Sebayang, Husni Thamrin
Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh Herbisida Pra Tumbuh (Oxyfluorfen) dan Waktu Penyiangan Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Sembiring, Daniel Teguh Surya; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 11 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1018

Abstract

Kedelai (Glycine max L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh tegak dan berbentuk semak. Pengendalian gulma yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil tanaman kedelai. Keberadaan gulma akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman utama, oleh karena itu keberadaan gulma dapat merugikan dan harus dikendalikan dengan teratur dan terencana seperti peng-aplikasian herbisida yang tepat dan penyiangan secara manual. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan januari 2017 yang dilaksanakan di UPT. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang terletak di Jl. Raya Randuagung, Kec. Singosari, Kab. Malang Jawa Timur. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang sebanyak 4 kali. Dalam satu kali ulangan terdapat 6 perlakuan sehingga dihasilkan 24 petak percobaan. Perlakuan penelitian antara lain; P0 : Tanpa pengendalian gulma (Kontrol), P1 : Penyiangan 21 hst & 35 hst, P2 : Herbisida Oxyfluerfen 3 l ha-1 (tanpa penyiangan), P3: Herbisida Oxyfluerfen 3 l ha-1& Penyiangan 21 hst, P4 : Herbisida Oxyfluerfen 3 l ha-1& Penyiangan 35 hst, P5 : Herbisida Oxyfluerfen 3 l ha-1& Penyiangan 49 hst. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengendalian gulma pada berbagai perlakuan memberikan pengaruh yang nyata antara pertumbuhan tanaman dan parameter hasil tanaman (ton/ha). Perlakuan P1 : Penyiangan 21 hst dan 35 hst, P3: Herbisida Oxyfluerfen 3 l ha-1 + Penyiangan 21 hst dan P4 : Herbisida Oxyfluerfen 3 l ha-1 + Penyiangan 35 hst merupakan perlakuan yang dapat menekan bobot kering gulma serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L.).
Pengaruh Jenis Pupuk dan Waktu Penyiangan terhadap Pertumbuhan Gulma pada Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Perdani, Mulia Sari; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1064

Abstract

Gulma ialah tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki keberada-annya dan dapat menurunkan hasil kualitas maupun kuantitas tanaman budidaya. Penelitian ini untuk mempelajari penggu-naan jenis pupuk dan waktu penyiangan terhadap pertumbuhan gulma pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Penelitian dilaksanakan pada bulan  Agustus-November di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Ranca-ngan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 kali ulangan. PerlakuanP0G0 = Pupuk organik + tanpa penyiangan, P0G1 = Pupuk organik + penyiangan 10 HST, P0G2 = Pupuk organik + penyiangan 10 dan 20 HST, P0G3 = Pupuk organik + penyiangan 10, 20, dan 30 HST, P1G0 = Pupuk anorganik + tanpa penyiangan, P1G1 = Pupuk anorganik + penyiangan 10 HST, P1G2 = Pupuk anorganik + penyiangan 10 dan 20 HST, dan P1G3 = Pupuk anorganik + penyiangan 10, 20, dan 30 HST. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 9 spesies gulma sebelum dilakukan olah tanah yaitu Ageratum conyzoides, Cyperus rotundus, Portulaca oleracea, Amaranthus spinosus, Paspalum conjugatum, Cynodon dactylon, Eleusine indica, Phyllanthus niruri, dan Physalis peruviana, sedangkan gulma setelah pemberian perlakuan pupuk organik dan anorganik terdapat penambahan 3 spesies gulma yaitu Acmella paniculata, Bidens pilosa, dan Mimosa pudica. Bobot kering total gulma nyata lebih tinggi pada pemberian perlakuan pupuk organik dan anorganik dengan tanpa penyiangan bila dibandingkan perlakuan pupuk organik dan anorganik dengan waktu penyiangan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali.
Pengaruh Waktu Penyiangan Gulma terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Marbun, Lindung Sahat Martua; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 6 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1144

Abstract

Kehadiran gulma pada pertanaman kacang tanah merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil kacang tanah. Penyiangan gulma yang disesuaikan dengan periode tumbuh tanaman akan memberikan hasil yang optimal terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.Varietas kacang tanah sebagai salah satu faktor yang dibutuhkan dalam proses budidaya, sangat penting untuk menentukan produksi tanaman. Penelitian dilaksanakan di UPT. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jl. Raya Randuagung, Kec. Singosari, Kab. Malang pada bulan September sampai dengan Desember 2017.Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 12 perlakuan dengan petakutama adalah varietas kacang tanah yang terdiri dari 3 taraf yaitu; V1:Varietas Kelinci, V2:Varietas Domba, dan V3: Varietas Tuban dan anak petak adalah waktu penyiangan gulma yang terdiri dari 4 taraf yaitu; P0: Tanpa penyiangan, P1: Penyiangan 15 HST, P2: Penyiangan 15 dan 30 HST, dan P3: Penyiangan 15, 30, dan 45 HST serta diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma yang dominan adalah gulma teki (Cyperus rotundus), gulma berdaun sempit (Eleusine indica dan Paspalum srobiculatum), serta gulma berdaun lebar (Amaranthus spinosus). Perlakuan verietas kacang tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap populasi gulma, berat kering total gulma, pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman. Waktu penyiangan gulma 2 kali (15 dan 30 HST) tidak berbeda nyata dengan penyia-ngan 3 kali namun mampu menurunkan bobot kering total gulma, meningkatkan pertumbuhan kacang tanah meliputi jumlah daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, dan luas daun, serta meningkat-kan hasil kacang tanah dibandingkan dengan perlakuan tanpa penyiangan dan penyiangan 1 kali.
Pengaruh Dosis Herbisida dan Waktu Penyiangan terhadap Perubahan Komposisi Gulmapada Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Nursalam, Yunita Ekaputri; Baskara, Medha; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 6 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1159

Abstract

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya tidak diinginkan, atau tumbuh tidak pada tempatnya. Gulma menurunkan hasil pertanian karena adanya persaingan dengan tanaman utama untuk mendapatkan unsur hara, cahaya ataupun ruang tumbuh, beberapa jenis gulma juga memiliki efek alelopatiyang dapat meracuni tanaman utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis herbisida oksifluorfen dan waktu penyianganyang sesuai sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2018 diNgijo, Kecamatan Karangplosos, Kota Malang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Ranca-ngan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu H0 = Tanpa herbisida + tanpa penyiangan (kontrol), H1 = Bebas gulma, H2 = Oksifluorfen 240 gha-1 + tanpa penyiangan, H3 =Oksifluorfen 240 gha-1 + penyiangan 15 HST, H4 = Oksifluorfen 240 gha-1 + penyiangan 45 HST, H5 = Oksifluorfen 480 gha-1 + tanpa penyiangan, H6 = Oksifluorfen 480 gha-1 + penyiangan 15 HST dan H7 = Oksifluorfen 480 g ha-1 + penyiangan 45 HST. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 13 spesies gulma sebelum dilakukan pengolahan tanah yaitu Cynodon dactylon, Portulaca Oleracea, Echinochloa cruss-galli, Ruellia tuberosa, Acmella paniculate, Bidens Pilosa, Cyperus difformis, Taraxum officinale, Amaranthus spinosus, Ludwigia octovalis, Eichhornia crassipes, Ageratum conyzoides, dan Sonchus arvensis. Setelah dilakukan aplikasi herbisida oksifluorfen danpenyiangan terdapat 5 spesies gulma baru yaituMikania micrantha, Ipomea aquatika Forsk, Eleusine indica, Mimosa pudica dan Cyperus rotundus.
Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.) pada Sistem Tanpa Olah Tanah Manik, Jekki Putra; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1182

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produksi tanaman kedelai disebabkan oleh pemberian dosis pupuk yang kurang tepat, disisi lain kehadiran gulma juga dapat menurunkan hasil tanaman. Pemberian dosis pupuk organik dan anorganik yang tepat dapat meningkatkan hasil tanaman kedelai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan gulma dan hasil produksi pada tanaman kedelai pada sistem tanpa olah tanah. Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2018 – Juli 2018 yang bertempat di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)  faktorial, yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu aplikasi pupuk organik yang terbagi menjadi 3 taraf dan faktor kedua aplikasi pupuk anorganik yang terbagi menjadi 3 taraf, yang kemudian diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 petak percobaan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, hasil tanaman dan populasi gulma. Perlakuan pupuk organik dan pupuk anorganik mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai meliputi total jumlah polong, jumlah polong isi, luas daun, bobot segar dan bobot kering tanaman serta mampu meningkatkan komponen hasil tanaman meliputi bobot segar polong, bobot 100 biji tanaman dan hasil panen tanaman. Populasi gulma lebih dipengaruhi oleh penggunaan pupuk organik. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan mengakibatkan semakin tinggi juga rata-rata bobot kering gulma. Dari hasil keseluruhan, perlakuan pupuk organik 5 ton/ha dengan pupuk anorganik 100% dosis rekomendasi dinilai lebihbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
Pengaruh Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan terhadap Perubahan Komposisi Gulma Purba, Anggi Titin Anne; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 8 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1205

Abstract

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati setelah kacang kedelai. Penyiangan gulma ialah salah satu komponen yang paling penting dalam budidaya kacang tanah. Kehadiran gulma dengan populasi yang rendah pada umumnya tidak terlalu mengganggu pertum-buhan dan hasil suatu tanaman budidaya. Namun pada populasi tertentu dapat menghambat pertumbuhan tanaman, menu-runkan hasil, dan menyulitkan pemanenan. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara langsung dengan penyiangan manual dengan mencabut akar gulma sehingga pertumbuhan gulma selanjutnya dapat ditekan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2018 di UPT. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang terletak di Jl. Raya Randuagung, Kec. Singosari, Kab. Malang Jawa Timur. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Petak Terbagi (RPT). Dengan jarak tanam (J) ditempatkan sebagai Petak utama yang terdiri dari 3 taraf,  J1 : 35 cm X 10 cm, J2 : 35 cm X 15 cm, J3 : 35 cm X 20 cm dan Anak Petak ialah Penyiangan Gulma (P) yang terdiri dari 4 taraf, P1 : Tanpa Penyiangan, P2 : Penyiangan 14 HST dan 28 HST, P3 : Penyiangan 21 HST dan 35 HST, P4 : Penyiangan 28 HST dan 42 HST. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan komposisi gulma. Sebelum perlakuan terdapat 6 spesies gulma yaitu Portulaca oleracea, Amaranthus spinosus, Ageratum conyzoides, Euphorbia hirta, Limnocharis flava, dan Eleusina indica. Setelah perlakuan tumbuh gulma baru yaitu Cyperus rotundus, Physalis angulata, Galinsoga parviflora,dan Paspalum srobiculatum. Sedangkan gulma yang tidak tumbuh lagi yaitu Euphorbia hirta dan Limnocharis flava.
Pengaruh Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan terhadap Pertumbuhan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Wibowo, Dimas Satriyo; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 8 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1208

Abstract

Gulma ialah tumbuhan yang kehadirannya tidak dikehendaki oleh manusia. Kehadiran gulma menurunkan hasil pada tanaman budidaya tanaman kedelai karena adanya persaingan dengan tanaman utama untuk mendapatkan unsur hara, cahaya ataupun ruang tumbuh.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menentukan jarak tanam dan waktu penyiangan gulma yang sesuaiuntuk pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2018 – Juli 2018 yang bertempat UPT. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jl. Raya Randuagung, Kec. Singosari, Kab. Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT), dengan petakutama adalah perlakuan jarak tanamyang terdiri dari 3 taraf yaitu T0; 40 cm x 10 cm, T1; 40 cm x 15 cm, T2; 40 cm x 15 cm. anak petak adalah waktu penyia-ngan gulma yang terdiri dari 4 taraf yaitu; P0: Tanpa penyiangan, P1: Penyiangan 15 HST, P2: Penyiangan 15 dan 25 HST, dan P3: Penyiangan 15, 25, dan 35 HST yang kemudian diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36 petak percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma yang dominan adalah gulma teki (Cyperus rotundusserta gulma berdaun lebar (Amaranthus spinosus dan Portulaca oleracea). Perlakuan jarak tanam dan waktu penyiangan pada tanaman kedelai memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot kering total gulma, diketahui bobot kering total gulmapaling rendah diperoleh pada perlakuan jarak tanam yang lebih sempit yaitu 40 cm x 10 cm dengan dengan kombinasi penyiangan 15, 25 dan 35 HST.
Keanekaragaman Gulma pada Tanaman Wijen (Sesamum indicum L.) akibat Pengaruh Berbagai Cara Pengendalian Gulma Adzanu, Mahfud; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 11 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1273

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman wijen tentunya tidak akan lepas dari pengaruh persaingan unsur hara antara tanaman utama dan gulma. Penurunan produksi hasil wijen akibat gulma dapat memcapai 65%. Usaha pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara. Perbedaan metode pengendalian gulma menyebabkan perbedaan terhadap jumlah spesies gulma yang tumbuh pada petak perlakuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman gulma pada wijen akibat pengaruh berbagai metode pengendalian gulma. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatikerto, Kec. Kromengan, Kab. Malang pada bulan Februari hingga Juni 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok sederhana (RAK), yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan sehingga diperoleh 24 petak perlakuan. Perlakuan terdiri dari P0 = Tanpa Pengendalian Gulma, P1 = Mulsa plastik hitam perak, P2 = Mulsa jerami, P3 = Penyiangan 3 kali, P4 = Herbisida pra tumbuh oksifluorfen 240 g ha-1, P5 = Herbisida pra tumbuh oksifluorfen 240 g ha-1 + penyiangan 42 hst. Variabel Pengamatan yang dilaksanakan yaitu analisis vegetasi gulma sebelum olah tanah dan analisis vegetasi gulma  pada umur tanaman 56, 70 dan 84 hst. Hasil pengamatan vegetasi gulma sebelum aplikasi perlakuan peng-endalian gulma didapatkan hasil 9 jenis gulma. Jenis gulma yang dominan adalah teki dengan nilai SDR 27,56%. Hasil analisis vegetasi gulma setelah perlakuan menunjukkan perubahan dominasi dan populasi gulma, terdapat 5 spesies gulma baru yang ditemukan.
Pengaruh Waktu Penyiangan Gulma dan Perbedaan Dosis Herbisida terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Wahida, Rahmania; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 11 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1279

Abstract

Tumbuhnya gulma di sekitar tanaman budidaya kacang hijau tidak dapat dihindarkan. Pengendalian gulma yang umum dilakukan secara manual. Tenaga kerja yang dibutuhkan saat pengendalian gulma secara manual cukup banyak. Kombinasi antara pengendalian secara manual dan kimiawi perlu dilakukan. Hal tersebut dapat menekan biaya tenaga kerja dan efisiensi waktu, maka perlu diketahui dosis herbisida dan waktu penyiangan gulma yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Malang pada bulan Agustus hingga Oktober 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian menggunakan perlakuan tanpa penyiangan (P1), penyiangan 1 kali pada 15 hst (P2), penyiangan 2 kali pada 15 dan 30 hst (P3), Oksifluorfen 240 g ha-1 (P4), Oksifluorfen 240 g ha-1 + penyiangan 30 hst (P5), Oksifluorfen 480 g ha-1 (P6), Oksifluorfen 480 g ha-1 + penyiangan 30 hst (P7). Analisa data menggunakan analisis ragam uji F taraf 5% dilanjutkan uji BNT taraf 5%. Peningkatan dosis Oksifluorfen 240 g ha-1 menjadi 480 g ha-1 memberikan pengaruh tidak berbeda nyata. Kombinasi Oksifluorfen 240 g ha-1 dengan penyiangan 1 kali pada 30 hst cukup efektif dalam menghambat pertumbuhan gulma, serta dapat me-ningkatkan hasil panen kacang hijau dan layak secara ekonomi.
Keanekaragaman Gulma pada Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Akibat Pengaruh Pengendalian Gulma pada Beberapa Taraf Pupuk Nitrogen, Phospor dan Kalium Nuraini, Wiwin; Sebayang, Husni Thamrin
Jurnal Produksi Tanaman Vol 7, No 11 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1286

Abstract

Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma menyebabkan kompetisi  dalam memperebutkan unsur hara, tempat tumbuh, cahaya matahari dan CO2 sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan hasil  tanaman. Pergeseran gulma terjadi secara alami atau perubahan lingkungan akibat praktik budidaya pertanian di areal tertentu. Perubahan populasi gulma tergantung pada lingkungan, kemampuan bertahan hidup dan cara untuk berkembang biak. Pergeseran gulma terjadi ketika kegiatan pengendalian gulma tidak dapat mengendalikan seluruh populasi gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman gulma pada kacang tanah akibat pengaruh pengendalian gulma pada beberapa taraf pupuk nitrogen, phospor dan kalium. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2019 di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Benih Palawija Kecamatan Singosari, Kab. Malang, terletak pada ketinggian ±491 m dpl. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan mengkombinasikan pengendalian gulma (G1, G2, G3, G4 dan G5) dan taraf pupuk N, P dan K (P1 dan P2) dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Pengamatan yang dilakukan yaitu analisis vegetasi gulma sebelum olah tanah dan pada umur tanaman 52, 59, 66 dan 73 Hst, dengan metode kuadran menggunakan frame berukuran 0,5 cm x 0,5 m. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 9 spesies gulma pada saat sebelum olah tanah yaitu Cyperus rotundus, Eleusine indica, Echinochloa colona, Cynodon dactylon, Digitaria ciliaris, Alternanthera philoxeroides, Physalis angulata, Ageratum conyzoides dan Phyllanthus niruri. Setelah dilakukan perlakuan pengendalian gulma pada taraf pupuk N, P dan K terdapat 2 spesies gulma baru yaitu Bidens pilosa dan Acmela paniculata.