Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANCANGAN DESAIN LABEL, KEMASAN DAN PENETAPAN BAURAN PEMASARAN PADA MAJELIS TA’LIM AL-KAUSAR HARAPAN INDAH Sofia, Susetyowati; Histiarini, Aprisa Rian; Ahdiyanti, Istika; Sukmana, Iin Indri; Worabay, Jeany Vince; Saputra, Muhamad Angga; Irsandi, Muhamad; Sukrun, Muhamad
EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 5 (2024): EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Mei 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/ejoin.v2i5.2778

Abstract

Tim mengadakan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema Perancangan Desain Label Kemasan Dan Penetapan Bauaran Pemasaran Pada Majelis Ta’lim Al-Kausar Harapan Indah. Mitra pengabdian adalah ibu-ibu yang tergabung dalam majelis ta’lim di Kelurahan Klawuyuk. Sebelum tim menyampaikan tentang pemasaran, tim produksi memberikan praktek berinovasi mengolah buah nangka sebagai bolu nangka sebagai produk. Ibu-ibu yang dihadiri sebanyak 17 orang dan 85% dari kehadiran yang ditargetkan. Tujuan tim memberikan inovasi itu untuk meningkatkan dan mengembangkan minat ibu-ibu majlis taklim yang belum memiliki usaha atau ingin menjalankan usaha untuk memulai, dan menjualnya. Dan Bagi ibu-ibu yang memiliki usaha kecil-kecilan pengetahuan dan wawasan tentang perancangan desain label, kemasan dan penetapan bauran pemasaran dapat memberikan peluang ibu-ibu Majelis Taklim Al-Kausar Harapan Indah untuk dapat mengembangkan usaha dengan lebih baik dan meningkatkan penghasilan. Metode yang digunakan pengabdian dilakukan beberapa tahapan yaitu : 1). pelatihan pembuatan label; 2). pelatihan penentuan packaging; 3). pelatihan bauran dan pemasaran secara digital di media sosial. Pembuatan label suatu produk menggunakan aplikasi Canva. Aplikasi mudah digunakan dan terdapat banyak pilihan gambar, warna, bentuk, font, serta elemen yang digunakan. Label kemasan umumnya bersifat unik dengan tujuan menarik perhatian calon konsumen untuk membeli produk. Pelatihan penentuan packaging menggunakan kemasan plastik mika, alasan memilih packaging tersebut karena harganya terjangkau, mudah dibawa, dan sesuai dengan karateristik produk. Pelatihan bauran pemasaran secara digital yaitumemanfaatkan platform media sosial untuk keperluan pemasaran seperti Fac ebook, Instagram, Tiktok untuk mempromosikan jualannya. Pada bauran pemasaran ini, masyarakat akan diberi pelatihan tentang 4P (Product, Price, Place, Promotion). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk atau layanan melalui strategi pemasaran yang efektif dan menyediakan layanan produk yang sesuai dengan harapan pelanggan.
Pelatihan Digitalisasi UMKM dalam Pemasaran Produk Pada Masyarakat Kota Sorong Rahayu, Agilistya; Sofia, Susetyowati; Karfin; Ahdiyanti, Istika; Hasrun, Andi; Lewenussa, Ramli
Jurnal Pengabdian Masyarakat Disiplin Ilmu Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat Multi Disiplin ILmu Januari 2025
Publisher : Yayasan Cita Cendikiawan Al Kharizmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/jpmasdi.v3i1.5442

Abstract

Latar belakang: Dengan adanya kemajuan teknologi yang begitu pesat, telah mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia. Adapun beberapa contoh pengaruh dari adanya teknologi yang berkembang sangat signifikan dalam kehidupan manusia diantaranya adalah kecerdasan buatan (AI), dimana teknologi ini dapat melakukan tugas tertentu dengan menggunakan kecerdasan buatan, dan Internet of Things (Iot), dimana teknologi ini dapat menghubungkan berbagai perangkat ke internet. Namun, dengan adanya kemajuan teknologi ini, sebagian masyarakat Papua Barat Daya khususnya di Kota Sorong, belum bisa memanfaatkan internet sebagai sarana promosi dalam pemasaran produk. Masyarakat Papua Barat Daya khususnya di Kota Sorong, masih mengandalkan metode lama atau offline dalam pemasaran produk. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dalam bentuk pelatihan pemasaran produk dengan memanfaatkan media sosial, terkhusus Marketplace pada Facebook. Karena Masyarakat Papua Barat Daya terkhusus di Kota Sorong mayoritas memiliki akun Facebook. Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat Papua Barat Daya yang berdomisili di Kota Sorong. Materi yang disampaikan adalah tentang digitalisasi UMKM dalam pemasaran produk. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 hari dengan jumlah peserta 25 orang. Metode pengabdian: Metode pengabdian yang digunakan adalah ceramah dan pembagian materi dalam bentuk softfile. Gadget dan Wifi adalah media yang digunakan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Hasil pengabdian: Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan sosial media social dan fitur-fiturnya untuk mempromosikan produk sehingga mampu meningkatkan kuantitas penjualan. Membuat branding produk sendiri dan mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen/pasar. Kesimpulan: Setelah kegiatan pengabdian ini, pengetahuan pelaku UMKM mengenai digitalisasi UMKM dan pemasaran produk semakin bertambah. Selain itu, pelaku UMKM yang mengikuti kegiatan ini dapat membuat branding produk mereka sendiri, serta mampu melakukan identifikasi dan observasi pada kebutuhan konsumen/pasar. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini diharapkan masyarakat Kota Sorong dapat lebih cerdas menggunakan media sosial beserta fitur-fiturnya dalam memasarkan produk mereka secara online.
Kesetaraan Perempuan dalam masyarakat adat suku moi kota sorong Ahdiyanti, Istika
SOSIORELIGIUS Vol 10 No 1 (2025): Sosioreligius: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama
Publisher : Departemen Sosiologi Aga,ma, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sosioreligius.v10i1.57775

Abstract

The Moi people are one of the ethnic groups originating from Papua, Indonesia. The Moi people live in a relatively remote area, where their traditions and social structures have developed in distinctive and diverse ways, depending on the social and geographical environment. When discussing gender equality within their society, there are several aspects that need to be understood, both in terms of tradition and changes that have occurred due to external influences. This study uses a qualitative method of in-depth interview techniques with parties related to the research theme. The results show that, Gender equality in the Moi people, as in many other indigenous communities, exists in a complex context between tradition and social change. Although the roles of women and men are usually different and limited by cultural norms, there is room for complementarity and appreciation of the contributions of both. On the other hand, with the influence of education and modernization, women in the Moi people have also begun to access new opportunities, which allow them to have more voice and role in society.