Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EVALUASI FUNGSI EKOLOGI DAN KUALITAS VISUAL LANSKAP JALAN JENDERAL SUDIRMAN KOTA BANDAR LAMPUNG Aulia, Dea; Pratiwi, Rian Adetiya; Ali, Muhammad Saddam
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 5 No. 02 (2023): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/arsitekta.v5i02.476

Abstract

Jalan Jenderal Sudirman merupakan salah satu jalan yang berada di Kota Bandar Lampung. Jalan ini terletak di kawasan mixed use di mana tata guna lahan terdiri dari kegiatan perekonomian, pendidikan, hingga pemerintahan. Hal tersebut menyebabkan Jalan Jenderal Sudirman menjadi salah satu jalan dengan kepadatan kendaraan cukup tinggi yang menyebabkan peningkatan potensi polusi, kebisingan, serta rendahnya kualitas visual dan kenyamanan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi fungsi ekologi tanaman, mengevaluasi kualitas visual dan membuat rekomendasi untuk meningkatkan fungsi ekologi dan visual. Tahap penelitian terdiri dari persiapan, inventarisasi, analisis, evaluasi, dan perumusan rekomendasi. Evaluasi dilakukan dengan dua pendekatan yaitu, evaluasi fungsi ekologi menggunakan rumus key performance index (KPI) dan evaluasi kualitas visual menggunakan rumus scenic beauty estimation (SBE). Hasil evaluasi fungsi ekologi tanaman pada Jalan Jenderal Sudirman berdasarkan fungsi sebagai peneduh berkategori buruk, fungsi tanaman sebagai pembatas berkategori baik, fungsi tanaman sebagai pereduksi polusi dan peredam kebisingan berkategori sedang. Hasil evaluasi kualitas visual menunjukkan Jalan Jenderal Sudirman memiliki kategori visual sedang. Rekomendasi dari hasil evaluasi adalah melakukan penataan vegetasi dan penambahan elemen softscape serta hardscape dengan memperbaiki dan menerapkan unsur budaya lokal agar kualitas lanskap dapat lebih baik.
Peran Pimpinan Daerah dalam Pelestarian dan Pengelolaan Pusaka, Studi Kasus: Kabupaten Lampung Barat Pratiwi, Rian Adetiya
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v6i1.63354

Abstract

Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki keindahan saujana alam dan saujana pusaka. Kondisi geografis Kabupaten Lampung Barat yang berupa pegunungan dan perbukitan serta berada di kawasan pesisir menyebabkan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Selain itu, Kabupaten Lampung Barat dipercaya sebagai tempat berdirinya Kerajaan Skala Brak, yang diyakini sebagai asal mula masyarakat Lampung saat ini. Menyadari hal tersebut, upaya pelestarian pusaka saujana sudah dilakukan oleh pemerintah dan pimpinan Kabupaten Lampung Barat. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengidentifikasi tindakan pelestarian dan pengelolaan pusaka oleh pemerintah dan pimpinan daerah Kabupaten Lampung Barat berdasarkan strategi 5C+1 yang diadopsi dari konvensi pelestarian UNESCO 1972, meliputi kredibilitas, pelestarian, peningkatan sumber daya manusia, komunikasi, komunitas, serta kolaborasi. Penulisan artikel ini disusun dengan pendekatan Studi Pustaka, melalui teori-teori dari berbagai literatur yang terkait dengan penelitian. Hasil dari kajian yang dilakukan menunjukan bahwa Pemerintah dan Pimpinan Kabupaten Lampung Barat sudah memiliki kesadaran akan pentingnya pelestarian dan pengelolaan pusaka alam dan budaya yang dimilikinya. Kekurangan yang masih ditemukan adalah pada aspek peningkatan sumber daya manusia, yakni belum ada tindakan nyata yang dilakukan oleh pemerintah.  Upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong pelestarian dan pengelolaan pusaka alam serta budaya yang berkelanjutan adalah dengan penguatan peningkatan sumber daya manusia yang melibatkan masyarakat, komunitas adat, pemerintah dan pimpinan, serta pihak terkait lainnya. Hal ini dapat dilakukan untuk mengantisipasi perubahan atau kehilangan nilai pusaka lebih lanjut.
NILAI ISTIMEWA LANSKAP PERDESAAN: LITERATUR REVIEW Pratiwi, Rian Adetiya; Ikaputra
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol. 5 No. 2 (2024): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v5i2.9362

Abstract

Landscapes are dynamic and balanced combinations of nature and culture under human influence which form the distinctive character of each region. The cultural landscape formed by the interaction between humans and nature will intentionally produces areas with distinctive characteristics, which cover rural to urban areas. This article aims to find out the forming process of rural landscapes, as well as to identify the special values of rural landscapes. This study was prepared using a literature study approach, by utilizing library sources and documents to obtain research data without going to the field. The rural landscape was originally formed because of basic human needs for life. Rural landscape is land inhabited, cultivated and modified by humans by utilizing its natural resources. Natural landscape patterns are modified in such a way as to create new forms of land use which often present extraordinary characteristics in the form of rural landscapes. The rural landscape is one of the physical manifestations of the cultural landscape, which is the result of human interaction with the natural environment which forms the character of an extensively built landscape which still has stronger natural characteristics than the urban landscape. Rural landscapes have features that include cultural values, social values, economic values, and scientific values and functions. All the processes that occur in the rural landscape will produce a visual product that has a unique aesthetic value.
Perencanaan Lanskap Kampus Itera untuk Menciptakan Ruang Ekosistem yang Lenting dan Menyembuhkan Lesmana, Tasya Salsabila; Pratiwi, Rian Adetiya
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 6 No. 02 (2024): Arsitekta: Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/arsitekta.v6i02.658

Abstract

Institut Teknologi Sumatera (ITERA) pada saat ini masih dalam tahap pembangunan beberapa area baru, yang bisa berdampak terhadap ekosistem dari lanskap kampus. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap visi ITERA sebagai forest campus. Dengan begitu, diperlukan upaya untuk menciptakan resiliency pada lanskap Kampus ITERA. Selain berdampak pada ekosistem, kesehatan civitas akedemika ITERA juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kampus, dimana lingkungan kampus dapat menjadi ruang pemulihan di tengah padatnya jadwal, baik secara fisik, maupun mental. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan perencanaan kawasan dengan tujuan mendukung ITERA sebagai forest campus yang resilien dan menciptakan wadah healing bagi civitas akademika ITERA dengan menggunakan pendekatan aspek kebudayaan dari Pulau Sumatera, yaitu seloko dari Suku Anak Dalam sebagai pedoman konsep, dan pelestarian tanaman etnobotani yang digunakan oleh Suku Pepadun. Metode yang digunakan dalam perencanaan terdiri dari beberapa tahap persiapan, yaitu inventarisasi dan analisis, rencana konsep pengembangan, dan rencana pengelolaan. Dari proses tersebut didapatkan hasil berupa masterplan perencanaan kawasan dengan tema “ITERA as a Resilient and Healing Campus Ground”. Penerapan aspek kebudayaan Sumatera efektif dalam menciptakan kondisi yang resilien pada kampus ITERA yang heterogen.
PERENCANAAN LANSKAP DENGAN PENDEKATAN COMMUNITY BASED TOURISM PADA KAWASAN DERMAGA KETAPANG Wihandono, Naafil; Pratiwi, Rian Adetiya; Hutriani, Ina Winiastuti
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol. 5 No. 1 (2024): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v5i1.8306

Abstract

Dermaga Ketapang in Dusun Ketapang Barat, with a land area of 10 hectares and a population of 438 people, has a significant tourism potential. It serves as an important transit point for tourists heading to Pahawang Island and other islands in Pesawaran Regency. Dusun Ketapang Barat has potential in community-based tourism due to its majority of residents working in the tourism sector and has several active local communitiesinvolved in tourism activities. The Pesawaran Regency Government has designated this area as a coastal, culinary, and creative economy-based tourism zone. However, these potentials are faced with challenges such as inadequate infrastructure, disorganized spatial planning, and a lack of distinctive characteristics for Dusun Ketapang Barat as a tourism area. To address these issues, a landscape planning with community based tourism needs to be conducted. This research aims to identify potentials and problems as well as develop a community-based tourism landscape planning approach for Dermaga Ketapang area. This research used the Gold method, consisting of preparation, site data collecting, site data analysis, planning principles, and a masterplan. Identification and analysis of potentials and issues results in five planning principles: infrastructure improvement, small-scale economic zone creation, development of existing areas with community-based tourism principles, training for the local tourism community, and the development of distinctive products. These principles developed into development plans resulting in a masterplan and 3D visualization of the landscape planning for the Dermaga Ketapang area in Dusun Ketapang Barat.
Kajian Pustaka Terhadap Peran Kepemimpinan dalam Tindakan Pelestarian dan Pengelolaan Kota Pusaka Pratiwi, Rian Adetiya; Adishakti, Laretna T.
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 4, No 2 (2023): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2023.v4i2.4438

Abstract

Kota pusaka adalah kota atau kabupaten yang memiliki keunggulan pusaka alam dan pusaka budaya, mencakup aspek budaya benda dan tak benda serta unsur kehidupan, ekonomi, dan sosial budaya. Perkembangan dan pembangunan yang pesat dari segi fisik serta infrastruktur kota saat ini memberikan tekanan besar pada kawasan kota yang memiliki nilai keunggulan pusaka. Jika hal ini terus berlanjut, kota bisa kehilangan nilai pusaka penting yang dimilikinya. Permasalahan umum yang sering terjadi pada kota adalah laju urbanisasi yang tinggi, dinamika tata kelola pemerintahan, perekonomian yang tidak merata, bencana alam dan manusia, masuknya budaya modern yang mendegradasi budaya lokal, serta kemunduran nilai budaya dalam masyarakat. Kota yang memiliki keunggulan nilai pusaka harus dapat mencerminkan jati diri dan kepribadiannya. Namun saat ini pelestarian dan pengelolaan pusaka seringkali tidak menjadi prioritas dalam pembangunan kota. Tujuan dari kajian ini adalah mengetahui peran kepemimpinan dalam tindakan pelestarian dan pengelolaan kota pusaka, dan pendekatan Historic Urban Landscape (HUL) dalam pelestarian kota pusaka. Kajian ini disusun dengan pendekatan studi kepustakaan, yakni dengan memanfaatkan sumber pustaka sekunder dan dokumen untuk memperoleh data penelitian tanpa turun ke lapangan. Data pada penelitian studi kepustakaan dapat bersumber dari beragam dokumen tertulis berupa jurnal, laporan seminar, buku, peraturan pemerintah, artikel berita baik dalam berbagai bentuk manual maupun digital. Hasil dari kajian ini akan memberikan gambaran peran kepemimpinan dalam tindakan pelestarian dan pengelolaan kota pusaka serta posisi pendekatan HUL yang dapat dijadikan sebagai dasar yang komprehensif dan terintegrasi dalam pelestarian kota pusaka.
Optimalisasi Penataan Lumbung Mataraman dalam Mendukung Kawasan Wisata Edukasi Terpadu Padukuhan Ngalian, Desa Widodomartani Yudhistira Saraswati; Pratiwi, Rian Adetiya
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 1 (2024): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.10.1.102-111

Abstract

Lumbung Mataraman is a program initiated by the Provincial Government of Daerah Istimewa Yogyakarta to fulfill the community's food needs through home gardens. This program is also directed to become an alternative tourist destination with local potential. Lumbung Mataraman is managed by Women Farmers Group (Kelompok Wanita Tani or KWT) Mekar and as part of Empon-empon Village. Location of the activities takes place in Ngalian, Widodomartani Village, D.I. Yogyakarta. The arrangement of Lumbung Mataram aims to arrange the layout of the land according to its function and enhance its appearance. The output is Lumbung Mataram KWT Mekar site plan. The site plan creation process follows landscape design procedures involving site inventory or collecting existing data; analysis of site potential and problems; synthesis or problem-solving; and the development of design concepts and design. The rearrangement of Lumbung Mataraman remains the same as its existing function but focuses on maximizing the utilization of existing potential and adding aesthetic value. The results of this activity are to optimize the function of Lumbung Mataram as a provider of food needs and to support the integrated educational tourism area.
POLA LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL LAMPUNG PEPADUN: STUDI KASUS TIYUH GEDUNG BATIN Pratiwi, Rian Adetiya; Gunawan, Andi; Munandar, Aris
Berkala Arkeologi Vol. 39 No. 2 (2019)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v39i2.467

Abstract

Abstract Lampungnese are divided into two indigenous groups, namely Lampung Saibatin and Lampung Pepadun. These two groups are still divided based on their inhabited territories. The objectives of this study are to identify the characteristics and elements that form the traditional settlement landscape pattern of Lampungnese Pepadun community, and to analyze their traditional settlement landscape pattern. This research was conducted in Tiyuh (Kampung) Gedung Batin, Blambangan Umpu District, Way Kanan, Lampung. Data were collected from three important main sources, which are customary texts, traditional leaders interviews, and existing settlement artefacts. The collected data was analyzed using historical approach. The results shows that the constituent elements of the traditional Lampung Pepadun settlement consist of traditional buildings (houses, communal buildings (sesat), as well as places of worship), arable land, rivers, residential roads and burial land. Tiyuh Gedung Batin is arranged in a pattern that extends along the river flow with houses facing each other.