Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS BROWNING BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) SETELAH PERLAKUAN ASAM ASKORBAT DAN LIDAH BUAYA (Aloe barbadensis L.) Larasati, Ratri Mauluti; Lande, Martha Lulus; Zulkifli, Zulkifli; Wahyuningsih, Sri
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.682 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v19i1.1400

Abstract

Fruit is a necessity for most Indonesian people. Kepok banana is a climacteric fruit that can experience browning quickly. Therefore, this study was conducted to find a safe and effective material to prevent the browning process of kepok bananas. This study aims to determine the differences in the browning index, and the activity of the enzyme dehydrogenase in kepok banana cells. This study was conducted using a 2x3 factorial design. Factor A is ascorbic acid with 2 concentration levels namely 0% (b / v) and 5% (b / v). Factor B is Aloe (Aloebarbadensis L.) leaf extract with 3 levels, namely 0%, 5%, and 10%. The quantitative parameters are browning index and total dissolved carbohydrate content. The qualitative parameter is dehydrogenase enzyme activity. Levene test and variance analysis were carried out with 5% real level. The results obtained were kepok bananas with treatments coloured brighter than control. Ascorbic acid and Aloe (Aloe barbadensis L.) affect the browning index and dissolved total carbohydrate content of the sample. A decrease in dehydrogenase enzyme activity happened in the ascorbic acid treatment. Conclusions obtained from the study are ascorbic acid with a concentration of 5% can reduce the browning index of kepok banana by 31%, ascorbic acid with a concentration of 5% can maintain total dissolved carbohydrate content kepok banana as much as 53%, and Aloe extract 10% retain total dissolved carbohydrate content sample is 20%.
Latihan Fisik Continues Training dan Pengaruhnya terhadap Komponen Sistem Imun Larasati, Ratri Mauluti
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.55 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i2.4835

Abstract

Aktivitas fisik rutin dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berbagai studi mengenai hubungan antara latihan fisik dan pengaruhnya terhadap sistem imun menjadi tema yang menarik untuk diteliti. Efek latihan fisik terhadap sistem imun dan resikonya terhadap infeksi masih terus dikembangkan dan diteliti. Karya tulis ini merupakan literatur review yang ditulis dengan mengumpulkan literatur dari berbagai jurnal terkini dalam negeri maupun luar negeri. Literatur yang digunakan didapat melalui mesin pencari google scholar dengan kata kunci : excercise, immune system, immune components. Studi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh latihan fisik terhadap komponen sistem imun sitokin, neutrofil, leukosit, sel NK, dan limfosit. Diketahui bahwa Latihan fisik continues training dapat mempengaruhi sistem imun dan komponen sel-sel imun. Secara umum hasil-hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan dan peningkatan kadar sitokin dan sel NK, serta peningkatan jumlah neutrofil, leukosit, dan limfosit pasca latihan fisik
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus SEDIAAN OBAT KUMUR DENGAN KOMBINASI DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) DAN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrik D.C.) Kausar, Radho Al; Kurnia, Andi Akbar; Annisa, Devi Nur; Larasati, Ratri Mauluti
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.18134

Abstract

Kombinasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) memiliki senyawa metabolit skunder yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri diantaranya alkaloid, flavonoid, tanin, dan minyak atsiri. Pada penelitian ini tanaman tersebut diformulasikan menjadi sediaan obat kumur dengan menggunakan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) pada sebuah formulasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) dapat diformulasikan menjadi sediaan obat kumur dan untuk mengetahui apakah formulasi sediaan obat kumur memiliki aktivitas antibakteri terhadap staphylococcus aureus. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium, daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96%, dibuat menjadi sediaan obat kumur dari kombinasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) sebagai antibakteri dengan variasi formulasi yaitu FI daun sirih merah 2% daun jeruk purut 1%, FII daun sirih merah 1% daun jeruk purut 2%, FIII daun sirih merah 2% daun jeruk purut 2% dengan evaluasi sediaan fisik dan pengujian aktivitas antibkteri dengan metode difusi dengan teknik sumuran. Didapatkan hasil pada penelitian ini ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) yang paling efektif sebagai antibakteri pada formulasi ke III dengan diameter rata-rata daya hambat sebesar 29,88 mm.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus SEDIAAN OBAT KUMUR DENGAN KOMBINASI DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) DAN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrik D.C.) Kausar, Radho Al; Kurnia, Andi Akbar; Annisa, Devi Nur; Larasati, Ratri Mauluti
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.18134

Abstract

Kombinasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) memiliki senyawa metabolit skunder yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri diantaranya alkaloid, flavonoid, tanin, dan minyak atsiri. Pada penelitian ini tanaman tersebut diformulasikan menjadi sediaan obat kumur dengan menggunakan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) pada sebuah formulasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) dapat diformulasikan menjadi sediaan obat kumur dan untuk mengetahui apakah formulasi sediaan obat kumur memiliki aktivitas antibakteri terhadap staphylococcus aureus. Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium, daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96%, dibuat menjadi sediaan obat kumur dari kombinasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) sebagai antibakteri dengan variasi formulasi yaitu FI daun sirih merah 2% daun jeruk purut 1%, FII daun sirih merah 1% daun jeruk purut 2%, FIII daun sirih merah 2% daun jeruk purut 2% dengan evaluasi sediaan fisik dan pengujian aktivitas antibkteri dengan metode difusi dengan teknik sumuran. Didapatkan hasil pada penelitian ini ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan daun jeruk purut (Citrus hystrik D.C) yang paling efektif sebagai antibakteri pada formulasi ke III dengan diameter rata-rata daya hambat sebesar 29,88 mm.
Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Kedokteran: Tinjauan Pustaka Firdausy, Daniatul; Wardani, Dyah Wulan Sumekar Rengganis; Larasati, Ratri Mauluti; Pramesona, Bayu Anggileo
Medula Vol 14 No 12 (2024): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i12.1413

Abstract

Anxiety is one of the mental disorders often experienced by medical students due to high academic pressure. Factors that influence anxiety include biological, psychological, and social aspects. This study aims to determine the relationship between gender and anxiety levels in medical students. The method used is a literature review with a total sampling technique, in which four selected journals from the period 2015–2025 were analyzed. The results showed that female students have higher levels of anxiety compared to male students. This is due to several factors, such as hormonal differences, where estrogen plays a role in the regulation of serotonin which affects anxiety, and differences in emotional responses, where women are more likely to use emotion-based coping strategies. In addition, greater social pressure on women also contributes to their high levels of anxiety. The impact of high anxiety on students can affect academic achievement, concentration, and overall mental health. Therefore, it is important for educational institutions to provide psychological support and effective stress management programs to help students, especially women, manage anxiety. With the right intervention, it is hoped that medical students can be better prepared to face academic and professional challenges without experiencing significant psychological disorders.
Preliminary Study on Anxiety Levels Among Palm Oil Farmers in Simpang Pematang District, Mesuji Regency-Lampung Province (2024) Bachtiar, Nabylly Aghna; Saftarina, Fitria; Larasati, Ratri Mauluti; Angraini, Dian Isti
Medula Vol 14 No 10 (2025): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i10.1425

Abstract

As the world's largest palm oil producer, Indonesia bears a significant responsibility for the well-being of its farmers, including mental health aspects, which remain a pressing issue. Farmers face various occupational pressures that have the potential to trigger psychological disorders, particularly anxiety. Poorly managed anxiety can lead to decreased concentration and productivity. This study aims to describe the anxiety levels experienced by palm oil farmers in Simpang Pematang District, Mesuji Regency, Lampung. A cross-sectional design was employed in this study, utilizing purposive sampling for sample selection. A total of 109 palm oil farmers participated as respondents, and the collected data were analyzed using frequency distribution. The results indicate that 14.7% of farmers exhibited symptoms of anxiety, with 11.9% experiencing mild anxiety and 2.8% experiencing moderate anxiety. No cases of severe anxiety were found among the respondents. Although the overall anxiety level identified in this study was lower than in previous research, it remains a matter of concern. These findings highlight the necessity of continuous efforts to enhance the mental well-being of farmers. Therefore, a more intensive mental health promotion program is required to improve farmers' understanding of stress management strategies. By doing so, farmers are expected to maintain their psychological well-being, ultimately contributing to increased productivity in Indonesia's palm oil agricultural sector.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan pada Petani: Tinjauan Review Bachtiar, Nabylly Aghna; Saftarina, Fitria; Larasati, Ratri Mauluti; Islami, Suryadi
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 7 (2025): Volume 7 Nomor 7 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i7.18744

Abstract

ABSTRACT Anxiety is an unpleasant feeling of worry or fear accompanied by certain physical symptoms. The prevalence of anxiety has been increasing globally in the last three decades. Farmers are generally faced with a number of working conditions that are considered unfavorable, such as long working hours, monotonous tasks, and dangerous physical work environments. Therefore, farmers are at high risk of experiencing mental health problems that are rarely discussed in scientific publications, especially specifically anxiety. To conclude the factors associated with anxiety in farmers. The literature review method was used in the preparation to conclude the factors that trigger anxiety in farmers, where the literature was obtained from the PubMed, ScienceDirect, DOAJ, Cochrane, and Garuda databases, which are available online. It was found that anxiety in farmers is related to various aspects, both those originating from the work environment such as pesticide use, climate change, land ownership, and isolated work environments as well as those originating from individual factors such as gender, financial condition, and interpersonal relationships. Anxiety in farmers is influenced by individual, occupational, and environmental factors. Factors such as gender, social support, financial condition, pesticide use, land ownership, climate change, and the impact of the COVID-19 pandemic contribute significantly. Understanding and addressing these factors is important to support farmers' mental well-being. Keywords: Farmers, Anxiety, Mental Health  ABSTRAK Kecemasan adalah perasaan khawatir atau takut yang tidak menyenangkan yang disertai dengan gejala-gejala tubuh tertentu. Prevalensi kecemasan secara global terus meningkat dalam tiga dekade terakhir. Petani umumnya dihadapkan pada sejumlah kondisi kerja yang dianggap tidak menguntungkan, seperti jam kerja yang panjang, tugas yang monoton, dan lingkungan kerja fisik yang berbahaya. Oleh karena itu petani berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental yang jarang sekali dibahas dalam publikasi ilmiah terutama secara spesifik pada kecemasan. Tujuanuntuk menyimpulkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada petani. Metode tinjauan literatur digunakan dalam penyusunan untuk menyimpulkan faktor yang memicu kecemasan pada petani, dimana literatur diperoleh dari database PubMed, ScienceDirect, DOAJ, Cochrane, dan Garuda yang tersedia secara online. Didapatkan bahwa kecemasan pada petani berhubungan dengan berbagai aspek, baik yang berasal dari lingkungan pekerjaan seperti penggunaan pestisida, perubahan iklim, kepemilikan lahan, dan lingkungan kerja terisolasi maupun yang berasal dari faktor individu seperti jenis kelamin, kondisi finansial dan hubungan interpersonal. Kecemasan pada petani dipengaruhi oleh faktor individu, pekerjaan, dan lingkungan. Faktor seperti jenis kelamin, dukungan sosial, kondisi finansial, penggunaan pestisida, kepemilikan lahan, perubahan iklim, dan dampak pandemi COVID-19 berkontribusi signifikan. Pemahaman dan penanganan faktor-faktor ini penting untuk mendukung kesejahteraan mental petani. Kata Kunci: Petani, Kecemasan, Kesehatan Mental
PENGUATAN KAPASITAS POSYANDU DALAM DETEKSI DINI DAN OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DI DESA BANJAR AGUNG, LAMPUNG SELATAN Zuraida, Reni; Larasati, Ratri Mauluti
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 10 No. 1 (2025): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v10i1.3562

Abstract

Periode balita merupakan masa krusial dalam tumbuh kembang anak yang sangat menentukan kualitas hidup mereka di masa depan. Namun, keterbatasan akses informasi dan edukasi, terutama di daerah pedesaan, sering kali menjadi hambatan dalam mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua dan kader Posyandu tentang pentingnya deteksi dini, nutrisi, serta stimulasi tumbuh kembang balita melalui pendekatan edukatif dan partisipatif. Metode kegiatan meliputi penyusunan materi penyuluhan, pre-test dan post-test untuk mengukur efektivitas intervensi, serta pengukuran antropometri balita sebagai bentuk pemantauan langsung. Penyuluhan interaktif dilaksanakan di Posyandu Cut Mutya, Desa Banjar Agung, dengan menggunakan media pendukung seperti leaflet dan banner, serta permainan tanya jawab untuk meningkatkan keterlibatan peserta. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat pemahaman peserta, dengan skor rata-rata post-test yang lebih tinggi dibandingkan pre-test . Aktivitas interaktif dan penggunaan media visual terbukti efektif dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang beragam. Selain itu, pengukuran antropometri memberikan data penting untuk memantau status gizi anak dan memberikan umpan balik langsung kepada orang tua. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kapasitas Posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan balita, sekaligus memperkuat sinergi antara tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat. Edukasi yang berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor direkomendasikan untuk mendukung upaya preventif dan promotif kesehatan balita di Indonesia. Kata kunci: Deteksi dini, Posyandu, Penyuluhan, Stunting, Tumbuh kembang anak.