Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Reward dan Supervisi dengan Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan Syariah Puspitasari, Dyah Wiji; Abdurrouf, Muhammad; Yustini, Maya Dwi; Issroviatiningrum, Retno; Pramesona, Bayu Anggileo
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 3 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v11i3.1981

Abstract

Reward and supervision are important parts in implementing the quality of sharia-based nursing services. The quality or quality of sharia services at RSISA is in a good category, but it takes efforts to maintain and improve continuously. One of these efforts is by increasing rewards and supervision. The purpose of this study is to analyze the relationship between reward and supervision with the implementation of sharia nursing services. The subjects of this study were inpatients at Sultan Agung Islamic Hospital Semarang with a sampling technique that is simple random sampling with 96 respondents. Data analysis techniques in this study used the Spearman correlation statistical test. The results showed that there was a relationship between reward and the implementation of sharia nursing services with a p-value of 0,05 and there was a relationship between supervision with the implementation of sharia nursing services with a p-value of 0,01. The results of this study were expected to be considered by hospital policy stakeholders to review the giving of rewards for nurses and the implementation of work supervision to nurses to improve the quality of sharia-based nursing services.
Promosi Kesehatan Berbasis Rumah Sakit sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan dan Literasi Masyarakat untuk Melakukan Vaksinasi Covid-19 Bayu Anggileo Pramesona; Suharmanto Suharmanto; Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani
Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas Vol. 1 No. 3 (2021): Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jpkk.Vol1.Iss3.1044

Abstract

Background The low level of knowledge and culture of literacy as well as the spread of hoax news related to vaccines are - risk factors for the low participation of the community in carrying out Covid-19 vaccinations. The purpose of this activity is to increase public knowledge and literacy to carry out Covid-19 vaccinations through a hospital-based health promotion program. The Methods this hospital-based health promotion program used a lecture method and interactive discussion with 102 patients and hospital visitors at Mayjend HM Ryacudu Government Hospital Kotabumi, North Lampung on 27 July 2021. The promotional media used were Powerpoints, banners and standing banners about Covid-19 vaccination. Knowledge measurement was carried out by giving pre-test and post-test about Covid- 19 vaccination before and after the activity. The results of the evaluation showed an increase in the average knowledge of patients and hospital visitors by 22.1% after health promotions regarding Covid-19 vaccination. The highest increase in knowledge occurred in terms of knowledge about the types of Covid-19 vaccines, which was 32.3% when compared between pre and post health promotion, followed by knowledge about monitoring KIPI (Follow-up Events After Immunization/ FEAI) (30.4%), safety and efficacy of Covid-19 vaccines (27.5%), the definition of vaccination (23.6%), the purpose of the Covid-19 vaccination (16.7%), the halal issue of the Covid-19 vaccine (14.7%), and the benefits of the Covid-19 vaccination (9.8%). In conclusion, hospital-based health promotion has been proven to increase public knowledge and literacy related to Covid-19 vaccination. The role of the hospital is very central in efforts to accelerate the Covid-19 vaccination in Indonesia. Counseling to the community, especially targets that are rarely visited, for example in Islamic boarding schools, schools, etc., need to be improved so that the information obtained can be more evenly distributed. ABSTRAK Latar Belakang Rendahnya pengetahuan dan budaya literasi serta berita hoaks yang menyebar terkait vaksin menjadi faktor risiko rendahnya partisipasi masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan literasi masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 melalui promosi kesehatan berbasis rumah sakit. Metode Program promosi kesehatan berbasis RS ini menggunakan metode ceramah dan diskusi interaktif terhadap 102 pasien dan pengunjung rumah sakit (RS) di RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara pada 27 Juli 2021. Media promosi yang digunakan berupa Powerpoint, spanduk dan standing banner tentang vaksinasi Covid-19. Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan memberikan pre-test dan post-test tentang vaksinasi Covid-19 sebelum dan setelah kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan pasien dan pengunjung RS sebesar 22.1% setelah dilakukan promosi kesehatan tentang vaksinasi Covid-19. Peningkatan pengetahuan tertinggi terjadi dalam hal pengetahuan tentang jenis-jenis vaksin Covid-19 yaitu sebesar 32.3% jika dibandingkan antara pre dan post promosi kesehatan, kemudian diikuti pengetahuan tentang pemantauan KIPI (30.4%), keamanan dan efikasi vaksin Covid-19 (27.5%), definisi vaksinasi (23.6%), tujuan vaksinasi Covid-19 (16.7%), kehalalan vaksin Covid-19 (14.7%), serta manfaat vaksinasi Covid-19 (9.8%). Kesimpulan Promosi kesehatan berbasis RS terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan literasi masyarakat terkait vaksinasi Covid-19. Peran RS sangat sentral dalam upaya percepatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Penyuluhan kepada masyarakat khususnya target sasaran yang jarang dikunjungi misal di pesantren, sekolah-sekolah, dan lain sebagainya perlu ditingkatkan sehingga informasi yang didapatkan dapat lebih merata.
Penyuluhan Kesehatan untuk Meningkatkan Pemahaman Kader Tentang Penanganan Stunting pada Balita Agusta Saraswati; Suharmanto; Bayu Anggileo Pramesona; Susianti
Bahasa Indonesia Vol 19 No 01 (2022): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Edisi Khusus)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.191.18

Abstract

ABSTRAK Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Jumlah kasus stunting di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 37,8% sedangkan tahun 2019 menurun menjadi 27,67%. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman kader tentang penanganan stunting pada balita. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kejadian stunting pada balita. Sasaran kegiatan ini adalah kader berjumlah 16 orang. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2021 pukul 08.00-12.00 WIB di Aula Puskesmas Karang Anyar Lampung Selatan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari pemberian materi oleh pakar dan diskusi. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai keberhasilan kegiatan ini terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses dan evaluasi akhir. Sebelum diberikan materi, dilakukan pre-test dan setelah materi diberikan post-test. Hasil sebelum dan sesudah dibandingkan untuk mengukur pemahaman kader tentang penanganan stunting pada balita. Tim pengabdian masyarakat yang dilibatkan adalah dosen dan mahasiswa pada Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat. Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman para kader tentang penanganan stunting pada balita. Saran yang dapat diberikan bagi Puskesmas adalah membuat program yang dapat mempertahankan dan meningkatkan pemahaman kader tentang penanganan stunting seperti penyuluhan kesehatan dan seminar kesehatan. Kata kunci:,,, ,
PENINGKATAN KETERAMPILAN KADER DALAM IDENTIFIKASI KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Otta Nur Kirana; Suharmanto; Bayu Anggileo Pramesona; Betta Kurniawan
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.422 KB)

Abstract

Abstract Stunting is a major threat to the quality of Indonesian people, as well as a threat to the nation's competitiveness. This is because stunted children are not only disturbed by their physical growth, but also impaired brain development, which of course will greatly affect their ability and achievement in school, productivity and creativity in productive ages. The number of stunting cases in Indonesia in 2013 reached 37.8%, while in 2019 it decreased to 27.67%. The purpose of this activity is to improve the skills of cadres in identifying stunting in toddlers through measuring height and weight. This activity is one of the efforts to increase screening for toddlers who are stunted. The target of this activity is a cadre of 16 people. The activity will be held on October 2, 2021 at 13.00-16.00 WIB in the Karang Anyar Public Health Center, South Lampung. The method used in this activity consists of providing material, discussion and training. The evaluation carried out to assess the success of this activity consists of an initial evaluation, process evaluation and final evaluation. The community service team involved are lecturers and students in the Master of Public Health Study Program. The result of this activity is an increase in the skills of the cadres regarding the identification of stunting in toddlers. Suggestions that can be given to Public Health Center are to create programs that can maintain and improve cadre skills regarding stunting identification such as anthropometric measurements in infants and toddlers. Abstrak Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Jumlah kasus stunting di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 37,8% sedangkan tahun 2019 menurun menjadi 27,67%. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keterampilan kader dalam mengidentifikasi stunting pada balita melalui pengukuran tinggi dan berat badan. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan skrining balita yang mengalami stunting. Sasaran kegiatan ini adalah kader berjumlah 16 orang. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2021 pukul 13.00-16.00 WIB di Aula Puskesmas Karang Anyar Lampung Selatan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari pemberian materi, diskusi dan pelatihan. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai keberhasilan kegiatan ini terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses dan evaluasi akhir. Tim pengabdian masyarakat yang dilibatkan adalah dosen dan mahasiswa pada Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat. Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya keterampilan para kader tentang identifikasi stunting pada balita. Saran yang dapat diberikan bagi Puskesmas adalah membuat program yang dapat mempertahankan dan meningkatkan keterampilan kader tentang identifikasi stunting seperti pengukuran antropometri pada bayi dan balita.
Pelatihan Komunikasi S-BAR pada Perawat untuk Mencegah Kesalahan Pemberian Obat Guna Meningkatkan Keselamatan Pasien : Pelatihan Komunikasi S-BAR pada Perawat untuk Mencegah Kesalahan Pemberian Obat Guna Meningkatkan Keselamatan Pasien Bayu Anggileo Pramesona; Asep Sukohar; Suharmanto Suharmanto
Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jpkk.Vol2.Iss2.1327

Abstract

Background One of the efforts to improve patient safety in hospitals is to implement effective communication between nurses and/or other health care workers. However, at RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi, no effective communication training using the SBAR technique has been conducted. The purpose of this activity is to increase knowledge, understanding, and practice effective communication with the S-BAR technique to nurses in order to prevent medication errors so that patient safety can be realized. Methods This training uses the lecture method, interactive discussion and simulation/role play of the implementation of effective communication with the S-BAR technique on 58 nurses at the RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi, North Lampung on July 4, 2022. The media used is in the form of materials on effective communication using techniques S-BAR. Knowledge is measured by conducting pre and post-test before and after training. S-BAR communication practice assessment is carried out after role play through case examples. Results The average knowledge of nurses increased by 42.6% after the training. Nurses can also practice S-BAR communication techniques properly. Conclusion S-BAR communication training proved effective in increasing the knowledge and understanding of nurses to prevent medication errors. It is necessary to carry out routine monitoring and evaluation related to the implementation of S-BAR communication on nurses. Hospital management is advised to provide S-BAR communication training to health workers on a regular basis. Abstrak Latar belakang Salah satu upaya guna memperbaiki keselamatan pasien di rumah sakit (RS) adalah dengan menerapkan komunikasi efektif baik antar perawat maupun perawat-petugas kesehatan lain. Namun, di RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi belum pernah dilakukan pelatihan komunikasi efektif menggunakan teknik S-BAR. Tujuan. kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan mempraktikkan komunikasi efektif dengan teknik S-BAR pada perawat guna mencegah kesalahan pemberian obat sehingga keselamatan pasien dapat terwujud. Metode. Pelatihan ini menggunakan metode ceramah, diskusi interaktif dan simulasi/role play pelaksanan komunikasi efektif dengan teknik S-BAR pada 58 perawat pelaksana di RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi, Lampung Utara pada 4 Juli 2022. Media yang digunakan berupa materi tentang komunikasi efektif menggunakan teknik S-BAR. Pengetahuan diukur dengan melakukan pre dan posttest sebelum dan setelah pelatihan. Penilaian praktik komunikasi S-BAR dilakukan setelah role play melalui contoh kasus. Hasil. Rata-rata pengetahuan perawat meningkat 42.6% setelah dilakukan pelatihan. Perawat juga dapat mempraktikkan teknik komunikasi S-BAR dengan benar. Kesimpulan. Pelatihan komunikasi S-BAR terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat untuk mencegah kesalahan pemberian obat. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi rutin terkait pelaksanaan komunikasi S-BAR pada perawat. Pihak manajemen RS disarankan untuk memberikan pelatihan komunikasi S-BAR pada tenaga kesehatan secara berkala.
IN HOUSE TRAINING PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Bayu Anggileo Pramesona; Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani; Selvi Rahmawati; Dwita Nurmumpuni; M. Fauzan Abdillah Rasyid
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 3 No. 3 (2022): Community Empowerment
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v3i3.327

Abstract

Di Rumah Sakit Daerah (RSD) Mayjend HM Ryacudu Kotabumi, sosialisasi alur dan format pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) terakhir dilaksanakan tahun 2016, sedangkan saat ini banyak pegawai baru yang belum pernah terpapar sistem pelaporan IKP di RS. Hal ini berdampak pada tidak adanya laporan IKP selama dua tahun terakhir. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan niat perawat untuk melaporkan IKP di RS melalui sosialisasi serta in-house training pelaporan IKP tentang alur dan format pelaporan IKP sehingga keselamatan pasien akhirnya dapat terwujud. In-house training ini menggunakan metode ceramah, diskusi interaktif dan role play pelaporan IKP pada 32 perawat pelaksana di RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi, Lampung Utara pada 4 Juli 2022. Media yang digunakan berupa materi tentang pelaporan IKP. Pre dan post-test diberikan untuk mengevaluasi pengetahuan peserta latih sebelum dan setelah pelatihan. Penilaian cara pengisian formulir pelaporan IKP dilakukan setelah role play melalui contoh kasus. Hasil rata-rata skor pengetahuan perawat meningkat sebesar 14.8% setelah diberikan in-house training. Perawat juga dapat mempraktikkan cara pengisian formulir pelaporan IKP dengan benar. Kegiatan in-house training tentang pelaporan IKP ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan perawat untuk melaporkan insiden keselamatan pasien di RS. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi rutin terkait pelaporan IKP pada perawat. Pihak manajemen RS juga disarankan untuk memberikan pelatihan rutin tentang pelaporan IKP pada tenaga kesehatan.
Patient perceptions of tuberculosis transmission: A qualitative study within a tuberculosis cluster Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani; Endro Prasetyo Wahono; Bayu Anggileo Pramesona
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 3: September 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.995 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i3.1316

Abstract

Significant tuberculosis (TB) spatial-temporal cluster provides where the vulnerable person lives and indicates the possibility of local transmission. Some previous studies showed that there was TB spatial-temporal cluster in some areas, but only few have studied the patient perception of the transmission. The aims of this research are to study the experience and interpretation of the transmission mechanism of smear-positive TB patients in spatial-temporal clusters in Bandar Lampung and identify the possibility of local transmission. A phenomenology qualitative study was performed to identify the experience and interpretation Numbers of samples were 15 patients. Information collected in this research includes TB transmission sources, contact duration and transmission mechanism; which were obtained through in-depth interviews using questionnaires. Data was analyzed using a qualitative approach. Results showed that informants’ perception of TB transmission sources was not from other informants in the clusters, but from in-house contacts, neighbors, and work colleagues. The duration of first contact until informants were diagnosed as TB patients were from three months to some years. The transmission mechanism consisted of speaking directly, treating patients with TB, drinking with the same glass and smoking on the same cigarette. Therefore, TB control programs should consider local transmission and its mechanism for a better TB intervention. Abstrak: Cluster spasial – temporal tuberkulosis (TB) yang signifikan menyediakan informasi dimana orang yang rentan berada dan menunjukkan kemungkinan penularan lokal. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya TB spasial – temporal cluster di beberapa daerah, tetapi hanya sedikit yang mempelajari persepsi pasien terhadap penularan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengalaman dan interpretasi tentang mekanisme penularan pasien TB BTA positif di cluster spasial – temporal TB di Bandar Lampung dan mengidentifikasi kemungkinan penularan lokal. Penelitian kualitatif fenomenologi dilakukan untuk mengidentifikasi pengalaman dan interpretasi tersebut dengan jumlah sampel 15 pasien. Informasi yang dikumpulkan meliputi sumber penularan TB, lama kontak dan mekanisme penularan; yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi informan tentang sumber penularan TB bukan dari informan lain di cluster, melainkan dari kontak rumah, tetangga, dan rekan kerja. Lama kontak pertama sampai informan terdiagnosis sebagai pasien TB berkisar antara tiga bulan hingga beberapa tahun. Mekanisme penularannya berupa berbicara langsung, mengobati penderita TBC, minum dengan gelas yang sama dan merokok dengan rokok yang sama. Oleh karena itu, program pengendalian TB harus mempertimbangkan penularan lokal dan mekanismenya untuk intervensi TB yang lebih baik.
Obesitas pada Anak : Penyebab dan Konsekuensi Jangka Panjang Ananda Fitriliani; Bayu Anggileo Pramesona; Shinta Nareswari
Medula Vol 13 No 1 (2023): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v13i1.605

Abstract

Obesity in children has reached epidemic levels in both developed and developing countries. Overweight and obesity in childhood are known to have a significant impact on physical and psychological health. Overweight and obese children tend to be obese into adulthood and are more likely to develop non-communicable diseases such as diabetes and cardiovascular disease at a younger age. The mechanism of obesity is not fully understood and is believed to be a disorder with various causes. In general, overweight and obesity are assumed to result from increased calorie and fat intake. On the other hand, there is supporting evidence that excessive sugar intake through soft drinks, an increase in portion size, and a steady decline in physical activity play a major role in the increase in obesity rates worldwide. Child obesity can greatly affect children's physical, social and emotional well-being, and self-confidence. It is also associated with poor academic performance and a lower quality of life experienced by children. Many comorbid conditions such as metabolic, cardiovascular, orthopedic, neurological, hepatic, pulmonary, and renal disorders have also been seen to be associated with childhood obesity. The growing problem of childhood obesity can be slowed, if society focuses on its causes. Overweight and obesity cannot be solved through individual actions alone. A comprehensive response is needed to create a healthy environment that can support individuals in making healthy choices based on knowledge and skills related to health and nutrition. This response requires government commitment and leadership, long-term investment, and whole-of-society engagement to protect children's right to good health and well-being. Progress can be made if all actors remain committed to working together towards the common goal of ending childhood obesity. This literature review discusses obesity in children by explaining what risk factors influence and long-term consequences for children.
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Pada Pasien Diabetes Shaffa Aulia Shabrina; Fitria Saftarina; Bayu Anggileo Pramesona
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6258-62

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan suatu proses patofisiologis dengan etiologi beragam sehingga dapat menyebabkanpenurunan fungsi ginjal secara progresif yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) secara perlahan dalam jangka waktu yang lama. Pada PGK kegagalan fungsi ginjal menyebabkan terganggunya metabolisme dankeseimbangan cairan sehingga terjadi penumpukan hasil metabolisme. Penyebab dari penyakit ginjal kronis salah satunyaberupa nefropati diabetik, sebagai komplikasi dari diabetes. PGK yang disebakan oleh nefropati diabetik dipengaruhi olehfaktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi yaitu berupa albuminuria dalam jumlah yang besar, peningkatan kadar glikemi, tekanan arteri tingkat tinggi, dislipidemia, obesitas, merokok, stres oksidatifdan inflamasi. Untuk faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetika, ras, hiperfiltasi glomerulus, usia, jenis kelamin, dan lama terkena diabetes. PGK masih menjadi masalah kesehatan masyarakat global karena prevalensi dan insidensi gagalginjal yang terus meningkat, serta memiliki prognosis yang buruk dan biaya pengobatan yang tinggi. Prevalensi PGKmeningkat seiring meningkatnya usia dan kejadian diabetes melitus. Di Indonesia, pembiayaan perawatan penyakit ginjalmenempati peringkat kedua terbesar dari BPJS kesehatan setelah penyakit jantung. Ada beberapa kemungkinan faktorrisiko PGK pada pasien diabetes berupa albuminuria tinggi, hiperglikemia, hipertensi, dislipidemia, obesitas, merokok, stresoksidatif dan inflamasi. Faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian PGK bagi penderita diabetes adalah hipertensi. Kata kunci: Diabetes, Faktor risiko, PGK
Faktor-faktor yang Memengaruhi Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien: Literature Review Salsabila Nurislami; Bayu Anggileo Pramesona; Risal Wintoko; Rasmi Zakiah Oktarlina
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 5 No 2 (2023): Mei 2023, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v5i2.1436

Abstract

Pelaporan insiden dilakukan untuk menurunkan insiden dan mengevaluasi sistem keselamatan pasien. Laporan akan dikaji dan diberi umpan balik berupa rekomendasi untuk mencegah insiden yang sama terulang kembali. Namun, pada tahun 2022, tingkat pelaporan insiden di Indonesia hanya sebesar 0,22%. Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi pelaporan insiden keselamatan pasien. Dengan mengetahui faktor yang memengaruhi pelaporan insiden keselamatan pasien, institusi terkait dapat membuat kebijakan atau melakukan intervensi untuk meningkatkan pelaporan insiden keselamatan pasien. Tinjauan literatur ini mengunakan beberapa data base, yaitu Pubmed dan Science Direct. Artikel yang digunakan dibatasi pada artikel yang relevan dengan tujuan, artikel tentang pelaporan insiden, artikel penelitian, dan dipublikasikan pada 5 tahun terakhir yaitu 2017-2022 sehingga diperoleh enam artikel. Hasil tinjauan literatur menunjukkan faktor tersering yang berpengaruh terhadap pelaporan insiden yaitu rasa takut, pengetahuan dan pelatihan, umpan balik, serta perbaikan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaporan insiden keselamatan pasien secara umum berasal dari tiga faktor, yaitu faktor individu, faktor psikologi, dan faktor organisasi.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Abdurrouf, Muhammad Adiputra, I Made Sudarma Agusta Saraswati Agustine Sesunan, Dyah Surya Ahmad Veda Yudanto Aila Karyus Akbar, Muhamad Farhan Akbar, Muhammad Farhan Alya Nabila Nurrahma Ananda Fitriliani Andhini, Friska Asep Sukohar Azhar, Hafidz Sirojudhin Azuma, Momoyo Betta Kurniawan Betta Kurniawan Betta Kurniawan, Betta Cantika, Diana Helen Catur Ariwibowo Clara Sylvia Agustin Dayu Laras Wening Defri, Carisa Nabila Dian Isti Angraini Dian Isti Angraini Dwita Nurmumpuni Dwita Nurmumpuni Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani Eka Nur Sejati Eka Putri Rahmadhani Elsye Maria Rosa Endro Prasetyo Wahono Ety Apriliana Exsa Hadibrata Fatwa, Zahra Ramadhani Fitria Saftarina Fitria Saftarina Galih Prayogo Ginting, Sadar Hafizh, Ahmad Fauzan Hasmal, Aditia Leo Heru Santosa I Nyoman Asdiwinata Indirawati, Sri Malem Intanri Kurniati Intanri Kurniati Issroviatiningrum, Retno Jhons Fatriyadi Suwandi Joko Apriyono Khaironi Fitriany Larrassati, Vanesya Naya Leni Ervina, Leni Lia Puspitasari Lintang Lestari Cahya Sawitri M. Fauzan Abdillah Rasyid Maria Ulfa Maria Ulfa Maya Dwi Yustini Maya Ganda Ratna Mela Liberti Octoriani Simaremare Momoyo Azuma Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Nasution, Rizqiani Astrid Nopryan Ekadinata Nurmaini Nurmaini Oktadoni Saputra, Oktadoni Otta Nur Kirana Puspitasari, Dyah Wiji Putra, Pandya Fisatama Rahayu, Anis Dwi Rahayu, Anisa Dwi Ramadhan Triyandi Ramadhana Komala Rasmi Zakiah Oktarlina Reni Zuraida Risal Wintoko Rizki Pratama Ronalda Budyantara Salsabila Nurislami Salsabila Nurislami Sari, Dewi Keumala selvi rahmawati Shaffa Aulia Shabrina Shinta Nareswari Sihaloho, San Maulina Siti Husna Siti Zahara Nasution, Siti Zahara Sormin, Merris Hartati Suharmanto Suharmanto Suharmanto Susianti Susianti Sutarto Sutarto Ta Larasati Theresia Anita Pramesti Triyandi, Ramadhan Tugiyono Tugiyono Wardani, Dyah Wulan Wardani, Ika Novianna Wening, Dayu Laras Wido Gamani Winda Trijayanthi Utama, Winda Trijayanthi Wiwi Febriani Yudanto, Ahmad Veda Yulizar Yulizar Yuviana, Yuviana Zakiah Zakiah Zefanya Angie Zulfikar