Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

EVALUASI BATUAN INDUK DAN PEMODELAN KEMATANGAN BATUAN INDUK PADA BLOK "F", CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA Darmawan, Muhammad Farhan; Gani, Reza Mohammad Ganjar; Ilmi, Nisa Nurul; Husaeni, Ahmad; Bumolo, Firman Ardiansyah
Bulletin of Scientific Contribution Vol 19, No 2 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc.v19i2.34464

Abstract

Penelitian dilakukan di Sub-Cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara dengan menggunakan metode geokimia. Analisis dilakukan untuk mengetahui karakteristik batuan induk, biomarker, potensi batuan induk, sejarah pemendaman dan korelasi minyak bumi-batuan induk pada sumur D22, D26, dan D29. Hasil analisis menunjukan bahwa karakteristik geokimia pada Formasi Jatibarang dan Talang Akar dari masingmasing sumur memiliki nilai TOC, S1, S2, dan PY yang cukup baik dengan tipe kerogen II-III sehingga menghasilkan hidrokarbon dengan jenis minyak dan gas bumi serta memiliki tingkat kematangan yang matang. Potensi Formasi Jatibarang dan Talang Akar sebagai batuan induk termasuk kedalam klasifikasi batuan induk efektif, Formasi Baturaja dan Main Upper Cibulakan termasuk batuan induk potensial, dan Formasi Parigi termasuk batuan induk memungkinkan. Proses pengendapan pada daerah penelitian terjadi secara terus menerus karena pada Formasi Jatibarang tidak ditemukan suatu unconformity berupa erosional maupun non-deposisional. Korelasi minyak-batuan induk pada Formasi Jatibarang menunjukan minyak yang ada pada Formasi Jatibarang berasal dari batuan induk yang ada di Formasi Jatibarang sedangkan minyak yang ada pada Formasi Talang Akar berasal dari batuan induk yang ada di Formasi Talang Akar.
BATUBARA FORMASI STEENKOOL DI DAERAH RANSIKI, PAPUA Setiadi, Djadjang Jedi; Alam, Syaiful; Nurdrajat, .; Gani, Reza Mohammad Ganjar; Firmansyah, Yusi
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 3 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1212.477 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v16i3.19008

Abstract

Makalah ini menyajikan hasil penelitian terhadap salah satu endapan batubara yang belum banyak dikenal dalam literatur geologi Indonesia, yakni batubara Formasi Steenkool (akhir Miosen – Plistosen) yang ada di daerah Ransiki, Kepala Burung, Papua. Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa batubara Formasi Steenkool dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni bright coal, banded bright coal, dan dull coal. Batubara tersebut umumnya berwarna hitam dengan gores coklat, dan keras. Belerang kadang-kadang ditemukan mengisi bidang pecah planar hingga conchoidal yang berkembang didalamnya. Lapisan-lapisan batubara Formasi Steenkool di daerah Ransiki memiliki ketebalan yang sangat bervariasi, mulai dari beberapa centimeter hingga hampir 3 m. Sebagian diantaranya mengandung parting serpih karbonan dengan ketebalan umumnya kurang dari 20 cm. Lapisan-lapisan batubara umumnya diapit oleh lapisan serpih karbonan, meskipun ada sebagian diantaranya yang dialasi atau ditutupi oleh lapisan batupasir halus. Hasil penelitian laboratorium terhadap 13 sampel terpilih mengindikasikan bahwa batubara Formasi Steenkool umumnya memiliki kelembapan rata-rata < 3% adb, kadar abu rata-rata < 5%, kadar volatil rata-rata > 40%, kandungan karbon tertambat rata-rata > 45%, dan kadar belerang rata-rata < 1% dengan nilai kalor > 5000 kal/g. Penelitian ini mengungkapkan hasil yang berbeda dengan laporan yang selama ini diterima mengenai batubara Formasi Steenkool. Pertama, hasil penelitian ini menujukkan bahwa hampir semua batubara Formasi Steenkool di daerah penelitian merupakan high-volatile subbituminous coal, bukan lignit sebagaimana dilaporkan selama ini. Kedua, batubara Formasi Steenkool memiliki kualitas yang cukup baik. Hal itu terlihat dari bukti fisik sebagaimana terlihat di lapangan dan dari hasil penelitian laboratorium yang menunjukkan bahwa semua sampel memiliki nilai kalor lebih dari 5000 kal/g. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa batubara Formasi Steenkool layak diteliti lebih lanjut dan seksama untuk mengetahui potensi endapan batubara di wilayah Kepala Burung, Papua, dan untuk mengkaji nilai ekonomis yang mungkin dimilikinya.Kata kunci: Formasi Steenkool, Batubara, Papua 
ANALISIS SKEMA PENGENDAPAN FORMASI PEMATANG DI SUB-CEKUNGAN AMAN UTARA, CEKUNGAN SUMATERA TENGAH SEBAGAI BATUAN INDUK. Gani, Reza Mohammad Ganjar; Firmansyah, Yusi
Bulletin of Scientific Contribution Vol 15, No 1 (2017): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.61 KB)

Abstract

ABSTRAKAnalisis  Formasi Pematang sebagai salah satu penghasil batuan induk di Sub-Cekungan Aman Utara, Cekungan Sematera Tengah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, bagaimana Formasi Pematang ini terendapkan dengan mekanisme cekungan belakang busur dengan sistem pengendapn syn-rift menjadi salah satu Formasi yang dikenal sebagai penghasil batuan induk yang baik. Objek penelitian terfokus pada pustaka tentang kondisi geologi, stratigrafi regional daerah penelitian dengan fokus pada grup Formasi pematang dan data seismik daerah penelitian yang nanti akan saling berkaitan.Pada penampang seismik memperlihatkan struktur sesar batas dan sesar-sesar penyerta yang berarah relatif Baratlaut - Tenggaradan geometri antiklin pada blok footwall yang kemungkinan bisa  menjadi perangkap minyak di daerah penelitian.  Formasi yang dapat berperan menjadi batuan induk selain Formasi Brown Shale adalah Formasi Lower Red Bed, karena di beberapa sumur formasi ini memperlihatkan parameter potensi, kualitas dan kematangan yang cukup baik.Kata kunci: seismik stratigrafi, rift-system, Grup PematangABSTRACTPematang Formation as a source rocks potential at North Aman Sub-Basin, Central Sumatra Basin it is interesting to learn, how Pematang Formation formed with syn-rift mekanism is prooved that Pematang Formation is one of the source rocks potential. The object research focused about geological condition, regional stratigraphy with main research at Pematang Formation which related to be analysed. Seismic shows fault system as a border fault with relative northwest – southeast direction with anticlyne geometry at footwall analyzed for the play at research area. Beside Brown Shale Formation which is has a good potential as source rocks, we have a Lower Red Bed Formation also good potensial as a source rocks showed good on potential, quality and matureness.Keywords: stratigraphy seismik, rift-system, Pematan Group, Geochemistry