Dwi Yamika, Wiwin Sumiya
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGARUH APLIKASI BIOURIN DAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Perdana, Silfa Noferia; Dwi Yamika, Wiwin Sumiya; Santoso, Mudji
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 6 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/222

Abstract

Biourin adalah pupuk cair yang me-ngandung unsur yang lengkap yaitu nitrogen, fosfor, dan potassium dalam jumlah yang sedikit serta seng, besi, mangan, dan tembaga. Biourin dapat memberikan peningkatan hasil tanaman yang hamper menyamai Bahan Penyubur Tanaman (BPT). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kombinasi antara beberapa macam dosis biourin dan penggunaan pupuk anorganik serta kompos dengan dosis yang tepat pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 9 perlakuan : B1= 1liter Urin sapi + 1 kg feses sapi + 10 liter air, B2 = 1liter Urin sapi + 1 kg feses sapi + 20 liter air, B3K1 = 1liter Urin sapi + 1 kg feses sapi + 30 liter air, K1 = 75 kg/ha N (ZA), 25kg/ha P2O5 (SP36), 30kg/ha K2O (KCl), K2 = Kompos Sapi 10 ton/ha, K3 = 37,5 kg/ha N (ZA), 12,5 kg/ha P205 (SP36), 15 kg/ha K20 (KCl). Hasil penelitian menunjukkan aplikasi biourin dengan kombinasi pupuk anorganik meningkatkan bobot umbi segar, bobot umbi kering dan indeks panen dari bawang merah. Kata kunci : Bawang Merah, Aplikasi Biourin, Pupuk Anorganik, Kompos Kotoran Sapi
Pengaruh Penambahan Cahaya dengan Metode Siklik dan Non Siklik pada Tanaman Krisan (Chrysanthemum Sp.) Tipe Standar Maulana, Rifqy Irsandi; Dwi Yamika, Wiwin Sumiya; Wicaksono, Karuniawan Puji
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1084

Abstract

Krisan adalah tanaman hari pendek, krisan akan memasuki fase generatifnya apabila panjang hari yang diterima kurang dari batas kritisnya yaitu 12 jam atau kurang. Krisan yang memasuki fase generatif lebih cepat menyebabkan panjang tangkai yang pendek. Panjang tangkai merupakan syarat untuk menentukan kelas tanaman krisan, sehingga diperlukan upaya untuk memperpanjang tangkai dengan cara penambahan cahaya lampu. Berdasarkan SNI panjang tangkai krisan kelas A adalah ≥70cm, dan diameter bunga kelas A adalah >5cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi metode penambahan cahaya dan jumlah hari penambahan cahaya pada krisan. Untuk mengetahui pengaruh penambahan cahaya siklik dan non siklik pada krisan. Untuk mengetahui pengaruh penambahan cahaya berdasarkan jumlah hari yang berbeda pada krisan. Untuk mengetahui periode penyinaran tambahan terbaik pada krisan. Penelitian dilaksanakan di screenhouse Desa Sidomulyo, Kota Batu pada Bulan September hingga Desember 2017. Bahan yang digunakan yaitu krisan white fiji. penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan petak utama yaitu siklik dan non siklik. Pada anak petak yaitu jumlah hari penambahan cahaya 3 minggu, 4 minggu, 5 minggu dan 6 minggu. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara metode penambahan cahaya dan jumlah hari penambahan cahaya pada semua parameter penga-matan. Tetapi secara terpisah penambahan cahaya berdasarkan jumlah hari meningkat-kan tinggi tanaman, panjang tangkai, diameter bunga, waktu inisiasi bunga, waktu panen, dan vaselife. Sedangkan metode penambahan cahaya memberikan pengaruh yang sama pada semua parameter penga-matan. Berdasarkan kualitas bunga yang dihasilkan dan biaya diperlukan, periode penambahan cahaya terbaik yaitu selama 5 minggu.
Pengurangan Pupuk Urea dengan Penambahan Biourin Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica oleraceae L.) Dua Kali Tanam Suyitno, Prayoga; Santosa, Mudji; Yamika, Wiwin Sumiyah Dwi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 6 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1141

Abstract

Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menurusmengakibatkan kesuburan tanah menurun. Alternatif usaha untuk memper-baiki kesuburan tanah pertanian secara berkelanjutan dengan pemberian pupuk organik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi antara biourin sapi dan pupuk N anorganik pada pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau dan. Penelitiantelah dilaksanakan yaitu penelitian berseri, dimana hasil penelitian pertama akan digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 9 perlakuan diulang 3 kali. Penelitian dilaksa-nakan di Tumpang, , Malang. Jawa Timur pada bulan Januari hingga April 2018. Hasil penelitian pada tanam ke 1 perlakuan biourin sapi 4000 l ha-1dengan urea 150 kg N memberikan hasil tertinggi. Pemberian biourin sapi 4000 l ha-1 dengan urea 150 kg N mampu meningkatkan tinggi tanaman dari 38,97 cm menjadi 47,36 cm, jumlah daun dari 9,78 helai tan-1 menjadi 12,44 helai tan-1, luas daun dari 924,68 cm2 menjadi 1199,42 cm2, ,bobot konsumsi dari 103,18 g menjadi 227,11 g tan-1 dan bobot segar m-2 dari 2954 g menjadi 6187,5 g m-2. Namun pada penelitian ke 2 perlakuan biourin sapi 8000 l ha-1 dengan urea 100 kg N menujukkan hasil lebih tinggi dengan perlakuan lainnya. Perlakuan biourin sapi 8000 l ha-1 dengan urea 100 kg N mampu meningkatkan tinggi tanaman dari 30,66 cm menjadi 43,88 cm, jumlah daun dari 7,44 helai tan-1 menjadi 12,33 helai tan-1, luas daun dari 665,03 cm2 menjadi 1200,84 cm2, bobot konsumsi dari 80,37 g menjadi 184,86 g tan-1 dan bobot segar m-2 dari 2090,5 g menjadi 19345,67 g m-2.
Pengaruh Pemberian Pyraclostrobin dan Azoxystrobin terhadap Kualitas Buah Jeruk Keprok Batu 55 (Citrus reticulate) Ambarsari, Ratna Defi; Wicaksono, Karuniawan Puji; Yamika, Wiwin Sumiyah Dwi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 6 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1145

Abstract

Tanaman jeruk (Citrus reticulate) me-rupakan tanaman tahunan yang berasal dari Asia Tenggara. Tanaman ini sudah terdapat di Indonesia terutama Kota Batu. Salah satu kendala dalam budidaya tanaman jeruk adalah kurang optimalnya dalam perawatan sehingga kualitas jerukbelum bisa dipenuhi oleh produsen dalam negeri.Oleh karena itu agar dalam budidaya tanaman dapat dicapai kualitas yang baik, maka perlu dilakukannya pem-berian zat pengatur tumbuh berbahan aktif  Pyraclostrobin dan Azoxystrobin.Penelitian  di-laksanakan pada bulan April hingga Juni 2018 di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtrobika (BALITJESTRO) Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa aplikasi Pyraclostrobin dan Azoxystrobin memberikan hasil yang nyata pada parameter persentase buah bertahan, diameter buah, berat buah, warna buah dan total asam,aplikasi Pyraclostrobin 2 g.l-1dan 3 g.l-1 mampu meningkatkan persentase buah bertahan, aplikasi  Pyraclostrobin 0,8 ml.l-1 meningkatkan diameter buah dan berat buah sedangkan aplikasi Pyraclostrobin dengan konsentrasi 0,8 ml.l-1 dan 2 g.l-1 menghasilkan warna buah yang lebih baik, aplikasi Azoxytrobin   1 ml.l-1 mampu menurunkan kadar total asam.
Pengaruh Komposisi Berbagai Macam Media Tanam Hidroponik Substrat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis Melo L.) Nabiela, Jiehan; Dwi Yamika, Wiwin Sumiya
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 12 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1308

Abstract

Komposisi media tanam dengan penambahan zeolit dapat meningkatkan kemampuan media tanam dalam menyimpan air dan hara, sehingga dengan penambahan zeolit pada hidroponik substrat diharapkan mampu meningkatkan hasil tanaman melon. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2019 berlokasi di PT BISI International Tbk Farm. Karangploso, Malang, dengan ketinggian tempat ± 500 m dpl, suhu rata-rata 35,42 °C dan kelembaban rata-rata 67,83%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 macam komposisi media tanam berupa arang sekam dan zeolite maupun cocopeat dan zeolit. Perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam dengan komposisi 80% cocopeat: 20% zeolit mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman melon dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Pengaruh Debit Aliran Nutrisi dan Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kale (Brassica oleracea var. acephala) pada Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) Candra, Cindy Lodya; Dwi Yamika, Wiwin Sumiya; Soelistyono, Roedy
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1314

Abstract

Kale (Brassica oleracea var. acephala) merupakan salah satu sayuran yang mendapat perhatian karena profil kandungan nutrisinya. Kale memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sistem hidroponik menjadi solusi alternatif peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman kale yang efisien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pemanfaatan sumberdaya lahan. Pengelolaan nutrisi tanaman menjadi kunci keberhasilan teknik budidaya secara hidroponik sehingga perlu dikaji debit aliran nutrisi dan jenis media tanam yang dapat mendukung penyerapan nutrisi oleh tanaman pada sistem hidroponik NFT. Penelitian dilaksanakan di fasilitas Greenhouse Angkasa, Landasan Udara Abdul Rachman Saleh TNI AU, Jalan Komodor Udara Abdul Rachman Saleh, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang pada bulan September sampai Desember 2018. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Pola Tersarang (Nested Design). Parameter pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Parameter pengamatan hasil meliputi kandungan klorofil, panjang akar, bobot akar, bobot segar total dan bobot segar konsumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada parameter pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang serta parameter hasil yang meliputi kandungan panjang akar, bobot akar, bobot segar total dan bobot segar konsumsi yang lebih besar dihasilkan oleh tanaman kale dengan perlakuan jenis media tanam rockwool pada masing-masing debit aliran nutrisi. Jenis media tanam cocopeat dan spons belum mampu mendukung pertumbuhan dan hasil yang optimal bagi tanaman kale dibandingkan jenis media tanam rockwool. Sedangkan, kandungan klorofil tidak dipengaruhi oleh perlakuan.
PENGARUH PENGENDALIAN GULMA PADA BERBAGAI UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Dwi Respati, Citra Surya; Dwi Yamika, Wiwin Sumiya; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.799 KB) | DOI: 10.21776/202

Abstract

Salah satu usaha yang dapat dilakukan agar diperoleh hasil tanaman padi yang optimal ialah dengan memperkecil tingkat persaingan gulma dan mengoptimalkan umur bibit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyiangan, herbisida metil metsulfuron dan umur bibit. dilaksanakan di Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan pada bulan Januari – Mei 2014. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bibit umur 7 dan 14 hss yang disiang pada 21 dan 42 menunjukkan hasil lebih baik pada tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, bobot kering total tanaman dan hasil padi sawah t ha-1 jika dibandingkan dengan perlakuan bibit umur 21 hss yang disiang pada 21 dan 42 hst. Gulma yang dominan pada perlakuan diantaranya adalah Echinochloa colona, Leptochloa chinensis, Fimbristylis miliaceae, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava dan Ludwigia perenis. Kata kunci: Padi, Penyiangan, Herbisida, Umur Bibit
KAJIAN PEMANGKASAN PUCUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BABY MENTIMUN (Cucumis sativus L) Wijaya, Mahanani Kusuma; Dwi Yamika, Wiwin Sumiya; Setyobudi, Lilik
Jurnal Produksi Tanaman Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.47 KB) | DOI: 10.21776/209

Abstract

Mentimun adalah salah satu hortikultura yang mempunyai prospek pasar yang menjanjikan. Berdasarkan data BPS menunjukkan produktivitas mentimun di Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun. Upaya untuk meningkatkan produksi mentimun terus dilakukan, diantaranya dengan pemangkasan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemangkasan pucuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana terdiri dari 12 perlakuan : P0 = tanpa pemangkasan, P1 = pemangkasan pucuk setelah ruas ke 3 seluruh cabang lateral, P2 = pemangkasan pucuk ruas ke 5 pada batang utama, P3 = pemangkasan pucuk ruas ke 10 pada batang utama, P4 = pemangkasan pucuk ruas ke 15 pada batang utama, P5 = pemangkasan pucuk ruas ke 20 pada batang utama, P6 = pemangkasan pucuk ruas ke 25 pada batang utama, P7 = pemangkasan pucuk ruas ke 5 pada batang utama dan setelah ruas ke 3 pada seluruh cabang lateral, P8 = pemangkasan pucuk ruas ke 10 pada batang utama dan setelah ruas ke 3 pada seluruh cabang lateral, P9 = pemangkasan pucuk ruas ke 15 pada batang utama dan setelah ruas ke 3 pada seluruh cabang lateral, P10 = pemangkasan pucuk ruas ke 20 pada batang utama dan setelah ruas ke 3 pada seluruh cabang lateral, dan P11 = pemangkasan pucuk ruas ke 25 pada batang utama dan setelah ruas ke 3 pada seluruh cabang lateral. Hasil penelitian : pemangkasan setelah ruas ke 3 seluruh cabang lateral (P1) meningkatkan persentase bunga betina dan jumlah buah per tanaman dibandingkan perlakuan tanpa dipangkas. Kata kunci : Mentimun, Pemangkasan Pucuk, Pemangkasan Pucuk Batang Utama, Pemangkasan Pucuk Cabang Lateral
PENGARUH AMELIORAN TANAH PADA PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA KONDISI SALINITAS Yulianto, Rahmawan; Dwi Yamika, Wiwin Sumiya; Aini, Nurul
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/371

Abstract

Salinitas menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman pada tanah salin. Peningkatan pertumbuhan dapat dilakukan dengan cara menggunakan varietas tahan serta penambahan amelioran yang dapat memperbaiki kondisi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian amelioran tanah terhadap pertumbuhan dari genotip tanaman kedelai. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga September 2014 di rumah kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Jatikerto, Kabupaten Malang. Metode penelitian menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) faktorial yang terdiri petak utama yaitu genotip kedelai dan anak petak yaitu amelioran. Hasil penelitian menunjukkan genotip kedelai yang berbeda memiliki hasil yang berbeda pula. Pada hasil pertumbuhan, Varietas Wilis dan Tanggamus memiliki nilai tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, serta  bobot kering tajuk dan akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Genotip IAC, 100/Bur//Malabar dan Argopuro//IAC, 100. Namun pada hasil pertumbuhan indeks klorofil daun menunjukkan Genotip IAC, 100/Bur//Malabar dan Argopuro//IAC, 100 lebih baik dibandingkan dengan Varietas Wilis dan Tanggamus. Pada penggunaan amelioran, amelioran jerami secara umum menunjukkan hasil pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot kering tajuk, yang lebih tinggi dibandingkan dengan amelioran yang lain. Sedangkan pada hasil interaksi hanya terjadi pada tinggi tanaman pada umur tanaman 14, 56 dan 63 hst.
PENGARUH BERBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PEMBIBITAN BUD CHIP TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) VARIETAS BL Brilliyana, Yovi Merllita; Dwi Yamika, Wiwin Sumiya; Wicaksono, Karuniawan Puji
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/386

Abstract

Perbanyakan tanaman tebu yang banyak dilakuakan hingga saat ini berupa bagal, bud chip, dan bud sett. Bud chip adalah perbanyakan bibit tebu yang menggunakan satu mata tunas yang dipindahkan ke kebun dalam bentuk tunas dalam usia 2 - 2,5 bulan. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Sederhana (RAK) yang terdiri dari 10 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Pada hasil penelitian me-nunjukkan bahwa penggunaan kompos blotong dan abu ketel dapat menjadi alternatif media tanam untuk pembibitan bud chip tanaman tebu. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media tanam kompos blotong dan abu ketel memberikan respon yang berbeda pada parameter pengamatan persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun dan berat kering total tanaman. Perlakuan media tanam kompos blotong dan abu ketel pada M1, M2, M3, M4, dan M5 menunjukkan persentase perkecambahan yang sama dengan media tanam M0 yaitu tanah dan kotoran kambing (4:1). Selain itu pada parameter pengamatan tinggi tanaman perlakuan media tanam kompos blotong dan abu ketel pada M2, M4, M6 dan M8 memiliki tinggi tanaman lebih baik dibandingkan perlakuan media tanam M0. Pada pengamatan bobot kering total tanaman perlakuan media tanam kompos blotong dan abu ketel pada M1, M2, M4, M5, M6 dan M7 memiliki hasil lebih baik dari perlakuan media tanam M0. Dari hasil penelitian tersebut perlakuan media tanam M2 dengan komposisi media tanah dan kompos blotong (1:1) memberikan hasil yang paling baik pada pembibitan bud chip tanaman tebu dibandingkan perlakuan yang lain.