Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MELALUI TERNAK MAGGOT DAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DI WONOCATUR BANGUNTAPAN BANTUL DIY Saidi, Didi; Widiarti, Ika Wahyuning; Widodo, R. Agus
Dharma: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/dlppm.v4i2.11253

Abstract

Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat menguntungkan, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Dusun Wonocatur Desa Banguntapan Kapanewon Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta memiliki pasar tradisional yang menghasilkan limbah organik yang berlimpah. Permasalahan utama adalah tidak tersedianya fasilitas pengelolaan limbah pasar baik limbah organik maupun limbah anorganik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menerapkan bioteknologi budidaya Maggot dan membuat mikrooragnisme local (MOL) dari limbah organik sampah pasar. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah: Ceramah, diskusi, pelatihan, praktek dan pendampingan. Sampah organik berupa limbah sayur dan buah merupakan nutrisi bagi Maggot, Magot merupakan salah satu serangga potensial berupa Black Soldier Fly atau Lalat Tentara Hitam, Spesies ini diketahui tidak membawa dan atau menularkan penyakit seperti lalat rumah/lalat hijau. Maggot memiliki kelebihan untuk dimanfaatkan, diantaranya mampu menguraikan beragam sampah organik dan  sangat baik sebagai pakan alternatif untuk ikan, unggas dll. Limbah organik sebagai bahan baku untuk membuat mikroorganisme lokal (MOL) karena memiliki kandungan unsur hara dan mikroorganisme pengurai sebagai pupuk hayati, pupuk organik cair yang bermanfaat bagi tanaman. Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan, bahwa masyarakat sangat tertarik dengan budidaya maggot dan pupuk organik cair atau MOL.Luaran yang dihasilkan adalah: Bioteknologi budidaya Maggot dan Mikroorganisme Lokal (MOL), Produk turunan Maggot (telur, bibit, fress Maggot, pupa) yang memiliki nilai jual,  pupuk padat kasgot, produk MOL atau pupuk organik cair  yang berkualitas.
PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT DAN BATUAN FOSFAT ALAM TERHADAP KETERSEDIAAN P LATOSOL DAN SERAPANNYA OLEH JAGUNG Irwanto, Didi; Saidi, Didi; Peniwiratri, Lelanti
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 19, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v19i2.9466

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian Zeolit dan Batuan Fosfat Alam terhadap ketersediaan P Latosol dan serapannya oleh Jagung (Zea Mays L). Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama dosis zeolit adalah Z0:0 ton/ha, Z1:1 ton/ha, faktor kedua dosis fosfat batuan P0:0 ton/Ha, P1 :0,4 ton/Ha, dan P2 : 0,8 ton /Ha sehingga kombinasi perlakuan menghasilkan 9 macam kombinasi dengan 3 ulangan akan diperoleh 27 pot percobaan. Parameter awal dan akhir analisis tanah meliputi P-tersedia dan P total pada latosol, P-jaringan, pH H2O latosol, KTK latosol, kandungan P2O5 dalam batuan fosfat, analisis tinggi, dan berat kering tanaman. Penentuan pengaruh perlakuan terhadap parameter digunakan ANOVA (Analisis of varians) taraf 5%, sedangkan untuk membandingkan antar perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zeolit dan batuan fosfat alam berpengaruh nyata terhadap P-tersedia, berat basah tanaman jagung, berat kering tanaman jagung, dan serapan P tanaman jagung, akan tetapi kedua perlakuan ini tidak berpengaruh nyata terhadap pH H2O, KPK Latosol, tinggi tanaman jagung dan P tanaman jaringan jagung.
Pengaruh Pemberian Pupuk Sp-36 dan Tepung Cangkang Kepiting terhadap Ketersediaan Fosfor pada Latosol dan Pertumbuhan Jagung Manis Daryanti, Melliana Ari; Saidi, Didi; Julianto, Eko Amiadji
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i2.13219

Abstract

Permasalahan utama Latosol adalah adanya fiksasi fosfat yang tinggi karena Latosol banyak mengandung kadar Al dan Fe yang mengakibatkan fosfor tidak tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pupuk SP-36 dan tepung cangkang kepiting terhadap ketersediaan fosfor pada Latosol dan pertumbuhan jagung manis. Penelitian menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama takaran SP-36 sebesar 0 kg/ha (P0), 50 kg/ha (P1), dan 100 kg/ha (P2). Faktor kedua takaran tepung cangkang kepiting sebesar 0 ton/ha (K0), 1,6 ton/ha (K1), dan 3,2 ton/ha (K2). Analisis data menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan uji DMRT taraf 5% jika ada beda nyata antara kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk SP-36 pada Latosol meningkatkan pH H2O, P-Tersedia, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot segar akar, bobot kering akar, menurunkan Retensi P, Al-P dan Fe-P. Pemberian tepung cangkang kepiting pada Latosol meningkatkan pH H2O, P-Tersedia, Ca-P, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot kering akar, menurunkan Retensi P, Al-dd, dan Al-P. Pengaruh pemberian kombinasi pupuk SP-36 dan tepung cangkang kepiting pada Latosol memberikan peningkatan terhadap pH H2O sebesar 22,70%, P-Tersedia sebesar 138,79%, dan tinggi tanaman jagung manis sebesar 17,84%, serta menurunkan Retensi P sebesar 31,33%. Kombinasi perlakuan P1K2 yaitu pupuk SP-36 sebanyak 50 kg/ha (P1) dan tepung cangkang kepiting sebanyak 3,2 ton/ha (K2) merupakan dosis optimal untuk meningkatkan P-Tersedia pada Latosol dan pertumbuhan tanaman jagung manis. 
Analisis Kualitas Tanah Pada Lahan Sawah Dengan Irigasi Air Tercemar Limbah Industri di Kelurahan Tirtomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Prasetia, Arda Wahyu; Saidi, Didi; Peniwiratri, Lelanti
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i1.13212

Abstract

Pengairan sawah di Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman disuplai saluran irigasi Selokan Mataram. Pencemaran saluran irigasi selokan mataram dapat saja terjadi, karena adanya usaha rumah tangga serta pabrik industri disekitar saluran irigasi. Tanah sawah dikatakan tercemar bila mengalami penurunan kualitas tanah. Upaya peningkatan kualitas tanah dapat dilakukan pengelolaan lahan serta pemberian nutrisi pada tanah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kualitas dari irigasi air tercemar limbah industri dan mengetahui indeks kualitas tanah pada lahan sawah dengan irigasi air tercemar limbah industri di Kelurahan Tirtomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling serta pengklasifikasian kelas kualitas tanah menggunakan IKT (Indeks Kualitas Tanah) yang dihitung menggunakan metode Minimum Data Set dari Mausbach dan Seybold (1998) dilanjutkan penentuan kriteria kualitas tanah. Pengambilan sampel tanah terdapat empat lokasi antara lain sawah (SK) jarak 90 m dari pintu irigasi, sawah (SA) jarak 83,6 m, sawah (SB) jarak 139,6 m, dan sawah (SC) jarak 207 m dari pintu air irigasi serta setiap lokasi diulang tiga kali. Pengambilan sampel air terdapat dua lokasi yaitu (TA1) titik sumber pencemaran dan (TA2) titik pintu saluran irigasi. Hasil penelitian menunjukkan kualitas air irigasi memenuhi baku mutu air irigasi. Kualitas tanah ditentukan dengan Indeks Kualitas Tanah yang dihitung berdasarkan kriteria Mausbach dan Seybold (1998). Hasil indeks kualitas tanah sawah lokasi K sebesar 0,699 dengan kriteria baik, sawah lokasi A sebesar 0,537 dengan kriteria sedang, sawah lokasi B sebesar 0,593 dengan kriteria sedang, dan sawah lokasi C sebesar 0,624 dengan kriteria baik.
PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT DAN BATUAN FOSFAT ALAM TERHADAP KETERSEDIAAN P LATOSOL DAN SERAPANNYA OLEH JAGUNG Irwanto, Didi; Saidi, Didi; Peniwiratri, Lelanti
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 19, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v19i2.9466

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian Zeolit dan Batuan Fosfat Alam terhadap ketersediaan P Latosol dan serapannya oleh Jagung (Zea Mays L). Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama dosis zeolit adalah Z0:0 ton/ha, Z1:1 ton/ha, faktor kedua dosis fosfat batuan P0:0 ton/Ha, P1 :0,4 ton/Ha, dan P2 : 0,8 ton /Ha sehingga kombinasi perlakuan menghasilkan 9 macam kombinasi dengan 3 ulangan akan diperoleh 27 pot percobaan. Parameter awal dan akhir analisis tanah meliputi P-tersedia dan P total pada latosol, P-jaringan, pH H2O latosol, KTK latosol, kandungan P2O5 dalam batuan fosfat, analisis tinggi, dan berat kering tanaman. Penentuan pengaruh perlakuan terhadap parameter digunakan ANOVA (Analisis of varians) taraf 5%, sedangkan untuk membandingkan antar perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zeolit dan batuan fosfat alam berpengaruh nyata terhadap P-tersedia, berat basah tanaman jagung, berat kering tanaman jagung, dan serapan P tanaman jagung, akan tetapi kedua perlakuan ini tidak berpengaruh nyata terhadap pH H2O, KPK Latosol, tinggi tanaman jagung dan P tanaman jaringan jagung.
Pengaruh Pemberian Pupuk Sp-36 dan Tepung Cangkang Kepiting terhadap Ketersediaan Fosfor pada Latosol dan Pertumbuhan Jagung Manis Daryanti, Melliana Ari; Saidi, Didi; Julianto, Eko Amiadji
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i2.13219

Abstract

Permasalahan utama Latosol adalah adanya fiksasi fosfat yang tinggi karena Latosol banyak mengandung kadar Al dan Fe yang mengakibatkan fosfor tidak tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pupuk SP-36 dan tepung cangkang kepiting terhadap ketersediaan fosfor pada Latosol dan pertumbuhan jagung manis. Penelitian menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama takaran SP-36 sebesar 0 kg/ha (P0), 50 kg/ha (P1), dan 100 kg/ha (P2). Faktor kedua takaran tepung cangkang kepiting sebesar 0 ton/ha (K0), 1,6 ton/ha (K1), dan 3,2 ton/ha (K2). Analisis data menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan uji DMRT taraf 5% jika ada beda nyata antara kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk SP-36 pada Latosol meningkatkan pH H2O, P-Tersedia, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot segar akar, bobot kering akar, menurunkan Retensi P, Al-P dan Fe-P. Pemberian tepung cangkang kepiting pada Latosol meningkatkan pH H2O, P-Tersedia, Ca-P, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot kering akar, menurunkan Retensi P, Al-dd, dan Al-P. Pengaruh pemberian kombinasi pupuk SP-36 dan tepung cangkang kepiting pada Latosol memberikan peningkatan terhadap pH H2O sebesar 22,70%, P-Tersedia sebesar 138,79%, dan tinggi tanaman jagung manis sebesar 17,84%, serta menurunkan Retensi P sebesar 31,33%. Kombinasi perlakuan P1K2 yaitu pupuk SP-36 sebanyak 50 kg/ha (P1) dan tepung cangkang kepiting sebanyak 3,2 ton/ha (K2) merupakan dosis optimal untuk meningkatkan P-Tersedia pada Latosol dan pertumbuhan tanaman jagung manis. 
Analisis Kualitas Tanah Pada Lahan Sawah Dengan Irigasi Air Tercemar Limbah Industri di Kelurahan Tirtomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Prasetia, Arda Wahyu; Saidi, Didi; Peniwiratri, Lelanti
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i1.13212

Abstract

Pengairan sawah di Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman disuplai saluran irigasi Selokan Mataram. Pencemaran saluran irigasi selokan mataram dapat saja terjadi, karena adanya usaha rumah tangga serta pabrik industri disekitar saluran irigasi. Tanah sawah dikatakan tercemar bila mengalami penurunan kualitas tanah. Upaya peningkatan kualitas tanah dapat dilakukan pengelolaan lahan serta pemberian nutrisi pada tanah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kualitas dari irigasi air tercemar limbah industri dan mengetahui indeks kualitas tanah pada lahan sawah dengan irigasi air tercemar limbah industri di Kelurahan Tirtomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling serta pengklasifikasian kelas kualitas tanah menggunakan IKT (Indeks Kualitas Tanah) yang dihitung menggunakan metode Minimum Data Set dari Mausbach dan Seybold (1998) dilanjutkan penentuan kriteria kualitas tanah. Pengambilan sampel tanah terdapat empat lokasi antara lain sawah (SK) jarak 90 m dari pintu irigasi, sawah (SA) jarak 83,6 m, sawah (SB) jarak 139,6 m, dan sawah (SC) jarak 207 m dari pintu air irigasi serta setiap lokasi diulang tiga kali. Pengambilan sampel air terdapat dua lokasi yaitu (TA1) titik sumber pencemaran dan (TA2) titik pintu saluran irigasi. Hasil penelitian menunjukkan kualitas air irigasi memenuhi baku mutu air irigasi. Kualitas tanah ditentukan dengan Indeks Kualitas Tanah yang dihitung berdasarkan kriteria Mausbach dan Seybold (1998). Hasil indeks kualitas tanah sawah lokasi K sebesar 0,699 dengan kriteria baik, sawah lokasi A sebesar 0,537 dengan kriteria sedang, sawah lokasi B sebesar 0,593 dengan kriteria sedang, dan sawah lokasi C sebesar 0,624 dengan kriteria baik.
Application of Maggot Fertilizer and Rock Phosphate on NPK Content of Gold Mine Soil: Aplikasi Pupuk Maggpt dan Batuan Fosfat Alam terhadap Kandungan NPK Tanah Pasca Penambangan Emas Anggarisma, Albina Pamukti; Saidi, Didi
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 21 No 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v21i2.14896

Abstract

Post-gold mining soils are generally characterized by acidic pH, low organic carbon (C-organic) content, and poor macronutrient levels, particularly nitrogen (N), phosphorus (P), and potassium (K). This study aimed to evaluate the effect of applying organic fertilizer derived from maggot livestock waste and natural phosphate rock on soil pH, C-organic, and N, P, and K content in post-gold mining land. The research employed a factorial completely randomized design (CRD). The first factor was maggot-based organic fertilizer applied at three rates: 0 g/pot, 8.3 g/pot, and 16.6 g/pot. The second factor was natural phosphate rock, also at three rates: 0 g/pot, 0.16 g/pot, and 0.33 g/pot. This resulted in 9 treatment combinations, each replicated 3 times, for a total of 27 experimental units. Soil parameters analyzed included pH, C-organic, total N, available P, and available K. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA), followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) at the 5% significance level where applicable. The results indicated that maggot fertilizer significantly increased the availability of P and K, while natural phosphate rock significantly increased available P. A significant interaction between maggot fertilizer and phosphate rock was observed for soil pH. The optimal combination for improving pH was the application of 20 tons/ha of maggot fertilizer (equivalent to 16.6 g/pot) and 400 kg/ha of natural phosphate rock (equivalent to 0.33 g/pot).
Application of Maggot Fertilizer and Rock Phosphate on NPK Content of Gold Mine Soil: Aplikasi Pupuk Maggpt dan Batuan Fosfat Alam terhadap Kandungan NPK Tanah Pasca Penambangan Emas Anggarisma, Albina Pamukti; Saidi, Didi
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 21 No 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v21i2.14896

Abstract

Post-gold mining soils are generally characterized by acidic pH, low organic carbon (C-organic) content, and poor macronutrient levels, particularly nitrogen (N), phosphorus (P), and potassium (K). This study aimed to evaluate the effect of applying organic fertilizer derived from maggot livestock waste and natural phosphate rock on soil pH, C-organic, and N, P, and K content in post-gold mining land. The research employed a factorial completely randomized design (CRD). The first factor was maggot-based organic fertilizer applied at three rates: 0 g/pot, 8.3 g/pot, and 16.6 g/pot. The second factor was natural phosphate rock, also at three rates: 0 g/pot, 0.16 g/pot, and 0.33 g/pot. This resulted in 9 treatment combinations, each replicated 3 times, for a total of 27 experimental units. Soil parameters analyzed included pH, C-organic, total N, available P, and available K. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA), followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) at the 5% significance level where applicable. The results indicated that maggot fertilizer significantly increased the availability of P and K, while natural phosphate rock significantly increased available P. A significant interaction between maggot fertilizer and phosphate rock was observed for soil pH. The optimal combination for improving pH was the application of 20 tons/ha of maggot fertilizer (equivalent to 16.6 g/pot) and 400 kg/ha of natural phosphate rock (equivalent to 0.33 g/pot).
LAND SUITABILITY EVALUATION FOR SUGARCANE IN SEGOROMULYO VILLAGE, PAMOTAN SUBDISTRICT, REMBANG REGENCY Nugroho, Stefanus Feby; Saidi, Didi; Partoyo, Partoyo
Journal TECHNO Vol. 9 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogayakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/journal techno.v9i1.10504

Abstract

Sugarcane planting in Pamotan Subdistrict, Rembang Regency took place before 2000, but in recent years farmers have complained of declining yields. Data from the Central Statistics Agency for Rembang Regency shows that the productivity of sugarcane in Pamotan Subdistrict in 2011 produced 6,000 kg/ha, 2014 produced 4,597 kg/ha, and 2017 produced 4,200 kg/ha. This study aims to determine the characteristics of the land and land suitability class for sugar cane in Segoromulyo Village. The method used is the matching method, the determination of sample points is carried out using a purposive method based on the land system which is determined from the overlay of soil type maps, slope maps, and land use maps. The parameters measured include average temperature, water availability/rainfall, drainage, texture, coarse material, soil depth, soil CEC, base saturation, pH, C-organic, salinity, erosion hazard, slope, flood/puddle hazard, rock on the surface, and rock outcrops. The results showed that Segoromulyo Village has several land suitability classes for sugar cane, namely S2 with a limiting factor of water availability and oxygen availability of 198.08 ha or around 32.84%, S2 with a limiting factor of water availability, oxygen availability and salinity of 207 .77 ha or around 34.44%, and S3 with a salinity limiting factor of 197.41 ha or around 32.72%.