Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Geoscience Engineering and Energy (JOGEE)

KARAKTERISTIK BATUGAMPING FORMASI WONOSARI DI DAERAH BUNDER DAN SEKITARNYA, WONOSARI,GUNUNGKIDUL D.I.Y : THE CHARACTERISTICS OF THE WONOSARI FORMATION LIMESTONE IN THE BUNDER AREA AND ITS SURROUNDINGS, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, D.I.Y Hafiz, Surya Darma; Moehammad Ali Jambak; Budi Wijaya; Mira Meirawaty; Cahyaningratri Prima Ryandhani; Wildan Tri Koesmawardani; Nuryana, Suherman Dwi; Zefanya, Oliver Enrico
Journal of Geoscience Engineering and Energy VOLUME 4, NOMOR 2, AGUSTUS 2023
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jogee.v4i2.17301

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik  batugamping Formasi Wonosari di Desa Bunder, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Analisis litologi mengungkapkan bahwa batuan wackstone berwarna coklat dengan tekstur bioklastik, terdiri dari sekitar 75% lumpur karbonat/mikrit dan 25% fragmen butiran. Kehadiran fosil meliputi foraminifera planktonik dan bentos, dengan fragmen bioklas yang utuh mengalami proses mikritisasi dan neomorfisme menjadi kalsit spar yang jernih. Pengamatan lapangan menunjukkan adanya singkapan batuan yang segar maupun lapuk, dengan jurus lapisan berkisar antara N100° E hingga 105° E dan kemiringan rata-rata sekitar 4° - 8°. Ketebalan perkiraan formasi ini adalah sekitar 150-200 m. Berdasarkan analisis mikropaleontologi, spesies foraminifera planktonik dominan seperti Orbulina universa dan Sphaerodinella subdehiscens mengindikasikan rentang umur antara N10-N18. Satuan ini menunjukkan adanya struktur sedimen berlapis baik dan struktur masif gelegar, menandakan pengendapan di lingkungan yang tenang dengan energi rendah. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih baik tentang litologi, lingkungan pengendapan, dan perkiraan umur Formasi Wonosari di wilayah penelitian. This study focuses on the characteristic of the Wonosari Formation carbonate rocks in Bunder Village, Ponjong Sub-district, Gunungkidul Regency, DIY. The lithological analysis reveals brown-colored wackstone with a bioclastic texture, consisting of 75% mud-supported carbonate/micrite and 25% grain fragments. The fossil assemblage includes planktonic and benthic foraminifera, with intact bioclastic fragments exhibiting signs of micritization and subsequent neomorphism into clear calcite spar. Field observations indicate fresh and weathered outcrops with a bedding strike ranging from N100° E to 105° E and an average dip angle of 4° - 8°. The estimated thickness of the formation is around 150-200 m. Based on micropaleontological analysis, dominant planktonic foraminifera species such as Orbulina universa and Sphaerodinella subdehiscens suggest an age range of N10-N18. The unit displays well-layered sedimentary structures and occasional massive structures, indicating deposition in a low-energy, relatively calm environment. This research contributes to a better understanding of the lithology, depositional environment, and age estimation of the Wonosari Formation in the study area..
KARAKTERISTIK ALTERASI SKARN DAN DISTRIBUSI MINERAL SULFIDA PEMBAWA TEMBAGA DI TAMBANG BIG GOSSAN LEVEL 2860L-2940L FOOTWALL WEST, PAPUA, INDONESIA: CHARACTERISTICS OF SKARN ALTERATION AND SULPHIDE MINERAL BEARING COPPER DISTRIBUTION AT BIG GOSSAN MINE 2860L-2940L FOOTWALL WEST, PAPUA, INDONESIA Amalina, Nur; Meirawaty, Mira; Sonbait, Daniel; Burhannudinnur, Muhammad; Hafiz, Surya Darma; Rendy; Koesmawardani, Wildan Tri; Wijaya, Budi
Journal of Geoscience Engineering and Energy VOLUME 6, NOMOR 1, FEBRUARI 2025
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jogee.v6i1.22289

Abstract

Tambang Big Gossan di Papua Tengah dikenal dengan mineralisasi tembaga yang terbentuk akibat intrusi diorit pada batuan karbonatan Formasi Waripi. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik alterasi dan mineralisasi tembaga di level 2860, 2900, dan 2940 Footwall West. Metode yang digunakan termasuk pemetaan geologi dan analisis laboratorium (petrografi, mineragrafi, dan XRD). Hasilnya, ditemukan empat satuan litologi serta lima zona alterasi, yaitu klinopiroksen-garnet-kuarsa, epidot-klorit-kuarsa-kalsit, garnet-kuarsa-kalsit-piro pilit-epidot, piropilit-kuarsa-kalsit, dan aktinolit-kuarsa-klorit. Mineral sulfida tembaga utama adalah kalkopirit dan bornit, dengan pirit, pyrrhotite, dan magnetit sebagai mineral pembawa besi. Tembaga terakumulasi pada zona retrograde alterasi 2, 3, 4, dan 5. The Big Gossan mine in Central Papua is known for its copper mineralization, formed due to diorite intrusion into the carbonate rocks of the Waripi Formation. This study aims to analyze the characteristics of alteration and copper mineralization at levels 2860, 2900, and 2940 Footwall West. The methods used include geological mapping and laboratory analyses (petrography, mineragraphy, and XRD). The results revealed four lithological units and five alteration zones: clinopyroxene-garnet-quartz, epidote-chlorite-quartz-calcite, garnet-quartz-calcite-pyrophyllite-epidote, pyrophyllite-quartz-calcite, and actinolite-quartz-chlorite. The main copper sulfide minerals are chalcopyrite and bornite, with pyrite, pyrrhotite, and magnetite as iron-bearing minerals. Copper is concentrated in the retrograde alteration zones 2, 3, 4, and 5.