Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Identifikasi lithium tanah di kawasan pegunungan selatan DIY Djoko Mulyanto; R. Agus Widodo
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v14i2.2576

Abstract

The diversity of lithology and land conditions such as rainfall, slope /and shape the face of the land has given rise to the diversity of soil properties. Gunungkidul until recently held the record for the highest suicide cases in Indonesia, and the handling of local governments focused on the social problem, cultural and economic pressure that was not the reducing of the problem. In medicine the role of lithium is very strategic to handle patients with multiple personality disorder (bipolar disorder) are likely to commit suicide. Therefore, the authors are very interested in examining the soil lithium concentration in this region. The purpose of this study was to know the concentration of lithium of soil at various lithologies in the region of Gunungkidul. Research using the survey method and purposive sampling using land units map which the results of overlay of geological and slope maps. Lithium is obtained by extracting soil by using strong acids, reading the results by the AAS, lithium analyzed is the soil total Li. The results showed that soil Li total varies quite well to the kinds of rocks, slope and rainfall in the range of 5 - 22 ppm. Generally indicates that the more of slope, the higher the rainfall shows the range of Li is the lower value. The most unique is that the environment of carbonate rocks, soil Li concentration is not affected by environmental conditions, even in the region Li accumulation of rocks to the soil is the highest in comparison with non-carbonate rocks lithology. While the results of water analysis in several areas in Gunungkidul almost all show the value of <0.01 ppm, except in areas of Gedangsari analyzed <0.1 ppm. The concentration indicates that the status of Li ground water in the region of Gunungkidul is very low.
Identifikasi lithium tanah di kawasan pegunungan selatan DIY Djoko Mulyanto; R. Agus Widodo
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v14i2.2576

Abstract

The diversity of lithology and land conditions such as rainfall, slope /and shape the face of the land has given rise to the diversity of soil properties. Gunungkidul until recently held the record for the highest suicide cases in Indonesia, and the handling of local governments focused on the social problem, cultural and economic pressure that was not the reducing of the problem. In medicine the role of lithium is very strategic to handle patients with multiple personality disorder (bipolar disorder) are likely to commit suicide. Therefore, the authors are very interested in examining the soil lithium concentration in this region. The purpose of this study was to know the concentration of lithium of soil at various lithologies in the region of Gunungkidul. Research using the survey method and purposive sampling using land units map which the results of overlay of geological and slope maps. Lithium is obtained by extracting soil by using strong acids, reading the results by the AAS, lithium analyzed is the soil total Li. The results showed that soil Li total varies quite well to the kinds of rocks, slope and rainfall in the range of 5 - 22 ppm. Generally indicates that the more of slope, the higher the rainfall shows the range of Li is the lower value. The most unique is that the environment of carbonate rocks, soil Li concentration is not affected by environmental conditions, even in the region Li accumulation of rocks to the soil is the highest in comparison with non-carbonate rocks lithology. While the results of water analysis in several areas in Gunungkidul almost all show the value of <0.01 ppm, except in areas of Gedangsari analyzed <0.1 ppm. The concentration indicates that the status of Li ground water in the region of Gunungkidul is very low.
PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MELALUI TERNAK MAGGOT DAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DI WONOCATUR BANGUNTAPAN BANTUL DIY Saidi, Didi; Widiarti, Ika Wahyuning; Widodo, R. Agus
Dharma: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/dlppm.v4i2.11253

Abstract

Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat menguntungkan, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Dusun Wonocatur Desa Banguntapan Kapanewon Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta memiliki pasar tradisional yang menghasilkan limbah organik yang berlimpah. Permasalahan utama adalah tidak tersedianya fasilitas pengelolaan limbah pasar baik limbah organik maupun limbah anorganik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menerapkan bioteknologi budidaya Maggot dan membuat mikrooragnisme local (MOL) dari limbah organik sampah pasar. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah: Ceramah, diskusi, pelatihan, praktek dan pendampingan. Sampah organik berupa limbah sayur dan buah merupakan nutrisi bagi Maggot, Magot merupakan salah satu serangga potensial berupa Black Soldier Fly atau Lalat Tentara Hitam, Spesies ini diketahui tidak membawa dan atau menularkan penyakit seperti lalat rumah/lalat hijau. Maggot memiliki kelebihan untuk dimanfaatkan, diantaranya mampu menguraikan beragam sampah organik dan  sangat baik sebagai pakan alternatif untuk ikan, unggas dll. Limbah organik sebagai bahan baku untuk membuat mikroorganisme lokal (MOL) karena memiliki kandungan unsur hara dan mikroorganisme pengurai sebagai pupuk hayati, pupuk organik cair yang bermanfaat bagi tanaman. Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan, bahwa masyarakat sangat tertarik dengan budidaya maggot dan pupuk organik cair atau MOL.Luaran yang dihasilkan adalah: Bioteknologi budidaya Maggot dan Mikroorganisme Lokal (MOL), Produk turunan Maggot (telur, bibit, fress Maggot, pupa) yang memiliki nilai jual,  pupuk padat kasgot, produk MOL atau pupuk organik cair  yang berkualitas.
Respon Pertumbuhan Cabai Di Tanah Latosol Terhadap Aplikasi Pupuk Organik Cair Sampah Rumah Tangga Menggunakan Teknik Ember Tumpuk Patricia, Gabriella Bunga; Munawar, Ali; Widodo, R. Agus
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i1.13211

Abstract

Penggunaan Latosol sebagai lahan pertanian bagi tanaman cabai memiliki faktor pembatas yaitu kandungan hara yang rendah, oleh karena itu pemberian pupuk menjadi penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif tanaman cabai di tanah Latosol terhadap konsentrasi dan cara pemberian Pupuk Organik Cair (POC). Percobaan dilakukan pada tanaman cabai rawit yang ditanam pada polybag menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan kombinasi (3x3) + 1 kontrol. Faktor Pertama yaitu konsentrasi POC, terdiri dari kontrol (0 ml/L), 5 ml/L, 10 ml/L, dan 15 ml/L dan faktor kedua yaitu cara pemberian POC pada tanaman meliputi pemberian melalui tanah, melalui daun, dan kombinasi melalui tanah dan daun. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter pengamatan meliputi sifat kimia tanah, POC, dan pertumbuhan tanaman. Data hasil yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji Contrast Orthogonal untuk mengetahui beda nyata antara perlakuan dan kontrol, bila ada pengaruh dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian POC konsentrasi 15 ml/L melalui daun (A2D3) secara signifikan meningkatkan jumlah daun, bobot segar akar, dan bobot segar tanaman. Sementara itu, pada konsentrasi yang sama pemberian melalui tanah (A1D3) meningkatkan nilai N-total, P-tersedia, dan K-tersedia tanah. 
Evaluasi Status Kesuburan Tanah Sawah di Kalurahan Sidorejo Kapanewon Godean Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Pasya, M. Rivaldi; Kundarto, M.; Widodo, R. Agus
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i1.13216

Abstract

Kalurahan Sidorejo mengalami penurunan luas lahan sawah sejak 2011 sebesar 268,5 Ha menjadi 234,5 Ha pada tahun 2021 menyebabkan penggunaan penggunaan lahan sawah menjadi intensif. Penggunaan lahan yang dilakukan secara terus menerus tanpa adanya pergiliran tanaman akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran status kesuburan pada lahan sawah serta mengetahui faktor pembatas kesuburan tanah di Kalurahan Sidorejo. Penelitian dilaksanakan di Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Godean, Sleman, DIY. Metode penelitian menggunakan metode survei dan uji tanah. Penentuan titik pengambilan sampel menggunakan metode grid atau metode petak ukur pada peta penggunaan lahan sawah, diperoleh 20 titik sampel. Penentuan status kesuburan tanah berdasarkan petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah Pusat Penelitian Tanah tahun 1995. Hasil analisis sifat kimia tanah diperoleh nilai KPK berkisar antara 6,10 - 30,41 me/100g, nilai KB 12,93% - 75,79%, kandungan P2O5  25,60% - 147,11% mg/100g, kandungan K2O 17,25 – 91,66 mg/100g, nilai C-Organik 2,45% - 5,20 %, nilai N-Total 0,1% – 0,32%, dan  nilai pH berkisar antara 5,00 – 6,40. Hasil penelitian diperoleh status kesuburan tanah di Kalurahan Sidorejo didominasi status kesuburan sedang. Status kesuburan rendah terdapat pada 4 titik pengamatan, kesuburan sedang pada 15 titik pengamatan, dan kesuburan tinggi terdapat pada 1 titik pengamatan. Faktor yang menjadi pembatas kesuburan tanah yaitu Kapasitas Pertukaran Kation dan Kejenuhan Basa.
Respon Pertumbuhan Cabai Di Tanah Latosol Terhadap Aplikasi Pupuk Organik Cair Sampah Rumah Tangga Menggunakan Teknik Ember Tumpuk Patricia, Gabriella Bunga; Munawar, Ali; Widodo, R. Agus
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i1.13211

Abstract

Penggunaan Latosol sebagai lahan pertanian bagi tanaman cabai memiliki faktor pembatas yaitu kandungan hara yang rendah, oleh karena itu pemberian pupuk menjadi penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif tanaman cabai di tanah Latosol terhadap konsentrasi dan cara pemberian Pupuk Organik Cair (POC). Percobaan dilakukan pada tanaman cabai rawit yang ditanam pada polybag menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan kombinasi (3x3) + 1 kontrol. Faktor Pertama yaitu konsentrasi POC, terdiri dari kontrol (0 ml/L), 5 ml/L, 10 ml/L, dan 15 ml/L dan faktor kedua yaitu cara pemberian POC pada tanaman meliputi pemberian melalui tanah, melalui daun, dan kombinasi melalui tanah dan daun. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter pengamatan meliputi sifat kimia tanah, POC, dan pertumbuhan tanaman. Data hasil yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji Contrast Orthogonal untuk mengetahui beda nyata antara perlakuan dan kontrol, bila ada pengaruh dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian POC konsentrasi 15 ml/L melalui daun (A2D3) secara signifikan meningkatkan jumlah daun, bobot segar akar, dan bobot segar tanaman. Sementara itu, pada konsentrasi yang sama pemberian melalui tanah (A1D3) meningkatkan nilai N-total, P-tersedia, dan K-tersedia tanah. 
Evaluasi Status Kesuburan Tanah Sawah di Kalurahan Sidorejo Kapanewon Godean Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Pasya, M. Rivaldi; Kundarto, M.; Widodo, R. Agus
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i1.13216

Abstract

Kalurahan Sidorejo mengalami penurunan luas lahan sawah sejak 2011 sebesar 268,5 Ha menjadi 234,5 Ha pada tahun 2021 menyebabkan penggunaan penggunaan lahan sawah menjadi intensif. Penggunaan lahan yang dilakukan secara terus menerus tanpa adanya pergiliran tanaman akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran status kesuburan pada lahan sawah serta mengetahui faktor pembatas kesuburan tanah di Kalurahan Sidorejo. Penelitian dilaksanakan di Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Godean, Sleman, DIY. Metode penelitian menggunakan metode survei dan uji tanah. Penentuan titik pengambilan sampel menggunakan metode grid atau metode petak ukur pada peta penggunaan lahan sawah, diperoleh 20 titik sampel. Penentuan status kesuburan tanah berdasarkan petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah Pusat Penelitian Tanah tahun 1995. Hasil analisis sifat kimia tanah diperoleh nilai KPK berkisar antara 6,10 - 30,41 me/100g, nilai KB 12,93% - 75,79%, kandungan P2O5  25,60% - 147,11% mg/100g, kandungan K2O 17,25 – 91,66 mg/100g, nilai C-Organik 2,45% - 5,20 %, nilai N-Total 0,1% – 0,32%, dan  nilai pH berkisar antara 5,00 – 6,40. Hasil penelitian diperoleh status kesuburan tanah di Kalurahan Sidorejo didominasi status kesuburan sedang. Status kesuburan rendah terdapat pada 4 titik pengamatan, kesuburan sedang pada 15 titik pengamatan, dan kesuburan tinggi terdapat pada 1 titik pengamatan. Faktor yang menjadi pembatas kesuburan tanah yaitu Kapasitas Pertukaran Kation dan Kejenuhan Basa.
Respon Pertumbuhan Cabai Di Tanah Latosol Terhadap Aplikasi Pupuk Organik Cair Sampah Rumah Tangga Menggunakan Teknik Ember Tumpuk Patricia, Gabriella Bunga; Munawar, Ali; Widodo, R. Agus
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i1.13211

Abstract

Penggunaan Latosol sebagai lahan pertanian bagi tanaman cabai memiliki faktor pembatas yaitu kandungan hara yang rendah, oleh karena itu pemberian pupuk menjadi penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif tanaman cabai di tanah Latosol terhadap konsentrasi dan cara pemberian Pupuk Organik Cair (POC). Percobaan dilakukan pada tanaman cabai rawit yang ditanam pada polybag menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan kombinasi (3x3) + 1 kontrol. Faktor Pertama yaitu konsentrasi POC, terdiri dari kontrol (0 ml/L), 5 ml/L, 10 ml/L, dan 15 ml/L dan faktor kedua yaitu cara pemberian POC pada tanaman meliputi pemberian melalui tanah, melalui daun, dan kombinasi melalui tanah dan daun. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter pengamatan meliputi sifat kimia tanah, POC, dan pertumbuhan tanaman. Data hasil yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji Contrast Orthogonal untuk mengetahui beda nyata antara perlakuan dan kontrol, bila ada pengaruh dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian POC konsentrasi 15 ml/L melalui daun (A2D3) secara signifikan meningkatkan jumlah daun, bobot segar akar, dan bobot segar tanaman. Sementara itu, pada konsentrasi yang sama pemberian melalui tanah (A1D3) meningkatkan nilai N-total, P-tersedia, dan K-tersedia tanah. 
Evaluasi Status Kesuburan Tanah Sawah di Kalurahan Sidorejo Kapanewon Godean Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Pasya, M. Rivaldi; Kundarto, M.; Widodo, R. Agus
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i1.13216

Abstract

Kalurahan Sidorejo mengalami penurunan luas lahan sawah sejak 2011 sebesar 268,5 Ha menjadi 234,5 Ha pada tahun 2021 menyebabkan penggunaan penggunaan lahan sawah menjadi intensif. Penggunaan lahan yang dilakukan secara terus menerus tanpa adanya pergiliran tanaman akan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran status kesuburan pada lahan sawah serta mengetahui faktor pembatas kesuburan tanah di Kalurahan Sidorejo. Penelitian dilaksanakan di Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Godean, Sleman, DIY. Metode penelitian menggunakan metode survei dan uji tanah. Penentuan titik pengambilan sampel menggunakan metode grid atau metode petak ukur pada peta penggunaan lahan sawah, diperoleh 20 titik sampel. Penentuan status kesuburan tanah berdasarkan petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah Pusat Penelitian Tanah tahun 1995. Hasil analisis sifat kimia tanah diperoleh nilai KPK berkisar antara 6,10 - 30,41 me/100g, nilai KB 12,93% - 75,79%, kandungan P2O5  25,60% - 147,11% mg/100g, kandungan K2O 17,25 – 91,66 mg/100g, nilai C-Organik 2,45% - 5,20 %, nilai N-Total 0,1% – 0,32%, dan  nilai pH berkisar antara 5,00 – 6,40. Hasil penelitian diperoleh status kesuburan tanah di Kalurahan Sidorejo didominasi status kesuburan sedang. Status kesuburan rendah terdapat pada 4 titik pengamatan, kesuburan sedang pada 15 titik pengamatan, dan kesuburan tinggi terdapat pada 1 titik pengamatan. Faktor yang menjadi pembatas kesuburan tanah yaitu Kapasitas Pertukaran Kation dan Kejenuhan Basa.
Respon Pertumbuhan Cabai Di Tanah Latosol Terhadap Aplikasi Pupuk Organik Cair Sampah Rumah Tangga Menggunakan Teknik Ember Tumpuk Patricia, Gabriella Bunga; Munawar, Ali; Widodo, R. Agus
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 20 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v20i1.13211

Abstract

Penggunaan Latosol sebagai lahan pertanian bagi tanaman cabai memiliki faktor pembatas yaitu kandungan hara yang rendah, oleh karena itu pemberian pupuk menjadi penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif tanaman cabai di tanah Latosol terhadap konsentrasi dan cara pemberian Pupuk Organik Cair (POC). Percobaan dilakukan pada tanaman cabai rawit yang ditanam pada polybag menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan kombinasi (3x3) + 1 kontrol. Faktor Pertama yaitu konsentrasi POC, terdiri dari kontrol (0 ml/L), 5 ml/L, 10 ml/L, dan 15 ml/L dan faktor kedua yaitu cara pemberian POC pada tanaman meliputi pemberian melalui tanah, melalui daun, dan kombinasi melalui tanah dan daun. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter pengamatan meliputi sifat kimia tanah, POC, dan pertumbuhan tanaman. Data hasil yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji Contrast Orthogonal untuk mengetahui beda nyata antara perlakuan dan kontrol, bila ada pengaruh dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian POC konsentrasi 15 ml/L melalui daun (A2D3) secara signifikan meningkatkan jumlah daun, bobot segar akar, dan bobot segar tanaman. Sementara itu, pada konsentrasi yang sama pemberian melalui tanah (A1D3) meningkatkan nilai N-total, P-tersedia, dan K-tersedia tanah.