Jahe merah menjadi salah satu tanaman herbal yang paling banyak dicari karena berkhasiat memperkuat imunitas. Hal tersebut berdampak pada tingginya permintaan jahe merah. Sehingga, menuntut kelompok wanita tani Desa Sindangjawa untuk memproduksi olahan jahe merah sesuai kebutuhan pasar. Namun, permasalahan yang dihadapi adalah kelompok wanita tani baru memulai budidaya tanaman jahe merah. Solusi permasalahan tersebut yaitu pelatihan pengolahan jahe merah dan kewirausahaan. Tujuan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam menghasilkan olahan jahe merah yang bervariasi dan memiliki nilai jual lebih tinggi. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah: 1). Tahap persiapan (Pembuatan modul pengolahan jahe merah), 2). Tahap pelaksanaan (Pelatihan pengolahan jahe merah dan kewirausahaan), dan 3). Tahap Evaluasi (Pre-test dan post-test pengetahuan jahe merah dan rencana tindak lanjut). Kegiatan dihadiri oleh anggota kelompok wanita tani, kepala desa dan perangkat desa, perwakilan Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor Kabupaten Cirebon dan jurnalis media online. Kegiatan hari pertama adalah pemaparan materi tentang jahe merah dan kewirausahaan, sedangkan kegiatan hari kedua adalah demonstrasi pengolahan jahe merah. Hasil pelatihan bagi kelompok wanita tani dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam pengolahan jahe merah dan berwirausaha. Hampir semua produk olahan jahe merah seperti serbuk instan jahe merah, bubuk jahe merah, permen jahe merah dinilai suka sedangkan manisan jahe merah kering dapat dinilai biasa saja. Berdasarkan hasil penilaian tersebut produk olahan jahe merah dapat dikembangkan dalam skala komersil.Red ginger is one of the most sought-after herbal plants because it can strengthen immunity. This has an impact on the high demand for red ginger. So, they are demanding the Sindangjawa Village women's farmer group to produce processed red ginger according to market needs. However, the problem faced is that the group of women farmers has just started cultivating red ginger plants. The solution to this problem is training in red ginger processing and entrepreneurship. The training aims to improve skills in producing processed red ginger that is varied and has a higher selling value. The stages of activities carried out are: 1). Preparation stage, 2). Implementation stage, and 3). Evaluation Phase. The activity was attended by members of women's farming groups, village heads, and officials, representatives of the Himpunan Alumni IPB Kabupaten Cirebon, and online media journalists. The first day's activity was a presentation of material about red ginger and entrepreneurship, while the second day's activity was a demonstration of red ginger processing. The results of the training for the women farmers' group improved their knowledge and skills in red ginger processing and entrepreneurship. Almost all red ginger products such as red ginger instant powder, red ginger powder, and red ginger candy were rated as favorable while dried red ginger sweets were rated as average. Based on the results of the assessment, red ginger products can be developed on a commercial scale.