Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TINGKAT KEPATUHAN TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENGALAMI DEPRESI Rahman, Havizur; Arifin, Helmi; Murni, Arina Widya
Jurnal Ilmiah As-Syifaa Vol 11, No 2 (2019): AS-SYIFAA Jurnal Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.22 KB)

Abstract

Depression is known to be one of the causes of noncompliance therapy. This study aims to determine the correlation between depression with compliance of chronic renal failure patients. The method in this study is cross-sectional. Data is collected by judgment sampling. Depression level is assessed by using the Beck Depression Inventory-II (BDI- II). Compliance level is assessed by using the morisky scale. The result shows an average compliance level of chronic renal failure patients is included in high compliance category (53.03%). It is found that there is not a correlation between depression and compliance of chronic renal failure patients (p> 0.05). it is concluded that there is no correlation between depression and compliance of chronic renal failure patients.
Introduksi Teknologi Sabun Cair Antiseptik dari Buah Pedada (Sonneratia Caseolaris) di Kelurahan Kampung Laut, Kuala Jambi, Tanjung Jabung Timur Farid, Faizar; Sari, Putri Maya; Rahman, Havizur
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.221 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v2i1.5427

Abstract

Buah pedada yaitu buah mangrove yang hidup di perairan payau yang banyak tumbuh di daerah pesisir khususnya yang ada di Kabupaten Tanjab Timur yaitu Kelurahan Kampung Laut Kecamatan Kuala Jambi. Buah Pedada bagian dasarnya dibungkus oleh kelopak bunga, dan tidak beracun. Masyarakat Kampung Laut jarang mengkonsumsi langsung buah Pedada karena rasanya asam. Buah tersebut memiliki kandungan gizi yang belum dimanfaatkan. Buah Pedada dapat diolah menjadi produk pangan seperti selai dan sirup, karena kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Selain pengolahan produk pangan buah Pedada dapat juga diolah menjadi sabun cair antiseptik, karena kandungan zat kimia pada buah Pedada mampu membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri. Dengan melihat potensi ini, maka muncul ide untuk membuat teknologi pengolahan sabun cair buah Pedada sebagai antiseptik. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan memberikan nilai tambah yang besar ditinjau dari hasil teknologi produk sabun cair antiseptik, sehingga menambah nilai ekonomis dan penghasilan bagi Masyarakat Kampung Laut serta meningkatkan pengetahuan masyarakatnya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini penyuluhan manfaat dan pengolahan buah Pedada. Kegiatan ini menghasilkan produk sabun cair antiseptik serta meningkatkan kreativitas sumber daya manusia di Kelurahan Kampung Laut, kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjab Timur untuk membuat industri rumah tangga produk pangan ataupun produk sabun cair antiseptik.
Wound Healing Activity of Gel Nanoparticles of Rhaphidophora pinnnata Leaves Extract in Male Rats Kasmadi, Fathnur Sani; Rahman, Ave Olivia; Rahman, Havizur; Yuliawati, Yuliawati; Samudra, Agung Giri
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 8 No. 2 (2025): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v8i2.7525

Abstract

Rhaphidophora pinnata, a plant traditionally recognized for its wound-healing properties, contains active compounds such as megastigmane glycosides and damascenone, known for their anti-inflammatory effects. To enhance efficacy and user comfort, this study focused on developing an R. pinnata leaf extract nanoparticle gel. Previous research from our group highlighted the significant wound-healing potential of a conventional R. pinnata gel. This present study aimed to evaluate the wound-healing efficacy of a novel R. pinnata nanoparticle gel in male Wistar rats, specifically investigating the impact of nanotechnology application. Nanoparticles were successfully formulated via the ionic gelation method, utilizing 0.250 g of R. pinnata extract, 0.1% chitosan, 0.2% sodium tripolyphosphate, and 0.5% Tween 80. Characterization revealed an average nanoparticle size of 165.70±42.76 nm with a zeta potential of 22.0±1.83 mV. The wound-healing efficacy was assessed across five treatment groups: a positive control (Bioplasenton®), a plain gel base (Formula 0), and nanoparticle gels at 0.5% (Formula I), 1% (Formula II), and 1.5% (Formula III) extract concentrations. Statistical analysis using one-way ANOVA (p <0.05) demonstrated a significant difference in incision wound healing across the groups. Formula III, containing 1.5% R. pinnata nanoparticle extract, exhibited the most superior wound-healing effect, achieving 100% inhibition by day 14, elevated hydroxyproline levels (59 µg/mL), and histologically confirmed excellent skin tissue repair. Formulas II and I followed in efficacy. These compelling findings underscore the significant potential of utilizing nanotechnology in the development of topical preparations for accelerated and effective wound healing.
Efektivitas Khasiat Penyembuhan Luka Sayat Gel Ekstrak Etanol Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata (L.f) Schott) Berdasarkan Analisis Hidroksiprolin Sani K, Fathnur; Samudra, Agung Giri; Rahman, Havizur; Rahman, Ave Olivia
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol. 9 No. 2 (2022): October
Publisher : Faculty of Pharmacy, Widya Mandala Surabaya Catholic University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v9i2.4084

Abstract

Ekstrak daun ekor naga (Rhaphidophora pinnata (L.f) Schott) merupakan ekstrak yang telah teruji dari penelitian sebelumnya memiliki efek sebagai penyembuh luka sayat, luka bakar dan inflamasi. Efek ini didukung dengan adanya kandungan metabolit skeunder alkaloid, flavonoid, steroid, saponin dan tannin. Efek gel sebagai penyembuh luka sayat juga telah di publish. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar hidroksiproline kulit yang mengalami luka sayat setelah pemberian gel ekstrak daun ekor naga selama 14 hari. Metode penelitian yang digunakan merupakan experimental design. Hewan uji yang digunakan masing-masing perlakuan sebanyak 5 ekor hewan uji. Kontrol Positif (Bioplacenton®), Formula 0 (Basis Gel), Formula 1 (Konsentrasi ekstrak daun ekor naga 10%), Formula 2 (Konsentrasi ekstrak daun ekor naga 15%), dan Formula 3 (Konsentrasi ekstrak daun ekor naga 20%). Pengamatan yang dilakukan adalah skrining fitokimia, dan kadar hidroksiproline. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula 2 merupakan formula yang memiliki efektivitas terbaik dalam pembentukan kolagen yaitu sebesar 35,251±4,16 µg/mL. Dimana secara statistik memiliki perbedaan yang bermakna (p<0,05) antar kelompok perlakuan. Kesimpulan bahwa gel ekstrak daun ekor naga memiliki pengaruh terhadap kadar hidroksiprolin pada kasus luka sayat hewan uji.
Pengaruh pemberian gel ekstrak daun ekor naga (Rhaphidophora pinnata) terhadap diferensial leukosit tikus yang diinduksi carrageenan air pouch Kasmadi, Fathnur Sani; Rahman , Ave Olivia; Rahman, Havizur
Journal of Pharmaceutical and Sciences Suppl. 1, No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i5-si.424

Abstract

Ekor naga leaves gel preparations have been pharmacologically proven to have an anti-inflammatory effect by reducing inflammation in the skin of mice. Leukocyte differential describes the repair of leukocyte cells in overcoming inflammation. The research aimed to determine the effect of administering ekor naga leaves extract gel on the differential number of leukocytes in mice induced by air pouch carrageenan. The research method used is experimental design. The treatment group consisted of 5 groups, with five mice in each group. Positive control group (Hydrocortisone®), Formula 0 (Gel Base), Formula 1 (Extract concentration 10%), Formula 2 (Extract concentration 15%), Formula 3 (Extract concentration 20%). The research data obtained was analyzed using one-way ANOVA with a confidence level of 95%. Research results show that Formula 2 is the best.
Inspirational Health Profession Class at Baiturrahman Orphanage in Jambi: Kelas Inspirasi Profesi Kesehatan di Panti Asuhan Baiturrahman Jambi Yuliawati, Yuliawati; Muhaimin, Muhaimin; elisma, Elisma; Rahman, Havizur; Dwi Pratiwi, Puspa
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2025): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v9i1.13256

Abstract

Kelas Inspirasi merupakan program mengajar oleh profesional dari berbagai profesi untuk mempengaruhi peserta didik agar membentuk sifat, keingintahuan, cara pandang dan motivasi peserta. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memperkenalkan profesi kesehatan (ahli gizi, apoteker, bidan, dokter) dan dosen, meningkatkan minat belajar serta baca peserta. Metode yang dilakukan pada pengabdian ini adalah workshop secara online dan offline. Tempat pelaksanaan kegiatan di Panti Asuhan Baiturrahman dengan pesertanya adalah anak panti yang tidak mengenyam bangku sekolah negeri maupun swasta. Tahapan yang dilakukan diawali dengan observasi awal sekaligus Focus Group Disscussion (FGD), kemudian dilanjutkan dengan kegiatan workshop. Kegiatan workshop berlangsung 3 kali yaitu 14 Agustus, 21 Agustus dan 04 September 2021 dengan pemateri yaitu ahli gizi, apoteker, ketua organisasi, bidan, dokter, dosen dan guru besar. Kelas inspirasi ini berisi edukasi wawasan serta motivasi tentang profesi tersebut. Kegiatan ini sebagai motivasi awal agar anak panti rajin membaca buku karena untuk menjadi profesi kesehatan di atas membutuhkan nilai yang tinggi dan itu bisa terwujud dengan membaca buku. Peserta sangat antusias dan aktif dalam mengikuti materi yang diberikan dan pengabdian masyarakat ini mampu memberikan cara pandang dan motivasi terhadap peserta didik
Peningkatan Nilai Jual Marshmallow dengan Minyak Tengkawang sebagai Pengawet Alami di UMKM Nurchery : Minyak Tengkawang Lestari, Uce; Perawati, Santi; Neldi, Vina; Yuliana; Mekeama, Luri; Rahman, Havizur; Efendi, M. Rifqi
Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI) Vol. 7 No. 3 (2025): Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/jphi.v7i3.1106

Abstract

Tujuan dari Pengabdian Kepada Masyarakat adalah untuk meningkatkan nilai jual produk marshmallow Butelang (Bunga Telang) dengan memanfaatkan minyak tengkawang sebagai pengawet alami yang aman, sehat, dan tahan lama. Marshmallow Butelang telah diproduksi secara teratur oleh UMKM Nurchery di Kecamatan Paal Merah berdasarkan hal tersebut maka dipilih sebagai mitra pada kegiatan ini. Namun, mereka menghadapi masalah terkait daya simpan produk dan kurangnya inovasi, yang dapat meningkatkan daya saing produk di pasar. Minyak tengkawang merupakan bahan alam lokal yang berasal dari Sarolangun Jambi yang sangat potensial dan memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba, sehingga digunakan sebagai alternatif pengawet alami untuk menggantikan bahan sintetis yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Kegiatan sosialisasi, pelatihan formulasi produk, pendampingan produksi, evaluasi kualitas organoleptik dan daya simpan produk adalah bagian dari metode pelaksanaan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa marshmallow yang dibuat dengan minyak tengkawang lebih tahan lama, memiliki cita rasa yang tetap disukai pelanggan, dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada produk awal. UMKM mitra memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembuatan makanan sehat yang dibuat dengan bahan-bahan lokal. Diharapkan bahwa kegiatan ini akan membantu UMKM menjadi lebih mandiri dalam membuat produk inovatif yang berdaya saing dan ramah kesehatan, serta membantu pemanfaatan sumber daya lokal yang potensial secara berkelanjutan.