 7, No 1 (2020): April
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4229.962 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v7i1.34859

Abstract

Berbagai kota maupun wilayah di Indonesia banyak memiliki potensi pariwisata yang menarik sehingga dikunjungi oleh turis dari berbagai macam negara. Salah satunya adalah area Ubud Bali yang memiliki banyak destinasi wisata dan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pariwisatanya. Perkembangan yang pesat tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan kepadatan lingkungan yang tidak terkendali dan berubahnya citra Ubud sebagai kawasan alam dan pedesaan yang tenang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui citra Ubud berdasarkan kognisi spasial yang tergambar melalui peta kognisi (cognitive map) masyarakatnya. Citra Ubud tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk perkembangan area Ubud nantinya. Penelitian yang dilakukan di area Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali ini menggunakan metode penelitian pemetaan kognisi (cognitive mapping). Melalui metode ini sebelas responden diminta untuk menggambarkan sketsa peta area Ubud dengan menunjukkan lima elemen kota menurut Kevin Lynch, yaitu landmark, node, path, district, dan edge. Dari sebelas cognitive map yang tergambar, didapatkan hasil bahwa Ubud memiliki citra kawasan sebagai kawasan wisata yang masih memegang kuat budayanya. Hal ini ditunjukkan melalui perempatan Ubud dan Monkey Forest sebagai elemen spasial yang tertanam kuat dalam kognisi responden.IMAGE OF UBUD BALI BASED ON COGNITIVE MAP OF THE DWELLERSVarious regions in Indonesia have many attractive tourism potentials and are visited by tourists from various countries. One of them is the area of Ubud, Bali, which has many tourist destinations and continues to grow to meet the needs of tourism. This rapidly growing tourism will raise some concerns about uncontrolled urban density and the alteration of Ubud’s image as a peaceful and natural rural area. Therefore, this research was conducted to find out the image of Ubud based on the dwellers’ spatial cognition, which is drawn through their cognitive maps. This image of Ubud is expected to be used as a consideration for the development of the Ubud area. The research was conducted in the area of Ubud, Gianyar, Bali, and used cognitive mapping as the research method. Through this method, eleven respondents were asked to sketch the maps of Ubud area by showing five city’s elements, according to Kevin Lynch. Those elements are landmark, node, path, district, and edge. From eleven cognitive maps drawn, the obtained result is that Ubud has the image of a tourist area that still holds a strong culture. This is shown through the intersection of Ubud and Monkey Forest as spatial elements that are firmly embedded in the respondents’ spatial cognition.
ASPEK PERILAKU MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL PADA RUANG TERBUKA PUBLIK Hantono, Dedi; Pramitasari, Diananta
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 5 No 2 (2018): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v5i2a1

Abstract

Abstrak_Ruang terbuka publik merupakan elemen kota yang sangat penting kehadirannya dalam kehidupan kota. Sebagai ruang terbuka yang bersifat publik maka berbagai aktivitas dapat dilakukan manusia baik perorangan maupun berkelompok. Karakteristik manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial menjadi hal yang menarik untuk diteliti bagaimana manusia mempertahankan sifat keprivasian mereka dalam ruang terbuka publik yang dapat diakses siapa saja. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran bagaimana manusia mengaktualisasikan karakternya sebagai makhluk individu dalam suatu ruang sosial di ruang terbuka publiksehingga manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa digunakan para perancang ruang kota dalam memperhatikan kebutuhan karakter manusia sebagai pengguna ruang tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan pendekatan kajian literatur yaitu menggunakan beberapa teori dan artikel penelitian yang sesuai yang telah dilakukan.Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan ditemukan bahwa karakter manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam ruang terbuka publikterdapat 2 bentukan ruang yaitu ruang pribadi (personal space) yaitu ruang maya yang berada di sekeliling tubuh masing-masing individu dan teritori (territory) yang dibentuk sesuai dengan kondisi tertentunamunmasih dapat diusik oleh individu lain sehingga pertahanan manusia ini sifatnya tidak masif. Teritori juga dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu ekonomi dan budaya.Kata kunci: Arsitektur Perilaku; Ruang Publik, Ruang Terbuka Publik. Abstrak_Public open space is an element of the city that is very important of  its presence in city life. As a public open space, various activities can be carried out by humans, both individuals and groups. The characteristics of humans as individual and also social being; becoming interesting things to be investigated that how humans maintain their privacy in public open spaces that can be accessed by anyone. Therefore the purpose of this study is to gain the description of how humans actualize their characters as individual beings in a social space in public open space so that the benefits of this research are expected to be able to be used by urban space designers in concerning to the human character needs as the space user. The research method used was a qualitative method by conducting a literature study approach, which used several theories and research articles that were appropriate. Based on the literature review, it was found that human characters as individual and social being in public open spaces had 2 spatial forms, namely personal space which was the virtual space available around the body of each individual and territory formed according with certain conditions but can still be disturbed by other individuals so that the human defense is not massive. Territory is also influenced by two factors, namely economy and culture.Keywords: Behavior Architecture; Urban Space; Public Open Space; Personal Space; Territory.
VULNERABILITY OF ELDERLY IN THEIR HOME ENVIRONMENT AT HIGH DENSELY SETTLEMENT Pramitasari, Diananta; Sarwadi, Ahmad
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 6 No 1 (2019): Nature
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v6i1a1

Abstract

Abstract_ This study basically aims to examine the vulnerability of the elderly when they are using the space in their home within a high densely settlement. Due to the high density of the urban settlement, the condition of the elderly living unit that located in the middle of settlement area is questioned. Under the condition of lack of space, actually two questions are appeared. First question is “how do the elderly residents use the space for their daily life?”. Moreover, the second question is about “is the room as well the home environment good enough for supporting the elderly daily activities and maintaining their health?” These questions are actually directing to necessary of examining the vulnerability the elderly in their own home. This study was carried out through conducting field observation and doing the individual interview in two neighborhoods located at the city center of Yogyakarta City. By interviewing the elderly residents this study identified the room or spaces that most frequently used the senior residents during their lives inside their own home. The identification then proceeds in to the assessment of the space condition especially related to the natural lighting and ventilation. This study found that in urban settlement with high density and aging population, there was subtle vulnerability existed in the spaces within the elderly’s home that most frequently used. This vulnerability was sourced at the conditions of natural lighting and fresh air ventilation that performed by the home environment properties. These physical aspects of the space considered significant since the resident houses were in very limited urban spaces. Although the vulnerability is subtle or slight, this condition indicates that the elderly residents’ health is really threatened.Keywords: Elderly; Home Environment; High Densely Settlement; Use of Space; Vulnerability.
PLACE ATTACHMENT ABDI DAN MASYARAKAT TERHADAP PURI UBUD DI KABUPATEN GIANYAR, BALI Widodo, Eko; Pramitasari, Diananta; Marcillia, Syam Rachma
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v6i2a6

Abstract

Abstrak_Place attachment sebagai bentuk keterikatan individu terhadap suatu tempat pada umumnya bisa diwujudkan ke dalam ikatan batin, makna, kepuasan, serta ikatan sosial yang dapat dilihat dari perlakuan seseorang terhadap objek yang berada di sekitarnya. Puri Saren Agung Ubud sebagai salah satu destinasi pariwisata berskala internasional memiliki kecenderungan untuk berkembang dan berubah mengikuti kebutuhannya, termasuk ancaman invasi terhadap karakter dan identitas budaya lokal di kawasan Ubud. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji sejauh mana place attachment terhadap Puri Saren Agung Ubud masih dimiliki oleh abdi (pegawai puri) dan masyarakat di sekitarnya, beserta jenis keterikatannya. Penentuan responden dilakukan dengan pendekatan purposive sampling pada dua kategori yang berbeda, yaitu internal user (abdi) dan surrounding community (masyarakat) yang memiliki keragaman jenis kelamin, usia, tugas dan tanggung jawab/ pekerjaan, serta lama bekerja/ tinggal di sekitar Puri Saren Agung Ubud berdasarkan variabel Place Attachment, meliputi: Place Identity, Place Dependence, Social Bond, dan Architecture. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterikatan terhadap Puri Saren Agung Ubud lebih banyak dipengaruhi oleh makna dan keterikatannya; keindahan, kenyamanan, dan kepuasan; serta kenangan dan ikatan khusus yang dihadirkan oleh Puri Saren Agung Ubud. Selain itu ikatan yang terbentuk pada masing-masing penggunanya memiliki tingkatan yang berbeda. Jenis keterikatan abdi terhadap Puri Saren Agung Ubud lebih bersifat ikatan batin dan emosional, sementara keterikatan yang dimiliki oleh masyarakat lebih bersifat kepentingan ekonomi dari keberadaan Puri Saren Agung Ubud sebagai salah satu destinasi pariwisata. Sekalipun demikian, tanggung jawab secara adat untuk menjaga kelestarian dan eksistensi Puri Saren Agung Ubud masih dimiliki oleh abdi dan masyarakat di sekitarnya.Kata kunci: Puri Saren Agung Ubud; Place Attachment; Abdi; Masyarakat; Variabel Arsitektur. Abstract_ Place attachment as a form of individual or group attachment toward a place, in general, can be manifested into an inner bonding, meaning, satisfaction, and social bonding that can be seen from one's treatment to the objects around them. Puri Saren Agung in Ubud as an international tourism destination has a tendency to develop and change to meet its needs, including the threat of invasion of local cultural character and identity in the Ubud area. This research was conducted for assessing to what extent place attachment to Puri Saren Agung in Ubud is still owned by Abdi (internal user) and the surrounding community, along with the type of attachment. Respondent determination was done by using purposive sampling approach in two different categories, namely internal user (Abdi) and surrounding communities that have a diversity in sex, age, duties and responsibilities/jobs, the length of working/staying around Puri Saren Agung in  Ubud based on Place Attachment variables, including Place Identity, Place Dependence, Social Bond, and Architecture. The results showed that the attachment to Puri Saren Agung in Ubud is more influenced by its meaning and attachment; beauty, comfort, and satisfaction; as well as memories and special bond presented by Puri Saren Agung Ubud. Besides, the bonds that are formed in each user have a different level. The type of Abdi's attachment to Puri Saren Agung in Ubud is more of an inner and emotional bond, while the attachment held by the community is more of economic interest from the existence of Puri Saren Agung in Ubud as a tourism destination. Even so, customary responsibility for maintaining the preservation and existence of Puri Saren Agung in Ubud still belongs to Abdi (internal user) and the surrounding community.Keywords: Puri Saren Agung in Ubud; Place Attachment; Abdi (Internal User); Surrounding Community; Architectural Variable.
IMPLIKASI PANDEMIK COVID 19 PADA PERILAKU DAN PERSEPSI PENGHUNI TERKAIT DESAIN HUNIAN IDEAL Nurfadhillah, Ulfaizah Sahril; Ekananda, A. Nindyah; Saputra, Wahyu; Pramitasari, Diananta
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 8 No 2 (2021): December
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v8i2a4

Abstract

Abstrak_ Penelitian ini merupakan studi awal yang dilakukan untuk mengetahui dan menguji dampak pandemi Covid 19 pada persepsi penghuni terkait desain hunian ideal dan hubungannya terkait perilaku penghuni. Studi ini menggunakan pendekatan teknik survey, pengambilan data dengan membagikan kuesioner secara daring menggunakan Google Form. Sebanyak 217 responden mengisi kuesioner dengan kriteria berusia diatas 18 tahun, bertempat tinggal atau berdomisili di Kota Makassar, dan penghuni jenis rumah tapak atau cluster. Data yang dihasilkan berbentuk data kategorik dan dianalisis dengan statistik deskriptif dengan melihat tendensi dari jawaban responden, kemudian melakukan pengujian menggunakan chi-square dengan SPSS 25. Hasil studi menunjukkan bahwa penghuni melakukan upaya adaptasi dan terjadi perubahan aktivitas selama di rumah. Desain hunian ideal bagi persepsi penghuni terutama pada tiga kriteria aspek desain, yaitu asri dengan tanaman hijau dan pohon, mengutamakan sistem pencahayaan alami dan penggunaan material low maintenance (mudah dibersihkan). Terdapat hubungan positif yang signifikan antara upaya adaptasi dan perubahan aktivitas penghuni dengan persepsi penghuni terhadap ketiga kriteria aspek desain rumah ideal sebagai dampak dari Covid 19. Studi ini menyarankan bahwa pendekatan konsep rumah sehat menjadi konsep paling cocok digunakan untuk hunian di masa mendatang sebagai implikasi dari adanya virus Covid 19.Kata kunci : Hunian Ideal; Pandemik Covid 19; Perilaku; Persepsi. Abstract_ This research was a preliminary study conducted to determine the impacts of the COVID-19 pandemic on residents' perceptions regarding the ideal residential design and its relationship to occupant behaviors. This study used a survey technique approach. The data were collected by distributing an online Google Form questionnaire. A total of 217 respondents filled out the questionnaire with the criteria being over 18 years old, residing or domiciled in Makassar City, and residing in a landed type house or cluster. The resulting data is in the form of categorical data and analyzed by descriptive statistics by looking at the tendency of the respondents' answers, then testing using chi-square with SPSS 25. The results of the study show that residents make adaptation efforts and there are changes in activity while at home. The ideal residential design for the perception of residents, especially on three design aspect criteria, namely beautiful with green plants and trees, prioritizing natural lighting systems, and the use of low maintenance materials (easy to clean). There is a significant positive relationship between adaptation efforts and changes in residents' activities with residents' perceptions of the three criteria for ideal house design aspects as a result of Covid 19. This study suggests that the healthy home concept approach is the most suitable concept for housing in the future as an implication of the presence of the virus. Covid 19.Keywords :  Behavior; Ideal Residence; Pandemic Covid 19; Perception. 
MOBILITAS SPASIAL LANSIA DI RUANG LUAR PERMUKIMAN PADAT KOTA Pramitasari, Diananta; Anggi, Mutiara
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 9 No 1 (2022): June
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v9i1a9

Abstract

Abstrak_ Permukiman padat di tengah kota dan populasinya yang semakin meningkat merupakan suatu masalah urban yang kerap terjadi. Wilayah-wilayah tersebut menampung berbagai kalangan masyarakat, termasuk para lanjut usia (lansia) yang memilih untuk tetap tinggal atau bertahan di lingkungan tempat tinggalnya pada masa usia senja. Keterbatasan motorik yang semakin dihadapi lansia tidak mengurangi kebutuhannya untuk tetap bepergian, termasuk berjalan kaki di sekitar area permukiman. Kondisi spasial lingkungan tempat tinggal memegang peran yang sangat penting untuk mendukung mobilitas lansia di ruang luar. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi kegiatan mobilitas lansia ketika berjalan kaki di ruang luar dan memahami kebutuhan yang mendukung kegiatan tersebut. Upaya tersebut ditempuh dengan mengkaji kegiatan responden lansia selama bermobilitas, serta karakteristik jejalur dan titik kegiatan yang terakses. Penelitian ini dilakukan dengan metode person-centered mapping dan merekam 25 rute berjalan kaki oleh 19 responden lansia. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah jejalur yang diakses oleh responden lansia ketika bermobilitas di ruang luar didukung oleh faktor (1) fasilitas; (2) jarak dan letak jalur; (3) lebar jalur; dan (4) kondisi material. Penelitian ini turut merekomendasikan terbentuknya ruang terbuka di persimpangan atau tengah permukiman padat kota dengan akses yang mudah dan fasilitas yang beragam untuk mendukung kegiatan bermobilitas lansia di ruang luar. Kata kunci: Lansia; Berjalan kaki; Permukiman padat kota; Jalur; Ruang terbuka di persimpangan Abstract_Densely populated settlement in the middle of the city and its increasing population are urban problems that often occur. These areas accommodate various groups of people, including the elderlies, choosing to stay permanently in the neighborhood for relishing old age life. Physical limitations faced by the elderlies do not reduce the need to keep going out, including walking around the settlement. Spatial conditions in the neighborhood play a very important role in supporting the mobility of the elderlies in outdoor spaces. Therefore, this study seeks to explore the elderlies’ mobility activities when walking in outdoor spaces and understand the needs that support these activities. These efforts were taken by examining the occurring activities during the mobility, and the characteristics of the accessed streets and activity nodes. The research was conducted using the person-centered mapping method and recorded 25 walking routes by 19 elderlies. The result obtained from this study is the streets accessed by the elderlies are supported by (1) facilities; (2) distance and location; (3) width; and (4) material condition. This study also recommends the establishment of an accessible junction open space with various facilities in the middle of dense urban settlements to support the elderlies’ mobility. Keywords: Elderly; Walking; Densely populated settlement; Street; Junction open space.
Kajian Ruang Terbuka Hijau Publik Ramah Anak Pada Area Permukiman Kota Yogyakarta Shafira, Thalya Alfiani; Pramitasari, Diananta
MODUL Vol 24, No 2 (2024): MODUL vol 24 nomor 2 tahun 2024 ( 5 articles )
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.24.2.2024.71-79

Abstract

Dalam kawasan perkotaan yang padat, ruang terbuka hijau publik yang ramah anak sangat penting karena memberikan tempat yang aman dan menyenangkan bagi anak-anak untuk bermain dan belajar. Studi ini bermaksud mengetahui seberapa ramah anak Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) di permukiman Kota Yogyakarta. Fokus utama adalah mengetahui sejauh mana RTHP mendukung perkembangan fisik, emosional, dan sosial anak-anak di kawasan permukiman padat penduduk. Penelitian ini melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap RTHP yang ada, meliputi desain, aksesibilitas, fasilitas, dan keamanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar RTHP di Kota Yogyakarta menyediakan fasilitas bermain dasar, masih terdapat kekurangan, ditunjukkan dengan adanya beberapa area permukiman padat penduduk memiliki tingkat ramah anak yang rendah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pada kebutuhan anak-anak dengan disabilitas fisik serta keberlanjutan ruang terbuka. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan untuk tindakan perbaikan yang konkret dan berkelanjutan dalam upaya untuk menciptakan RTHP yang lebih baik.
Karakteristik Commercial Signage pada Fasad Bangunan Kuliner (F&B) di Penggal Jalan Kaliurang Yogyakarta Pramitasari, Diananta; Egy Wulandari
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol. 5 No. 2 (2024): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v5i2.9390

Abstract

Pesatnya pertumbuhan bisnis kuliner maupun bisnis sektor lain di DI Yogyakarta menyebabkan munculnya berbagai permasalahan visual terkait dengan commercial signage. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan karakteristik commercial signage pada fasad bangunan kuliner (F&B) di penggal Jalan Kaliurang KM 4,8 – KM 5,5 Yogyakarta untuk membantu mengatasi ketidakteraturan visual terkait commercial signage. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik deduktif dari teori commercial signage dan menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa commercial signage pada fasad bangunan kuliner (F&B) di penggal Jalan Kaliurang KM 4,8 – KM 5,5 memiliki karakteristik fisik berupa bentuk pemasangan flat wall-mounted dengan pencahayaan internal dan terbuat dari bahan logam. Karakteristik grafis sebagian besar commercial signage berupa penggunaan huruf sans serif dengan memiliki keterbacaan yang baik, signage timbul serta warna dominan merah. Perlu adanya perhatian dan penyempurnaan lebih lanjut terhadap desain fisik dan desain grafis commercial signage pada fasad bangunan kuliner (F&B) agar informasi mengenai aktivitas bisnis kuliner (F&B) yang ada pada bangunan tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada konsumen.
Pengaruh Ketersediaan Amenitas pada Wisata Malam terhadap Kenyamanan Aksesibilitas Masyarakat Kampung Prawirotaman Kuncoro, Devanda Dana; Pramitasari, Diananta
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 2: Juli 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.vi.3145

Abstract

Kampung Prawirotaman merupakan salah satu kampung yang dijadikan destinasi wisata di Kota Yogyakarta. Dahulunya Kampung Prawirotaman dikenal sebagai kampung batik. Seiring berjalannya waktu kini dikenal sebagai kampung turis. Berkembangnya kegiatan pariwisata yang berlangsung di Kampung Prawirotaman mengakibatkan meningkatnya pembangunan kegiatan wisata yang semakin didominasi oleh kegiatan wisata malam seperti café, restoran, dan bar yang berada pada koridor jalan sekunder. Pembangunan wisata malam yang tidak diimbangi dengan ketersediaan amenitas menimbulkan beberapa konflik antara pengusaha dan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan mengetahui kenyamanan masyarakat dari aspek aksesibilitas setelah adanya amenitas khususnya area parkir pada setiap tempat wisata malam yang ada di Kampung Prawirotaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif eksploratif. Analisis hasil data hasil dari pengisian kuesioner oleh 51 responden menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa hanya 2 dari 16 wisata malam yang memiliki amenitas area parkir memadai, sehingga titik-titik wisata malam masih menimbulkan  ketidaknyamanan dalam aspek aksesibilitas bagi penduduk lokal, yaitu pada indikator kepadatan lalu lintas. Sedangkan pada indikator penggunaan ruas untuk pejalan kaki mayoritas responden masih merasa nyaman. Sebagai tambahan, adanya wisata malam hingga larut malam membuat masyarakat lokal merasa aman. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak orang yang beraktivitas pada malam hari. 
Preferensi Pengunjung Terhadap Karakteristik Arsitektur Spot Foto Buatan pada Destinasi Hutan Pinus Mangunan: - Moedia, Nurul Izzah; Pramitasari, Diananta
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 1: Januari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.vi.4698

Abstract

Pariwisata Indonesia berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi dalam era pariwisata 4.0.  Evolusi ini menuntut setiap bagian pada industri pariwisata untuk berperan aktif. Tidak hanya manusianya, melainkan destinasi wisata pun harus ikut beradaptasi. Pada pariwisata 4.0 ini ditetapkan Generasi Z dan Generasi Milenial sebagai target pasar wisatawan, sehingga destinasi dan atraksi disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kedua generasi ini. Penelitian ini dilakukan di destinasi Hutan Pinus Mangunan yang sangat dikenal akan atraksi spot foto buatannya.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik arsitektur dari spot foto buatan yang ada dan mengeksplorasi preferensi wisatawan Generasi Z dan Generasi Milenial untuk mengetahui kebutuhan spot foto buatan dalam berwisata.  Metode yang digunakan yaitu observasi dan penyebaran kuesioner secara langsung kepada wisatawan, sehingga didapatkan 67 responden yang mewakili kedua generasi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa wisatawan cenderung lebih menyukai spot foto yang harmonis dengan latar belakang alaminya, baik dari segi material, warna, tekstur dan skala tanpa menciptakan kontras yang berlebihan dengan sekitarnya. Selain itu, penting untuk spot foto buatan menggabungkan kecantikan spot foto buatan dengan view alami di belakangnya untuk menciptakan visualisai yang lebih menyatu. Adanya spot dengan bentuk beraturan dan simetris antara kedua sisinya juga menjadi pilihan favorit wisatawan Generasi Z dan Generasi Milenial untuk berfoto.